Kamis, 04 Juli 2013

Proposal Skripsi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan memerlukan modal atau dana untuk menunjang kelangsungan hidup usaha serta pencapaian tujuan perusahaan. Secara kualitasnya, modal kerja merupakan sumber dana berupa kas (net working capital) yang pada hakekatnya diarahkan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari, baik dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Setiap modal kerja atau dana yang dikeluarkan diharapkan dapat kembali masuk dalam waktu yang  pendek melalui hasil penjualan produk dan akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi selanjutnya. Dengan demikian dana tersebut akan terus berputar selama perusahaan masih berjalan.
Fenomena yang terjadi, adanya persoalan pengelolaan modal kerja menjadi masalah serius dan merupakan aspek yang sering dihadapi perusahaan. Banyak perusahaan gulung tikar karena mengalami kondisi tersebut. Karena itu, adanya analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting dilakukan guna mengetahui kondisi modal kerja saat ini kemudian dihubungkan dengan situasi keuangan pada masa yang akan datang. Dan untuk itu juga, diperlukan adanya perencanan dan pengendalian yang baik dalam pengelolaan modal kerja yang tersedia, dengan asumsi bahwa setiap rupiah dalam modal kerja (kas) yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin sehingga dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi  atau rentabilitas yang maksimal.
Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan. Tersedianya modal kerja yang segera dapat  dipergunakan dalam operasi tergantung tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki, seperti  kas, piutang dan persediaan. Dalam hal ini, modal kerja harus cukup  jumlahnya, dalam artian harus mampu  membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Sebab, dengan modal kerja  yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan beroperasi secara ekonomis dan efisien serta tidak mengalami kesulitan keuangan.
Kaitannya dengan hal tersebut, pemimpin perusahaan juga harus menjaga agar besarnya modal kerja itu tepat, tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Sebab, baik terlalu besar maupun terlalu kecil akan berdampak negatif bagi perusahaan. Untuk itu, perusahaan sebagai organisasi yang profit oriented membutuhkan adanya efisiensi modal kerja, akan mampu meningkatkan profitabilitas.
Hernawati (2007 : 59) melakukan penelitian tentang analisis efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEJ dari tahun 2002-2005 yaitu sebesar 87,3%. Secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, namun likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
UD. Rotan Indah bergerak dalam bidang usaha produksi dan penjualan barang jadi berupa berbagai jenis hasil kerajinan anyaman rotan. Dalam kegiatannya, perusahaan ini tentunya memiliki modal kerja serta kebijakan khusus dalam pemanfaatan modal kerja dan peningkatan perputaran dari modal kerja itu sendiri. Dan berdasarkan  data yang diperoleh dari pemilik perusahaan, diperoleh informasi bahwa perusahaan tidak mempunyai perencanaan khusus dalam mengelola modal kerja terutama kas. Modal kerja yang dimiliki perusahaan terkadang tidak dapat  menutupi biaya-biaya operasi perusahaan, sehingga pemilik perusahaan harus melakukan kredit Bank. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap perputaran kas.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi UD. Rotan Indah tentunya memiliki beberapa persediaan yang terdiri atas persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ( barang dalam proses) dan persediaan barang jadi. Dalam hal ini perusahaan mengalami beberapa hambatan diantaranya lambatnya perputaran persediaan di gudang yang diakibatkan lesunya permintaan konsumen/ pasar, produk kurang diminati dan munculnya pesaing.
Husnan  (2002 : 98) mengemukakan bahwa indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dilihat dari perputaran modal kerja. Makin pendek periode perputarannya, makin cepat perputarannya sehingga perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin  efisien yang pada akhirnya rentabilitas semakin baik. Perputaran modal kerja yang baik mencerminkan adanya mekanisme penyelenggara financial management yang transparan dan akuntabel dalam perusahaan. Bila hal ini dijalankan dengan efektif maka tujuan perusahaan akan tercapai. Dengan kata lain tujuan ekonomis sebagai sasaran utama perusahaan dalam kegiatannya tercapai secara maksimal yang berarti bukan hanya pemilik perusahaan yang menikmatinya, tetapi juga masyarakat yang bekerja ataupun berada dalam lingkungan perusahaan yang dimaksud.
Tabel 1 berikut ini adalah data mengenai perputaran modal kerja pada UD. Rotan Indah selama 3 tahun terakhir.
Tabel : 1
Perputaran modal kerja selama 3 tahun terakhir


Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Penjualan Netto
Laba Operasi
 Aktiva lancar
Aktiva tetap
263.060.500,-
  45.367.650,-
111.653.000,-
115.281.250,-
309.735.000,-
  47.746.000,-
189.392.750,-
119.987.500,-
361.040.000,-
  59.394.500,-
227.016.250,-
108.693.750,-
     Sumber : UD. Rotan Indah, 2010
   Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2007  hingga tahun 2009 penjualan  netto UD. Rotan  Indah mengalami kenaikan. Pada tahun 2007, dari penjualan netto sebesar Rp. 263.060.500,-  dihasilkan laba operasi sebesar Rp. 45.367.650,-. Pada tahun 2008, dari penjualan netto sebesar Rp. 309.735.000,-  dihasilkan laba operasi sebesar Rp. 47.746.000,-. Dan pada tahun 2009, dari penjualan netto  sebesar Rp. 361.040.000,- dihasilkan laba operasi sebesar Rp. 59.394.500,-. Demikian halnya  dengan modal kerja tiap tahunnya mengalami kenaikan. Akan tetapi kenaikan tersebut masih cukup rendah. Seperti halnya perusahaan pada umumnya, UD. Rotan Indah tentunya mengharapkan tingkat perputaran modal kerja (kas dan persediaan) yang lebih cepat.  Sebab makin pendek periode perputarannya, makin cepat perputarannya sehigga modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisien yang selanjutnya akan meningkatkan rentabilitas/ profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan memformulasikan dalam judul Pengaruh Perputaran  Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas  (suatu penelitian pada UD. Rotan Indah, Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo).
1.2         Identifikasi Masalah
Berdasarkan  uraian latar belakang diatas, maka terlihat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu :
1.      Lambatnya tingkat perputaran kas.
2.      Banyak persediaan barang dagangan di gudang yang belum laku dijual.
3.      Rendahnya penjualan yang menyebabkan rendahnya profitabilitas perusahaan.
1.3         Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1.      Apakah ada pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada UD. Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo?
2.      Seberapa besar pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitbilitas pada UD. Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo?
1.4         Tujuan Penelitian
Adapun tujuan  yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada UD. Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo.
2.      Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada UD. Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo.
1.5        Manfaat Penelitian
1.5.1  Manfaat Teoritis
Melalui kegiatan penelitian ini, penulis memperoleh pengalaman ataupun pengetahuan tentang pengembangan ilmu akuntansi khususnya mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas.
1.5.2  Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini, ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pemilik UD. Rotan Indah  dalam usaha meningkatkan profitabilitas.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN  HIPOTESIS

2.1   KAJIAN TEORITIS
2.1.1  Pengertian Modal Kerja
Pesatnya  perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa para ahli yang mengemukakan pengertian modal kerja.
Meij dalam Riyanto  (2001 : 18) mengartikan modal sebagai kolektifitas dari baran -barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, sedang yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya untuk membentuk pendapatan. Yang dimaksudkan dalam kekayaan ialah daya beli yang terdapat dalam barang modal. Dengan demikian maka kekayaan terdapat dalam neraca sebelah kredit.
Sawir (2005 : 129) mengemukakan modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari - hari.
Gorrison dan Norren (2004 : 793) memberikan definisi modal kerja sebagai kelebihan aktiva lancar diatas kewajiban lancar.
 Riyanto (2001 : 57-58) memberikan pengertian modal kerja dalam 3 konsep,  yaitu :
·         Konsep kuantitatif
Konsep ini menitiberatkan pada kuatum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (gross working capital).
·         Konsep kualitatif
Konsep ini menitiberatkan pada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini modal kerja diartikan sebagai kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman maupun dari pemilik perusahaan.
·         Konsep fungsional
Konsep ini menitiberatkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income).
Istilah modal kerja menurut Munawir (2007 : 57) berarti net working capital atau kelebihan aktiva terhadap hutang lancar, sedang untuk modal kerja sebagai jumlah aktiva lancar digunakan istilah gross capital working.
Dari pengertian yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah aktiva lancar  atau dana  yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari- hari dalam rangka menghasilkan pendapatan.
2.1.2  Fungsi Modal Kerja
Tunggal (2000 : 91) mengemukakan fungsi modal kerja adalah sebagai berikut :
1.     Modal kerja itu menampung kemungkinan buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.
2.     Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan akan memanfaatkan potongan tunai, dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang.
3.     Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya Bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Disamping itu modal kerja yang mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan, banjir dan kebakaran.
4.     Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus dapat memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai operasinya.
5.     Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar.
6.     Memungkinkan pemimpin perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit.
7.     Modal kerja yang mencukupi.
8.     Memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.
2.1.2   Sumber Modal Kerja
           Tunggal (2000 : 104) mengemukakan sumber modal kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.      Operasi rutin perusahaan.
2.      Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga dan penanaman sementara lainnya.
3.      Penjualan aktiva tetap, penanaman jangka panjang/ aktiva tak lancar dan lain-lainnya.
4.      Pengembalian pajak dan keuntungan luar biasa lainnya.
5.      Penerimaan yang diperoleh dari penjualan obligasi dan saham dan penyetoran oleh para pemilik perusahaan.
6.      Penerimaan pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari Bank atau pihak lain.
7.      Pinjaman yang dijamin dengan hipotek atas aktiva tetap atau aktiva tak lancar.
8.      Penjualan piutang dengan jalan penjualan biasa/ dengan “factoring” (penjualan) dengan cara penjualan faktur, pembelian kredit, diserahkan pada lembaga keuangan.
2.1.4   Jenis - Jenis Modal Kerja
     Taylor dalam Sawir (2005 : 132) mengemukakan  modal kerja dapat digolongkan dalam beberapa bagian sebagai berikut :
a.    Modal kerja permanen (permanent working capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan dalam :
1.      Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal kerja sminimum yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2.      Modal kerja normal (normal working capital) jumlah modal yang diperlukan untuk penyelenggaraan luas produksi yang normal.
b.      Modal kerja variabel (variable working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan atas :
1.      Modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah -ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2.      Modal kerja siklus (cyclical working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur.
3.      Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya kegiatan darurat yang tidak diketahui sebelumnya, misalnya adanya pemogokan buruh.
2.1.5   Elemen-Elemen Modal Kerja
Soeprihanto dalam Ponggiliu (2004 : 12) mengemukakan elemen-elemen modal kerja sebagai berikut :
1.      Uang kas atau yang ada di Bank
Setiap perusahaan industri ataupun perusahaan jasa dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang kas. Uang kas adalah yang dimiliki atau yang dibawah kemana-mana baik lembaran ribuan, lima ratusan atau recehan.
2.      Surat-surat berharga yang cepat dapat dijadikan uang kas
Pengaturan penanaman modal dalam surat-surat berharga dimaksudkan agar perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya atau saldo kasnya, dengan maksud untuk penjagaan likuiditas ataupun dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan dari dana yang ditanamkan dalam surat berharga.
3.      Piutang dagang
Piutang dagang timbul karena perusahaan menjual kredit. Penjualan kredit dilaksanakan dalam rangka memperbesar volume penjualan. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang, kemudian pada hari jatuhnya pembayaran piutang tersebut terjadilah penerimaan kas.
4.      Persediaan barang dagang
Persediaan barang dagangan merupakan persediaan yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual lagi tanpa mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan, yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.
2.1.6   Perputaran Modal kerja
Riyanto (2001 : 62) mengemukakan pada dasarnya modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar yang selama perusahaan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnover) dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.
Selanjutnya, Soeprihanto dalam Ponggiliu (2004 : 14) mengemukakan bahwa arus dana dari kas pertama melalui beberapa tahapan dan ksembali menjadi kas kedua disebut perputaran modal kerja (working capital turnover). Panjangnya waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk berputarnya satu unit  modal kerja disebut periode perputaran modal kerja (working capital turnover period).
Ahmad (2002 : 7) menyatakan semakin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya. Atau makin tinggi perputarannya (turnover rate) atau makin tinggi tingkat perputaran. Lamanya periode perputaran tergantung sifat atau kegiatan operasi suatu perusahaan.


Berikut ini adalah gambar siklus usaha industri.
  KAS                    BAHAN MENTAH                  BARANG SETENGAH  JADI


        PEMBELIAN                                               Pembayaran Upah
                     &                                                 & Overhead
                 PENJUALAN                                                                                                     
                 Tunai
                               Kredit
 Piutang                                                                                    BARANG JADI
Gambar  1 : Siklus Usaha Industri
Ahmad  (1997 : 7) mengemukakan periode perputaran modal kerja adalah jarak antara saat dikeluarkan uang tunai atau kas untuk membayar atau membeli persediaan atau bahan baku atau biaya lainnya dengan saat diterimanya hasil penjualan atau suatu kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas.
Dari pengertian yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja adalah waktu atau masa mulai dari saat kas dikeluarkan untuk membiayai operasi perusahaan sampai kembali lagi menjadi kas.
2.1.7        Rasio Perputaran Modal Kerja Dan Profitabilitas
Berikut ini adalah beberapa rasio perputaran modal kerja dan rasio profitabilitas :
1.      Perputaran modal kerja (working capital turnover)
Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari working capital turnover (WCT) adalah sebagai berikut :
WCT X100%           (Sawir, 2005 : 16)
2.       Perputaran Persediaan (Inventory turnover)
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan . Formulasi dari Inventory turnover (IT) adalah sebagai berikut :
IT C=  X 100%
3.      Perputaran piutang (Receivable turnover)
Rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan piutang perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari Receivable turnover (RT) adalah sebagai berikut :
RT =  X 100%                                   
4.      Gross profit margin
Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Formulasi Gross profit margin (GPM) adalah sebagai berikut :
GPM = X 100%    
5.       Net profit margin    
Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain, rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak. Formulasi dari Net profit margin adalah sebagai berikut :
NPM =  X 100%
6.    Return on invesment
Rasio ini dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sebutan lain untuk Return on investment (ROI) adalah “Net operating profit rate of return” atau “Operating earning power” (Munawir, 2007 : 89). Formulasi ROI adalah sebagai berikut :
ROI =  X 100%                             
2.1.8   Faktor-Faktor Yang Menentukan Jumlah Modal Kerja
Tunggal (2000 : 96-101) mengemukakan kebutuhan modal kerja tergantung pada faktor - faktor sebagai berikut :
1.      Sifat atau jenis perusahaan.
Kebutuhan modal kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan perusahaan.
2.      Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan memperoleh barang yang akan dijual.
Ada hubungan langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang akan dijual pada pembeli. Makin lama waktu yang akan diperlukan untuk memperoleh barang, atau makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang dari luar negeri, jumlah modal kerja yang akan diperlukan semakin besar.
3.      Cara-cara atau syarat-syarat pembelian dan penjualan.
Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian dan penjualan. Makin banyak diperoleh syarat kredit untuk membeli bahan dari pemasok maka makin lebih sedikit modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan. Sebaliknya, semakin longgar syarat kredit yang diberikan pada pembeli maka akan lebih banyak modal kerja yang ditanamkan dalam piutang.
4.      Perputaran persediaan.
      Makin cepat persediaan berputar maka makin kecil modal kerja yang diperlukan. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan mengatur investasi dalam persediaan. Disamping itu, biaya yang berhubungan dengan persediaan juga berkurang.
5.      Perputaran piutang.
Kebutuhan modal kerja juga mempengaruhi jangka waktu penagihan piutang. Apabila penagihan piutang dilakukan secara efektif maka tingkat perputaran piutang akan tinggi sehingga modal kerja tidak akan terikat dalam waktu yang lama dan dapat segera digunakan dalam siklus usaha perusahaan.
6.      Siklus usaha (konjungtur)
Dalam masa “prosperity” (konjungtur tinggi) perusahaan akan berupaya untuk membeli barang mendahului kebutuhan untuk memperoleh harga yang rendah dan memastikan adanya persediaan yang cukup, sehingga dalam masa tersebut diperlukan modal kerja yang besar.
Sebaliknya, dalam masa “depresi” (konjungtur menurun) maka volume usaha turun dan banyak perusahaan harus menukar persediaan dan piutang menjadi uang.
7.      Musim
Apabila perusahaan tidak dipengaruhi musim, maka penjualan tiap bulan rata-rata sama. Tetapi juga dipengaruhi musim, perusahaan memerlukan sejumlah modal kerja yang maksimum untuk jangka relatif pendek.
Ada 2 macam musim :
a.    Musim dalam hal produktif  hanya dilakukan dalam bulan-bulan tertentu saja sedangkan dalam bulan lain tidak ada produksi atau sedikit produksinya.
b.    Musim dalam hal penjualan, yaitu penjualan hanya dilakukan dalam bulan-bulan tertentu saja, sedangkan dalam bulan lain penjualan tidak begitu banyak.
Martono dan Harjito (2003 : 80) mengemukakan bahwa besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen atau (elemen-elemen) modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
Soeprihanto dalam Ponggiliu (2004 : 15) mengemukakan hal yang serupa bahwa penetapan kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh faktor yaitu :
1.    Periode perputaran modal kerja
2.    Pengeluaran kas setiap harinya
Sedangkan Kartadinata (1999 : 151) mengemukakan kebutuhan akan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
1.    Besarnya perusahaan
2.    Kegiatan perusahaan
3.    Tersedianya kredit
4.    Sikap terhadap laba
5.  Sikap terhadap resiko
2.1.7  Profitabilitas
Munawir (2007 : 33) mengemukakan rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan/ asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets).
Selanjutnya, Syamsudin (2007 : 59) mengemukakan beberapa pengukuran terhadap profitabilitas mengevaluasi earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri.   
Untuk kelangsungan hidup usaha, maka suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntung atau profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari para kreditur, pihak pemilik dan pihak manajemen perusahaan akan selalu berusaha dalam meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingya keuntungan bagi masa depan perusahaan
Sementara itu, Sutojo (2000 : 56) secara tersirat mengungkapkan pengertian dan pentinganya profitabilitas bagi perusahaan dengan menyebutkan bahwa operasi bisnis perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila dari masa kemasa dapat mengumpulkan keuntungan secara memadai. Dengan jumlah dan tingkat keuntungan yang memadai manajemen perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para pemilik serta para investor yang berminat membeli saham baru. Disamping itu, perusahaan juga dapat membina kepercayaan para kreditur untuk menyediakan fasilitas pinjaman yang dibutuhkan. 
          Sedangkan Machfoedz (2000 : 106) mengemukakan profitabilitas atau profitability adalah keuntungan atau tingkat laba yang diperoleh perusahaan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada perusahaan.
Erat hubungannya dengan masalah penggunaan dana (modal kerja perusahaan) Kuswadi (2005 : 75) menuliskan bahwa besarnya laba bersih operasi perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanamkan. Makin cepat dana itu berputar maka makin efektif penggunaan dananya sehingga makin besar pula laba perusahaan atas dana yang ditanamkan tersebut.  
         Dari pengertian yang dikemukakan para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan untuk mengukur efektifitas perusahaan.
2.2    KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.2.1 Kerangka Berpikir
Kegiatan usaha perusahaan tidak bisa terlepas dari adanya modal kerja, sebab modal kerja merupakan salah satu faktor yang sangat finansial dalam kelangsungan usaha tersebut. Riyanto (2001 : 62) mengemukakan modal kerja (kas, piutang dan persediaan) selalu dalam keadaan operasi atau berputar selama perusahaan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai sejak dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai pada saat kembali menjadi kas. Dan  lamanya periode perputaran masing-masing elemen modal kerja tersebut .
Terkadang tidak semua modal yang besar akan menghasilkan profitabilitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Untuk itu dibutuhkan kemampuan dalam melakukan managing serta penetapan strategi yang tepat terhadap modal kerja akan mempercepat proses perputaran modal kerja. Sebagaimana dikemukakan Husnan  (2002 : 98) bahwa indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dilihat dari perputaran modal kerja. Makin pendek periode perputarannya, makin cepat perputarannya sehingga perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin  efisien yang pada akhirnya rentabilitas semakin baik.
Selanjutnya, Munawir (2007 : 85) mengemukakan bahwa profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan/ asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan (operating assets). Model pengukuran yang dipakai yaitu return on invesment (ROI).
Kas
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :
Persediaan
Perputaran Modal Kerja
(Working Capital Turnover)
 



Profitabilitas
(Return On Invesment)


Invesment0
                                                                                 


Gambar  2 : Kerangka Berpikir.
 Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa setiap elemen dalam modal kerja meliputi : kas dan persediaan dalam suatu periode akuntansi (dalam perjalanan usaha) akan mengalami perputaran. Semakin tinggi perputaran modal kerja semakin cepat dana atau kas yang dinvestasikan dalam modal kerja kembali menjadi kas, hal itu berarti keuntungan perusahaan dapat lebih cepat dapat diterima yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat profitabilitas dari perusahaan.
2.2.2    Hipotesis
           Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, (Arikunto 2006 : 94).
Bertitik tolak dari rumusan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas UD. Rotan Indah Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo.













BAB III
METODE PENELITIAN

3.1       Tempat Dan Waktu Penelitian
Sehubungan dengan penelitian ini,  lokasi yang dijadikan tempat penelitian yaitu UD. Rotan Indah, dengan alamat Jalan Cempaka, Desa Luwoo Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Penetapan objek penelitian pada lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi tersebut ditinjau dari segi waktu, biaya dan tenaga cukup menunjang, disamping itu UD. Rotan Indah  dapat memberikan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti.
Adapun waktu penelitian direncanakan berdasarkan jadwal kegiatan penelitian, seperti yang tampak pada table 3 berikut ini :
Tabel : 3
Jadwal rencana penelitian
No
Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan : Tahun 2010
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Penelitian pendahuluan
























2
Menyusun proposal
























3
Seminar proposal
























4
Pelaksanaan penelitian
























5
Ujian skripsi



























3.2         Desain Penelitian
Desain penelitian menggambarkan adanya prosedur-prosedur yang memungkinkan penulis dapat menguji hipotesis penelitian yang telah ditulis sehingga dapat mencapai kesimpulan mengenai hubungan atau adanya saling mempengaruhi antara variabel bebas  dan  variabel terikat dalam penelitian ini.
Adapun desain penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y
X
 


Keterangan:
                 X= Perputaran modal kerja
                 Y= Tingkat profitabilitas
 3.3   Variabel Penelitian
Dengan memperhatikan keterkaitan satu dengan yang lain, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel fungsional.
a.        Sebagai variabel bebas (variabel pengaruh)
Variabel pengaruh dengan kode X dalam penelitian ini adalah modal kerja dengan indikator sebagai berikut  :
ü Kas
ü Persediaan.
b.        Sebagai variabel terikat ( variabel terpengaruh)
Variabel terpengaruh dengan kode Y yaitu dalam penelitian ini adalah profitabilitas.
3.4       Operasional  Variabel
Berdasarkan kerangka pemikiran sebelumnya, maka operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel : 2
Operasional variabel
Variabel
Indikator
Skala
Perputaran modal kerja (X)
Menurut Riyanto (2001 : 62) periode perputaran modal kerja (working capital turnover period)  dimulai sejak dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen- komponen modal kerja sampai pada saat kembali menjadi kas. Dan lamanya periode perputaran masing- masing elemen modal kerja tersebut.
Working Capital Turnover



Rasio
Profitabilitas (Y)
 Munawir (2007 : 33) mengemukakan rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan/ asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets).
Return On Invesment
Rasio

3.5         Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan UD. Rotan Indah dari tahun 2007 hingga tahun 2009.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan UD. Rotan Indah dari tahun 2007 hingga tahun 2009. Selain itu dilakukan studi kepustakaan untuk memperoleh literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti berupa perputaran modal kerja (kas dan persediaan) dan profitabilitas (return on invesment). 
3.6       Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penulis menggunakan cara sebagai berikut :
1.  Penelitian Lapangan
-     Observasi
Teknik ini merupakan langkah awal yang digunakan untuk mengamati secara langsung lokasi dan proses yang terjadi pada lokasi yang diteliti (UD. Rotan Indah).
-          Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data melalui dokumen-dokumen tertulis sehubungan dengan masalah yang diteliti meliputi perputaran modal kerja (kas dan persediaan) dan profitabilitas (return on invesment).
-        Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengadakan wawancara secara langsung, dengan pimpinan/ karyawan UD. Rotan Indah untuk memperoleh data sebagai penunjang dalam penelitian ini.
2.        Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan diperlukan untuk melengkapi data sekunder melalui penelaahan kepustakaan.
3.7   Teknik Analisis Data
Selanjutnya dalam rangka pengujian hipotesis digunakan analisa statistik dengan menggunakan rumus regresi sederhana. Dalam perhitungan persamaan regresi digunakan suatu persamaan sebagai berikut :
Y= a+bX                                                                               (Sudjana, 2002 : 76)
Untuk mencari harga a dan b digunakan rumus :
a =                                                             
b =                                                                     
Di mana :
a             = Konstanta
b            = Koefisien regresi
X         = Jumlah nilai X
∑Y         = Jumlah nilai Y
∑X²       = Jumlah kuadrat nilai dari X
∑XY     = Jumlah produk antara nilai X dan Y
3.8         Hipotesis Statistika
Pasangan  hipotesis  yang  digunakan  dalam  pengujian  ini  meliputi :
H0 = 0 : diduga tidak terdapat pengaruh  antara variabel X ( perputaran modal kerja) terhadap variabel Y (tingkat profitabilitas).
H1    0 : diduga terdapat pengaruh antara variabel X (perputaran modal kerja) terhadap variabel Y (tingkat profitabilitas).          












DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2002. Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja Cetakan I.  Jakarta :PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.Rineke Cipta.

Husnan, Suad. 2002. Manajemen Keuangan Cetakan I. Jakarta : UT

Hernawati, Ima.2007. Analisis Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas Dan Solvabilitas TerhadapProfitabilitas. Semarang

Kartadinata, Abas. 1999. Pembelajaran Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : PT.Rineke Cipta

Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Akuntansi Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya . Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Ponggiliu, Sitti, Lizam. 2004. Pengaruh Pengendalian Perputaran Modal Kerja Terhadap Peningkatan Laba. Gorontalo

Macfoedz, Mas’ud,Akt. 1996. Akuntansi Manajemen, STIE Widya

Martono, Harjito. 2003. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberti : Yogyakarta

Norren, Garrison. 2004. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat : Jakarta

Riyanto, Bambang. 2000. Dasar-dasar Pembelanjaan : BPFE, Yogyakarta. Yogyakarta

          2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Usaha Edisi IV cetakan 7 : BPFE, Yogyakarta. Yogyakarta

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito Bandung.

Sutojo, Siswanto. 2000. Mengenali Arti Dan Neraca Perusahaan. Yogyakarta : Andi

Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan.  Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tunggal, Widjaja, Amin. 2000. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : PT. Rineka Cipta







5 komentar:

  1. nice psting ...
    mas boleh minta kontaknya gak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

      Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

      Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

      Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

      Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

      Hapus
  2. mas maksih saya jadikan referensi gak untuk sripsinya saya??

    BalasHapus
  3. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah penipuan oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus

  4. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus