BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan memerlukan
modal atau dana untuk menunjang kelangsungan hidup usaha serta pencapaian
tujuan perusahaan. Secara kualitasnya, modal kerja merupakan sumber dana berupa
kas (net working capital) yang pada hakekatnya diarahkan untuk membiayai
kegiatan operasi sehari-hari, baik dalam jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang. Setiap modal kerja atau dana yang dikeluarkan diharapkan dapat
kembali masuk dalam waktu yang pendek
melalui hasil penjualan produk dan akan digunakan untuk membiayai kegiatan
operasi selanjutnya. Dengan
demikian dana tersebut akan terus berputar selama perusahaan masih berjalan.
Fenomena yang terjadi, adanya
persoalan pengelolaan modal kerja menjadi masalah serius dan merupakan aspek
yang sering dihadapi perusahaan. Banyak perusahaan gulung tikar karena
mengalami kondisi tersebut. Karena itu, adanya analisis atas modal kerja
perusahaan sangat penting dilakukan guna mengetahui kondisi modal kerja saat
ini kemudian dihubungkan dengan situasi keuangan pada masa yang akan datang.
Dan untuk itu juga, diperlukan adanya perencanan dan pengendalian yang baik
dalam pengelolaan modal kerja yang tersedia, dengan asumsi bahwa setiap rupiah
dalam modal kerja (kas) yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan
seefisien mungkin sehingga dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal.
Pengelolaan modal kerja
merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan. Tersedianya modal kerja
yang segera dapat dipergunakan dalam
operasi tergantung tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki, seperti kas, piutang dan persediaan. Dalam hal ini,
modal kerja harus cukup jumlahnya, dalam
artian harus mampu membiayai pengeluaran
atau operasi perusahaan sehari-hari. Sebab, dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan
beroperasi secara ekonomis dan efisien serta tidak mengalami kesulitan
keuangan.
Kaitannya dengan hal tersebut,
pemimpin perusahaan juga harus menjaga agar besarnya modal kerja itu tepat,
tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Sebab, baik terlalu besar
maupun terlalu kecil akan berdampak negatif bagi perusahaan. Untuk itu,
perusahaan sebagai organisasi yang profit oriented membutuhkan adanya
efisiensi modal kerja, akan mampu meningkatkan profitabilitas.
Hernawati (2007 : 59)
melakukan penelitian tentang analisis efisiensi modal kerja, likuiditas dan
solvabilitas terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi di Bursa
Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efisiensi modal kerja,
likuiditas dan solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEJ dari tahun 2002-2005 yaitu
sebesar 87,3%. Secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas, namun likuiditas dan solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas.
UD. Rotan Indah bergerak dalam
bidang usaha produksi dan penjualan barang jadi berupa berbagai jenis hasil
kerajinan anyaman rotan. Dalam kegiatannya, perusahaan ini tentunya memiliki
modal kerja serta kebijakan khusus dalam pemanfaatan modal kerja dan
peningkatan perputaran dari modal kerja itu sendiri. Dan berdasarkan data yang diperoleh dari pemilik perusahaan, diperoleh
informasi bahwa perusahaan tidak mempunyai perencanaan khusus dalam mengelola
modal kerja terutama kas. Modal kerja yang dimiliki perusahaan terkadang tidak
dapat menutupi biaya-biaya operasi
perusahaan, sehingga pemilik perusahaan harus melakukan kredit Bank. Hal ini tentunya
berpengaruh terhadap perputaran kas.
Sebagai perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi UD. Rotan Indah tentunya memiliki beberapa
persediaan yang terdiri atas persediaan bahan baku, persediaan barang setengah
jadi ( barang dalam proses) dan persediaan barang jadi. Dalam hal ini
perusahaan mengalami beberapa hambatan diantaranya lambatnya perputaran
persediaan di gudang yang diakibatkan lesunya permintaan konsumen/ pasar,
produk kurang diminati dan munculnya pesaing.
Husnan (2002 : 98) mengemukakan bahwa indikasi
pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang
dilihat dari perputaran modal kerja. Makin pendek periode perputarannya, makin
cepat perputarannya sehingga perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan
makin efisien yang pada akhirnya
rentabilitas semakin baik. Perputaran
modal kerja yang baik mencerminkan adanya mekanisme penyelenggara financial
management yang transparan dan akuntabel dalam perusahaan. Bila hal ini
dijalankan dengan efektif maka tujuan perusahaan akan tercapai. Dengan kata
lain tujuan ekonomis sebagai sasaran utama perusahaan dalam kegiatannya
tercapai secara maksimal yang berarti bukan hanya pemilik perusahaan yang
menikmatinya, tetapi juga masyarakat yang bekerja ataupun berada dalam lingkungan
perusahaan yang dimaksud.
Tabel 1 berikut ini adalah data mengenai perputaran modal kerja pada UD. Rotan Indah selama 3 tahun terakhir.
Tabel : 1
Perputaran modal kerja selama 3 tahun
terakhir
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Tahun 2009
|
|
Penjualan
Netto
Laba
Operasi
Aktiva lancar
Aktiva
tetap
|
263.060.500,-
45.367.650,-
111.653.000,-
115.281.250,-
|
309.735.000,-
47.746.000,-
189.392.750,-
119.987.500,-
|
361.040.000,-
59.394.500,-
227.016.250,-
108.693.750,-
|
Sumber : UD. Rotan
Indah, 2010
Tabel
tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2007 hingga tahun 2009 penjualan netto UD. Rotan Indah mengalami kenaikan. Pada tahun 2007,
dari penjualan netto sebesar Rp. 263.060.500,-
dihasilkan laba operasi sebesar Rp. 45.367.650,-. Pada tahun 2008, dari
penjualan netto sebesar Rp. 309.735.000,- dihasilkan laba operasi sebesar Rp.
47.746.000,-. Dan pada tahun 2009, dari penjualan netto sebesar Rp. 361.040.000,- dihasilkan laba
operasi sebesar Rp. 59.394.500,-. Demikian halnya dengan modal kerja tiap tahunnya mengalami
kenaikan. Akan tetapi kenaikan tersebut masih cukup rendah. Seperti halnya
perusahaan pada umumnya, UD. Rotan Indah tentunya mengharapkan tingkat perputaran
modal kerja (kas dan persediaan) yang lebih cepat. Sebab makin pendek periode perputarannya,
makin cepat perputarannya sehigga modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin
efisien yang selanjutnya akan meningkatkan rentabilitas/ profitabilitas
perusahaan.
Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan memformulasikan dalam judul Pengaruh Perputaran Modal Kerja
Terhadap Tingkat Profitabilitas (suatu penelitian pada UD.
Rotan Indah, Kecamatan Talaga
Jaya Kabupaten Gorontalo).
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka terlihat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu :
1. Lambatnya tingkat
perputaran kas.
2. Banyak persediaan
barang dagangan di gudang yang belum laku dijual.
3. Rendahnya penjualan yang
menyebabkan rendahnya profitabilitas perusahaan.
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang
dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh
perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada UD. Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten
Gorontalo?
2. Seberapa besar pengaruh
perputaran modal kerja terhadap tingkat profitbilitas pada UD. Rotan Indah
Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo?
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui
pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada UD. Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten
Gorontalo.
2. Untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas
pada UD. Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Melalui kegiatan penelitian
ini, penulis memperoleh pengalaman ataupun pengetahuan tentang pengembangan
ilmu akuntansi khususnya mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap
tingkat profitabilitas.
1.5.2 Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini, ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pemilik UD. Rotan
Indah dalam usaha meningkatkan
profitabilitas.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN
HIPOTESIS
2.1 KAJIAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian Modal Kerja
Pesatnya perkembangan teknologi dan makin jauhnya
spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang
menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol
lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa para ahli yang mengemukakan
pengertian modal kerja.
Meij dalam Riyanto (2001 : 18) mengartikan modal sebagai
kolektifitas dari baran -barang modal yang terdapat dalam neraca
sebelah debet, sedang yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah semua
barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya
untuk membentuk pendapatan. Yang dimaksudkan dalam kekayaan ialah daya beli
yang terdapat dalam barang modal. Dengan demikian maka kekayaan terdapat dalam
neraca sebelah kredit.
Sawir (2005 : 129)
mengemukakan modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk
membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari - hari.
Gorrison dan Norren (2004 : 793) memberikan
definisi modal kerja sebagai kelebihan aktiva lancar diatas kewajiban lancar.
Riyanto (2001 : 57-58) memberikan pengertian modal kerja dalam 3 konsep, yaitu :
·
Konsep kuantitatif
Konsep ini menitiberatkan pada
kuatum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai
operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk
tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap modal kerja adalah
keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (gross working capital).
·
Konsep kualitatif
Konsep ini menitiberatkan pada
kualitas modal kerja. Dalam konsep ini modal kerja diartikan sebagai kelebihan
aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu
jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman maupun dari pemilik perusahaan.
·
Konsep fungsional
Konsep ini menitiberatkan pada
fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income).
Istilah
modal kerja menurut Munawir (2007 : 57) berarti net working capital atau
kelebihan aktiva terhadap hutang lancar, sedang untuk modal kerja sebagai
jumlah aktiva lancar digunakan istilah gross capital working.
Dari pengertian yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa modal kerja adalah aktiva lancar atau dana
yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari- hari
dalam rangka menghasilkan pendapatan.
2.1.2 Fungsi Modal Kerja
Tunggal
(2000 : 91) mengemukakan fungsi modal kerja adalah sebagai berikut :
1. Modal kerja itu
menampung kemungkinan buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva
seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih
atau penurunan nilai persediaan.
2. Modal kerja yang
cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada
waktunya dan akan memanfaatkan potongan tunai, dengan menggunakan potongan
tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi
berkurang.
3. Modal kerja yang
cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “credit standing”
perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya Bank dan para kreditor akan
kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Disamping itu modal kerja yang
mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti
dalam hal terjadi : pemogokan, banjir dan kebakaran.
4. Memungkinkan
perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang
perusahaan harus dapat memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang
lebih lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai
operasinya.
5. Memungkinkan
perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk
melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar.
6. Memungkinkan pemimpin
perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih efisien dengan jalan
menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang
disebabkan karena kesulitan kredit.
7. Modal kerja yang
mencukupi.
8. Memungkinkan pula
perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.
2.1.2 Sumber Modal Kerja
Tunggal (2000 : 104) mengemukakan sumber modal kerja meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Operasi rutin perusahaan.
2. Laba yang diperoleh dari
penjualan surat-surat berharga dan penanaman sementara lainnya.
3. Penjualan aktiva tetap,
penanaman jangka panjang/ aktiva tak lancar dan lain-lainnya.
4. Pengembalian pajak dan
keuntungan luar biasa lainnya.
5. Penerimaan yang diperoleh
dari penjualan obligasi dan saham dan penyetoran oleh para pemilik perusahaan.
6. Penerimaan pinjaman jangka
panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari Bank atau pihak lain.
7. Pinjaman yang dijamin
dengan hipotek atas aktiva tetap atau aktiva tak lancar.
8. Penjualan piutang
dengan jalan penjualan biasa/ dengan “factoring” (penjualan) dengan cara
penjualan faktur, pembelian kredit, diserahkan pada lembaga keuangan.
2.1.4 Jenis - Jenis Modal Kerja
Taylor dalam Sawir (2005 :
132) mengemukakan modal kerja
dapat digolongkan dalam beberapa bagian sebagai berikut :
a. Modal kerja permanen
(permanent working capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja
yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja
permanen dapat dibedakan dalam :
1. Modal kerja primer (primary
working capital) yaitu jumlah modal kerja sminimum yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas
usahanya.
2. Modal kerja normal (normal
working capital) jumlah modal yang diperlukan untuk penyelenggaraan luas
produksi yang normal.
b. Modal kerja variabel
(variable working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan atas :
1. Modal kerja musiman (seasonal
working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah -ubah disebabkan
karena fluktuasi musim.
2. Modal kerja siklus (cyclical
working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
karena fluktuasi konyungtur.
3. Modal kerja darurat (emergency
working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena
adanya kegiatan darurat yang tidak diketahui sebelumnya, misalnya adanya
pemogokan buruh.
2.1.5 Elemen-Elemen Modal Kerja
Soeprihanto dalam Ponggiliu
(2004 : 12) mengemukakan elemen-elemen modal kerja sebagai berikut :
1. Uang kas atau yang
ada di Bank
Setiap perusahaan industri
ataupun perusahaan jasa dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang kas.
Uang kas adalah yang dimiliki atau yang dibawah kemana-mana baik lembaran
ribuan, lima ratusan atau recehan.
2. Surat-surat berharga
yang cepat dapat dijadikan uang kas
Pengaturan penanaman modal
dalam surat-surat berharga dimaksudkan agar perusahaan dapat menggunakan
kelebihan dananya atau saldo kasnya, dengan maksud untuk penjagaan likuiditas
ataupun dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan dari dana yang ditanamkan
dalam surat berharga.
3. Piutang dagang
Piutang dagang timbul karena
perusahaan menjual kredit. Penjualan kredit dilaksanakan dalam rangka
memperbesar volume penjualan. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan
penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang, kemudian pada hari jatuhnya
pembayaran piutang tersebut terjadilah penerimaan kas.
4. Persediaan barang
dagang
Persediaan barang dagangan
merupakan persediaan yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan
dijual lagi tanpa mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan, yang
mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.
2.1.6
Perputaran Modal kerja
Riyanto
(2001 : 62) mengemukakan pada dasarnya modal kerja selalu dalam keadaan operasi
atau berputar yang selama perusahaan dalam keadaan usaha. Periode perputaran
modal kerja (working capital turnover) dimulai saat
kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana
kembali lagi menjadi kas.
Selanjutnya,
Soeprihanto dalam Ponggiliu
(2004 : 14) mengemukakan
bahwa arus dana dari kas pertama melalui beberapa tahapan dan ksembali menjadi
kas kedua disebut perputaran modal kerja (working capital turnover).
Panjangnya waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk berputarnya satu unit modal kerja disebut periode perputaran modal
kerja (working capital turnover period).
Ahmad (2002 : 7) menyatakan
semakin pendek periode
tersebut berarti makin cepat perputarannya. Atau makin tinggi perputarannya (turnover
rate) atau makin tinggi tingkat perputaran. Lamanya periode perputaran tergantung sifat atau
kegiatan operasi suatu perusahaan.
Berikut ini adalah gambar siklus usaha industri.
KAS BAHAN MENTAH BARANG SETENGAH JADI
PEMBELIAN
Pembayaran Upah
&
& Overhead
PENJUALAN
Tunai
Kredit
Piutang
BARANG JADI
Gambar 1 : Siklus Usaha Industri
Ahmad
(1997 : 7) mengemukakan periode perputaran modal kerja adalah jarak
antara saat dikeluarkan uang tunai atau kas untuk membayar atau membeli
persediaan atau bahan baku atau biaya lainnya dengan saat diterimanya hasil
penjualan atau suatu kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja
sampai kembali lagi menjadi kas.
Dari
pengertian yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran
modal kerja adalah waktu atau masa mulai dari saat kas dikeluarkan untuk
membiayai operasi perusahaan sampai kembali lagi menjadi kas.
2.1.7
Rasio Perputaran Modal Kerja Dan Profitabilitas
Berikut
ini adalah beberapa rasio perputaran modal kerja dan rasio profitabilitas :
1. Perputaran modal kerja (working
capital turnover)
Rasio ini
menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan
untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari working capital turnover
(WCT) adalah sebagai berikut :
WCT
X100%
(Sawir, 2005 : 16)
2. Perputaran Persediaan (Inventory turnover)
Rasio ini
mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.Rasio ini merupakan
indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada
persediaan . Formulasi dari Inventory
turnover (IT) adalah sebagai berikut :
IT C=
X
100%
3. Perputaran piutang (Receivable
turnover)
Rasio ini
menunjukkan efisiensi pengelolaan piutang perusahaan. Semakin tinggi rasio
menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari Receivable turnover
(RT) adalah sebagai berikut :
RT =
X 100%
4. Gross profit margin
Rasio ini
berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang
dijual. Formulasi Gross profit margin (GPM) adalah sebagai berikut :
GPM =
X 100%
5. Net profit margin
Rasio ini
menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap
penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain, rasio ini mengukur laba bersih
setelah pajak. Formulasi dari
Net profit margin adalah sebagai berikut :
NPM =
X
100%
6. Return on invesment
Rasio ini
dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Sebutan lain untuk Return on investment
(ROI) adalah “Net operating profit rate of return” atau “Operating
earning power” (Munawir, 2007 : 89). Formulasi ROI adalah sebagai berikut :
ROI =
X 100%
2.1.8
Faktor-Faktor Yang Menentukan Jumlah
Modal Kerja
Tunggal (2000 : 96-101) mengemukakan
kebutuhan modal kerja tergantung pada faktor - faktor sebagai berikut :
1. Sifat atau jenis
perusahaan.
Kebutuhan modal
kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan perusahaan.
2. Waktu yang diperlukan
untuk memproduksi dan memperoleh barang yang akan dijual.
Ada hubungan
langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang diperlukan untuk
memproduksi barang yang akan dijual pada pembeli. Makin lama waktu yang akan
diperlukan untuk memperoleh barang, atau makin lama waktu yang diperlukan untuk
memperoleh barang dari luar negeri, jumlah modal kerja yang akan diperlukan
semakin besar.
3. Cara-cara atau
syarat-syarat pembelian dan penjualan.
Kebutuhan
modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian dan penjualan. Makin
banyak diperoleh syarat kredit untuk membeli bahan dari pemasok maka makin
lebih sedikit modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan. Sebaliknya, semakin
longgar syarat kredit yang diberikan pada pembeli maka akan lebih banyak modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang.
4. Perputaran persediaan.
Makin cepat persediaan berputar maka makin
kecil modal kerja yang diperlukan. Pengendalian persediaan yang efektif
diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan
mengatur investasi dalam persediaan. Disamping itu, biaya yang berhubungan
dengan persediaan juga berkurang.
5. Perputaran piutang.
Kebutuhan modal
kerja juga mempengaruhi jangka waktu penagihan piutang. Apabila penagihan
piutang dilakukan secara efektif maka tingkat perputaran piutang akan tinggi
sehingga modal kerja tidak akan terikat dalam waktu yang lama dan dapat segera
digunakan dalam siklus usaha perusahaan.
6. Siklus usaha (konjungtur)
Dalam masa “prosperity”
(konjungtur tinggi) perusahaan akan berupaya untuk membeli barang mendahului
kebutuhan untuk memperoleh harga yang rendah dan memastikan adanya persediaan
yang cukup, sehingga dalam masa tersebut diperlukan modal kerja yang besar.
Sebaliknya,
dalam masa “depresi” (konjungtur menurun) maka volume usaha turun dan
banyak perusahaan harus menukar persediaan dan piutang menjadi
uang.
7. Musim
Apabila
perusahaan tidak dipengaruhi musim, maka penjualan tiap bulan rata-rata sama.
Tetapi juga dipengaruhi musim, perusahaan memerlukan sejumlah modal kerja yang
maksimum untuk jangka relatif pendek.
Ada
2 macam musim :
a. Musim dalam hal produktif hanya dilakukan dalam bulan-bulan tertentu
saja sedangkan dalam bulan lain tidak ada produksi atau sedikit produksinya.
b. Musim dalam hal penjualan,
yaitu penjualan hanya dilakukan dalam bulan-bulan tertentu saja, sedangkan
dalam bulan lain penjualan tidak begitu banyak.
Martono dan Harjito (2003 :
80) mengemukakan bahwa besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh
perputaran dari komponen-komponen atau (elemen-elemen) modal kerja
yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
Soeprihanto dalam Ponggiliu
(2004 : 15) mengemukakan hal yang serupa bahwa penetapan kebutuhan modal kerja
dipengaruhi oleh faktor yaitu :
1. Periode perputaran
modal kerja
2. Pengeluaran kas
setiap harinya
Sedangkan Kartadinata (1999 :
151) mengemukakan kebutuhan akan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut :
1. Besarnya perusahaan
2. Kegiatan perusahaan
3. Tersedianya kredit
4. Sikap terhadap laba
5. Sikap
terhadap resiko
2.1.7 Profitabilitas
Munawir
(2007 : 33) mengemukakan rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas suatu perusahaan dapat
diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari
kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan/ asset yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan tersebut (operating
assets).
Selanjutnya, Syamsudin (2007 : 59) mengemukakan beberapa
pengukuran terhadap profitabilitas mengevaluasi earning dalam
hubungannya dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri.
Untuk kelangsungan hidup
usaha, maka suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntung atau profitable.
Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari
para kreditur, pihak pemilik dan pihak manajemen perusahaan akan selalu
berusaha dalam meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa
pentingya keuntungan bagi masa depan perusahaan
Sementara itu, Sutojo (2000 :
56) secara tersirat mengungkapkan pengertian dan pentinganya profitabilitas
bagi perusahaan dengan menyebutkan bahwa operasi bisnis perusahaan dapat
dikatakan berhasil apabila dari masa kemasa dapat mengumpulkan keuntungan
secara memadai. Dengan jumlah dan tingkat keuntungan yang memadai manajemen
perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para pemilik serta para investor yang
berminat membeli saham baru. Disamping itu, perusahaan juga dapat membina
kepercayaan para kreditur untuk menyediakan fasilitas pinjaman yang dibutuhkan.
Sedangkan
Machfoedz (2000 : 106) mengemukakan profitabilitas atau profitability
adalah keuntungan atau tingkat laba yang diperoleh perusahaan untuk mengukur
seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada
perusahaan.
Erat hubungannya dengan masalah penggunaan
dana (modal kerja perusahaan) Kuswadi (2005 : 75) menuliskan bahwa besarnya
laba bersih operasi perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanamkan. Makin cepat dana itu berputar maka makin efektif penggunaan dananya
sehingga makin besar pula laba perusahaan atas dana yang ditanamkan tersebut.
Dari pengertian yang dikemukakan para ahli diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba atau keuntungan untuk mengukur efektifitas perusahaan.
2.2 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.2.1 Kerangka Berpikir
Kegiatan usaha perusahaan
tidak bisa terlepas dari adanya modal kerja, sebab modal kerja merupakan salah
satu faktor yang sangat finansial dalam kelangsungan usaha tersebut. Riyanto
(2001 : 62) mengemukakan modal kerja (kas, piutang dan persediaan) selalu dalam
keadaan operasi atau berputar selama perusahaan dalam keadaan usaha. Periode
perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai sejak
dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai
pada saat kembali menjadi kas. Dan lamanya periode perputaran masing-masing elemen modal kerja tersebut .
Terkadang tidak semua modal yang besar akan
menghasilkan profitabilitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Untuk itu dibutuhkan kemampuan
dalam melakukan managing serta
penetapan strategi yang tepat terhadap modal kerja akan mempercepat proses perputaran modal kerja. Sebagaimana dikemukakan Husnan
(2002 : 98) bahwa indikasi pengelolaan modal kerja yang
baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dilihat dari perputaran modal
kerja. Makin pendek periode perputarannya, makin cepat perputarannya sehingga
perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisien yang pada akhirnya rentabilitas
semakin baik.
Selanjutnya, Munawir (2007 :
85) mengemukakan bahwa profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan
menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok
perusahaan dengan kekayaan/ asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan (operating assets). Model pengukuran yang
dipakai yaitu return on invesment
(ROI).
Kas
|
Persediaan
|
Perputaran
Modal Kerja
(Working Capital Turnover)
|
Profitabilitas
(Return On Invesment)
Invesment0
|
Gambar 2 : Kerangka Berpikir.
Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa
setiap elemen dalam modal kerja meliputi : kas dan persediaan dalam suatu
periode akuntansi (dalam perjalanan usaha) akan mengalami perputaran. Semakin
tinggi perputaran modal kerja semakin cepat dana atau kas yang dinvestasikan
dalam modal kerja kembali menjadi kas, hal itu berarti keuntungan perusahaan
dapat lebih cepat dapat diterima yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat
profitabilitas dari perusahaan.
2.2.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul,
(Arikunto 2006 : 94).
Bertitik tolak
dari rumusan diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini yaitu
terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas UD.
Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Sehubungan
dengan penelitian ini, lokasi yang
dijadikan tempat penelitian yaitu UD. Rotan Indah, dengan alamat Jalan Cempaka, Desa Luwoo Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Penetapan
objek penelitian pada lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi
tersebut ditinjau dari segi waktu, biaya dan tenaga cukup menunjang, disamping
itu UD. Rotan Indah dapat memberikan data yang sesuai dengan
masalah yang diteliti.
Adapun
waktu penelitian direncanakan berdasarkan jadwal kegiatan penelitian, seperti
yang tampak pada table 3 berikut ini :
Tabel : 3
Jadwal rencana penelitian
No
|
Uraian
Kegiatan
|
Waktu
Pelaksanaan : Tahun 2010
|
|||||||||||||||||||||||
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Penelitian pendahuluan
|
||||||||||||||||||||||||
2
|
Menyusun proposal
|
||||||||||||||||||||||||
3
|
Seminar proposal
|
||||||||||||||||||||||||
4
|
Pelaksanaan penelitian
|
||||||||||||||||||||||||
5
|
Ujian skripsi
|
3.2
Desain Penelitian
Desain penelitian
menggambarkan adanya prosedur-prosedur yang memungkinkan penulis dapat menguji
hipotesis penelitian yang telah ditulis sehingga dapat mencapai kesimpulan
mengenai hubungan atau adanya saling mempengaruhi antara variabel bebas dan
variabel terikat dalam penelitian ini.
Adapun
desain penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y
|
X
|
Keterangan:
X=
Perputaran modal kerja
Y= Tingkat profitabilitas
3.3 Variabel
Penelitian
Dengan
memperhatikan keterkaitan satu dengan yang lain, maka dalam penelitian ini
terdapat dua variabel fungsional.
a.
Sebagai variabel bebas (variabel pengaruh)
Variabel
pengaruh dengan kode X dalam penelitian ini adalah modal kerja dengan indikator
sebagai berikut :
ü Kas
ü Persediaan.
b.
Sebagai variabel terikat ( variabel terpengaruh)
Variabel
terpengaruh dengan kode Y yaitu dalam penelitian ini adalah profitabilitas.
3.4 Operasional Variabel
Berdasarkan
kerangka pemikiran sebelumnya, maka operasionalisasi
variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel : 2
Operasional
variabel
Variabel
|
Indikator
|
Skala
|
Perputaran
modal kerja (X)
Menurut Riyanto
(2001 : 62) periode perputaran modal kerja (working capital turnover
period) dimulai sejak dari saat
dimana kas diinvestasikan dalam komponen- komponen modal kerja sampai pada
saat kembali menjadi kas. Dan lamanya
periode perputaran masing- masing elemen modal kerja tersebut.
|
Working Capital Turnover
|
Rasio
|
Profitabilitas
(Y)
Munawir (2007 : 33) mengemukakan
rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan
menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok
perusahaan dengan kekayaan/ asset yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan tersebut (operating assets).
|
Return On Invesment
|
Rasio
|
3.5
Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan UD.
Rotan Indah dari tahun 2007 hingga tahun 2009.
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan UD. Rotan Indah dari tahun 2007
hingga tahun 2009. Selain itu dilakukan studi kepustakaan untuk memperoleh
literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti berupa perputaran
modal kerja (kas dan persediaan) dan profitabilitas (return on invesment).
3.6 Teknik Pengumpulan
Data
Untuk memperoleh data yang
diperlukan, maka penulis menggunakan cara sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan
- Observasi
Teknik ini merupakan langkah
awal yang digunakan untuk mengamati secara langsung lokasi dan proses yang
terjadi pada lokasi yang diteliti (UD. Rotan Indah).
-
Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data melalui dokumen-dokumen tertulis sehubungan dengan masalah yang
diteliti meliputi perputaran modal kerja (kas dan persediaan) dan
profitabilitas (return on invesment).
-
Wawancara
Teknik ini digunakan untuk
mengadakan wawancara secara langsung, dengan pimpinan/ karyawan UD. Rotan Indah
untuk memperoleh data sebagai penunjang dalam penelitian ini.
2.
Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan diperlukan
untuk melengkapi data sekunder melalui penelaahan kepustakaan.
3.7 Teknik Analisis Data
Selanjutnya dalam rangka pengujian
hipotesis digunakan analisa statistik dengan menggunakan rumus regresi sederhana.
Dalam perhitungan persamaan regresi digunakan suatu persamaan sebagai berikut :
Y= a+bX
(Sudjana,
2002 : 76)
Untuk mencari harga a dan b digunakan rumus :
a =
b =
Di mana :
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
∑X = Jumlah
nilai X
∑Y = Jumlah nilai Y
∑X² = Jumlah kuadrat nilai dari X
∑XY = Jumlah produk antara nilai X dan Y
3.8
Hipotesis Statistika
Pasangan hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini meliputi :
H0 = 0 : diduga tidak terdapat pengaruh antara variabel X ( perputaran modal kerja) terhadap variabel Y (tingkat
profitabilitas).
H1 ≠ 0 : diduga terdapat pengaruh antara variabel X (perputaran modal kerja) terhadap variabel Y (tingkat profitabilitas).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2002. Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja Cetakan I. Jakarta :PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.Rineke Cipta.
Husnan, Suad. 2002. Manajemen Keuangan Cetakan I. Jakarta
: UT
Hernawati, Ima.2007. Analisis Efisiensi Modal
Kerja, Likuiditas Dan Solvabilitas TerhadapProfitabilitas. Semarang
Kartadinata, Abas. 1999. Pembelajaran Pengantar Manajemen
Keuangan. Jakarta : PT.Rineke Cipta
Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui
Akuntansi Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya . Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo
Ponggiliu, Sitti, Lizam. 2004. Pengaruh Pengendalian Perputaran
Modal Kerja Terhadap Peningkatan Laba. Gorontalo
Macfoedz, Mas’ud,Akt. 1996. Akuntansi Manajemen, STIE
Widya
Martono, Harjito. 2003. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta : Ekonisia
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberti
: Yogyakarta
Norren, Garrison. 2004. Akuntansi Manajerial.
Salemba Empat : Jakarta
Riyanto, Bambang. 2000. Dasar-dasar Pembelanjaan : BPFE, Yogyakarta. Yogyakarta
2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Usaha Edisi IV cetakan 7 : BPFE, Yogyakarta. Yogyakarta
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Sudjana. 2002. Metode
Statistika. Tarsito Bandung.
Sutojo, Siswanto. 2000. Mengenali Arti Dan Neraca Perusahaan.
Yogyakarta : Andi
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Yogyakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Tunggal,
Widjaja, Amin. 2000. Dasar-dasar
Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : PT. Rineka Cipta
nice psting ...
BalasHapusmas boleh minta kontaknya gak ?
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
HapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
mas maksih saya jadikan referensi gak untuk sripsinya saya??
BalasHapusKABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah penipuan oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut