BAB I
PENDAHULUAN
Karya ilmiah merupakan salah satu produk nalar
yang sistimatis dan argumentatif. Kesistimatisan dan keargumentatifan suatu
karya ilmiah, selain ketajaman visi dan analisis juga diperlukan suatu pedoman
khusus yang disepakati atau ditetapkan. Dengan adanya pedoman memudahkan
anggota masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi untuk dapat
mengkomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dan/atau hasil penelitian.
Pelaporan karya ilmiah diperlukan suatu pedoman tentang pembuatan karya ilmiah,
khususnya karya ilmiah tertulis. Pedoman penulisan karya ilmiah ini akan
memberikan petunjuk tentang cara menulis karya ilmiah yang berupa makalah,
artikel, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Bagi mahasiswa yang
melaksanakan tugas akhir di IAIN Sultan Amai Gorontalo.
.
A. Makalah, Artikel, dan Laporan Penelitian
Makalah
adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik
tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis
yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang
diberikan oleh dosen atau ditulis atas
inisiatif sendiri untuk
disajikan dalam forum
ilmiah. Contoh sampul
makalah dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Artikel
ilmiah adalah karya tulis yang didesain untuk dipublikasikan dalam jurnal atau
buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel
ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis
lainnya dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan
kajian pustaka, atau hasil pengembangan projek. Dari segi sistematika penulisan
dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel hasil penelitian
dan artikel nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis skripsi sangat dianjurkan
menuliskan kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jumal.
Tatacara penulisan artikel ilmiah diuraikan pada Bab III buku pedoman ini.
Sedangkan contoh format artikel untuk jurnal dapat dilihat pada Lampiran 2
Laporan
penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan
hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Contoh sampul
laporan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3
B. Skripsi
Skripsi
merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa
program Sarjana (SI) pada akhir studinya. Karya ilmiah ini merupakan salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan program studi mereka yang dapat ditulis berdasarkan
hasil penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, atau hasil kerja pengembangan
(projek).
Skripsi
hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada
pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari pendekatan yang digunakan,
penelitian lapangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif.
Penelitian
kuantitatif pada dasarnya adalah suatu penelitian yang menggunakan pendekatan
deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan
para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya
yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan
data empiris di lapangan.
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara
holistitik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk
laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk
narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri
naturalistik yang penuh keotentikan.
Kajian
pustaka adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang
pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan
pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara
mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk
keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlakukan sebagai
sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar
untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka
teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
Kerja
pengembangan adalah kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat
dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan
pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.
Skripsi yang ditulis berdasarkan hasil
kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi
yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan
pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda. Kegiatan penelitian pada
dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan
kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan
suatu permasalahan.
C. Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Secara
umum, perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari dua
aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dari aspek kuantitatif,
secara literal dapat dikatakan bahwa disertasi lebih berat bobot akademisnya
daripada tesis dan tesis lebih berat bobot akademisnya daripada skripsi.
Ketentuan ini hanya dapat diberlakukan untuk jenis karya ilmiah yang sama
(sama-sama hasil penelitian kuantitatif atau sama-sama hasil penelitian
kualitatif) dan dalam bidang studi yang sama pula (misalnya sama-sama tentang
bahasa atau sama-sama tentang ekonomi). Artinya, disertasi mencakup bahasan
yang lebih luas dari pada tesis, dan tesis mencakup bahasan yang lebih luas
atau lebih dalam daripada skripsi. Namun ukuran kuantitas ini tidak dapat
diberlakukan jika skripsi, tesis, dan disertasi dibanding-bandingkan antar
bidang studi atau antar jenis penelitian. Oleh karena itu perbedaan skripsi,
tesis, dan disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif,
tetapi lebih banyak dilihat dari aspek kualitatif.
Pada
dasarnya, aspek-aspek kualitatif yang membedakan skripsi, tesis, dan
disertasi dapat dikemukakan secara
konseptual, namun sulit untuk dikemukakan secara operasional. Berikut
dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan skripsi, tesis, dan disertasi,
terutama yang merupakan hasil penelitian kuantitatif
1. Aspek Permasalahan
Penulis
disertasi dituntut untuk mengarahkan permasalahan yang dibahas dalam disertasinya agar temuannya dapat memberikan
sumbangan "asli" bagi ilmu pengetahuan, sedangkan penulis tesis
diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan. Sumbangan yang demikian itu tidak dituntut dari penulis skripsi.
Identifikasi
masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas informasi dari koran, majalah,
buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan, akan tetapi
identifikasi masalah untuk tesis terlebih lagi untuk disertasi perlu didasarkan
atas teori-teori yang berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji.
Masalah yang dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah-masalah yang bersifat
penerapan ilmu, sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah
pengembangan ilmu.
2. Aspek Kajian Pustaka
Dalam
mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis skripsi hanya diharapkan untuk
menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan
penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama. Penulis tesis tidak hanya
diharapkan mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus menyebutkan
secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian
lain yang sejenis. Penulis
disertasi diharapkan dapat (a) mengidentifikasi posisi dan peranan
penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas,
(b) mengemukakan pendapat pribadinya setiap kali membahas hasil-hasil
penelitian lain yang dikajinya, (c) menggunakan kepustakaan dari disiplin ilmu
lain yang dapat memberikan implikasi terhadap penelitian yang dilakukan, dan
(d) memaparkan hasil pustakanya dalam kerangka berpikir yang konseptual dengan
cara yang sistematis. Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka
pada skripsi seyogyanya menggunakan sumber primer dan dapat juga menggunakan
sumber sekunder, namun pustaka yang menjadi bahan acuan dalam tesis diharapkan
berasal dari sumber-sumber primer (hasil-hasil penelitian dalam laporan
penelitian, seminar hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian). Untuk
disertasi, penggunaan sumber primer merupakan keharusan.
3. Aspek Metodologi Penelitian
Penulis
skripsi dituntut untuk menyebutkan apakah sudah ada upaya untuk memperoleh data
penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang
valid. Bagi penulis tesis, penyebutan adanya upaya saja tidak cukup. Dia harus
menyertakan bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk menyatakan bahwa
instrumen pengumpul data yang digunakan cukup valid. Bagi penulis disertasi,
bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat diterima sebagai
bukti-bukti yang tepat. Dalam skripsi, penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi dalam pengumpulan data tidak harus dikemukakan, sedangkan dalam tesis
dan terlebih lagi dalam disertasi penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
pengumpulan data harus dikemukakan, beserta alasan-alasannya, sejauh mana
penyimpangan tersebut, dan sejauh mana penyimpangan tersebut masih dapat ditoleransi.
Asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam skripsi tidak harus diverifikasi dan tidak
harus disebutkan keterbatasan keberlakuannya, sedangkan asumsi-asumsi yang dikemukakan
dalam tesis, terlebih lagi dalam disertasi, harus diusahakan verifikasinya dan
juga harus dikemukakan keterbatasan keberlakuannya. Dalam penelitian kuantitatif,
skripsi dapat mencakup satu variabel saja, tesis dua variabel atau lebih,
sedangkan disertasi harus mencakup lebih dari dua variabel. Namun kriteria ini
harus disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian kualitatif,
skripsi dapat ditulis berdasarkan studi kasus tunggal dan dalam satu lokasi
saja, sedangkan tesis dan terutama disertasi seyogyanya didasarkan pada studi
multikasus dan multisitus.
4. Aspek Hasil Penelitian
Hasil
penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung oleh data
yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Dalam tesis dan disertasi, hasil
penelitian yang dikemukakan, selain didukung oleh data yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan, juga harus dibandingkan dengan hasil penelitian lain
yang sejenis. Oleh karena itu dalam tesis dan disertasi perlu ada bab
tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil penelitian. Bab yang berisi
pembahasan hasil penelitian diletakkan sesudah bab yang berisi sajian hasil
analisis data, sebelum bab yang berisi kesimpulan dan saran. Pengajuan saran
pada bagian akhir skripsi tidak harus dilengkapi dengan argumentasi yang
didukung oleh hasil penelitian, sedangkan saran-saran yang dikemukakan dalam
tesis dan disertasi harus dilengkapi dengan argumentasi yang didukung oleh
hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian skripsi yang
ditulis dalam bentuk artikel hendaknya diarahkan untuk dapat diterbitkan dalam
jumal ilmiah yang bermutu, sedangkan hasil penelitian tesis dan disertasi harus
memenuhi kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah yang bermutu.
5. Aspek Kemandirian
Selain
didasarkan pada keempat aspek tersebut, skripsi, tesis, dan disertasi juga
dapat dibedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses pelaksanaan
penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah. Secara umum dapat dinyatakan
bahwa proses penelitian dan penulisan disertasi lebih mandiri dari pada tesis,
dan proses penelitian dan penulisan tesis lebih mandiri daripada skripsi.
Secara kuantitatif dapat diilustrasikan sebagai,, berikut. Untuk disertasi
kira-kira 90% dari naskah tersebut adalah karya asli mahasiswa penulisnya,
sedangkan sisanya (10%) merupakan cerminan dari bantuan, bimbingan, serta
arahan para dosen pembimbing. Untuk tesis, persentase karya asli mahasiswa bisa
lebih kecil daripada disertasi; dan untuk skripsi, persentase karya asli
mahasiswa bisa lebih kecil daripada tesis.
D. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Kode
etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya
ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap
bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. Dalam penulisan
karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan
atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari
suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat
diidentikkan dengan pencurian. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri
dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak
kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang
diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu,
penulis skripsi, tesis, dan disertasi wajib membuat dan mencantumkan pernyataan
dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Contoh isi dan format
pernyataannya dapat dilihat pada
Lampiran 4
Dalam
menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang
tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan
pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Dalam menggunakan bahan dari suatu
sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta
ijin kepada pemilik bahan tersebut, Permintaan ijin dilakukan secara tertulis.
Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya
dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian,
dimodifikasi, atau dikembangkan.
Nama
sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh
dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau
informan Sebagai gantinya, nama sumber
data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.
BAB II
SISTIMATIKA
SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI
Skripsi,
tesis, dan disertasi dalam pedoman ini diklasifikasi ke dalam empat jenis yaitu
yang disusun berdasarkan hasil penelitian kualitatif, hasil penelitian kuantitatif,
hasil kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan. Keempat macam skripsi,
tesis, dan disertasi pada umumnya terbagi pada tiga bagian yaitu bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir
A. Isi Bagian Awal
Bagian
awal pada dasarnya sama untuk keempat jenis dari skripsi, tesis dan disertasi.
Sehungga penjelasan tentang isi bagian awal ini tidak akan disinggung lagi pada
uraian selanjutnya Hal-hal yang termasuk
dalam bagian awal dari keempat jenis karya ilmiah tersebut adalah:
· Halaman Sampul
· Lembar Logo
· Halaman Judul
· Lembar Persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan pengesahan
· Abstrak (untuk disertasi perlu
ditambahkan abstrak dalam bahasa Inggris)
· Kata Pengantar
· Daftar Isi
· DaftarTabel
· Daftar Gambar
· Daftar Lampiran
· Daftar Lainnya
Halaman Sampul
Halaman
sampul berisi: judul secara lengkap, lambang IAIN Sultan Amai Gorontalo dengan
diameter 3 cm, kata skripsi, tesis, atau disertasi, nama dan nomor induk
mahasiswa (NIM), dan diikuti dengan nama lengkapUniversitas, Institut, sekolah
tinggi, jurusan, program studi dan waktu (bulan-tahun) lulus ujian. Semua huruf
dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing
bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Ukuran huruf yang digunakan
adalah 12-16 point. Contoh halaman sampul dapat dilihat pada Lampiran 4.
Lembar Logo
Lembar
logo hanya berisi lambang IAIN dengan ukuran diameter 8 cm. Contoh logo IAIN
Sultan Amai Gorontalo dapat dilihat pada Lampiran 5
Halaman Judul
Halaman
judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya sama dengan
halaman sampul. Halaman judul lembar yang kedua memuat: (1) judul skripsi,
tesis, atau disertasi secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital, (2)
teks Skripsi diajukan kepada IAIN Sultan Amai Gorontalo untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana..., Tesis diajukan kepada
STAIN/IAIN Gorontalo untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
program Magister Pendidikan..., atau Disertasi diajukan kepada STAIN/IAIN
Gorontalo untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Doktor (3) nama dan nomor induk mahasiswa, diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf
pertama dari nama dan NIM, (4) nama lengkap STAIN/IAIN, fakultas, dan jurusan
diketik dengan huruf kapital, (5) bulan (diketik dengan huruf kecil kecuali huruf
pertama) dan tahun lulus ujian. Contoh halaman judul dapat dilihat pada lamp.6.
Lembar Persetujuan
Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan yang
pertama memuat persetujuan dari para pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan dalam
lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks Skripsi oleh... ini telah
disetujui untuk diuji, Tesis oleh... ini telah disetujui untuk diuji,
Disertasi oleh ini
telah disetujui untuk diuji, (2) nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing I
dan Pembimbing II (serta Pembimbing III untuk disertasi). Contoh lembar
persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 7
Lembar
persetujuan yang kedua berisi pengesahan skripsi oleh para penguji, ketua
jurusan, dan Ketua/Dekan. Pengesahan tesis dan disertasi oleh para penguji dan
direktur PPS. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh
mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para
penguji pada saat berlangsungnya ujian.Dalam lembar persetujuan dosen penguji dicantumkan
tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP
dari masing-masing dewan penguji dan ketua/dekan, ketua jurusan/program studi
(untuk skripsi) atau direktur PPS (untuk tesis) Contoh lembar persetujuan dosen
penguji ini dapat dilihat dalam lampiran 8
Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di
batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan
jarak 2 spasi dari kata abstrak, ditepi kiri dengan urutan. nama akhir diikuti
koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah
nama, diakhiri dengan titik.Judul dicetak miring
dan diketik dengan huruf kecil (kecuafi huruf-huruf pertama dari setiap kata)
dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi,
tesis, atau disertasi ditulis setelah
judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan (tidak boleh
disingkat), nama fakultas/jurusan, nama STAIN/IAIN, dan diakhiri dengan titik.
Kemudian dicantumkan nama dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar
akademiknya, serta pembimbing untuk disertasi. Dalam abstrak dicantumkan katakunci
yang ditempatkan di bawah nama dosen pembimbing. kata kunci berkisar antara
tiga sampai lima
buah. Kata kunci diperlukan untuk
mengantisipasi pene-rapan komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan
kata kunci dapat ditemukan judul-judul skripsi,tesis,atau disertasi beserta
abstraknya dengan mudah. Dalam, teks abstrak disajjkan secara padat inti sari
skripsi, tesis, atau disertasi yang mencakup latarbelakang, masalah yang
diteliti, metode yang digunakan.hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang
dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan,.Teks didalam abstrak
diketik dengan spasi tunggal (satu spasi}, panjangnya tidak lebih dari dua
halaman kertas ukuran kuarto. Contoh format abstrak dapat dilihat pada Lampiran
9
Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima
kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan atau
pihak-pihak lain yang telahmembantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan
menyelesaikan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi.Tulisan KATA PENGANTAR
diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan
tanpa tanda titik. Teks kata peng-antar diketik dengan spasi ganda .(dua
spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada
bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang.
Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab,
judul subbab, dan judul anak subbab yang disertai derigan nomor halaman tempat
pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital
sedangkan judul subbab dan anak subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik
dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi
keseluruhan isi. Contoh halaman daftar isi dapat dilihat pada Lampiran 10.
Daftar Tabel
Halaman
daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk setiap
tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks.
Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal.
Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh
daftar tabel dapat dilihat pada Lampiran 11
Daftar Gambar
Pada
halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman
tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu
baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang
lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar gambar dapat dilihat pada
Lampiran 11
Daftar Lampiran
Daftar
lampiran mernuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman tempat lampiran
itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan
spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak
dua spasi. Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada Lampiran 12
Daftar Lainnya
Jika
dalam suatu skripsi, tesis, atau disertasi banyak digunakan tanda-tanda lain
yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau lambang-lambang yang
digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik, bahasa, transliterasi dan sebagainya),
maka perlu ada daftar khusus mengenai tambang-lambang atau tanda-tanda
tersebut.
B. Isi Bagian Inti
Pada bagian ini diuraikan isi masing-masing bagian inti
dari keempat jenis dari (skripsi, tesis, dan disertasi).
1. Skripsi, Tesis,
Disertasi Kualitatif
Penelitian
kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan
konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian semacam ini
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam
penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut mewarnai sifat dan
bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam
bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri
alamiahnya.
Laporan
penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat berupa
masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan. Laporan penelitian kualitatif
harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat memenuhi maksud yang
tercermin dalam fokus oenelitian.
Gaya penulisan laporan penelitian kualitatif tidak menggunakan
model tunggal. Gaya
penulisan dapat bersifat formal, informal, atau gabungan keduanya. Laporan yang
ditulis dengan gaya
formal memuat hal-hal pokok pada bagian awal, kemudian menunjukkan aspek-aspek
yang dianggap penting yang dipaparkan beserta contoh-contoh dan data. Laporan
bergaya informal, misalnya berisi paparan sebuah cerita yang diakhiri dengan
kesimpulan.
Sistematika
isi bagian inti skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian kualitatif
seperti berikut:
Komposisi
Skripsi/Tesis kualitatif
BAB I PENDAHULUAN
A.
Konteks
Penelitian atau Latar Belakang
B.
Fokus
Penelitian atau Rumusan Masalah
C.
Tujuan
Penelitian
D.
Kegunaan
Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
A.
.
. . . . . . . . . . .
B.
.
. . . . . . . . . . .
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
B.
Kehadiran
Peneliti
C.
Lokasi Penelitian
D.
Sumber Data
E.
Prosedur Pengumpulan Data
F.
Analisis Data
G.
Pengecekan Keabsahan Temuan
H.
Tahap-tahap
Penelitian
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
Catatan : Untuk skripsi bab IV dan V digabung
Penjelasan setiap bagian
inti sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab
pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian yang
dilakukan.Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang
penelitian, fokus peneletian, tujuan penelitian, landasan teori, dan kegunaan
penelitian.
Konteks Penelitian (Latar Belakang)
Bagian
ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa
penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian.
Fokus Penelitian
Fokus
penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok
yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan
masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam
penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan
untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan.
Pertanya-an-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa
hal tersebut ditampilkan
Alasan-alasan
ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif
yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan
gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan
studi pendahuluan di lapangan.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini,
sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.
Kegunaan Penelitian
Pada
bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata
lain, dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah
yang diteliti.uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa
penelitian terhadap masalah sangat dibutuhkan.
Bab II Kajian Teori
Kajian
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan
kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam
penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau
penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan
penjelas, dan berakhir dengan suatu "teori".
Bab III Metode Penelitian
Bab
ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara
opersional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan
keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada
bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan
ini digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan
berpikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi
simbolik, kebudayaan, etnometodologi atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti
juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis.
studi kasus. Grounded theory.
interaktif. ekologis. Partisipatoris penelitian tindakan atau penelitian kelas
Kehadiran Peneliti
Dalam
bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen
sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi
fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh
karena itu, kehadiran peneliti lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak
diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam
laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan
penuh pegamat partisipan atau pengamat penuh Di samping itu perlu disebutkan
partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu
perlu disebut apakah kehadiran peneliti diketahui statusnva sebagai peneliti
oleh subyek atau informan
Lokasi Penelitian
Uraian
lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan
memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya
diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu
disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari.
Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan,
keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi
ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru Peneliti
kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah
peneliti. Peneliti kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat
dengan si peneliti pernah bekerja di situ atau peneliti telah mengenal
orang-orang kunci.
Sumber Data
Pada
bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, dan teknik penjaringan data
dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang
dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan
informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan
cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya
data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snow ball
sampling).
Istilah
pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh
kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah
untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan
(generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan,
dan waktu.
Prosedur Pengumpulan Data
Dalam
bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi
partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman
data: validitas dan struktur. Validitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata
dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki validitas tinggi,
sedangkan catatan lapangan memiliki validitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan
sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur.
Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan
prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan cara-cara
untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan
dalam pengumpulan data.
Analisis Data
Pada
bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain
agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan,
pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola,
pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian
kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan
teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis
komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan
statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang
analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks
dan logika.
Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian
ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan
temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu
diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan
kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi
(menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat,
analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota.
Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke latar lain
{transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya
dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability).
Tahap-tahap Penelitian
Bagian
ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian
pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan
laporan.
Bab III Paparan Data dan
Temuan Penelitian
Bab
III memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan
metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab II. Uraian ini terdiri atas paparan
data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian
dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa
yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi
informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan
hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian
disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang muncul dari
data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem
klasifikasi, dan tipologi. Paparan data yang memuat informasi yang berasal dari
pengamatan dan wawancara yang dianggap menonjol dapat dilihat pada Contoh 1 dan
Contoh 2.
Contoh 1
Paparan Informasi dari
Wawancara
Masyarakat di desa Pandansari
Lor memiliki tradisi gotong-royong yang kuat, antara lain dilaksanakannya
"mingguan" dan "gugur gunung" yang dipimpin oleh pamong
desa. Hal ini diceritakan oleh Pak Marso, seorang tokoh masyarakat setempat
yang juga salah satu keturunan ketujuh dari "Bedah Krawang" di desa ini,
sebagai berikut.
"Mingguan" yang
dilaksanakan tanpa upah untuk kepentingan desa diwajibkan bagi pemilik tanah
gogol tiap minggu untuk memperbaiki tempat-tempat seperti jalan, sungai, atau
kuburan. Sedangkan "gugur gunung" berlaku untuk semua penduduk di
desa ini. "Mingguan" dan "gugur gunung" telah dilaksanakan
secara turun-temurun sejak merdeka.
Dari keterangan Pak Marso ini dapat disimpulkan bahwa
ikatan sosial warga desa Pandansari Lor kuat sekali dan sudah mengakar cukup
lama.
Contoh 2
Paparan informasi dari
Pengamatan
Pengaturan tempat duduk yang
terpisah juga terjadi ketika dilaksanakan pengajian di rumah Pak lkhsan.
Berikut ini petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut.
Semua jamaah sedang duduk di
ruang tamu dan ruang keluarga, di atas permadani. lbu-ibu yang sebagian adalah
istri-istri dosen menempati ruang tengah, dekat kamar tidur. Ada sembilan orang ibu yang duduk di tempat
itu.
Dengan demikian terdapat norma yang ketat di daerah ini,
khususnya yang menyangkut pergaulan antara pria dan wanita.
Untuk skrisi bab IV dan Bab V digabung
menjadi satu bab
Bab V Pembahasan
Bab
ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori
dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori-teori dan temuan-temuan
sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap
dari lapangan (grounded theory). Untuk tesis dan disertasi perlu dilengkapi
dengan implikasi dari temuan penelitian.
Bab VI Penutup
Penutup
memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut penelitian,
serta saran-saran atau rekomendasi yang diajukan. Dalam penelitian kualitatif,
temuan pokok atau kesimpulan harus menunjukkan "makna" temuan-temuan
tersebut.
Komposisi Skripsi,
Tesis, Disertasi Kuantitatif
Hal-hal
yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat
kompleks, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif
dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis.Karena kompleksnya
materi yanc disajikan, maka laporan penelitian kuantitatif perlu diatur
sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap
bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.
Laporan
hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi
terutama ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademik.Laporan untuk masyarakat
akademik cenderung bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa
hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan
kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan objektif. Format
laporan cenderung baku,
mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau suatu kelompok masyarakat
akademik. Berdasarkan pemikiran di atas, isi dan sistematika skripsi, tesis,
dan disertasi sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga
bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Sebagaiamana
halnya dengan kualitatif.
Isi bagian inti penelitian kuantitatif meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Rumusan
Masalah
C.
Definisi
Istilah atau Definisi Operasional
D.
Tujuan
Penelitian
E.
Hipotesis
Penelitian (jika ada)
F.
Kegunaan
Penelitian
G.
Asumsi
Penelitian (jika diperlukan)
H.
Ruang
Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A........................
B........................
C........................
BAB III METODE
PENELITIAN
A.
Rancangan
Penelitian
B.
Populasi
dan Sampel
C.
Instrumen
Penelitian
D.
Pengumpulan
Data
E.
Analisis
Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Hipotesis
BAB V PEMBAHASAN
A........................
B........................
C...............
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Catatan untuk skripsi bab IV dan V digabung
Penjelasan isi bagaian inti
Bagian
inti dari skripsi, tesis, disertasi terdiri dari enam bab, yaitu Pendahuluan,
Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Penutup.
Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada bahasan berikut.
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan
adalah bab pertama dari skripsi, tesis, disertasi yang mengantarkan pembaca untuk
dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian
itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1)
latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4)
hipotesis penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) asumsi penelitian, (7) ruang
lingkup dan keterbatasan penelitian, dan (8) definisi istilah/operasional.
Latar Belakang Masalah
Di
dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,
baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi
masalah yang diteliti Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori,
hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun
pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang
diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat
landasan berpijak yang lebih kokoh.
Rumusan Masalah
Perumusan
masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan
yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang
lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah.Rumusan masalah hendaknya disusun secara
singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan
masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau
sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain
itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan
prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian
dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP
dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
Hipotesis Penelitian
Tidak
semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian
kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan
hipotesis. Oleh karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam
skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural
hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena
hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang
diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling
tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian
dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang
diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah,
maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian
pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan
hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan
hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel,
melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif
antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata
pelajaran Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP
yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi
dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya
sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara
dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c)
dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara
empiris.
Kegunaan Penelitian
Pada
bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata
lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah
yang ditetiti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa
penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah
anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan
bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi
bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal
ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi
dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi
dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan
dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan
metodologi penelitian.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang
lingkup yang dimaksudkan pada bagian ini adalah variabel-variabel yang
diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian
ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta
indikator-indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi,
tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca
dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian
menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian.
Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan
ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural,
teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan
penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan
kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang
diinginkan.
Definisi Istilah/Operasional
Definisi
istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul
pebedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah
tidak diberikan Istilah yang perlu
diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep
pokok yang terdapat di dalam sknpsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa
suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat
dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian.
Definisi
istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya.
Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh
peneliti. Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang
akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas
sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung
definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan
atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasional
dari variabel "prestasi aritmatika" adalah kompetensi dalam bidang
aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan
menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena
teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya.
Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain
melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji kembali oleh orang lain.
Bab II Kajian Pustaka
Dalam
kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah
menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji
persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan.
Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan
dalam Bab II (Kajian Pustaka). Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak
hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka
berpikir peneliti.
Kajian
pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel)
yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi
atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab 1. Untuk dapat memberikan
deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya
kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang
diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai
landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang
relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah
dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari
berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan
penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah,
terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik
jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan
pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada
temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai
penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka dapatlah diidentifikasi
posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan datam konteks permasalahan
yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada
perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam
tesis dan disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang
pandangan atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan
teori-teori yang dikaji.
Pemilihan
bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip
kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi.
Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori
yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode
berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar
teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa
berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi
diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah
yang diteliti.
Bab III Metode Penelitian
Pokok-pokok
bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup (1)
rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan
data, dan (5) analisis data.
Rancangan Penelitian
Penjelasan
mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk
setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan
penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih
adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel
lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan
rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada
hipotesis yang akan diuji.
Pada
penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi
penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan
sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survei,
atau penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu,
dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam
penelitian serta sifat hubungan antara .variabel-variabel tersebut.
Populasi dan Sampel
Istilah
populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil
sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah
seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian,
terutama dalam penelitian ekperimental.
Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian
kualitatif disebut informan atau subjek, tergantung pada cara pengambilan
datanya.
Penjetasan
yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar
besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat.
Tujuannya adalah agar sampeling dipilih benar-benar dalam arti dapat
mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel
merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan
maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya.
Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka
semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya Jadi, hal-hal yang
dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan
batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan
teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.
Instrumen Penelitian
Pada
bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang
diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen
pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penetitian.
Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan
variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen
yang baik juga harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tes, terutama
disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen.Apabita
instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada
kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan.
Hal
lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian
skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat
dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang
digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah
instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup
keseluruhan alat yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu subbab
instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a)
langkah-tangkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan
data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti
menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan
cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses
mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang
sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses
pelaksanaan penelitian.
Analisis Data
Pada
bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari
metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat
statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis anaiisis data
sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi
pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena
itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik
analisisnya, bukan kecanggihannya.
Beberapa
teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu
memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis
sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara
tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan
statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu. Di samping
penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga
dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah
cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar.
Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan
(kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih
rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya,
misainya SPSS for Windows.
Bab IV Hasil Penelitian
Dalam
penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh
sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian tentang
karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil
pengujian hipotesis.
Deskripsi Data
Kata
"deskripsi data" bukan merupakan judul subbab karena pada bagian ini
diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi data
untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah
dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi freknensi yang disertai
dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan
dalam subbab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan
penelitian.
Materi
yang disajikan dalam Bab IV dari skripsi, tesis, atau disertasi adalah
temuan-temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan
secara singkat namun bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk
menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran (apabila diperlukan).
Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik,
label, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan
tentang hal tersebut masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi
pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi)
peneliti.
Pengujian Hipotesis
Pemaparan
tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian
temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian dapat
dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan
masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil
pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian
hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh
dari perhitungan statistik.
Untuk skripsi bab
IV dan bab V digabung menjadi satu bab
Bab V Pembahasan
Pembahasan
atas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan di dalam Bab IV mempunyai
arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah (1
menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian
dicapai, (2, menafsirkan temuan-temuan penelitian, (3) mengintegrasikan temuan
penetitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, (4) memodifikasi
teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan
implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan
temuan-temuan penelitian.
Dalam
upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan
secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap
temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang
ada.Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah
ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks,
khasanah ilmu.yang lebih tuas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan
temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain
yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang telah ada di dalam
Bab II. Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian
lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi
terhadap hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya
bila didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya
hasil penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini.
Pembahasan justru akan menjadi Iebih menarik jika di dalamnya dicanturnkan juga
temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu
memberikan penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya memang lebih
akurat. Pembahasan hasil penelitian menjadi
lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak
faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonmetodologis,
seperti adanya intervensi variabe! lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang
berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis,
misalnya instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang reliabel. Dalam
pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut mengenai letak ketidaksempurnaan
instrumen yang dipakai. Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan-kesalahan
yang ada akan menjadi
salah satu pijakan untuk
menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.
Pembahasan
hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau
menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud
menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan
bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori harus disertai
dengan rumusan teori baru. Apabila uraian tentang hasil penelitian (Bab IV) dan
pembahasan (Bab V) terlalu pendek, maka Bab V dapat digabungkan ke dalam Bab IV
sehingga "Pembahasan" hanya menjadi subbab. Kemudian, secara otomatis
Bab VI (Penutup) akan menjadi Bab V.
Bab VI Penutup
Pada
Bab VI atau bab terakhir dari skripsi, tesis, dan disertasi dimuat dua hal
pokok, yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan
Isi
kesimpulan perielitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan
penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang
mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat
ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu
memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Kesimpulan penelitian merangkum
semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab IV. Tata
urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab IV. Dengan demikian,
konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang
diperoieh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.
Saran
Saran
yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan,
dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas
lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya
yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan
saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya.
Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik Saran dapat ditujukan kepada perguruan
tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.
Komposisi Skripsi, Tesis, Disertasi Kajian Pustaka
Skripsi,
tesis, dan disertasi hasil kajian pustaka merupakan penampilan argumentasi
penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir
peneliti mengenai suatu masalah/topik kajian. Skripsi, tesis, dan disertasi
jenis ini berisi satu topik yang memuat beberapa gagasan dan/atau proposisi
yang berkaitan yang harus didukung oleh data yang diperoleh dari sumber
pustaka.
Sumber
pustaka untuk bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian, disertasi, tesis,
skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, diskusi
ilmiah, atau terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain.
Bahan-bahan pustaka harus dibahas secara kritis dan mendalam dalam rangka
mendukung gagasan dan/atau proposisi untuk menghasilkan kesimpulan dan saran.
Sistematika isi bagian inti skripsi, tesis, dan disertasi hasil kajian pustaka
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Kajian
D.
Kegunaan
Kajian
E.
Metode
Kajian
F.
Definisi
Istilah
BAB II dan Bab-bab
selanjutnya masing-masing berisi gagasan pokok diteruskan dengan kajian
mendalam dan diakhiri dengan rangkuman pembahasan dan implikasi. Judul bab
disesuaikan dengan materi yang dibahas. Bab inti dari skripsi, tesis, dan
disertasi diakhiri dengan Bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Contoh komposisi kajian pustaka dapat dilahat pada lampiran 20
Penjelasan isi bagian inti
Jumlah
bab dalam bagian inti dari skripsi, tesis, dan disertasi hasil kajian pustaka
bisa bervariasi, tergantung pada banyaknya gagasan dalam satu topik yang akan
dibahas. Umumnya, untuk keperluan penulisan skripsi, tesis, dan disertasi jumlah
bab yang ada sebanyak lima
buah. Judul bab beserta isinya akan diuraikan pada bahasan berikut.
Bab I Pendahuluan
Paling
tidak ada enam hal yang perlu dikemukakan secara singkat dan jelas pada bab
Pendahuluan ini, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3)
tujuan kajian, (4) kegunaan kajian, (5)
metode kajian, dan (6) definisi istilah.
Latar Betakang Masalah
Bagian
ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari koran, majalah,
buku, jumal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan mengenai
hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Gambaran
umum ini dapat bersifat mendukung atau menunjang pendapat peneliti ataupun
bersifat tidak mendukung atau menolak harapan peneliti. Selain itu juga
dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman masalah, misalnya mengapa
masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting, dan perlu ditelaah.
Rumusan Masalah
Bagian
ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang masalah yang menunjukkan
bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan
secara memuaskan. Uraian tersebut didukung berbagai publikasi yang berhubungan
dengan masalah yang dikaji, yang mencakup aspek yang dikaji, konsep-konsep yang
berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian.
Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan
dikaji serta disajikan secara sistematis dan terpadu. Selanjutnya dituliskan
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka (dalam bentuk
kalimat tanya), yang memuat variabel/hubungan antarvariabel yang akan dikaji.
Kata tanya yang digunakan berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan,
siapa, dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas.
Tujuan Kajian
Bagian
ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan
kajian kepustakaan yang ditakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang
hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubu-ngan
yang relevan dengan masalah.yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji
kehidupan orang-orang yang terkenal (dalam suatu bidang studi untuk mengetahui
pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan
menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja.
Kegunaan Kajian
Pada
bagian ini penulis memberikan gambaran yang jelas dan realistis mengenai
kegunaan atau manfaat hasil pemecahan masalah. Manfaat yang diuraikan dapat
dikaitkan dengan peneliti, lembaga tempat kajian dilakukan, organisasi profesi,
pengembangan ilmu, pendidikan, pemecahan masalah yang mendesak, pengambilan
keputusan atau kebijakan, dan sebagainya.
Metode Kajian
Metode
kajian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan penulis sejak awal hingga
akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan
anggapan-anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya
verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka
berpikir. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat
dalam judul kajian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan
antarvariabel. Selanjutnya dilakukan analisis variabel dengan mengajukan
pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan dengan
hubungan antar variabel. Analisis ini diperlukan untuk menyusun alur berpikir
dalam memecahkan masalah. Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian
hendaknya didasarkan atas kajian teori dan khasanah ilmu, yaitu paradigma,
teori, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan
dengan masalah yang dibahas.
Definisi Istilah
Bagian
ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat
kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Bagian ini juga memberikan
keterangan rinci pada bagian-bagian yang memerlukan uraian, misalnya alat
peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau tempat, nilai, sikap, penghasilan,
keadaan atau kondisi, keadaan sosial ekonomi, status, dan sebagainya.
Bab II dan Bab-bab
Selanjutnya
Dari
masing-masing pertanyaan diidentifikasi alternatif model-model pemecahan masalah
atau jawabannya. Dari setiap alternatif pemecahan masalah atau jawaban
pertanyaan di-identifikasi konsep-konsep yang relevan yang diperlukan sebagai
bahan pertimbangan untuk memilih alternatif pemecahan masalah atau jawaban yang
tepat. Lebih lanjut, masing-masing konsep dijabarkan lagi menjadi subkonsep berdasarkan
keperluan, misalnya berdasarkan makna atau segi lainnya.
Pada
hakikatnya peninjauan konsep menjadi subkonsep-subkonsep dilakukan untuk
menyusun alur berpikir dalam pengkajian masalah. Hal ini dilakukan terhadap
semua konsep yang ada. Berdasarkan uraian ini disusun bab-bab yang diperlukan.
Masing-masing bab diberi judul yang sesuai.
Bahan-bahan
untuk pembahasan konsep dan subkonsep dicari dan dikumpulkan dari berbagai
sumber, yaitu dari buku, tulisan dalam jurnal, majalah ilmiah, makalah, atau
sumber-sumberyang lain.
Secara
ringkas dapat dikatakan bahwa Bab II dan bab-bab selanjutnya berisi uraian
masalah secara rinci, alternatif model pemecahan masalah, dan pemecahan
masalahnya. Bagian ini merupakan hasil
pemikiran atau ide
yang baru dari
peneliti mengenai masalah
yang dibahas. Seyogyanya tercermin di sini penguasaan peneliti mengenai
bidang ilmu yang relevan dengan permasalahan. Analisis dan pemecahan masalah
yang dilatarbelakangi penguasaan materi keilmuan akan tajam dan komprehensif.
Juga perlu tercermin di sini gagasan dan wawasan peneliti yang tajam dalam
mengkaji masalah.
Perlu
dipelihara konsistensi cara berpikir sejak awal pembahasan. Gagasan dan buah
pikiran penulis harus disajikan dalam bentuk alur-alur pikir yang logis sehingga
mudah ditangkap maknanya.
Bab Penutup
Bab
ini berisi kesimpulan dan saran yang harus taat-asas dengan uraian kerangka
pemikiran terdahulu dan tidak bertentangan. Kesimpulan dan saran dinyatakan
secara terpisah.
Kesimpulan merupakan pemyataan siingkat dan tepat yang dirangkum dari
hasil kajian dan pembahasan. Saran dibuat berkaitan dengan hasil
kajian/pembahasan yang telah dilakukan.
Saran ditujukan baik kepada para penelitian
bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan
atau mengembangkan kajian yang sudah
diselesaikan maupun kepada pihak lain yang nnemanfaatkan hasil kajian
ini. Saran dapat mengenai aspek yang mungkin diteliti lebih lanjut atau hal-hal
yang perlu diperbaiki atau di tingkatkarn Saran bukan merupakan suatu keharusan.
Komposisi Skripsi, Tesis, Disertasi
Hasil Kerja Pengembangan
Skripsi, tesis, dan disertasi yang disusun
berdasarkan hasil kerja pengembangan (projek) terdiri atas dua bagian, yaitu:
Bagian I: Memuat kajian analisis pengembangan projek. Kajian analisis ini
dituangkan dalam 5 bab seperti teriihat dalam format Bagian I . Bagian II Memuat produk yang dihasilkan dan kegiatan
pengembangan seperti telah dispesifikasi dalam Bagian I.
Bagian I dan Bagian II disusun dalam naskah terpisah, sedangkan penjilidannya
dapat disatukan. Isi bagian inti adalah:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pengembangan
D. Spesifikasi Produk yang
Diharapkan
E. Pentingnya Pengembangan
F. Asumsi dan Keterbatasan
Pengembangan
G. Defenisi Istilah
H.
Sistimatika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. …….
B. …..
C. ……... '
BAB III METODE PENGEMBANGAN
A.
Model Pengembangan
B.
Prosedur Pengembangan
C.
Uji Coba Produk
1. DesainUji coba
2. Subjek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
BAB IV HAS1L PENGEMBANGAN
A. Penyajian Data Uji Coba
B. Analisis Data
C. Revisi Prodak . -
BAB V KAJIAN DAN SARAN . .
A. Kajian Produk yang Telah
Direvisi
B.
Saran Pemanfaatan, Diseminasi.dan Pengembangan Produk Lebih.Lanjut
:
Penjelasan isi bagian inti
Paparan inti skripsi, tesis.dan disertasi hasil
kerja pengembahgan projek dituangkan dalam 5 bab. Secara berurutan, Bab I mengemukakan uraian-uraian pendahuluan. Bab
II memaparkan hasil kajian teori-teori dan temuan-temuan empiris yang relevan
dengan projek yang dikembangkan, Bab III memaparkan metode yang digunakan oleh
pengembang untuk menghasilkan projek, Bab IV memaparkan hasil-hasil
pengembangan, dan Bab V memaparkan kajian hasll pengembangan untuk keperluan
pemanfaatan dan disminasi.
LatarBelakangMasalah
Latar belakang masalah mengungkapkan konteks
pengembangan projek dalam masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu,
uraian perlu diawali dengan identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada
antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkan oleh
kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai
alternatif untuk mengatasi kejanggalan itu perlu dipaparkan secara singkat
disertai dengan identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Altematif yang
ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian
akhir dari paparan latar belakang masalah.
Rumusan Masalah
Sebagai penegasan dan apa yang telah dibahas
dalam latar belakang masalah, pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan
spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan. Rumusan masalah pengembangan
projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat.jelas, dan diungkapkan
dengan kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti dalam
rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disertai dengan altematif
pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa altematif itu yang dipilih
sebagai cara pemecahan yang paling tepat terhdap masalah yang ada.
Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari.
masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan altematif yang telah dipilih.
Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke pencapaian kondisl ideal seperti yang
telah diuraikan dalam latar belakang masalah.
Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
lengkap tentang karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan
pengembangan, Karakteristik produk mencakup semua identitas penting yang dapat
digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum model, paket pembelajaran,
buku teks, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah.pelatihan.penataran,
atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk
lainnya, misalnya kurikulum bahasa Arab memiliki spesifikasi yang berbeda jika
dibandingkan dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya dapat
ditemukan komponen yang sama.
Pentingnya Pengembangan
Bagian ini sering dikacaukan dengan
tujuan pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian konmdisi yang ideal,
sedangkan pentingnya pengembangan mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada
pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan kata lain, pentingnya
pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada perlu dan mendesak untuk
dipecahkan
Asumsi dan keterbatasan Pengembangan
Asumsi dalam
pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan sifat produk yang
dihasilkan. Asumsi hendaknya diangkat dari teori yang telah teruji, pandangan
ahli, dan data empiris yang sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan.
Keterbatasan pengembangan mengungkapkan
keterbatasan produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Produk ini dimaksudkan supaya para pemakai hati-hati berdasarkan dengan pijakan
yang dipakai oleh pengembang.
Defenisi Istilah
Bagain ini dikemukakan
definisi istilah-istilah yang khas dipakai dalam pengembangan produk yang
diinginkan, baik dari isi prosedur, model yang dipakai dalam pengembangan.
Istilah-istilah yang jelaskan adalah yang memungkinkan pembaca berbeda
penafsiran dengan yang dimaksudkan oleh pengembang. Dalam definisi diusakan
secara seoprasional mungkin.
Sistimatika Penulisan
Urauan pada bagaian ini
dimaksudkan untuk menunjukkan cara pengorganisasian keseluruhan skripsi, tesis
dan disertasi, baik untuk bagian pertama, yang memuat kajian analisis, maupun
bagian kedua yang memuat produk yang dihasilkan oleh pengembang.
Bab II Kajian Pustaka
Babgian ini dimaksudkan
untuk mengungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau
teori yang digunakan sebagai dasar pijakan dalam menganalisis masalah yang
dihadapi dalam pengembangan produk. Kerangka acuan disusun secara komprehensip
yang terkait dengan upaya pemecahan masalah.
Bab III Metode Pengembangan
Metode pengembangan
hendaknya memuat hal-hal yang berupa model pengembangan, prosedur pengembangan,
dan uji coba produk. Dalah hal uji coba produk perlu diungkapkan desain uji
coba, subyek coba, jenis data, instrumen pengumpulan data dan teknik analisis
data.
Model Pengembangan
Model pengembangan dapat
berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model prosedural
adalah adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan
langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual
adalah model yang bersifat analisis yang merinci komponen-komponen produk yang
akan dikembangkan, serta keterkaitannya antar komopnen. Model teoritik adalah
model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa
Prosedur Pengembangan
Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural
yang ditempuh oleh pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan
berbeda dengan model pengembangan. Apabila model pengembangannya adalah
prosedural maka prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah -langkah
seperti yang tertihat dalami modelnya. Model pengembangan juga bisa berupa
konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak secara langsung memberi
petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang dilalui sampai ke produk yang dispesifikasi. 01eh karena
itu, perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.
Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan
data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan,
efisiensi, dan/atau daya tarik dan produkyang dihasilkan. Dalam bagian ini secara berurutan perlu
dikemukakan desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen
perigumpulan data, dan teknik anatisis data. Desain Uji Coba secara lengkap Uji
coba pruduk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan.yaitu uji
perseorangan, uji kelompok kecil.dan uji lapangan. Dalam kegiatan pengembangan, pengembang
mungkin hanya.melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau
dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai.uji
lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan
melalui.uji coba
Desain uji coba produk bisa menggunakan desain
yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau
eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk.
tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang
dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap
Subyek Coba. Karakteristik subjek Uji coba perlu
diidentifikasi secara jelas dan lengkap termasuk cara pemilihan subjek coba
itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk,
ahli.di bidang perangcangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji
coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat
SI (untuk skripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting
setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus disertai identifikasi.karakteristiknya
seeara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang
dikembangkan.
Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu
dikemukakan agak rinci, apakah menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik
lainnya yang sesuai.
Jenis Data.
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan atau daya
tarik dari produk yang dihasilkan, Dalam konteks ini sering pengembang tidak
bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja,
sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang hanya melakukan uji coba untuk
melihat daya tarik dari suatu produk atau hanya untuk melihat tingkat
efisiensinya atau keduanya Keputusan ini
tergantung pada pemecahan masalah yang telah ditetapkan di Bab I: apakah pada
keefektifan. efisiensi, daya tarik, atau ketiganya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data
tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan
pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu
dikumpulkan disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk
yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan
hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba. Jenis data
tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain tertentu dan subjek uji coba
tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai
kecermatan isi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atausecara
kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan
ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai produk.
Instrumen Pengumpulan Data.
Bagian ini mengemukakan instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya.
Jika menggunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian mengenai
karakteristik instrumen itu, terutama mengenai kesahihan dan keterandalannya.
Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka prosedur
pengembangannya juga perlu dijelaskan.
Teknik Analisis
Data.
Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk
menganalisis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya
Apabila teknik analisis yangdigunakan sudah cukupdikenal, maka uraian tidak
perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal
maka uraian perlu lebi rinci
Bab lV Hasil Pengembangan
Bab ini paling tidak mengungkapkan
tiga butir penting, yaitu penyajian data uji coba, analisis data, dan revisi
produk berdasarkan hasil analisis data.
Penyajian Data Uji Coba
Semua data yang dikumpulkan dari kegiatan uji
coba produk disajikan dalam bagian ini
Penyajian data sebaiknya dituangkan dalam bentuk label, bagan, atau
gambar yang dapat dikomunikasikan dengan jelas. Sebelum dianalisis, data ini
perlu diklasifikasi berdasarkan jenisnya
dan komponen produk yang dikembangkan. Klasifikasi ini akan amat berguna untuk
keperluan revisi produk itu.
Analisis
Data
Bagian ini mengungkapkan secara rinci hasil
analisis data uji coba. Penyaiian hasil analisis data perlu dibatasi pada
hal-hal yang sifatnya faktual, tanpa interpretasi pengembang. Kesimpulan: hasil
analisis perlu dikemukakan dalam bagian akhir dari butir ini. Kesimpulan yang
digunakan sebagai dasar data melakukan revisi produk.
Revisi Produk
Kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis data tentang
produk yang diuji cobakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan
apakah produk itu perlu direvisi atau tidak
Keputusan merevisi produk hendaknya disertai dengan pembenaran bahwa
setelah direvisi produk itu akan menjadi lebih efektif, efisien, dan atau
menarik. Komponen-komponen yang direvisi dari hasil revisinya harus secara
jelas dikemukakan dalam bagian ini.
Bab V Penutup
Ada dua butir penting yang perlu dikemukakan
dalam bab ini, yaitu kajian terhadap produk yang telah direvisi dan saran
pemanfaatan, desiminasi serta pengembangan produk lebih lanjut.
Kajian Produk yang telah direvisi
Wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah
direvisi perlu dikaji secara objektif dan tuntas. Kajian harus didasarkan pada
landasan teoritik yang telah dibahas dalam bab II dan hasil kajiannya mengarah
kepada peluang dimanfaatkannya produk untuk pemecahan masalah yang ada
Kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan produk hendaknya dideskripsikan secara lengkap dengan
tinjauan secara komprehensip terhadap kaitan antara produk dengan masalah yang
ingin dipecahkan. Peluang muncunya masalah lain dari pemanfaatan produk juga
perlu diidentifikasi, dan sekaligus disertai preskripsi bagaimana
mengantisipasi permasalahan baru itu.
Saran Pemanfaatan. Diseminasim dan Pengembangan Produk Lebih lanjut
Pengajuan saran dalam
bagian ini diarahkan ketiga sisi yaitu saran untuk keperluan pemanfaatan
produk, saran untuk diseminasi produk ke sasaran yang lebih luas dan saran
untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.
Setiap saran hendaknya
didasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti yang telah dibahas dalam
butir sebelumnya. Pengungkapannya hendaknya menggunakan pernyataan pernyataan
yang jelas dan diusahakan agar saran yang satu secara eksplisit berbeda dari
saran lainnya. Argumentasi juga perlu disertakan dalam setiap saran yang
diajukan.
C. Isi Bagian Akhir
Hal-hal
yang perlu dimasukkan ke daiam bagian ini adalah yang mendukuncj atau terkait
erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu ada pada
bagian akhir adalah (a) daftar rujukan, (b) pernyataan keaslian tulisan, (c)
lampiran-lampiran, dan (d) riwayat hidup.
DaftarRujukan
Bahan
pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi
tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan ke dalam daftar rujukan. Sebaliknya,
semua bahan pustaka yang disebutkan dalam teks skripsi, tesis, dan disertasi
harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dibahas
pada Bagian IV, Teknik Penulisan, dalam pedoman ini. Istilah daftar pustaka
digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan
oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks.Untuk
skripsi, tesis, disertasi, artikel, dan laporan penelitian, daftar bahan
pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk
dalam teks, sehingga istilah yang tepat adalah daftar rujukan, bukan daftar
pustaka. Contoh daftar rujukan dapat dilihat pada Lampiran 12.
Pernyataan Keaslian Tulisan
Pernyataan
keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi skripsi, tesis, atau
disertasi yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri.
Pengambilalihan karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri merupakan
tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan
diri dari tindak kecurangan ini. Contoh pernyataan keaslian tulisan dapat
dilihat pada Lampiran 13
Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran
hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk skripsi,
tesis, dan disertasi, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil
penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (bila perlu), hasil
perhitungan statistik, surat ijin dan tanda bukti telah melaksanakan
pengumpulan data penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah
pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan
menggunakan angka Arab.
Riwayat Hidup
Riwayat
hidup penulis skripsi, tesis, atau disertasi hendaknya disajikan secara naratif
dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau
kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama tengkap penulis,
tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang
relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di
perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah
menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencanturnkan nama suami/istri dan putra-putrinya.
Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi) Contoh riwayat hidup
dapat dilihat pada Lampiran 14.
BAB
III
SISTIMATIKA MAKALAH, ARTIKEL, DAN
LAPORAN PENELITIAN
Bagian ini memuat pedoman yang
berkaitan dengan format dan isi makalah panjang dan pendek artikel hasil
penelitian dan nonpenelitian, serta laporan penelitian kuantitatif dan
kualitatif.
A. Makalah
1. CiriPokok
Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah
untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis dengan dilengkapi penalaran
logis dan pengorganisasian yang sistematis.memang perlu diketahui dan
diperhatikan. Makalah yang merupakan salah satu jenis karangan ilmiah memiliki
ciri atau karakter seperti berikut. Secara umum.ciri-ciri makalah terletak pada
sifat keilmiahannya. Artinya, sebagai karangan ilmiah, makalah memiliki.sifat
objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan
krileria ini.baik tidak suatu makalah dapat diamati dari signifikansi masalah
atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan
kejelasan pengorganisasian pembahasannya: Berdasarkan sifat dan jenis penalaran
yang digunakan, makalah dapat dibedakan menjadi tiga macam: makalah deduktif,
makalah induktif.dan makalah campuran. Deduktif merupakan makalah yang
penulisannya didasarkan pada kajian teoretis (pustaka) yang relevan dengan
masalah yang dibahas, Makalah induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan
data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas.
Sedangkan makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada
kajian teoretis digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah
yang dibahas. Datam pelaksanaannya.jenis makalah pertama (makalah deduktif)
merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan makalah
panjang dan makalah pendek. Makalah panjang adalah makalah yang jumlah
halamannya lebih dari 20 halaman. Bagian ini menyajikan ketentuan tentang
penulisan makalah panjang, sedangkan ketentuan tentang penulisan makalah pendek
pada dasarnya sama dengan ketentuan penulisan artikel nonpenelitian, kecuali
abstrak dan kata kunci yang tidak harus ada.
2. Isi dan Sistematika
Secara garis besar makalah panjang terdiri atas
tiga bagian: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Isi ketiga bagian
tersebut dipaparkan sebagai berikut.
Bagian Awal
Halaman Sampul
Daftar Isi
Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
Bagian Inti
Pendahuluan
Latar Belakang Penulisan Makalah
Masalah atau Topik Bahasan
Tujuan Penulisan Makalah
Teks Utama
Penutup
Bagian Akhir
Daftar Rujukan
Lampiran (jika ada)
Isi Bagian
Awal
Halaman Sampul
Hal-hal yang harus ada pada bagian sampul adalah
judul makalah, keperluan atau maksud ditutisnya makalah, nama penulis makalah,
dan tempat serta waktu penulisan makalah. Keperluan atau maksud penulisan
makalah dapat berupa, misalnya, untuk
memenuhi tugas suatu matakuliah yang dibina
oleh dosen X. Tempat dan waktu
yang dimaksud dapat berisi nama lembaga (Institut, Sekolah Tinggi, fakultas,
dan jurusan), nama~kota, serta bulan dan tahun..Contoh sampul makalah dapat
dilihat pada Lampiran 14.
Daftar isi.
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan
gambaran tentang garis besar isi makalah. Melalui daftar isi, pembaca akan
dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian yang membangun makalah. Selain itu,
melalui daftar isi akan dapat diketahui sisternatika penulisan makalah yang
digunakan. Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20
halaman. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan:judul bagian makalah
ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas
ditulis dengan huruf besar), penulisan judul bagian dan judul subbagian
dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah. Penulisan
daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan jarak antar bagian
2 spasi. Contoh daftar isi dapat diperiksa pada Lampiran 3.
Daftar Tabel dan Gambar
Penulisan daftar tabel dan gambar juga
dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menemukan tabel atau gambar yang terdapat
dalam makalah. Penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan dengan cara seperti
halnya yang disebutkan pada isi bagian awal skripsi. .Jjika dalam makalah hanya
terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya daftar tabel atau gambar disatukan
dengan daftar isi makalah
Isi Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu
pendahuluan, teks utama, danpenutup. Ada
tiga macam cara penulisan yang dapat digunakan dalam menulis makalah. Ketiga
sistematika penulisan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
(1) Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau
Arab).
(2) Penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad.
(3) Penulisan tanpa menggunakan angka ataupun abjad.
Penjelasan tentang ketiga cara penulisan makalah
dapat ditemukan pada Bagian IV Teknik Penulisan pedoman ini.
Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang
latar belakang penulisan makalah, masalah atau topik bahasan beserta
batasannya.dan tujuan penulisan makalah. Penulisan bagian pendahuluan dapat
dilakukan dengan dua teknik, yaitu:
1. Setiap unsur dari bagian
pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai subbagian. Jika penulisan makalah
dilakukan dengan menggunakan angka dan huruf, maka dapat dijumpai judul
subbagian seperti-berikut
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Masalah atau Topik Bahasan
3. Tujuan Penulisan Makalah
2. Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan
sebagai subbagian, sehingga tidak
dijumpai adanya sub-subbagian dalam bagian pendahuluan. Untuk menandai
pergantian unsur (misalnya, untuk membedakan antara paparan yang berisi latar
belakang dengan masalah) cukup dilakukan dengan pergantian paragraf.
Latar Belakang
Butir-butir yang seharusnya ada dalam latar
belakang penulisan makalah adalah hal-hal yang melandasi perlunya ditulis
makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa paparan teoretis ataupun paparan
yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang penting,
bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang
dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang
perlu dibahas.
Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya: (1) dimulai dengan sesuatu yang diketahui
bersama (pengetahuan umum) atau teori yang relevan dengan masalah atau topik
yang akan ditulis, selanjutnya diikuti dengan paparan yang menunjukkan bahwa
tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi; (2) dimulai dengan suatu pertanyaan
retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik
yang akan dibahas dalam makalah; (3) dimulai dengan sebuah kutipan dari orang
terkenal, ungkapan atau slogan, selanjutnya dihubungkan atau ditunjukkan
relevansinya dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah.
Masalah atau Topik Bahasan
Setelah, bagian latar belakang dipaparkan,
selanjutnya diutarakan masalah atau topik bahasan beserta batasannya. Masalah
atau topik bahasan yang dimaksud adalah apa yang akan dibahas dalam makalah.
Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan,
tetapi juga mencakup persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut,
persoalan yang memerlukan pendeskripsian lebih lanjut, dan persoalan yang
memerlukan penegasan lebih lanjut. Masalah dalam penulisan makalah seringkali
disamakan dengan topik (meskipun kedua istilah ini tidak selalu memiliki
pengertian yang sama). Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang
pertama kali harus ditetapkan dalam penulisan makalah. Artinya, kegiatan
penulisan makalah diawali dengan penentuan masalah atau topik makalah, yang
selanjutnya diikuti dengan penyusunan garis besar isi makalah (kerangka makalah),
pengumpulan bahan penulisan makalah, dan penulisan draft makalah serta revisi draf makalah. Topik dapat ditentukan
oleh orang lain atau ditentukan sendiri. Lazimnya, topik makalah yang telah
ditentukan bersifat sangat umum, sehingga perlu dilakukan spesifikasi atau
pembatasan topik. Pembatasan topik makalah seringkali didasarkan pada
pertimbangan kemenarikan dan signifikansinya, serta pertimbangan kemampuan dan
kesempatan. Jika topik makalah ditentukan sendiri oleh penulis makalah,
terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. (1) Topik yang dipilih harus
ada manfaatnya, baik dari segi praktis ataupun dari segi teoretis, dan layak
untuk dibahas.(2) Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat
penulis. Dengan dipilihnya topik yang menarik akan sangat membantu dalam proses
penulisan makalah. Jika seseorang menulis makalah dengan topik yang tidak
menarik, maka usaha yang dilakukan biasanya ala kadarnya dan kurang serius. (3)
Topik yang dipilih.haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau
terlalu baru bagi penulis. (4) Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik
tersebut memungkinkan untuk diperoleh
Setelah topik dipilah, selanjutnya perlu
dilakukan spesifikasi topik (pembatasan topik) agar tidak terlalu luas. Jika
topik yang diangkat terlalu luas, maka. pembahasan topik tidak dapat dilakukan
secara mendalam dan tuntas.
Pembatasan topik makalah dapat dilakukan dengan
cara seperti berikut.
(1) Letakkan topik.pada posisi
sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik masih dapat dirinci.
(2) Daftarlah rincian-rincian
top ik itu dan pilihlah salah satu rincian topik tersebut untuk diangkat ke
dalam makalah.
(3) Ajukan pertanyaan apakah
rincian topik yang telah dipilih dapat dirinci lagi.
Topik sering disamakan dengan judul. Pada
dasarnya topik tidak sama dengan judul Topik merupakan masalah pokok yang
dibicarakan atau dibahas dalam makalah; sedangkan judul merupakan label atau
nama dari makalah yang ditulis.
Dalam membuat judul makalah beberapa hal berikut
perlu dipertimbangkan.
(1) Judul harus mencerminkan isi
makalah atau mencerminkan topik yang diangkat dalam makalah.
(2) Judul sebaiknya dinyatakan
dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentukkalimat. Ltulah sebabnya
judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik.
(3) Judul makalah hendaknya
singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah berkisar antara 5 sampai 15 kata.
(4) Judul hendaknya menarik
perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun judul makalah harus tetap
mencerminkan isi makalah.
TujuanPenulisan Makalah
Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan
bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis
dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan
makalah tersebut. Perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi ganda:
bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi penulis makalah, rumusan
tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan
selanjutnya dalam menulis makalah, khususnya dalam pengumpulan bahan penulisan.
Bagi pembaca makalah, perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasj
tentang apa yang disampaikan dalam makalah tersebut. Oleh karena itu, rumusan
tujuan yang disusun haruslah dapat memberikan gambaran tentang cara menguraikan
atau membahas topik yang telah ditentukan. Dengan demikian rumusan tujuan bisa
berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup makalah tersebut. Rumusan tujuan ini
dapat berupa kalimat kompleks atau dijabarkan dalam bentuk rinci. Contoh: Makalah ini dimaksudkan untuk membahas sejumlah kekeliruan yang acap kali dibuat oleh mahasiswa dalam melakukan observasi pada
kegiatan PPL.”
Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan
topik-topik makalah. Isi bagaian teks utama sangat bervarasi tergantung topik
yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik misalnya,
maka ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan
sebagai inti kegiatan penulisan makalah. Kemampuan seseorang dalam menulis
bagian teks utama makalah merupakan cerminan
tinggi rendahnya kualitas makalah yang disususun. Penulisan bagian teks
utama makalah yang baik adalah yang dapat membahas topik secara mendalam dan
tuntas, dengan menggunakan gaya
penulisan ringkas, lancar, dan langsung pada persoalan serta menggunakan bahasa
yang baik dan benar. Pengertian mendalam dan tuntas ini tidak selalu berarti
panjang dan bertele-tele. Dalam penulisan teks utama, hindari penggunaan
kata-kata tanpa makna dan cara penyampaian yang melingkar-lingkar Hindari penggunaan kata-kata seperti dan
sebagainya dan lain-lain (yang lain itu apa) yang sebesar-besarnya (seberapa
besarnya). '
Penulisan bagian teks utama makalah sangat
bervariasi tergantung pada jenis topik yang dibahas. Kegiatan pokok penulisan
bagian teks utama adalah membahas topik beserta subtopiknya sesuai dengan
tujuan penulisan makalah. Pembahasan topik beserta sub topiknya dapat dilakukan
dengan menata dan merangkai bahan yang telah dikumpulkan. Beberapa teknik
perangkaian bahan untuk membahas topik beserta
sub topiknya dapat dikemukakan sebagai berikut:
(1) Mulailah dari ide hal yang
bersifat sederhana, khusus menuju hal yang bersifat kompleks/umum atau
sebaliknya
(2) Gunakan teknik metafor,
kiasan, perumpamaan, penganalogian, dan perbandingan.
(3) Gunakan teknik.diagram dan
klasifikasi
(4) Gunakant teknik pemberian
contoh.
Penulisan.bagian teks utama makalah dapat
dilakukan setelah bahan penulisan makalah berhasil dikumpuikan. Bahan penulisan
dapat berupa bahan yang bersifat teoretis yang dtperoleh dari buku teks,
laporan penelitian.jurnal, majalah, dan barang cetak lainnya) atau dapat juga
dipadukan dengan bahan yang bersifat faktual impiris yang.terdapat dalam
kehidupan nyata. „
Penutup
Bagian penutup berisi.kesimpulan atau
rangkuman pembahasan dan saran-saran jika memang dipandang perlu Bagian penutup
menandakan berakhirnya penulisan
makalah. Penulisan bagian penutup makalah dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik barikut.
(1)
Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan
tanpa diikuti dengan kesimpulan Hal ini dilakukan karena masih belum cukup bahan untuk mernberikan .kesimpullan
:terhadap masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar pembaca menarik
kesimpulan sendiri.
(2)
Menarik kesimpulan dari apa yang
telah dibahas pada teks utama makalah.
Selain itu
pada bagian penutup juga dapat disertakan saran atau rekomendasi sehubungan
dengan masalah yang telah dibahas. Saran harus relevan dengan apa yang telah
dibahas. Selain itu, saran yang dibuat
harus eksplisit, kepada siapa saran ditujukan, dan tindakan atau hal apa yang
disarankan.
Isi Bagian Akhir
Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan
lampiran-lampiran (jika ada).
Daftar Rujukan
Penjelasan tentang penulisan daftar rujukan dapat
diperiksa pada Bagian IV (Teknik Penulisan)dalam pedoman ini.
Lampiran
Bagian lampiran berisi hal-hal yang bersifat
pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal-hal yang
dimaksud dapat berupa data (baik yang berupa angka-angka ataupun yang berupa
deskripsi verbal) dan yang dipandang sangat penting tetapi tidak dimasukkan
dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknyajuga diberinomorhalaman
B. Artikel
Hasil-hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk
artikel untuk kemudian diterbitkan dalam jurnal-jurnal memiliki
kelebihan-kelebihan dibanding dengan yang ditulis dalam bentuk laporan teknis
resmi. Laporan teknis resmi memang dituntut untuk berisi hal-hal yang
menyeluruh dan lengkap sehingga naskahnya cenderung tebal dan direproduksi
dalam jumlah yang sangat terbatas, dan akibatnya hanya kalangan yang sangat
terbatas saja yang dapat membacanya
Sebaliknya, hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel biasanya
dituntut untuk berisi hal-hal yang penting-penting saja oleh karena, setiap
kali terbit, sebuah jurnal memuat beberapa artikel sehingga ruang yang tersedia
untuk sebuah artikel terbatas. Jurnal yang diterbitkan oleh suatu fakultas/jurusan
akan dibaca sedikitnya oleh para dosen (dan karyawan) serta mahasiswa di
fakultas tersebut sehingga hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel
di jurnal akan memiliki pembaca yang jauh lebih banyak dari pada laporan
penelitian teknis resmi. Singkatnya, hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk
artikel dalam jumal akan memberikan dampak akademik yang lebih cepat dan luas
dari pada laporan teknis resmi.
1.
CiriPokok
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan
dengan laporan teknis dalam tiga segi, yaitu bahan, sistematika, dan prosedur
penulisan. Ciri pokok pertama yang membedakan artikel hasil penelitian dengan
laporan penelitian teknis resmi adalah bahan yang ditulis. Artikel hasil
penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal yang sangat penting saja. Bagian
yang dianggap paling penting untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian
adalah temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya. Hal-hal
selain ketiga hal tersebut cukup disajikan dalam bentuknya yang serba singkat
dan seperlunya. Kajian pustaka lazim disajikan untuk mengawali artikel dan
sekaligus merupakan suatu pembahasan tentang rasional pentingnya masalah yang
diteliti. Bagian awal ini berfungsi sebagai latar belakang penelitian.
Ciri pokok kedua yang membedakan artikel hasil
penelitian dengan laporan penelitian teknis resmi adalah sistematika penulisan
yang digunakan. Laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab, sedangkan
artikel dan makalah terdiri atas
bagian dan subbagian. Bagian dan subbagian tersebut dapat diberi judul atau
tanpa judul. Dalam laporan penelitian teknis resmi, kajian pustaka lazimnya
disajikan di bagian kedua (Bab II), yakni setelah bagian yang membahas masalah
pentingnya penelitian, hipotesis (jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam
bagian artikel hasil penelitian, kajian pustaka merupakan bagian awal dari
ariikel (tanpa judul subbagian kajian
pustaka) yang berfungsi sebagai
bagian penting dari latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus berfungsi
sebagai pembahasan latar belakang masalah penelitian ditutup dengan rumusan
tujuan penelitian. Setelah itu, berturut-turut disajikan hal-hal yang berkaitan
dengan prosedur penelitian hasil dan temuan penelitian, pembahasan hasil,
kesimpulan, dan saran.
Cin pokok ketiga adalah prosedur penulisan
artikel hasil penelitian. Ada
tiga kemungkinan prosedur penulisan artikel hasil penelitian. Pertama, artikel
hasil penelitian ditulis sebelum laporan penelitian teknis resmi secara lengkap
dibuat. Tujuannya untuk menjaring masukan-masukan dari pihak pembaca
(masyarakat akademik) sebelum peneliti menyelesaikan tulisan lengkapnya dalam
bentuk laporan penelitian teknis resmi. Masukan yang diperoleh dari pihak
pembaca diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil-hasil/temuan
penelitiannya Kedua, artikel hasil penelitian untuk jurnal ditulis setelah
laporan penelitian teknis resmi selesai disusun, Prosedur yang kedua ini
berlaku karena pada umumnya menulis laporan penelitian teknis resmi merupakan
kewajiban, sedangkan penulisan artikelnya hanya bersifat anjuran. Alternatif
ketiga, artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal merupakan satu-satunya
tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif ketiga ini lazim dilakukan oleh
peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri. Bagi penelitian swadana, artikel
hasil penelitian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang paling efektif
dan efisien.
2. Isi
dan Sistematika
Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa
angka ataupun abjad. Penjelasan lebih rinci disajikan pada Bagian IV pedoman
ini. Berikut ini disajikan uraian tentang isi artikel hasil penelitian secara
umum yang berlaku untuk hasil penelitian kuantitatif ataupun kualitatif.
Judul
Judul artikel hendaknya informatif, lengkap,
tidak tertalu panjang atau terlalu pendek, yaitu antara 5-15 kata. Judul
artikel memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang
menggambarkan masalah yang diteliti.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar
akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis
sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, hanya
nama peneliti utama saja yang dicantumkan di bawah judul; nama peneliti lain
ditulis dalam catatan kaki.
Sponsor
Nama sponsor penelitian ditulis sebagai catatan
kaki pada halaman pertama, diletakkan di.atas nama lembaga asal peneliti,
Abstrak
dan Kata Kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat
tentang ide-ide yang paling penting
Abstrak memuat masaiah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian untuk
penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti, dan
ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga kesimpulan dan
implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti
hipotesis, pembahasan, dan saran tidak disajikan. Abstrak hendaknya ditulis
dalam bahasa Inggris. Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama
abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu
paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang
lebih sempit dari teks utama (margin ka-
nan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).
:
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan
daerah masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar
pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah., Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya
dengan mudah.
Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditutis langsung
setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang
berisi paling sedikit berisi tiga gagasan: (1) latar belakang atau rasional
penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (3) rumusan
tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin
otoritas penulisnya. Jumlah rujukan -harus proporsional (tidak terlalu sedikit
dan tidak terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara
ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas
dapat mencakup landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya.
Penyajian latar belakangj atau rasional penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca
kerumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah
dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untik penelitian kualitatif di bagian ini
dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus
penelitian.
Metode
Pada.dasarnya bagian ini menyajikan bagaimana
penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa
subbagian, atau dipilah-pilah menjadi beberapa sub-bagian.Hanya hal-hal yang
pokok saja yang disajikan. Uraian rinci tentang rancangan penetitian tidak
perlu diberikan.
Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data
dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis. Apabila uraian
ini disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau
subjek), instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika
digunakan rancangan yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan
teknik analisis data.
Penelitian yang menggunakan alat.dan bahan perlu
ditulis spesifikasi alat dan bahannya. Spesifikasi
alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat yang digunakan Sedangkan spesifiksi
bahan juga perlu diberikan; karena penelitian ulang dapat berbeda dari
penelitian perdana apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda
Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan
perian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian dan informasi beserta
cara-cara menggali data penelitian,
lokasi penelitian, dan lama penelitian. Selain itu juga diberikan uraian
mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.
Hasil
Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah, dan oleh karena itu
biasanya merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil
analisis data; yang dilaporkan adalah hasil
bersih. Proses analisis data (seperti
perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang
ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Hal yang
dilaporkan adalah hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis. Hasil analisis
boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi
komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik.
Tabel atau grafik digunakan untukmemperjelas penyajian hasil secara verbal.
Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan
memilah-milah menjadi subbagian-subbagian sesuai dengan penjabaran masalah
penelitian. Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan bagian pembahasan. Untuk penelitian kualitatif,
bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk subtopik-subtopik yang
berkaitan langsung dengan fokus
penelitian.
Pembahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhanisi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah
(a) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai, (b)
menafsirkan temuan-temuan; (c) mengintegrasikantemuan penelitian ke dalam
kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan (d) menyusun teori baru atau
memodifikasi teori yang ada.
Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan
penelitian, harus disimpulkan hasil hasil penelitian secara eksplisit. Misalnya
dinyatakan bahwa penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan kognitif
anak sampai umur 5 tahun, maka dalam bagian pembahasan haruslah diuraikan
pertumbuhan kognitif anak itu sesuai dengan hasil penelitian.
Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan
menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya korelasi
antara kematangan berpikir dengan lingkungan anak. Hal ini dapat ditafsirkan
bahwa lingkungan dapat memberikan masukan untuk mematangkan proses kognitif
anak. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar anak, termasuk
sekolah sebagai tempat belajar.
Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan
pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan
penelitian sebelumnya atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di
lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan. Jika penelitian ini menelaah
teori (penelitian dasar) teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak,
sebagaian atau seluruhnya. Penolakan sebagaian dari teori haruslah diseratai
dengan modififikasi teori dan penolakan
terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
Untuk penelitian kualitatif bagian ini dapat pula
memuat ide-ide peneliti keterkaitan
antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau
penetitian terhadap temuan dan teori sebelumnya
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan menyatakan ringkasan dari uraian yang
disajikan pada bagian hasil dan
pembahasan Berdasarkan uraian.pada kedua
bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian
tersebut Kesimpulan disajikan.da1am bentuk numerikal.
Saran disusun
berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa mengacu kepada
tindakan praktis. atau, pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian
kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
Daftar Rujukan
Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan
rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang
dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh
artikel. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam batang tubuh harus
disajikan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan dapat dilihat padaBagian lV,Teknik
Penulisan
Ketentuan untuk penulisan artikel nonpenelitian
pada dasarnya berlaku juga untukpenulisan makalah pendek (yaitu makalah yang
panjangnya tidak lebih dari 20 halaman)
kecuali dalam makalah pendek abstrak dan kata-kata kunci tidak harus
ada.
2. Artikel Nonpenelitian
Istilah artikel nonpenelitian mengacu kepada
semua jenis artikel ilmiah yang bukan merupakan laporan hasil penelitian.
.Artikel yang termasuk kategori artikel nonpenelitian artara lain berupa artikel yang menelaah
suatu teori konsep atau prin
sip mengembangkan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fenomena
tertentu, menilai suatu prodak dan masih banyak jenis yang lain. Karena
beragamnya jenis artikel ini maka cara penyajiannya di dalam jurnal sangat bervariasi.
Ketentuan untuk penulisan artikel nonpenelitian
pada dasarnya berlaku juga untuk penulisan makalah pendek (yaitu makalah yang
panjangnya tidak lebih 20 halaman), kecuali dalam makalah pendek abstrak dan
kata kunci tidak harus ada.
Isi dan Sistematika
Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Penjelasan
lebih rinci disajikan pada Bagian IV pedoman ini. Sebuah artikel nonpenelitian
berisi hal-hal yang sangat esensial; karena itu biasariya jumlah halaman yang
disediakan tidak banyak (antara 10-20 halaman). Unsur pokok yang harus ada
dalam artikel nonpenelitian dan sistematikanya adalah (l) judul artikel, (2)
nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian inti, (6)
penutup, dan (7) daftar rujukan.
Judul
Judul artikel berfungsi sebagai label yang
mencerminkan secara .tepat inti isi yang terkandung dalam artikel. Untuk itu,
pemilihan kata yang dipakai dalam judul artikel hendaknya dilakukan secara
cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata-kata untuk judul perlu
juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca. Judul
artikel sebaiknya terdiri atas 5-15 kata.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar
akademik atau gelar lain apapun.nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis
sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika lebih dari dua penulis, hanya
nama penulis utama saja yang dicantumkan dibawah judul; nama penutis
lainditulisdalam catatan kaki'
Abstrak dan
Kata
Kunci
Untuk artikel nonpenelitian, abstrak berisi
ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan komentar atau
pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa
lnggris.Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama
abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu
paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang
lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk1,2cm).
Kata kunci adaiah kata pokok yang menggambarkan
daerah masalah yang dibahas dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan
dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan
kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah. Kata kunci/diperlukan untuk
komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan
judul-judul tulisan beserta abstraknya dengan mudah.
Pendahuluan
Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian, bagian
pendahuluan dalam artikel nonpenelitian ,berisi uraian yang mengantarkan
pembaca kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian
pendahuluan menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka
"tergiring" untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian
pendahuluan hendaknya diakhiridengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang
hal-,hal pokok yang akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul
Bagian Inti
Judul, judul bagian, dan isi bagian inti sebuah
artikel nonpenelitian sangat bervariasi, tergantung pada topik yang dibahas.
Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah pengorganisasian
isinya.Uraian yang lebih rinci mengenai cara
.pengorganisasian isi dibahas pada paparan.berikutnya.
Penutup
Istilah penutup:digunakan sebagai judul bagian
akhir dari sebuah artikel nonpenetitian,
jika.uraian pada bagian akhir berisi kesimpulan hasil pembahasan pada bagian
sebelumnya, perlu dimasukkan pada bagian kesimpulan. Kebanyakan artikel
nonpenelitian membutuhkan kesimpulan.
Ada beberapa artikel nonpenelitian yang dilengkapi
dengan saran. Sebaiknya saran ditempatkan dalam bagian tersendiri.
DaftarRujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar
rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh aitikel.Daftar rujukan harus
lengkap,. Mencakup seluruh bahan pustaka yang tetah disebutkan dalam batang
tubuh artikel. Tata cara penulisan daftar rujukan dibahas pada Bagian IV TeknikPenulisan.
Pengorganisasian Isi
Pengorganisasiam isi mengacu kepada cara penataan
urutan isi yang akan dipaparkan dalam artikel. Isi yang dimaksud dapat berupa
fakta, konsep~prosedur, atau prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan
urutan yang berbeda, tergantung pada struktur isinya.
Berikut ini adalah langkah yang perlu dilewati
untuk menghasilkan pengorganisasian isi artikel yang baik: (1) mengidentifikasi
tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2) menetapkan:struktur isi,
(3).menata isi ke dalam strukturnya, (4) menata urutan isi dan (5)
mendeskfipsikan isi megikuti urutan yang telah ditetapkan.
Mengidentifikasi tipe isi yang akan
dideskripsikan dalam artikel merupakan langkah paling awal yang perlu dilewati.
Isi yang.dimaksud perlu dikaji secara cermat apakah berupa konsep prosedur, atau prinsip
Tipe isi dikatakan konsep apabila menekankan uraian tentang
"apanya", tipe isi prosedur menekankan "bagaimana", dan
tipe isi dikatakan prinsip apabila menekankan ''mengapa”.
Menetapkan struktur isi
merupakan lanjutan setelah penetapan tipe isi. Struktur isi mengacu kepada:
kaitan antar isi. Penataan isi artikel perlu memperhatikan struktur isinya Dari struktur isi akan dapat diketahui isi
mana yang selayaknya diuraikan lebih
dulu dan isi mana yang diuraikan kemudian.serta seberapa dalam setiap isi perlu
diuraikan.
Tipe isi yang berbeda menurut struktur yang
berbeda. Apabila isi yang akan di uraikan dalam artikel berupa konsep-konsep
maka isi ini sebaiknya ditata ke dalam struktur konseptual. Apabila.isi yang
akan diuraikan berupa prosedur maka.
penataannya menuntut penggunaan struktur prosudural Apabila isi yang akan
diuraikan berupa prinsip-prinsip tatalah
prinsip-prinsip ini ditata ke dalam struktur teoretik
Langka ketiga adalah menata isi ke dalam strukturnya Apabila hasil
langkah kedua memilih semua konsep penting yang akan diuraikan dan menatanya
menjadi suatu struktur yang bermakna.yang secara jelas menunjukkan keterkaitan
antar konsep itu. Langkah keempat adalah menata urutan isi Penataan ini dilakukan berpijak pada struktur
yang telah dibuat pada
langkah-ketiga. Pada langkah ini semua konsep, atau prosedur,
atau prinsip yang telah dimasukkan dalam strukturnya ditata urutan
pemaparannnya. Beberapa ketentuan penataan urutan yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut.
Pertama, paparkan struktur isi sedapat mungkin,
pada bagian paling awal dari artikel. Struktur isi yang memuat bagian-bagian
penting artikel dan kaitan-kaitan antar bagian itu perlu dipaparkan pada bagian
awal untuk dijadikan kerangka acuan paparan-isi yang lebih rinci,
Kedua, paparkan bagian isi terpenting di bagian
pertama. Pada tahap pemaparan isi yang diambil dan suatu struktur, upayakan
memaparkan isi yang paling penting pertama kali. Penting tidaknya bagian isi
ditentukan oleh sumbangannya untuk memahami keseluruhan isi artikel. Misalnya,
jika konsep-konsep yang akan dipaparkan memiliki hubungan prasyarat belajar,
maka konsep-konsep yang mempersyarati sebaiknya dipaparkant terlebih dulu.
Ketiga, sajikan isi secara bertahap dari umum
kerinci. isi yang lebih umum. Sebaliknya disajikan mendahulu isi yang lebih
rinci. Selain itu, setiap paparan suatu bagian isi sebaiknya selalu ditunjukkan
kaitannya dengan bagian isi yang lain.
Setelah langkah pertama sampai keempat
dilewati.penulis artikel tinggal membuat paparan isi sesuai dengan urutan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam memaparkan isi upayakan menggunakan tahapan
tingkat umum ke rinci secara bertahap. Dengan cara ini, tingkat sajian yang
lebih umum akan menjadi pijakan bagian sajian isi yang lebih rinci.
C. Laporan Penelitian
Laporan penelitian ditulis dalam suatu format
laporan. Format diartikan sebagai bentuk susunan, atau organisasi suatu
laporan, yaitu bagaimana bagian-bagian laporan itu diurutkan dan disusun.
Biasanya format laporan penelitian ditentukan oleh lembaga pemberi dana.
Peneliti harus menggunakan format penulisan
laporan sesuai dengan permintaan
lembaga pemberi dana atau sesuai dengan jenis penelitian yang disetujui untuk
didanai. Pedoman penulisan laporan ini berlaku untuk penyusunan laporan
penelitian yang dananya dikelola langsung oleh STAIN Sultan Amai Gorontalo.
Laporan penetitian dapat djsajikan dengan format
bebas atau format tetap. Laporan yang ditulis dengan format bebas
tidak-dibatasi jumlah babnya serta isi masing-masing babnya. Laporan penelitian
dengan format tetap harus mengikuti aturan tertentu mengenai jumlah bab dan isi
tiap-tiap bab. Dalam pedoman ini dikemukakan dua cara penulisan laporan, yaitu
berdasarkan hasil penelitian kuantitatif dan hasil penelitian kualitatif.
1.
Laporan Penetitian Kuantitatif
Laporan penelitian kuantitatif disajikan secara
lugas, objektif dan apa adanya. Isi pokoknya adalah apa yang diteliti,
bagaimana penelitian dilakukan, hasil-hasil, serta kesimpulan penelitian.
Laporan penelitian kuantitatif terdiri atas tiga bagian utama yaitu bagian
awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal sama
dengan bagian awal skripsi, tesis dan disertasi. Hal yang tidak termuat adalah
lembar logo, lembar persetujuan
Bagian Inti
Bagian inti laporan penelitian pada prisinsipnya
tidak berbeda dengan bagain inti yang ada pada skripsi, tesis dan disertasi
BagianAkhir
Pada bagian akhir laporan penelitian juga sama dengan bagian akhir
skripsi, tesis dan disertasi. Hanya yang membedakan pada bagia akhir laporan
tidak ada daftar riwayat hidup, tidak ada pernyataan keaslian naskah. Pada
bagian akhir laporan dicantumkan SK penunjuk an tim peneliti yang memuat sumber
pembiayaan penelitian.
Isi Bagian Awal
Unsur-unsur bagian awal laporan penelitian pada
dasarnya sama dengan isibagian awal skripsi, tesis dan disertasi. Bedanya,
tidak ada logo dan lembar persetujuan. Unsur-unsur lain yang berbeda diuraikan
di bawah ini.
HalamanSampul
Halaman sampul berisi judul, nama peneliti lengkap
dengan gelarnya.lambang STAIN Sultan Amai Gorontalo diikuti dengan tulisan
Departemen Agama RI Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Gorontalo, Lembaga Penelitian diikuti dengan tahun penulisan
laporan. Semua huruf dicetak dengan huruf besar. Komposisi huruf dan tataletak
masing-masing bagian diatur rata kiri, rapi dan serasi. Contoh halaman sampul
dapat dilihat pada Lampiran
Halaman Judul
Isi dan format halaman judul sama dengan halaman
sampul.
Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan
huruf besar, simetris di batasatas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik.
Nama peneliti diketik dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi ki'ri, dengan urutan: nama akhir diikuti koma,
nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun dicanturnkan di antara
nama dan judul. Judul dicetak miring diketik dengan huruf kecil kecuali
huruf-huruf pertama setiap..kata dan diakhiri dengan titik. Dibawah judul
dicantumkan kata kunci antara 3-5 buah. Abstrak berisi intisari laporan
penelitian yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang
digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik dan saran yang
diajukan. Teks abstrak diketik dengan spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih
dari 2 halaman ukuran kuarto.
Isi Bagian
Inti
Pada dasarnya unsur-unsur bagian inti laporan
penelitian juga sama dengan isibagian inti skripsi, tesis atau disertasi
Isi Bagian
Akhir
Bagian akhir laporan penelitian berisi daftar
rujukan dan lampiran-lampiran.
2.
Laporan Penelitian Kualitatif
Penulisan laporan penelitian kualitatif merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan penelitian kualitatif. Karena
penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala atau fenomena
secara menyeluruhdan kontekstual, maka laporan penelitian kualitatif haruslah
mampu memberikan gambaran yang utuh dan kontekstual tehtangtopik yang diteliti
Laporan penelitian kualitatif terdiri atas tiga
bagian utama, yakni bagian awal, bagian inti
dari bagian akhir Bagian awal
berisi abstrak kata pengantar. daftar
isi. daftar tabel/Bagan. dan daftar lampiran. Bagian inti laporan berisi
paparan tentang keseturuhan aktivitas penelitia yang dilakukan, dan bagian
akhir berisi daftar rujukan serta lampiran-lampiran.
Format yang digunakan dalam menulis laporan penelitiari
kualitatif yaitu
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian dan Latar
Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian atau Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penelitian
D.
Landasan Teori
E. Kegunaan
Penelitian
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B.
Kehadiran Peneliti
C. Lokasi
Penetitian
D. Sumber
Data
E.
Prosedur Pengumpulan Data
F.
Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
H. Tahap-Tahap Penelitian '
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
.
Secara garis besar, penulisan laporan penelitian
kualitafif dilakukan melalui: dua tahap: tahap perencanaan (prapenulisan) dan
tahap penulisan. Ada
tiga hal pokok yang pertu diperhatikan dalam tahap prapenulisan.
1)
Menyusun atau menata data ke dalam
susunan yang "baik" yang dapat memudahkan dahkan penyusun laporan
sewaktu pemprosesan data berlangsung Penataan
data dapat dilakukan sewaktu pemrosesan data berlangsung. Penataan dapat dilakukan
dengan model klasifikasi atau dalam bentuk indeks.
2). Membuat
kerangka laporan. Pembuatan kerangka laporaan perlu.dilakukan sedini mungkin.
Laporan yang dirancang dengan menggunakan format.tetap memerlukan penataan data
yang. tidak sama dengan laporan yang disusun dengan menggunakan format bebas.
3) Melakukan
uji silang (check) antara indeks data dengan kerangka laporan yang disusun.
Dalam uji silang ini ada kemungkinan kerangka
laporan yang telah disusun akan mengalami perubahan-perubahan. Kegiatan, uji
silang akan.sangat membantu kelancaran penulisan laporan penelitian.
Untuk
dapat menghasilkan laporan penelitian yang baik perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1). Penulis
laporan penelitian kualitatif hendaknya berpegang pada prinsip emik, yakni lebih mengutamakan sudut pandang subjek
dalam memahami realita.
2) Penulisan hendaknya tidak
bersifat penafsiran atau evaluatif, kecuali-pada bagian yang mempersoalkan hal
tersebut. Penulis laporan harus dapat secara tepat membedakan bagian mana yang.
merupakan penyajian data dan bagian mana yang merupakan penafsiran peneliti terhadap data.
3) Jangan terlalu banyak
menyajikan data. Pada tahap awal penulisan biasanya data penelitian yang
dimasukkan sangat banyak, sehingga laporan penelitian menjadi sangat tebal.
Pada tahap-tahap selanjutnya, penulis laporan akan mengeluarkan data yang
diperlukan sehingga akhirnya hanya data yang diperlukan saja yang dimasukkan dalam
laporan penelitian.
4) Penulis laporan.hendaknya
menyusun jadwal penyusunan laporan penelitian secara rinci ,dan melaksanakan
jadwal yang telah disusun secara ketat
BAB IV
TEKNIK PENULISAN
Bab ini memberikan petunjuk tentang sistematika
penulisan, cara merujuk, menulis footnote, menulis daftar rujukan, tabel dan
gambar, bahasa dan ejaan, serta pencetakan dan penjilidan. Di samping itu, pada
bagian akhir juga diberikan petunjuk praktis teknik penulisan yang meliputi hal-hal yang perlu diperhatikan, dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
A.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang makksudkan dalam
bagian ini dibagai atas dua jenis. Jenis pertama kelompok penulisan skripsi,
tesis, disertasi, laporan penelitian;
dan jenis kedua penulisan artikel dan makalah. Khusus makalah panjang
yang panjangnya lebih dari 20 halaman dapat mengikuti sistematika laporan
penelitian.
Perbedaan pokok antara kedua jenis karya ilmiah
ini terletak pada susunan bagian-bagiannya. Teks skripsi, tesis, disertasi, dan
laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab. Bab dan subbab tersebut diberi
judul dengan format sesuai dengan peringkatnya. Sedangkan teks artikel dan
makalah pendek terdiri atas bagian dan subbagian (tidak ada babnya), dan
masing-masing bagian dan subbagian diberi judul sesuai dengan format, sesuai
dengan peringkatnya. Bagian pendahuluan dari artikel atau makalah boleh diberi
atau tidak diberi judul.
Sistematika Penulisan Skripsi,
Tesis, Disertasi, Makalah Panjang, dan Laporan Penelitian
Penulisan subbab untuk skripsi, tesis, disertasi,
makalah panjang, dan laporan penelitian mengikuti pola di bawah:
Penulisan judul bab yang berperingkat 1
diletakkan di tengah dengan tulisan semuanya huruf kapital dan. Peringkat-peringkat selanjutnya
dinyatakan dengan huruf dan angka sebagai berikut.
(1) Peringkat 2 ditunjukkan
dengan urutan huruf besar (A, B, C, dst.) memakai titik dan ditulis dengan
huruf besar kecil dan bold.
(2) Peringkat 3 ditunjukkan
dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai titik dan ditulis dengan huruf
besar kecil dan bold.
(3) Peringkat 4 ditunjukkan
dengan urutan huruf kecil (a, b, c, dst.) memakai titik dan ditulis dengan
huruf besar kecil dan bold.
(4) Peringkat 5 ditunjukkan
dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai kurung tutup tanpa titik, ditulis
dengan huruf besar kecil dan bold.
(1) Butir uraian atau contoh
dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan dan jadwal) dan butir
nonhierarkis (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan setara). Butir
hierarkis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung seperti (1) dan (a),
sedangkan butir nonhierarkis dinyatakan dengan bulit seperti • dan. g Berikut ini contoh butir nonhierarkis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
butir tes.
•
kesesuaian isi dengan kisi-kisi tes
▪ cakupan isi
▪ sebaran
isi
▪ dsb.
Baris pertama pada setiap paragraf baru dimulai
1,2 cm dari tepi kiri. Baris selanjutnya dimulai dari tepi kiri.
Contoh
BAB III
METODE PENELITIAN
Judul bab inii berperingkat I dan ditulis dengan
hurf besar semua dengan dicetak tebal (bold) Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari
tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
C. Instrumen Penelitian
Judul subbab ini berperingkat 2 yang ditandai
dengan urutan huruf besar memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf
besar kecil, bold, dan ditulis dan
garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris
berikutnya dicetak mulai garis tepi.
1. Alasan Pemilihan Tes
Judul subbab ini berperingkat 3 yang ditandai
dengan urutan angka memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar
kecil, bold, dan ditulis dari garis
tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya
dicetak mulai dan garis tepi.
a. Isi Tes
Judul subbab ini berperingkat 4 yang ditandai
dengan urutan huruf kecil memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf
besar kecil, bold, dan ditulis dari
garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris
selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi. Contoh penyajian butir hierarkis dan
nonhierarkis dapat dilihat pada Alternatif Pertama.
1) Tingkat Kesulitan Butir Tes
Judul subbab ini berperingkat 5 yang ditandai
dengan urutan angka memakai kurung tutup tanpa titik. Judul subbab ini ditulis
dengan huruf besar kecil, bold, dan
ditulis dan garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian
baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Ringkasan penulisan Judul subbab
BAB III
METODE PENELITIAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
C. Instrumen Penelitian
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
1. Alasan Pemilihan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
a.
Tingkat kesulitan Butir Tes
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Sistematika Penulisan Artikel
dan Makalah Pendek
Penulisan bagian artikel dan judulnya yang akan
dikirimkan untuk dimuat di jurnal ilmiah dan makalah pendek (< 20
halaman) mengikuti tatacara penulisan dengan catatan jumlah peringkatnya
dibatasi paling banyak sampai dengan peringkat ke-4 saja, yaitu:
(1) Peringkat 1 ditulis dengan
huruf besar semua, bold, dan
diletakkan di tengah (judul artikel).
(2) Peringkat 2 ditulis dengan
huruf besar semua, bold. dan
diletakkan di tepi kiri.
(3) Peringkat 3 ditulis dengan
huruf besar kecil, bold, dan
diletakkan di tepi kiri.
(4) Peringkat 4 ditulis dengan
huruf besar kecil dengan cetak miring, bold,
dan diletakkan di tepi kiri
Contoh
TAKSONOMI PENGAJARAN
Judul artikel (berperingkat1) ditulis dengan
huruf besar semua, bold, dan diletakkan
di tengah. Jarak antara judul artikel dengan teks di bawahnya adalah 4 spasi.
METODE PENGAJARAN
Judul bagian ini termasuk peringkat 2, ditulis
dengan huruf besar semua, bold, dan
ditempatkan rata tepi kiri. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan
kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Strategi Penyampaian Pengajaran
Judul subbagian ini termasuk peringkat 3, ditulis
dengan huruf besar-kecil, bold, dan
ditempatkan rata tepi. kiri. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan
kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Media Pengajaran
Judul subbagian ini berperingkat 4, ditulis
dengan huruf besar-kecil, bold, rata
tepi kiri, dan dicetak miring.
Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya
dicetak mulai dari garis tepi.
Ringkasan penulisan judul dan bagian-bagian artikel:
TAKSONOMI PENGAJARAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
METODE PENGAJARAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Strategi Penyampaian Pengajaran
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Media Pengajaran
B. Teknik Rujukan dan Penulisan
Daftar Rujukan
Teknik rujukan yang dimaksudkan dalam uraian ini
dibagi atas dua teknik yang berbeda penempatannya. Untuk rujukan dengan sistim
footnote dipakai untuk skripsi,
tesis, dan disertasi dalam lingkungan STAIN/IAIN dan sistim innote dipakai untuk penulisan artikel
1. Cara Merujuk
Dalam pedoman ini sistim perujukan dilakukan
dengan dua alternatif. Alternatif
pertama menggunakan nama akhir dan tahun di antara tanda kurung. Jika ada
dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis
tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan
dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut diikuti dengan dkk. Jika nama penulis tidak
disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang
menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan,
perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari
dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam
satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya. Alternatif kedua menyebutkan
nama/tanpa nama dari bahan sumber rujukan dengan meletakkan nomor jenis
superscript setelah teks yang dikutip (langsung atau tidak langsung). Cara ini
sering juga disebut dengan sistim footnote.
Cara Marujuk Kutipan Langsung
Kutipan Kurang
dari 40 Kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis
di antara tanda kutip (",..") sebagai bagian yang terpadu dalam teks
utama, dan dilkuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat
ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor
halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut.
Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu.
Contoh
Soebronto
(1990:123) menyimpulkan "ada hubungan yang erat antara faktor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar".
Nama penulis disebut bersama dengan tahun
penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah
"ada huibungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan
belajar" (Soebronto, 1990:123).
Nama penulis dan titelnya (kalau ada) disebutut secara terpadu dengan
teksnya yang diakiri dengan nomor
Contoh
Menurut
Soebronto "ada huibungan yang
erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar"1
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan
tanda kutip tunggal ('...'),
Contoh:
Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah "terdapat kecenderungan semakin banyak
'campur
tangan'
pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan"
(Soewignyo, 1991:101).
Kutipan 40 Kata atau
Lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis
tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm
dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh
Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebagai
berikut.
The 'placebo effect', which had been verified in
previous studies, disappeared when behaviors were studied in this manner.
Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when real drugs
were administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the
results to a placebo effect.
Jika dalam kutipan lerdapat paragraf baru lagi,
garis barunya dimulai 1,2 cm dari terkiri garis teks kutipan.
Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata
dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga
titik.
Contoh:
"Semua pihak yang terlibat dalmi pelaksanaan
pendidikan di sekolali ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru"
(Manan, 1995:278).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti
dengan empat titik.
Contoh:
"Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi
antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak
manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan
menggambar" (Asim, 1995:315).
Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau
dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu
dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau
disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor
halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut.
Nama penulis disebut terpadu dalam teks.
Contoh:
Salimin
(1990:13) tidak menduga bahwa mahasisvva tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa
tahun keempat.
Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun
penerbitannya.
Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik
daripada mahasiswa tahun keempat
(Salimin, 1990:13).
Dari
contoh-contoh di atas yang menggunakan cara innote pada prinsipnya dapat juga
menggunakan angka secara berurut pada akhir teks dengan catatan tidak lagi
menyebutkan tahun dan halaman. Tahun dan halaman dan identitas lain desebutkan
secara lengkap pada kaki halaman (footnote)
Catatan Kaki
1.
Catatan Kaki, atau dikenal dengan
istilah footnote adalah keterangan
tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya
ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.
2.
Catatan kaki berguna untuk :
- Menjelasakan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks ( catatan kaki sumber atau reference footnote ).
- Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks yang mengganggu alur tulisan; atau menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi atau content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata “lihat“,“Bandingkan“ dan “ Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam “ dan sebagainya. Dianjurkan penggunaannya tidak berlebih-lebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.
3.
Catatan kaki sebaiknya tidak
melebihi sepertiga halaman. Sekiranya halaman tidak memungkinkan, sebagian dari
catatan kaki dapat diletakkan dihalaman berikutnya.
4.
Cara penulisan catatan kaki adalah
sebagai berikut :
- Untuk buku, unsur yang diperlukan adalah :Nama pengarang, nama buku, jilid, ( Cet. Atau Ed.; tempat : penerbit, tahun ), halaman ( disingkat h. ) Contohnya :
__________________________________________________________________
1Muhammad
bin ‘ Abdillah al-Zarkasyiy, Al-Burhan fi
‘ Ulum al-Qur’an, juz IV ( Cet. I; Cairo:
Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1958 M. /1337 H. h. 34 - 35.
__________________________________________________________________
b. Artikel dalam surat
kabar dan majalah, yang perlu dicantumkan adalah: nama pengarang (kalau ada),
judul artikel (di antara tanda kutip), nama surat kabar (huruf italik), nomor edisi,
tanggal, dan halaman. Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk
atau lainnya, maka yang dicantumkan
adalah judul ( di antara tanda kutip ), kata “ Tajuk “ atau “ Berita “ di antara kurung siku [ ], nama surat kabar (huruf italik), nomor
terbitan, tanggal, dan halaman. Penulisan catatan kaki untuk majalah disamakan
dengan penulisan catatan kaki untuk surat
kabar. Contohnya :
__________________________________________________________________
2Sayidiman
Suryohadiprojo, “ Tantangan mengatasi Berbagai Kesenjangan, “ Republika,
No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6.
3“ PWI Berlakukan Aturan
Baru “ [ Berita ], Republika, No. 346/II, 28 Desember, h. 16.
4Bachrawi Sanusi, “ Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi, “ Panji Masyarakat, No. 808, 1 - 10 Nopember
1994, h. 30.
__________________________________________________________________
c.
Artikel dari ensiklopedia
Unsur yang perlu
dicantumkan adalah : nama penulis entri (jikaada), judul entri di antara dua tanda kutip, nama editor
ensiklopedia (kalau ada), nama ensiklopedia (huruf italik), jilid, data
penerbitan (tempat nama, tahun), halaman. Contohnya :
__________________________________________________________________
5Beatrice Edgel, “ Conception, “ dalam James Hastings (ed.), Encyclopedia of Religion and Ethis, jilid
III (New York:
Charles Schribner’ s Son, t.th.), h. 769.
- Kutipan dari Undang-undang dan penerbitan resmi pemerintah :
Unsur yang perlu
dicantumkan adalah: instansi yang berwewenang, judul naskah (huruf italik).
Jika data dikutip dari sumber sekunder, maka unsur sumber tersebut dicantumkan
dengan menambahkan unsur-unsur : nama buku (huruf italik), dan data penerbitan.
Jika sumber sekunder tersebut mempunyai penyusun, maka nama penyusun
ditempatkan sebelum nama buku dan nama penerbit dimasukkan sebagai data
penerbitan. Contoh :
__________________________________________________________________
6Republik
indonesia,
Undang-undang Dasar 1945, Bab I,
pasal 1.
7Republik Indonesia,
“ Undang-Undang RI Nomor q Tahun 1985 Tentang Perubahan Atas
Undang-undang No. 15 Tahun 1969,” dalam Undang-Undang
Keormasan (Parpol & Golkar) 1985 ( Jakarta: Dharma Bakti, t.th.), h. 4.
8Republik Indonesia, “ Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara,” dalam S. F. Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara ( Yokyakarta: Liberty, 1988), h. 198.
__________________________________________________________________
5.
Catatan kaki diberi nomor sesuai
dengan nomor pernyataan terkait.Penomoran dimulai pada setiap awal bab. Nomor
diketik tanpa sela setengah spasi di awal catatan kaki dengan jarak tujuh
ketukan dari margin kiri. Contohnya :
__________________________________________________________________
9
‘ Ali Rida, Al-Marja’ fi al-Lugat al-‘
Arabiyyah (Cet. III; Beirut:
Dar al-Fikr, t.th.), h. 254.
10Ibid., h. 300.
__________________________________________________________________
6.
Bila catatan kaki lebih dari satu
baris maka baris kedua dan selanjutnya diketik di awal margin kiri.
7.
Antara baris terakhir teks dengan
nomor catatan kaki diberi garis sepanjang dua puluh ketukan sebagai pembatas.
Antara baris terakhir teks dengan garis pembatas itu berjarak dua spasi, sedang
jarak antara garis pembatas itu dengan teks catatan kaki berjark dua spasi
juga.
8.
Jarak baris terakhir sebuah
catatan kaki dengan baris pertama catatan kaki berikutnya adalah dua spasi.
9.
Nama pengarang dalam catatan kaki
tetap seperti tercantum dalam karyanya. Tak ada “ pembalikan “ nama seperti
dalam Daftar Pustaka.
10. Pada catatan kaki harus disebutkan halaman buku yang dikutip
dengan menggunakan singkatan h. baik untuk satu halaman atau pun lebih. Contohnya
: h. 55 - 67; bukan: hh. 55 - 67.
11. Pemakaian hasil wawancara yang disebutkan dalam teks hendaknya
dibatasi karena sifatnya hanya sebagai pelengkap jika penelitian menyangkut
masalah yang sudah banyak ditulis. Jika penelitian memang memerlukan wawancara
sebagai sumber data utama maka catatan kakinya ditulis dengan menyebutkan nama
orang yang diwawancarai dan jabatannya, di ikuti kata “Wawancara” (diantara tanda petik), tempat dan tanggal wawancara. Untuk wawancara
tidak digunakan op. cit., loc. Cit., dan
ibid. sehingga keteerangannya harus
diulang terus. Contohnya :
__________________________________________________________________
11Abdullah
Gani, Kepala Desa Maroanging, “
Wawancara,” Desa Maroanging, Kecamatan Mojong, tanggal 21 Desember 1994.
__________________________________________________________________
12. Istilah ibid.
(singkatan dari ibidem) digunakan
untuk menunjuk sumber yang sama yang baru saja disebutkan tanpa ada yang
mengantarai keduanya (sama halaman atau tidak). Dalam hal halaman yang dikutip
sama, maka nomor halaman tidak dicantumkan lagi. Perlu diibgatkan bahwa kalau
kata ibid. terletak di awal catatan
kaki, huruf awalnya ditulis dengan huruf besar (Ibid.), sedang bila terletak ditengah kalimat, misalnya sesudah
kata-kata “ Disadur dari “ maka huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil (ibid.)
13. Istilah op. cit. (singkatan dari opere citato) menunjuk kepada sumber yang sama yang telah disebut
terdahulu tetapi diantarai oleh sumber lain, dan tidak sama halamannya. Istilah
op. cit. ini digunakan sesudah
menyebutkan nama pengarang. Jika halaman yang dikutip itu sama, maka digunakan
istilah loc. Cit. (singkatan dari loco citato). Contohnya :
__________________________________________________________________
12Muhammad
‘ Ali al-Sabuniy, Al-Tibyan fi ‘ Ulum
al-Qur’an (Cet. I; Beirut:
‘Alam al-Kutub, 1985), h. 22.
13Ronny Ngatijo Sumitro, Metoelogi Penelitian Hukum (Cet. I; Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 35.
14Ibid., h. 40.
15Muhammad ‘Ali
al-Sabuniy, op. cit., h. 30.
16Ronny Ngatijo Sumitro, loc. Cit.
__________________________________________________________________
14. Sering terjadi dua karya atau lebih dari seorang penulis
dipergunakan dalam sebuah bab. Untuk menghindari kesulitan dan kekeliruan, maka
sebelum op. cit. dan loc. Cit. dicantumkan sandi untuk masing-masing karya
tersebut. Sandi diambil dari kata yang terdapat dalam judul karya dan diapit
oleh tanda petik. Contohnya (lanjutan dari contoh di atas) :
__________________________________________________________________
17Muhammad
‘ Ali al-Sabuniy, Rawa’ I al-Bayan fi Tafsir al-Ahkam min al-Qur’an, jilid
I (t.tp.: Dar al-Fikr, t.th.), h. 57.
18Ronny Ngatijo Sumitro, loc. Cit.
19Muhammad ‘ Ali
al-Sabuniy, “ Rawa’ I’ ,” loc. Cit.
__________________________________________________________________
Dalam
catatan kaki no. 19 di atas kata “Rawa’ I’” adalah sandi untuk menghindarkan
kebingungan, karena sandi tersebut segera menegaskan sumber yang dipakai untuk
pernyataan yang ditunjuk oleh catatan kaki itu.
Alternatif
lainnya dapat pula digunakan dalam kasus seperti ini, singkatan loc. Cit. dan op. cit. tidak digunakan, melainkan menyebutkan sandi buku (yang
diketik dengan huruf italik, tanpa tanda kutip) setelah nama pengarang, diikuti
oleh nomor halaman. Contoh :
__________________________________________________________________
20Muhammad’
Ali al-Sabuniy, Al-Tibyan, h. 54.
__________________________________________________________________
Uraian
tentang teknik pengetikan footnote dari berbagai sumber rujukan, khususnya dari
internet dapat menyesuaikan dengan tata cara penulisan pada contoh penulisan
daftar rujukan.
2. Cara Menulis Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku,
makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun
tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicanturnkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang
dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar Rujukan. Pada dasarnya, unsur yang
ditulis dalam Daftar Rujukan secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis
ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar
akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat penerbitan,
dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis
sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dan satu, cara penulisan namanya sama
dengan penulis pertama.
Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis
dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak
disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan
titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya
harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis,
diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis.dengan huruf miring, dengan huruf
besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama
penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh:
Strunk, W..Jr & White,
E.B.1979. The Elements of Slyle (3rd
ed.). New York:
Macmillan
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dan Pilihan Satu-satunya
ke Satu- satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.
Jika ada beberapa buku yang
dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang
sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya
yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul
buku-bukunya.
Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a.
Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues- 1985. Allanta, GA:
Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K.1985b. Planning Career Ladder Lessons from the
States. Atlanta, GA: Career Ladder
Cleariinghouse.
Rujukan dari Buku yang
Berisi Kumpulan Artikel (Ada
Editornya)
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan
tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu,
di antara nama penulis dan tahun penerbitan.
Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education T'eachmg English as a second Language. New York: Praeger.
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan
Penelitian Kualitatif
dalam
Bidang Bahasa
dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti
dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa cetak miring. Nama editor
ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu
editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulannya ditulis
dengan huruf miring, dan nomor
halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Hartley, J.T, Harker, J.O. &
Walsh, D.A. 1980. Contemporary Issues and New Directions in Adult Development
of Learning and Memory'. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s: Psychological issues (hlm.
239-252). Washington, D.C.: American Psychological Association.
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik
Penelitian Kualitalif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif
dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan dlikuti dengan
tahun dan judul artikel yang dilulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada
setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari
setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir
berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan
nomor halaman dari artikel tersebut.
Contoh:
Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian
Inovasi. Forum Penelitian 1(1):
33-47.
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya di daftar rujukan sama dengan
rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROMnya
dalam kurung.
Contoh:
Krashen. S., Long, M. &
Scarcella, R. 1979. Age. Rate and
Eventual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quartrly,13:573-82
(CD-ROM: 'l'ESOl. Quarterly Digital, 1997).
Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh
tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa,
dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah
ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada
bagian akhir.
Contoh:
Gardner, H. 1981. Do Babies Sing
a Universal Song? Psycho1ogy Today, hlm.
70-76. Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Kominikasi Data. Info Kompoter,
IV (4); 46-48.
Huda, M. 13 November, 1991.
Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa
Pos, hlm.6
Rujukan dan Koran Tanpa Penulls
Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal,
bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan
huruf besar-kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita
Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm.
3.
Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen dilulis di bagian awal
dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta:
PT Armas Duta Jaya.
Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama
Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis
paling depan, diikuti dengan tahun, Judul karangan yang dicetak miring, nama
tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan
karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Rujukan Berupa
Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti
tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun
terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun
penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa tahun.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan.
Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya:
Usaha Nasional.
Rujukan Berupa
Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun
yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan
cetak miring diikuti dengan pernyataan sknpsi,
tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan
tinggi, dan nama fakultas serta nama perquruan tinggi. :
Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK.
Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana IKIP MALANG.
Rujukan Berupa
Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan
dengan tahun, judul makalah ditulis dengan cetak miring, kemudian diikuti
pernyataan "Makalah disajikan dalam .."., nama perternuan, lembaga
penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.
Contoh:
Huda, N; 1991. Penulisan Laporan Penelitian
untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar
bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-Negara
Berkembang. Makalah disajikan dalam
Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.
Rujukan dari internet berupa Karya Individual
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan
cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan
diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan
diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock, S.,Carr, L. & Hall,
W. 1996. A Survey of STM Online Journals.
1990-95. The Calm before the Storm, (Online),(http;//journalecs.
soton.ac.uk/survey/ survey.html, diakses 12 Juni 1996)
Rujukan dari internet berupa Artikel dari Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan
cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan
nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan
keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family
and School: Mothering for Schooling. Education
Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. I,
(http://olam.ed.asu. edu/epaa/, diakses 12Februaril997).
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal
Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal
llmu Pendidikan, (Online), Jilid 5,
No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000),
Rujukan dari internet berupa Bahan Diskusi
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan
cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan. tahun. topik bahan
diskusi. nama bahan diskusi {diceiak mirind) dencian diberi keterangan dalam
kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut
disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995.
Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN
Discussion List, (Online), (NETTRATN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 Nopember
1995).
Rujukan dari internet berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan
dalam kurung (alamat e-mail pengirim),
diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak minrig). nama yang dikirimi
disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail
yang dikirimi).
Contoh:
Davis, A.
(a.davis@iiwts.edu.ail). 10 Juiii 1996. Learning lo Use Web Authoring
Tools. E-mail kepada Alison
Hunter (huntera@usq.edu.au). '
Naga, Dali S.
(ikip-)kt@indo.net.id). I Ok-tober 1997. Artikel
untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn. or. id). ' '
TABEL DAN GAMBAR
Penulisan Tabel
Penggunaan label dapat dipandang sebagai salah
satu cara yang sistematis untuk menyajikan data statistik dalam kolom-kolom dan
lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca
akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat, dan mencari
hubungan-hubungannya.
Tabel yang baik seharusnya sederhana dan
dipusatkan pada beberapa ide. Memasukkan terlalu banyak data datam suatu label
dapat mengurangi nilai penyajian label. lebih baik menggunakan banyak label
daripada menggunakan sedikit label yang isinya terlalu padat. Tabel yang baik
harus dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya secara efektif.
Jika suatu label cukup besar (lebih dari setengah
halaman), maka label harus ditempakan pada halaman tersendiri; dan jika tabel
cukup pendek (kurang dari setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan
teks. Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan
ditempatkan di atas label. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perujukan. Jika
label lebih dari satu halaman, maka bagian kepala label (termasuk teksnya)
harus diulang pada halaman selanjulnya. Akhir label pada halaman pertama tidak
perlu diberi garis horisontal. Pada halaman berikulnya, tulis-kan Lanjutan Tabel... pada tepi kiri, tiga spasi dari garis horisontal teratas
label. Hanya huruf pertama kata label ditulis dengan menggunakan huruf besar.
Kata "Tabel" ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul label.
Judul label ini ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama setiap kata
kecuali kata hubung. Jika judul label lebih dari satu baris, baris kedua dan
seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi.
Judul label tanpa diakhiri tanda tilik. Berilah jarak 3 spasi antara teks
sebelum label dan teks sesudah tabel. dengan angka Arab sebagai identitas tabel
yang menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab yang
bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab nomor urut tabel dimulai dari
nomor 1.
Contoh:
Tabei 4.1 Tingkat Motivasi
Berprestasi Mahasiswa STAIN Gorontalo, Tahun 1995
Nomor tabel ini menunjukkan bahwa tabel yang
berjudui Tingkat Motivasi Berprestasi
Mahasiswa STAIN Gorontalo Tahun 1995 terletak pada Bab IV nomor urut
yang pertama. Pengacuan tabel menggunakan angka, bukan dengan menggunakan
kata tabel di atas atau tabel di bawah.
Garis yang paling atas dari tabel diletakkan 3
spasi di bawah nama tabel. Kolom pengepalaan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit dalam harus dicantumkan.
Istilah-istilah seperti nomor, person, frekuensi, dituliskan dalam bentuk
singkatan/lambang: No., %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan
menggunakan spasi tunggal. Garis akan digunakan jika dipandang lebih mempermudah
pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian kiri, tengah, dan kanan tabel
tidak diperlukan.
Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi
keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman
tabel asli di bawah tabel dengan jarak tiga spasi dari garis horisontal terbawah,
mulai dari tepi kiri. Jika diperlukan Catatan untuk menjelaskan butir-butir
tertentu yang terdapat dalam tabel, gunakan simbol-simbol tertentu dan tulis
dalam bentuk superskrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel,
dua spasi di bawah sumber, bukan pada hagian bawah halaman.
Contoh:
Tabel 4.11. Jadwal dan Observasi Pelaksanan Ulangan PAI
Catur Wulan 1
SMU
|
Kelas
|
Hari/Tgl
|
Jam
|
Pengamatan
|
SMU 1
SMU 2
SMU 3
|
3
2
3
2
3
2
3
2
3
|
Senin 11 –10- 1999
Rabu
13-10-1999
Sabtu
9-10-1999
Kamis
14-10-1999
Sabtu 16-10-
|
07.30-09.00
14.00-15.30
12.30-13.50
11.30-13.00
11.30-
|
Tertib, agak bising, terang
Tertib, agak bising, terang
Tertib, agak panas
Tertib, agak panas
Kurang tertib, terang
Tertib, terang
Tertib, terang
Tertib, terang
Tertib, terang
|
Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan
gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang
dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk membangun
deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang
signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik
berbentuk grafik.
Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat
dikemukakan seperti berikut:
(1) Judul gambar ditempatkan di bawah
gambar, bukan di atasnya. Cara penulisan judul gambar sama dengan penulisan
judul tabel.
(2) Gambar harus sederhana untuk
dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus disertai
penjelasan tekstual.
(3) Gambar harus digunakan dengan
hemat. Terlalu banyak gambar dapat mengurangi nilai penyajian data.
(4) Gambar yang memakan tempat
lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri.
(5) Penyebutan adanya gambar
seharusnya mendahului gambar
(6)
Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata gambar di atas atau gambar di bawah.
(7) Gambar dinomori dengan
menggunakan angka Arab pada penomoran tabel.
Contoh:
2
1 0 1
2 106 m3/detik
|
|
Bulan
I II
III IV V
VI VII VIII
IX X XI
XII
Gaml)ar2.1 Fluktuasi Kenaikan Air Selama Satu Tahun di
Laut Banda dan Laut Arafua
(Sumher: Wyrtki, 1961:139)
C. Bahasa dan Tanda Baca
Penggunaan Bahasa
Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan
bahasa yang jelas, tepat, formal, dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat
diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat
yang tidak berbelil-belit, dan struktur paragraf yang runtut.
Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan
dengan menggunakan kalimal pasif. kata-kata yang tidak emotif, dan tidak
berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan kegiatan
yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang dipakai bukan kami atau saya, melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogyanya digunakan
sesedikit mungkin.
Penulisan
Tanda Baca
Penulisan tanda baca, kata, dan huruf mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan, Pedoman Pembentukan Istilah. dan Kamus (Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U/487, tanggal 9 September
1987). Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu diperhatikan.
Titik (.), koma (,), titik dua (:), tanda seru
(!), tanda tanya (?), dan tanda persen (%) diketik rapat denqan huruf yanq
mendahuluinya.
Tidak Baku
-Sampel dipilih secara rambang .
-Data dianalisis dengan teknik korelasi ,
-Anova ,dan regresi ganda.
- ... dengan
teori ; kemudian ...
... sebagai berikut :
Hal itu
tidak benar !
Benarkah hal itu ?
. Jumlahnya sekitar 20 %.
|
Baku
-Sampel dipilih secara rambaiig.
-Data dianalisis dengan teknik korelasi,
-Anova, dan regresi ganda.
-
... dengan teori;
kemudian ...
... sebagai berikut:
Hal itu
tidak benar!
Benarkah hal itu?
. Jumlahnya sekitar 20%.
|
Tanda kutip ("...") dan tanda kurung ()
diketik rapat dengan huruf dari kata atau frasa yang diapit.
Tidak baku
Kelima kelompok " sepadam “.
Tes tersebut dianggap baku ( standardized)
|
Baku
Kelima kelompok "sepadam“.
Tes tersebut dianggap baku (standardized)
|
Tanda hubung (-), tanda pisah (—), dan garis miring (/) diketik rapat
dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.
Tidak baku
• Tidak berbelit – belit.
• Ini
terjadi selama tahun 1942 – 1945.
•
Semua teknik analisis yang dipakai di sini
—
kuantitatifdan kualitatif--- perlu ditinjau..
• Dia tidak / belum mengaku.
|
Baku
• Tidak berbelit-belit.
• Ini
terjadi selama tahun 1942-1945.
•
Semua teknik analisis yang dipakai di sini
—kuantitatif
dan kualitatif---perlu ditinjau..
• Dia tidak/belum mengaku.
|
Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih keci! (<), tambah (+),
kurang (-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum
dan sesudahnya.
Tidak baku
• p-0,05
• p>0,01
• p<0,01
a+b=c
a-b=d
|
Baku
p =0,05
p >0,01
p <0,01
a + b = c
a : b = d
|
Akan tetapi, tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun
penerbitan dengan nomor halaman pada rujukan diketik rapat dengan angka yang
mendahului dan mengikutinya.
Tidak baku
• Sadtono (1980 : 10)
menyatakan
|
Baku
Sadtono
(1980:10) menyatakan
|
Pemenggalan kata pada akhir baris (-) disesuaikan
dengan suku katanya,
Tidak baku
• Masalah ini perlu ditegas
kan
• Tidak dilakukan dengan me-
mbabi-buta
|
Baku
• Masalah ini perlu dilegas-
kan
Tidak dilakukan dengan mem-
Babi-buta
|
D. Pencetakan dan Penjilidan
Cara pencetakan berikut ini berlaku untuk
penulisan skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, makalah, dan artikel
ilmiah. Sedangkan cara penjilidan hanya berlaku untuk skripsi, tesis. dan
disertasi.
Pencetakan
Kertas, Bidang
Pengetikan, dan Naskah Akhir
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih,
ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm), kuarto (21 cm x 28 cm), minimal 70 gram untuk
skripsi, tesis, dan disertasi dan 60 gram untuk makalah, artikel, dan laporan
penelitian. Bidang pengetikan berjarak 4 cm dan tepi kiri kertas, dan 3 cm dari
tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah kertas (lihat Lampiran 17). Tiap halaman
hendaknya tidak berisi lebih dari 26 baris (untuk teks dengan spasi ganda).
Sebuah paragraf hendaknya tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya memuat
kurang dari tiga baris.
Naskah akhir skripsi, tesis, disertasi, dan
laporan penelitian hendaknya dicetak (di-print)
dengan printer deskjet, inkjet atau laser.
Jenis Huruf
Karya ilmiah hendaknya diketik dengan komputer,
menggunakan program Windows (antara
lain Windows 3.11, Windows 95, atau Windows 98/2000), dengan
jenis huruf (font) Times New Roman atau sejenisnya, antara lain Times, CG Times, dan Dutch. Jenis huruf ini disebut huruf proporsional, karena jarak antarhuruf tergantung pada
besar-kecilnya huruf tersebut. Misalnya huruf m berukuran lebih besar dari pada huruf i, sehingga jarak antara
dua huruf selalu rapat. Jenis huruf ini amat lazim digunakan pada pencetakan
buku, jurnal. majalah, dan surat kabar. Contoh huruf Times New Roman: Teks ini diketik dengan huruf Times New Roman. Bentuk huruf ini mirip dengan huruf Times, Times, dan Dutch (tergantung
pada program Windows yang
digunakan).
Penjelasan tentang pencetakan karya ilmiah dengan
huruf nonproporsional seperti
Courier {dan New Couner)
dapat dibaca pada Lampiran 20.
Ukuran Huruf
Bagian-bagian suatu bab untuk skripsi, tesis,
disertasi, makalah, dan laporan penelitian menggunakan ukuran huruf yang
berbeda seperti berikut.
12 point
10 point
|
Judul bab, judul subbab, teks induk, abstrak (skripsi,
tesis, dan di sertasi), lampiran,
daftar rujukan,
Kutipan blok, abstrak makalah dan artikel, judul tabel, judul bagan/gambar,
teks tabel, teks bagan/gambar, catatan akhir, catatan kaki, indeks, header,
footer
|
Ukuran huruf untuk huruf Traditional
Arabic:
26 point
18 point
16 point
|
Judul bab,
Judul subbab, judul abstrak, judul daftar rujukan, judul label, judul
Gambar, dan judul indeks
Teks induk, indeks dan yang lain
|
Modus Huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic), tebal (bold), dan garis bawah (underlined)
sebagai berikut.
Normal
·
Teks induk. Abstrak, kata-kata kunci, tabel, gambar, bagan, catatan, lampiran
Miring (italic)
·
kata nonindonesia (bahasa asing dan bahasa daerah)
·
istilah yang belum lazim
·
bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh digunakan bold-normal,
tetapi boleh italic-boId)
·
contoh yang
disajikan pada teks utama
·
judul subbab peringkat 4 pada Altematif 1
·
judul buku, jurnal, majalah, dan surat kabar dalam teks utama dalam
daftar rujukan.
Tebal (bold)
·
judul bab
·
Judul subbab (heading)
·
bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic', perhatikan contoh berikut. Amir anak Amat sedang belajar di Akademi Militer
Garis bawah (underline)
Garis bawah (underline)
tidak boleh dipergunakan, kecuali dalam hal-hal yang amat khusus. Garis
bawah dipergunakan untuk teks yang dicetak dengan huruf mesin ketik (Courier dan Prestige). Pada teks
yang dicetak dengan huruf Times New Roman, garis bawah diganti dengan huruf
miring (italic).
Spasi
Antarbaris. Artikel
ilmiah dicetak dengan spasi 1,5
sedangkan skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan laporan
penelitian dicetak dengan spasi 2
(ganda), kecuali keterangan gambar, grafik, lampiran, tabel, dan daftar rujukan
dicetak dengan spasi tunggal. Judul bab dicetak turun 4 spasi dari garis tepi
atas bidang ketikan. Jarak antara akhir judul bab dan awal teks adalah 4 spasi.
Jarak antara akhir teks dengan subjudul 3 spasi dan jarak antara subjudul
dengan awal teks berikutnya 2 spasi (lihat Lampiran 18). Jarak antara paragraf
sama dengan jarak antar baris, yaitu 2 spasi untuk skripsi dan makalah, dan
1,5 spasi untuk artikel. Jarak antara satu macam bahan pustaka dengan bahan
pustaka lain dalam daftar rujukan menggunakan spasi ganda (2 spasi). Contoh
lihat pada Lampiran 11.
Antarkata.
Spasi antara dua kata tidak boleh terlalu
renggang. Spasi yang dibolehkan maksimal sama dengan ukuran satu huruf.
Tepi kanan boleh rata (full justification) atau tidak rata. Jika
tepi kanan rata (full justification), harap diupayakan spasi antar
kata cukup rapat, Agar spasi antar kata cukup rapat, kata yang terletak di
pinggir jika perlu diputus menurut suku katanya (fasilitas hyphenation diaktifkan: 0/7) mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang
baku. Berikut contoh teks dengan spasi antara kata rapat dan kurang rapat.
Salah
Spasi antar kata pada
teks ini terlalu
lebar sehingga tidak tampak rapi dan menyulitkan
untuk dibaca. Spasi antar kata
pada teks ini
terlalu lebar sehingga
tidak tampak rapi dan
menyulitkan untuk dibaca.
Benar
Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan mudah
dibaca. Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan
mudah dibaca.
Tanda Pisah dan Bulit
Tanda pisah (dash) dalam huruf
proporsional (seperti Times New Roman)
dinyatakan dengan satu garis panjang (—), dan tidak boleh dinyatakan dengan 2
garis pendek (") seperti pada huruf Courier
dan Prestige. Tanda pisah hendaknya rapat
(tidak diberi spasi) dengan kata yang mendahului dan mengikutinya. Tanda butir
nonhierarkis dengan garis pendek (-) tidak boleh digunakan, dan hendaknya
dinyatakan dengan tanda bulit (berbentuk bulat atau persegi: • dan ▪),
Perhatikan contoh berikut:
Salah
Semua pendekatan
penelitian-kuantitatif dan kualitatif-perlu dikaji penerapannya.
Bagian tersebut tertulis pada
halaman 15-20.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam memilih kertas untuk skripsi;
- jenis
- ukuran
- bobot
Benar
Semua pendekatan penelitian
kuantitatif dan kualitatif perlu dikaji penerapannya.
Bagian tersebut tertulis pada
halaman 15-20.
Hal-hal berikut perlu
diperhatikan dalani inemilih kertas untuk skripsi:
·
Jenis
·
ukuran
·
bobot
Parugraf dan Penomoran
Awal paragraf dimulai 1,2 cm dari tepi kiri
bidang pengetikan. Sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma,
hendaknya diberi satu ketukan kosong. Lambang-lambang huruf Yunani dan yang
tidak dapat ditulis dengan komputer hendaknya ditulistangan secara rapi dengan
tinta hitam. Bilangan hendaknya ditulis
dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat.
Bagian awal skripsi diberi nomor halaman angka
Romawi kecil di tengah bagian bawah, sedangkan nomor halaman pada bagian inti
dan bagian penutup skripsi dengan angka Arab di kanan atas, kecuali nomor
halaman bab baru yang ditulis di tengah bagian bawah halaman. Nomor halaman
untuk lampiran ditulis dengan menggunakan angka Arab, di sudut kanan atas,
melanjulkan nomor halaman sebelumnya.
Penjilidan
Ketentuan mengenai penjilidan yang dikemukakan di
sini hanya berlaku untuk skripsi, tesis, dan disertasi; sedangkan penjilidan
makalah diatur oleh dosen yang memberi tugas. Skripsi, tesis, dan disertasi
harus dijilid dengan menggunakan karton tebal. Pada punggung skripsi hendaknya
dimuat nama penulis dan judul. Contoh dapat dilihat pada Lampiran 19. Skripsi
dijilid sebanyak 3 eksemplar (1 untuk jurusan, 1 untuk perpustakaan pusat, dan
1 untuk arsip penulis). Tesis dijilid sebanyak 5 eksemplar (2 untuk pembimbing,
1 untuk perpustakaan pusat, 1 untuk perpustakaan PPS, dan 1 untuk arsip
penulis). Disertasi dijilid sebanyak 6
eksemplar (3 untuk pembimbing, 1
untuk perpustakaan pusat, 1
untuk perpustakaan PPS, dan 1 untuk arsip penulis). Halaman sampul harus
dicetak dengan tinta kuning emas di atas dasar kulit yang sesuai dengan warna
jurusan.
Hal-Hal Penting Diperhatikan dan Tidak boleh Dilakukan dalam Penulisan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
·
Berilah jarak 3 spasi antara tabel atau gambar dengan teks sebelum atau
sesudahnya.
·
Judul label atau gambar beserta tabel atau gambarnya harus ditempatkan
pada halaman yang sama (jika memungkinkan). Penyebutan tabel atau gambar dalam
teks menggunakan kata Tabe! ... atau Gambar ... (diberi nomor sebagai
identitas).
·
Tepi kanan teks tidak harus rata,
oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa harus
dipotong, tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi,
bukan diletakkan di bawahnya.
·
Tempatkanlah nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman,
kecuali halaman pertama setiap bab dan halaman Bagian Awal. Nomor halaman awal
bab dan Bagian Awal ditulis di tengah bagian bawah halaman.
·
Semua nama penulis dalam daftar rujukan harus ditulis, walaupun penulis
yang sama
memiliki beberapa karya yang dijadikan acuan dalam teks.
·
Nama awal dan nama tengah dapat ditulis secara lengkap atau disingkat
asal dilakukan secara konsisten dalam
satu daftar rujukan.
·
Daftar Rujukan hanya berisi sumber yang digunakan sebagai acuan dalam
teks, dan semua sumber yang dikutip (secara langsung ataupun tidak tangsung)
harus ditulis dalam Daftar Rujukan.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan
•
Tidak boleh ada bagian yang kosong pada halaman, kecuali jika halaman
tersebut merupakan akhir suatu bab.
•
Tidak boleh memotong tabel menjadi dua bagian (dalam dua halaman) jika memang
bisa ditempatkan pada halaman yang sama.
• Tidak
boleh memberi tanda apapun sebagai pertanda berakhirnya suatu bab.
•
Tidak boleh menempatkan judul subbab dan identitas label pada akhir
halaman (kaki halaman).
•
Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-), tetapi menggunakan
tanda bu!it (• atau ▪). Ukuran
besar-kecilnya bulit yang digunakan disesuaikan dengan ukuran huruf yang
digunakan. Bulit diletakkan di tepi kiri, terpisah satu ketukan dengan huruf
yang mengikutinya. Rincian dengan menggunakan angka hanya diperbolehkan jika mengandung
pengertian langkah-langkah atau prosedur.
•
Tidak boleh menambahkan spasi antarkata dalam satu baris yang bertujuan
meratakan tepi kanan.
• Daftar
Rujukan tidak boleh ditempatkan di kaki halaman atau akhir setiap bab.
▪
Daftar Rujukan hanya boleh dilempatkan setelah bab terakhirdan sebelum
lampiran-lampiran (jika ada).
BAB V
PROSEDUR PENGAJUAN JUDUL, DRAFT, PEMBIMBINGAN, DAN PERBAIKAN PASCA
UJIAN
A. Pengajuan Judul
Mahasiswa yang
akan mengajukan judul skripsi perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Judul yang baik adalah judul yang
dapat; memberikan gambaran pokok masalah yang menjadi fokus penelitian. tidak
terlalu panjang, dan tidak menggunakan kata-kata yang sudah terimplisit dalam
tujuan pelaksanaan penelitian, seperti kata-kata studi, urgensi atau pentingnya dan yang semacamnya.
2.
Memilih judul berdasarkan pada
permasalahan, bukan judul yang mencari permasalahan.
3.
Judul yang diajukan harus
mempertimbang tersedianya referensi teoritis yang akan dijadikan sebagai
pijakan dalam menganalisis permasalahan yang diangkat. Selain itu harus
mempertimbangkan dukungan tersedianya data di lapangan penelitian.
4.
Judul yang diajukan minimal dua
yang dilengkapi dengan argumentasi kondisi riil dan kondisi ideal.
5.
Judul yang diajukan harus sesuai
dengan jurusan/program studi mahasiswa yang mengajukan judul.
6.
Untuk menghindari adanya kesamaan
judul di antara mahasiswa yang satu program studi, sebaiknya didiskusikan dulu
di tingkat jurusan/program studi. Hal ini dimaksudkan untuk meminta saran dan
tanggapan untuk perbaikan dan kelayakan judul yang akan diajukan kepada Ketua
Jurusan.
7.
Waktu pengajuan judul sebaiknya
setelah lulus dari mata kuliah metodologi penelitian dan yang sejenisnya.
B.
Penyusunan Draft.
Mahasiswa yang
akan mengajukan draft hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Bagi mahasiswa yang telah
disetujui judulnya dan telah ditentukan pembimbingnya oleh Ketua Jurusan segera
menyusun draft dengan mengkonsultasikannya pada pembimbing I dan II.
2.
Draft yang dibuat; formatnya
disesuaikan dengan jenis dan sifat skripsi (kualitatif, kuantitatif, kajian
teori/kajian kepustakaan, dan pengembangan) yang memuat seperti bagian yang ada
pada bab I (Pendahuluan) dan bab III (metode penelitian).
3.
Sebaiknya draft yang disusun sudah
dilengkapi dengan kajian teori (bab II sudah selesai). Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah peneliti mengembangkan analisisnya di lapangan penelitian.
Selain itu mempermudah mahasiswa untuk menyusun instrumen penelitiannya.
4.
Draft yang akan diseminarkan harus
melalui persetujuan pembimbing dan memperhatikan prasyarat seminar draft yaitu
yang bersangkutan minimal lima kali pernah mengikuti seminar proposal dan
pernah menjadi moderator atau notulen dalam pelaksanaan seminar. Mahasiswa akan
diberikan kartu daftar keikutsertaaannya dalam setiap seminar yang
ditandatangani oleh penyelenggara seminar atau pembimbing mahasiswa yang
seminar. Bagi mahasiswa yang tampil pertama sampai kelima akan diberikan
dispensasi khusus.
5.
Draft yang akan diseminarkan,
disiapkan minimal tiga examplar yang utuh untuk pembimbing dan selebihnya
dibuat sinopsis/ringkasan draft untuk semua peserta seminar.
6.
Mahasiswa yang akan seminar
meminta kesediaan pembimbinya untuk menghadiri seminar yang bersangkutan.
7.
Seminar dapat dilaksanakan minimal
dihadiri oleh 15 peserta seminar yang terdiri atas pembimbing ketua
penyelenggara seminar, pembahas utama dari mahasiswa dan peserta seminar
lainnya.
8.
Draft yang telah diseminarkan dan
dinyatakan laik untuk diteruskan, diberikan kesempatan paling lambat sebulan
setelah tanggal seminar untuk melaporkan kepada jurusan tentang perbaikan draft
berdasarkan dengan tanggapan dan masukan pada acara seminar.
9.
Bagi mahasiswa yang memelih
penelitian lapangan dan pengembangan harus mengkonsultasikan instrumen
penelitiannya pada pembimbingnya.
C. Pembimbingan
Dalam
melaksanakan hak dan kewajiban mahasiswa terhadap bimbingan penyusunan skripsi
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Mahasiswa berhak memperoleh
pelayanan bimbingan dari pembimbing yang telah ditunjuk oleh jurusan
berdasarkan dengan SK pembimbing secara umum yang dikeluarkan oleh Ketua STAIN,
2.
Untuk memperlancar tugas-tugas
bimbingan penyususnan skripsi mahasiswa, maka pembimbing diberikan wenanang
berdasarkan dengan tugas pembimbing I dan II. Pembimbimbing I bertugas untuk
mengoreksi subtansi masalah yang dibahas oleh mahasiswa, dan pembimbing II
bertugas untuk mengoreksi dan pemberi bimbingan pada aspek bahasa dan
metodelogi yang digunakan oleh mahasiswa dalam penulisan naskah skripsinya.
3.
Para pembimbing diharapkan tidak
melebihi sebulan pemeriksaan skripsi dari tanggal penyerahan skripsi kepada
pembimbing.
4.
Pembimbing I meminta kepada
mahasiswa untuk memperlihatkan semua buku atau kopian sumber rujukan. Apabila
sumber rujukan berupa kopian paling tidak harus memperlihatkan kopian kulit
buku, daftar isi dan halaman yang dikutip. Apabila sumber rujukan berupa
referensi yang tidak bisa diphotocopi, maka cukup lewat tulisan tangan dengan
menggunakan kartu kutipan (lihan contohnya pada lampiran) dengan membubuhi
tanda tangan petugas perpustakann dan stempel perpustakaan. Apabila sumber
rujukan dari CD maka diprintout bahan
yang dikutip dengan mencantumkan identis CD yang dipakai. Demikian pula kalau rujukan
itu diambil dari internet, hendaknya diprint
out/didown lock
5.
Setelah pembimbing melihat semua
bahan dan dokumen rujukan, maka pembimbing menandatangani format surat
keterangan pembuktian (Lihat terlampir) yang akan dilampirkan pada skripsi
mahasiswa yang akan ujian munaqasyah. Dengan adanya surat keterangan pembuktian
ini, maka mahasiswa tidak perlu lagi membahan bukubuku rujukan dan bukti
lainnya pad sidang munaqasyah mahasiswa yang bersangkutan.
6. Bahan rujukan seperti hadis dan penafsiran ayat-ayat al Quran
diusahakan dikutip dari sumber aslinya.
D. Perbaikan Pasca Ujian
Beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa yang sudah mengikuti sidang
munaqasyah sebagai berikut:
1.
Mahasiswa yang sudah dinyatakan
lulus dengan perbaikan-perbaikan, wajib mencantumkan lembaran naskah yang dikoreksi
baik dari pembimbing maupun penguji pada tim penguji dan pembimbing disaat
mengajukan perbaikan.
2.
Mahasiswa yang akan meminta tanda
tangan pengesahan skripsi, masih tetap wajib membawa kembali lembaran-lembaran
yang dikoreksi dan ditunjukkan perbaikanya di dalam naskah skripsi.
3.
Batas waktu perbaikan tergantung
pada kesepakatan antara penguji dan mahasiswa yang diuji. Oleh karena itu
penguji mencantumkan keepakatan tersebut pada naskah skripsi yang dipakai
ujian.
4.
Apabila melewati sebulan dari
batas kesepakatan waktu perbaikan antara tim penguji dan mahasiswa tanpa alasan
yang tepat, maka dianggap harus mengikuti kembali ujian dengan konsekwensi
biaya oleh mahasiswa yang bersangkutan.
5.
Bagi yang sudah melaksanakan
kewajiban perbaikan segera menggandakan skripsinya sesuai dengan ketentuan dari
jurusan, dan dimasukkan pada jurusan dan perpustakaan. Salah satu prasyarat
penyetoran naskah harus memperlihatkan surat bukti bebas peminjaman buku
perpustakaan. Pespustakaan akan memberikan surat keterangan penyetoran skripsi
yang akan dipakai untuk pengurusan ijazah.
6.
Mahasiswa diwajibkan membuat
artikel dari skripsi yang bersangkutan, dan artikel tersebut dimasukkan kepada
Ketua P3M STAIN Gorontalo. P3M akan memberikan surat bukti peyerahan artikel
yang akan digunakan oleh alumni untuk prasyarat pengurusan ijazah.
7.
Peyelesaian tugas akhir dalam
kaitannya dengan pembayaran SPP dihitung pada penyerahan skripsi pada jurusan.
Apabila alumni yang bersangkutan terlambat meyerahkan skripsinya dan sudah
masuk waktu pembayaran SPP maka mahasiswa masih dikenakan pembayan SPP.
BAB
VI
PENUTUP
Bagian penutup ini
kembali lagi menekankan bahwa pedoman penulisan karya ilmiah ini hanya berlaku
di lingkungan STAIN Sultan Amai Gorontalo. Pada uraian sebelumnya dijelaskan
masalah penulisan Tesis dan Disertasi. Khusus untuk kedua jenis tugas akhir ini
mengingat STAIN belum melaksanakan program Pasca Sarjana secara mandiri maka
ketentuan dalam pedoman ini menyesuaikan dengan pedoman khusus yang
diberlakukan oleh PPS dimana dosen dan karyawan STAIN Sultan Amai mengikuti
program Pasca Sarjana. Pedoman penulisan tentang Tesis dan Disertasi sebagai
upaya antisipatif apabila STAIN Sultan Amai Gorontalo sudah melaksanakan PPS
secara mandiri.
Bagi
mahasiswa program S1 wajib mengikuti pola penulisan karya ilmiah ini khususnya
yang berkaitan dengan penulisan artikel, laporan penelitian, dan skripsi. Untuk
penulisan makalah disesuaikan dengan petunjuk yang disampaikan oleh dosen yang
memberikan tugas.
Teknik
penulisan yang berkaitan dengan rujukan/kutipan, ditekankan kembali bahwa untuk
penulisan skripsi dan laporan penelitian tetap menggunakan sistim footnote
dan untuk penulisan artikel menggunakan sistim innote. Untuk penulisan makalah bisa menggunakan sistim footnote
atau innote tergantung pada dosen yang memberikan tugas.
Lampiran: 1 Halaman
Sampul Skripsi
4.5 cm dari tepi atas
kertqs
|
|
IKHTILAF ULAMA DALAM MEMAHAMI
DAN MENAFSIRKAN AL QUR’AN
TENTANG TAHARA
SKRIPSI |
2.5 cm
3 cm
2.
0.5-1 cm
4cm
|
OLEH
AHMAD KAMAL
NIM 02. 121. 137
|
1.5 cm
|
|
|
|
4 cm
|
|
|
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI GORONTALO
JURUSAN
TARBIYAH PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
DESEMBER 2002
|
2.5 cm
|
|
3 cm dari tepi bawah kertas
|
LOGO STAIN GORONTALO
Lampiran: 2 Halaman
Judul Skripsi lembar kedua
4.5 cm dari tepi atas
kertqs
|
|
IKHTILAF ULAMA DALAM MEMAHAMI
DAN MENAFSIRKAN AL QUR’AN
TENTANG TAHARA
SKRIPSI
Diajukan kepada
Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Gorontalo
untuk memenuhi
salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan
program Sarjana
Tarbiyah
|
2.5 cm
3,5 cm
3,5 cm
|
|
3,5 cm
|
|
|
Oleh
Ahmad Kamal
NIM 02. 121. 137
|
1.5 cm
|
|
|
|
4 cm
|
|
|
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI GORONTALO
JURUSAN
TARBIYAH PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
DESEMBER 2002
|
2. cm
|
|
3 cm dari tepi bawah kertas
|
Lampiran 8: Contoh Lembar
Persetujuan Pembimbing
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan skripsi Saudara
Edwin Manangsang, NIM: 96.121.037, Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama pada
Serkolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Sultan Amai Gorontalo, setelah
dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul “Prospek Perpustakaan Umum Dalam
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Kotamadya Gorontalo“ memandang bahwa skripsi
tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan
ke sidang munaqasyah.
Demikan persetujuan ini diberikan
untuk proses selanjutnya.
Gorontalo, - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pembimbing I
Pembimbing II*
(_______________) (________________)
*) Atau Pembantu Pembimbing
Lampiran 7: Contoh lembar Pengesahan Skripsi
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi
yang berjudul “Prospek Perpustakaan Umum
Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Kota Gorontalo, yang disusun oleh
saudara Edwin Manangsang, NIM :96.121.037, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama
pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gorontalo, telah diuji dalam sidang
munaqasyah yang diselenggarakan pada hari senin 03 Agustus 2002 M. bertepatan
dengan 09 Jumadil Awal 1423 H. dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu
Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama, tanpa
dengan (beberapa* ) perbaikan
Gorontalo, 03
Agustus 2002 M
09 Jumadil Awal
1423 H
DEWAN PENGUJI :
Ketua : . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . ( . . . . . . . .. . . . . . . . .)
Sekretaris : . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .( . . . . . . . .. . . . . . . . .)
Munagisy I
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . ..
. . . . . . . .)
Munagisy II
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . ..
. . . . . . . .)
Pembimbing I
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . ..
. . . . . . . .)
Pembimbing II
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . ..
. . . . . . . .)
Diketahui Oleh :
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
( STAIN ) Sultan Amai Gorontalo
(Drs.
Muhamad N. Tuli, M.Ag)
NIP
: 150
196 131
*) Disesuaikan dengan
keadaan.
Lampiran 9: Contoh
Abstrak Skripsi*
ABSTRAK
Rahim, Moh Asdar. 2000. Strategi Pembelajaran dan Perolehan Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam (PAI) pada SMU Negeri Koti Gorontako. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama
Islam STAIN Sultan Amai Gorontalo Pembimbing: (I) Prof. Dr. H. Abd. Rahman,
(II) Dr. H. Mappanganro.
Kata-kata kunci:
strategi pembelajaran, hasil belajar,
pendidikan agama
Kepatuhan dan kepahaman
terhadap segala bentuk perintah dan larangan agama dan tanpa mengabaikan aspek
pluralitas dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan ekspressi
sikap dalam bentuk perilaku yang bernuansa moral agama. Ekspressi sikap
keagamaan seperti itu semestinya menjadi dampak pengiring dari tindak
pembelajaran pendidikan agama Islam di berbagai tingkatan sekolah khususnya di
tingkat SLTA. Namun akhir-akhir ini dengan semakin meningkatnya
tindakan-tindakan a moral dan semakin meningkatnya pengunaan obat-obat
terlarang di kalangan remaja, masyarakat dan kaum intelektual sering
mempertanyakan bagaimana sebenarnya muatan dan sistim pelaksanaan kurikulum
pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan
di atas maka diupayakan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kegiatan-kegiatan
guru PAI dalam mengejawantahkan kurikulum PAI di sekolah menengah umum negeri,
khususnya di wilayah kota Gorontalo dengan melalui suatu penelitian.
Faktor-faktor kegiatan PAI yang dijadikan fokus permasalahan meliputi; (1)
strategi pengelolaan yang meliputi kegiatan informatif antara guru dan siswa
pada tatap muka pertama, (2) kegiatan setiap penyampaian pembelajaran, (3)
kegiatan penyusunan pengorganisasian isi pembelajaran PAI; dan (4) proses
pelaksanaan evaluasi PAI dalam pemerolehan hasil belajar siswa dalam satu kurun
waktu tertentu,
Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran secara umum tentang bentuk-bentuk, intensitas, dan faktor
kemengapaan masing-masing pelaksanaan kegiatan dalam pembelajaran PAI. Hasil
temuan tersebut diharapkan menjadi sumbangsih bagi guru PAI untuk lebih
meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran PAI, khususnya di SMU Negeri
Kota Gorontalo sehingga dampak pengiring PAI dapat membentuk pola pikir, sikap,
dan perilaku yang tetap taat dan patuh terhadap ajaran agama dan tetap
menghargai makna kepluralitasan yang ada di masyarakat. Dari sisi teori dapat
menjadi basis untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Rancangan penelitian yang
digunakan adalah penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan
metode wawancara, observasi, angket dan dokumen. Subyek penelitian adalah 10
guru PAI dan 240 siswa yang tersebar di lima SMU Negeri kota Gorontalo
Dari hasil temuan ini ditemukan beberapa hal
sebagai berikut:
1.
Kegiatan strategi pengelolaan
pembelajaran berupa kegiatan informatif antara guru dan siswa yang terkait
dengan karakteristik siswa dan gambaran umum program mata pelajaran PAI yang
diduga dapat mengarahkan kemandirian belajar siswa, ternyata kurang dilakukan
oleh sebagian besar responden dengan alasan
pertemuan pertama langsung masuk pada pembelajaran pokok bahasan pertama.
2.
Kegiatan penyampaian pembelajaran
yang meliputi tahapan pendahuluan penyajian
inti, dan penutup pembelajaran yang
masing-masing indikatornya dicantumkan dalam rancangan pembelajaran atu PSP
ternyata sebagian besar responden kurang konsisten terhadap apa yang tertulis
dan yang dikerjakan. Hal ini disebabkan responden tidak terbiasa dengan
pengorganisasian waktu dalam melakukan suatu tindakan. Selain itu ternyata
responden juga kurang mengembangkan indikator-indikator
dari setiap tahapan pembelajaran.
3.
Pengorganisasian isi pembelajaran
baik pada tingkat makro maupun mikro, semua responden tidak ada yang
melakukannya dengan alasan pengorganisasian tersebut sudah tersusun dengan baik
seperti yang ada di GBPP dan buku teks khususnya yang diterbitkan oleh
Departemen Agama.
4.
Perolehan hasil belajar siswa
rata-rata baik karena rumusan soal pada umumnya mudah, kebijakan nilai agama
tidak boleh di bawah enam, dan pertimba-
ngan akhlak siswa.
5.
Perolehan hasil belajar PAI tidak
memiliki konsistensi logis dengan pelaksanaan strategi pembelajan PAI.
Bertitik tolak dari temuan
penelitian ini, beberapa saran yang memungkinkan dapat dilakukan oleh guru PAI
adalah (1) kebijakan administratif yang pokok bahasan pertama sudah harus
disampaikan pada tatap muka pertama, secara operasional waktunya dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan iformatif antara guru dan siswa, (2) kegiatan yang
terabaikan sebagai bagian dari pendahuluan pembelajaran seperti menarik
perhatian, penkomunikasian TPK hendaknya secara rutin dilakukan oleh guru PAI
setiap mengajar, ( 3) yang berkaitan dengan penyajian inti seperti pemrosesan
informasi materi disarankan kepada guru PAI untuk selalu menyertai dengan
contoh-contoh yang jelas yang berkenaan dengan materi, (4) kegiatan yang
berkaitan dengan tindak lanjut dari unjuk kerja siswa disarankan kepada guru
PAI untuk selalu memberikan tindak lanjut baik berupa remedial maupun
pengayaan, (5) berkaitan dengan penilaian hendaknya guru PAI mengembangkan
instrumen penilaian sikap dan psikomotorik dan meningkatkan kadar
kognitif.
Lampiran 17: Contoh Format Artikel untuk Jumal
Pengasuhan Orang Tua dan Interaksi Teman Sebaya dalam
Pengembangan Program Bimbingan Perilaku
Sosial Anak Taman Kanak-kanak
Ernawulan Syaodih*
Abstract: This
study involved Kindergarten children and focused on their social behavior
development. Parenting and peer interaction were variables to be considered in
the program development of guidance services to facilitate child's social
behavior development. Findings show that parenting and peer group interaction
give a significant contribution to social behavior development. Hypo-thetical
guidance program of child's social behavior development has been developed, and
some relevant topics of child's social behavior have been for-rnuated derived
from the actual child's social behavior. It is recommended that delivery system
of guidance program in Kindergarten should be integrated with learning process
peer interaction.
Kata kunci:
bimbingan guru, pengasuhan orang tua, interaksi teman sebaya, perilaku
sosial,tamankanak-kanak.
Taman
kanak-kanak dapat dipandang sebagai lembaga yang menjembatani kehidupan anak
dari kehidupan keluarga ke kehidupan sekolah. Artinya, di taman kanak-kanak
anak didik dibantu untuk dapat menyiapkan diri memasuki dunia sekolah yang
lebih luas. Di sekolah dasar, peserta didik tidak hanya memasuki dunia
sosialisasi yang lebih luas, tetapi juga menghadapi berbagai karakteristik
manusia yang lebih beragam dan berbagai peraturan yang hams ditaati yang banyak
berbeda dengan keadaan dalam keluarga.
Dalam menghadapi dunia sekolah yang lebih luas,
tidak semua anak mampu menyesuaikan din dengan baik dan tidak sedikit anak yang
mengalami kesulitan bersosialisasi. Hasil ternuan penelitian Ahman (1998)
menunjukkanbahwa permasalahan yang sering kali dihadapi anak sekolah dasar
kelas awal adalah ketidakmampuan bersosialisasi dan mengendalikan emosi.
Apabila permasalahan ini dibiarkan, maka anak akan mengalami kesulitan dalam
pencapaian tugas perkembangan berikutnya serta mengalami kesulitan dalam
memasuki dunia pergaulan yang…
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan penelitian deskriptif yang artinya bahwa penelitian ini berusaha
memperoleh informasi dari keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian
dilaksanakan. Penelitian ini ditempuh untuk mengetahui pengaruh
Emowulan Sycwdih adalah dosen Universitas Pendidikan Indonesw (UPl), Bandung. Argkel mi dwtgkat dari Tesb Magister Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 1999.
Lampiran 3: Contoh
Daftar Isi yang Peringkat Juduk Subbabnya Ditandai dengan
Kombinasi Huruf-Angka
DAFTAR ISI
ABSTRAK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
B.
Fokus Penelitian . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
C.
Tujuan Penelitian . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .. . . . . ..
D.
Pentingnya Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . ..
E.
Batasan Istilah . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
F.
Asumsi dan Keterbatasan
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.
Strategi Pembelajaran . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Perolehan Hasil Belajar
BAB III METODE
PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
B.
Lokasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
C.
Kehadiran Peneliti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
D.
Subyek Penelitian . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E.
Sumber dan jenis Data . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . .
F.
Teknik Pengumpulan Data . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G.
Cara Pencatatan Data . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H.
Strategi Pelaksanaan
Penelitian . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
I.
Validitas dan Realibilitas. . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
J.
Analisi Data . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
|
i
ii
iii
iv
v
vi
1-15
1
7
7
8
9
12
16-25
16
21
23
26-38
26
28
30
31
33
35
37
37
38
38
|
BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN
A.
Karakteristik Lokasi Penelitian.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.
Deskripsi Strategi Pembelajaran.
.. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
BAB V Pembahasan
Hasil temuan
A.
Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran pada Tatap Muka
B.
Penyampaian Tahapan Pembelajaran.
.. . . . . . . . . . . . . . . . .
C.
Pengorganisasian Isi
Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D.
Perolehan Hasil Belajar. . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB VI penutup
A. Kesimpulan. . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.
Saran-Saran. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .
DAFTAR RUJUKAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
|
39-58
39
49
59-65
59
59
60
61
59-62
59
62
63
|
Lampiran 10: Contoh Daftar Lampiran Tabel dan Gambar
DAFTAR TABEL*
Tabel Halaman
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
|
Prasyarat Utama dan Pendukung
Lima Jenis Hasil Belajar. . . . . .
Tahapan Pembelajaran Konsep. . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Fase-Fase Model Pemahaman Konsep.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Model Pilihan Pemahaman Konsep. .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Model Data Tak Terorganisir. . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Indikator Jenis Ranah Perolehan
Belajar. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kriteria Penarikan kesimpulan
Hasil temuan observasi dan Angket.
Lokasi Penelitian. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rincian Nilai Ebtanas SMU Neg.
Tahun 1998/1999. . . . . . . . . .
Pengamatan Kegiatan Tatap Muka
Pertama. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tahap Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tahap Kegiatan Penyajian Inti
Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . .
Tahap Kegiatan Penutupan
Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sikap Guru dalam Proses
Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Intensitas penggunaan Metode dan Media. . . . .
. . . . . . . . . . . . . .
Indikator Persiapan Evaluasi. . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengaruh Aspek Non Formal
Terhadap Penilaian. . . . . . . . . . . . .
Jadwal Pelaksanaan Ulangan Umum
Cawu I. . . . . . . . . . . . . . .
Sebaran Soal dan Tingkatan
Kognitif. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sebaran butiran soal cawu 1. . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
|
54
56
59
60
61
82
103
104
112
114
120
123
129
133
135
142
144
146
149
151
|
*Format ini sama dengan daftar gambar
Lampiran 11: Contoh Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
|
Jadwal Pelaksanaan Observasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Jadwal Pelaksanaan Wawancara. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pedoman Wawancara. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Angket. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Observasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Dokumentasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Deskripsi Hasil Wawancara. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . .
Materi Pokok Bahasan al Quran Kelas Dua. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
Materi Pokok Bahasan Iman Kepada Kitab-Kitab Allah . . . .
. . . .
Program Tahunan (PROTA). .. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
Program Catur Wulan Satu kelas Dua dan Tiga. . . . . . . .
. . . . . . . .
Program Satuan Pelajaran Kelas Dua. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
Program Satuan Pelajaran Kelas Tiga. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
Keadaan SMU Negeri Watampone.. . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
Hasil Perolehan Nilai Kumulatif .. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
Kode-Kode tema Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
Biodata responden. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Riwayat Hidup . . . . . . . . . . .
|
205
207
208
216
221
224
228
231
238
245
246
248
250
253
254
255
257
258
|
Lampiran 12: Contoh Daftar Rujukan
DAFTAR RUjuKAn
Al-Abrasyi, M.A.,1961.
Al-Tarbiyah fi al-Islamiyah wa Falasifatuha. Mesir: Isa Al-Baby Al-Halaby.
AECT, 1977. Definisi Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Al-Ahwani, A.F. 1968. Al-Tarbiyah
fi al-Islam. Kahirah: Dar al-Ma’arif.
Akhwan, M. 1997. Karakteristik,
Tujuan dan Sasaran Pendidikan Islam. Dalam Usa, M. dan Wijdan, A. (Eds), Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial. Yogyakarta: Aditya
media kerja sama dengan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Indonesia.
Ali, M.A. 1981. The use of
positive and negative examples during instruction "Some important issues
related to the design and development of instructional material. Journal of Instructional Development. 5
(1), 2-7
Allen, D.E., Guy, R.F. dan Edgley, C.K. 1980. Social Psychology as Social proccess. Belmont, Cal.: Wadsworth
Publishing Company.
Ancok, J. dan Suroso, F.N. 1994. Psikologi
Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anderson, R.C., Spiro, R.J. dan Montaque, W.E. 1977. Schooling and the Acquisition of Knowledge.
Hillsdale, N.J.: Laurence Erlbaum Associates.
Anderson, R.C. 1989. The classroom enviroment study
teaching for learning. Dalam Ardhana , W, dan Willis V (ed) Reading Instructional Development.
Volume three. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. P2LPTK 179
Ansyar, M. 1989. Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum. Jakarta, Depdikbud, Dikti P2LPTK.
Arikunto, S.1990. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ausubel, D.P., 1968. Educational Psychology: A Cognitive View. New York: Holt Reinhart
and Winston.
Bloom, B.S. (ed). 1956. Taxonomi of Educational Obyectives: The Claasification of Educational
Goals. Hand Book I: Cognitive Domain. New York, Longman.
Lampiran 16: Contoh
Pernyataan Keaslian Skripsi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penyusun
yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi* ini benar adalah
hasil karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat dibantu orang lain secara keseluruhan
atau sebagian, maka Skripsi* dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi
hukum.
Gorontalo, ---------------------
Penyusun,
(____________________)
NIM :
*) Disesuaikan untuk
Tesis/Disertasi
Lampiran 13: Contoh Daftar Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Ahmad Kamal
dilahirkan pada tanggal 28 Desember 1978 di Bualemo. Provinsi Gorontalo. Putra
kedua dari enam bersaudara yang dilahirkan oleh pasangan Abdurrahman dan Siti
Salama. Pendidikan di SD ditamatkan pada tahun 1991 dan SLTP Paguyaman tahun
1994 dan MAN Limboto tahun pada tahun
Pada tahun 1998 melanjutkan pendidikan ke Jurusan Tarbiyah STAIN Sultan
Amai Gorontalo dengan mengambil program studi
Pendidikan Agama Islam. Gelar sarjana pendidikan Islam diraih pada tahun 2002.
Selama
dalam pendidikan di STAIN Ia pernah diberikan kepercayaan sebagai ketua HMJ
Tarbiyah priode tahun 2000-2001. Selain aktif pada pengurusan organisasi intra
instituter, ia juga pernah diberikan kepercayaan sebagai salah satu ketua
departemen pada kepengurusan HMI Cabang Gorontalo priode 2000-2002. Pada tahun
2002 ia pernah mewakili rramuka Jambore Nasional di Lampung pada tahun 2002.
Lampiran 14: Contoh Sampul Makalah
TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM ASPEK
AQIDAH, IBADAH DAN AKHLAK
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Ilmu Pendidikan Islam
yang dibina oleh Bapak Drs Mohammad, M.Pd.I
Oleh
Aminah Pasambuda
NIM 98.127.048
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI GORONTALO
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PAI
Agustus 2002
Lampiran 15 : Contoh
Sampul Laporan Penelitian
PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF
BUDAYA GORONTALO
TIM PENELITI
DRS. LAHAJI, M.Ag
DRS. SYAFRUDDIN
DRS. ABD KARIM
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI GORONTALO
LEMBAGA PENELITIAN
Agustus 2002
Lampiran 4: Ukuran Bidang Pengetikan
|
|
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Instrumen Penelitian
… *…………………………………………………………….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
.
1. Alasan Pemilihan Tes
… *…………………………………………………………….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
a. Isi Tes
… *…………………………………………………………….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
25
2 cm dari tepi
bawah
kertas
Lampiran 6 Contoh Penjilidan Skripsi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
A.
Makalah, Artikel, dan Laporan
Penelitian . . . . . . . . . . . . . .
. .
B.
Skripsi, Tesis, dan Disertasi….
.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.
Perbedaan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi
D.
Kode Etik Penulisan Karya
Ilmiah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II ISI SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
A.
Isi Bagian Awal. . . . . . . . .
. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.
Isi Bagian Inti
1.
Skripsi, Tesis, Disertasi.
Kualitatif . . . . . . . . . . . . . . .
2.
Skripsi, Tesis, Disertasi
Kuantitatif. . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.
Skripsi, Tesis, Disertasi Kajian
Pustaka. . . . . . . . . . . . . . .
4.
Skripsi, Tesis, Disertasi
Pengembangan. . . . . . . . . . . . . . .
C. Isi Bagian Akhir. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
III SISTIMATIKA MAKALAH, ARTIKEL, DAN LAPORAN PENELITIAN
A.
Makalah . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
B.
Artikel. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.
Laporan Penelitian. . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
|
i
ii
iii
1-5
1
1
2
4
6-31
6
9
9
14
22
25
30
32
32
37
44
|
BAB IV TEKNIK PENULISAN
A.
Sistimatika Penulisan (Skripsi,
Tesis, Disertasi, makalah panjang, dan laporan penelitian) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.
Teknik Rujukan dan Penulisan
Daftar Rujukan
1.
Cara merujuk .. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.
Daftar Rujukan.. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.
Tabel dan Gambar.
C.
Bahasa dan Tanda baca. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .
D.
Pencetakan dan Penjilidan. . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E.
Hal-Hal yang Perlu dihindari dan
Diperhatikan. . . . . . . .
BAB
V PROSEDUR PENGAJUAN JUDUL, DRAFT,
PEMBIM- BINGAN, DAN PERBAIKAN SKRIPSI
A.
Pengajuan Judul. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.
Pengajuan Draft. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.
Pembimbingan. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D.
Perbaikan skripsi pasca ujian. .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB VI penutup
Lampiran-lampiran
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
|
48-69
48
51
51
57
61
64
65
69
71-73
70
70
71
72
74
75
|
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 4
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 7
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 10
Lampiran 12
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
|
Contoh halaman sampul skripsi ………………………
Contoh logo STAIN Gorontalo ………………………
Contoh halaman judul skripsi lembar kedua………….
Contoh lembar persetujuan pembimbing skripsi……..
Contoh lembar pengesahan skripsi……………………
Contoh abstrak untuk skripsi………………………….
Contoh abstrak untuk artikel dalam jurnal……………
Contoh daftar isi skripsi berperingkat hurf dan angka..
Contoh daftar tabel……………………………………
Contoh daftar gambar…………………………………
Contoh daftar lampiran………………………………..
Contoh daftar rujukan…………………………………
Contoh pernytaan keaslian skripsi…………………….
Contoh riwayat hidup…………………………………
Contoh sampul makalah………………………………
Contoh sampul laporan penelitian……………………
Ukuran bidang pengetikan…………………………….
Jarak antar baris dan pengetikan teks…………………
Contoh penjilidan skripsi
Contoh kartu kutipan
Surat
keterangan bebas perpustakaan
Surat
keterangan penyerahan artikel
Tranliterasi Arab ke Indonesia
|
75
76
77
78
79
80
80
83
84
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
93
94
95
96
|
I. PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
A. PETUNJUK UMUM................................................................................... 2
1. Beban Kredit........................................................................................... 2
2. Sifat dan Ruang Lingkup Skripsi............................................................ 2
3. Pelaksanaan Penyusunan Skripsi............................................................ 4
4. Persyaratan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping............ 5
5. Tugas dan Kewajiban.............................................................................. 5
B. PETUNJUK KHUSUS................................................................................ 7
1. Format Penulisan Proposal..................................................................... 8
a. Bagian Umum Proposal................................................................... 8
b. Bagian Batang Tubuh Proposal....................................................... 8
c. Bagian Akhir Proposal.................................................................... 8
2. Format Penulisan Skripsi....................................................................... 8
a. Bagian Umum Skripsi..................................................................... 8
b. Bagian Batang Tubuh Skripsi......................................................... 9
c. Bagian Akhir Skripsi....................................................................... 9
3. Penjelasan Format.................................................................................. 9
a. Bagian Umum................................................................................. 9
b. Bagian Batang Tubuh..................................................................... 13
c. Bagian Akhir................................................................................... 16
C. TEKNIK PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI............................. 17
1. Aturan Umum......................................................................................... 17
2. Aturan Khusus........................................................................................ 20
D. PENUTUP................................................................................................... 28
1. Ujian / Seminar Proposal, Hasil Penelitian, dan Skripsi........................ 28
2. Cara Penilaian......................................................................................... 28
II. SANKSI............................................................................................................... 30
A. Surat Pernyataan......................................................................................... 30
B. Jenis Sanksi.................................................................................................. 30
2
I. PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
A. PETUNJUK UMUM
1. Beban Kredit
Beban kredit skripsi ditetapkan 4 sks, dengan kerangka isi sebagai berikut :
a. Pembuatan proposal dan ujian proposal.
b. Pelaksanaan penelitian dan ujian hasil penelitian.
c. Penulisan skripsi dan ujian akhir skripsi.
2. Sifat dan Ruang Lingkup Skripsi
Skripsi untuk Program Strata I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
bersifat penelitian yang sesuai dengan cabang ilmu yang diasuh masing-masing
bagian, artinya disiplin ilmu bagian harus menjadi pokok dasar permasalahan. Ruang
lingkup atau batasan penelitian yang dipakai sebagai acuan adalah semua kegiatan
pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu,
untuk mendapatkan fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan mendapatkan
pengertian baru dan meningkatkan ilmu dan teknologi. Secara mendasar skripsi dibagi
menjadi dua kelompok :
a. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dapat mengendalikan dan
memanipulasi variabel bebas dalam penelitian. Eksperimen mempertimbangkan
variabel perlakuan, variabel kontrol, dan variabel rambang atau kendali.
1) Penelitian eksperimen laboratorium, mempunyai ciri sebagai berikut :
a) Dilaksanakan dalam ruangan terbatas, dengan pengendalian variabel
bebas yang sangat ketat.
b) Mudah dilaksanakan randomisasi.
c) Internal validity tinggi (dapat diterapkan dalam keadaan yang sama,
dengan tingkat keberlakuan yang tinggi).
d) Eksternal validity rendah (tidak dapat digeneralisasi terhadap kondisi yang
berlainan).
e) Bersifat menguji hipotesis atau teori, bukan untuk pemecahan masalah
yang berhubungan dengan praktis.
3
2) Penelitian eksperimen lapangan, mempunyai ciri sebagai berikut :
a) Dilaksanakan dalam lingkungan alami dengan keadaan wajar,
pengendalian variabel bebas maksimal.
b) Sukar melaksanakan randomisasi.
c) Eksternal validity (dapat digeneralisasikan pada populasi).
d) Bersifat menguji hipotesis, teori, atau mencari pemecahan masalah yang
berhubungan dengan praktis.
b. Penelitian ex post facto, mempunyai ciri sebagi berikut:
Penelitian ex post facto adalah penelitian empiris, peneliti tidak dapat
mengendalikan variabel-variabel bebas secara langsung, karena variabel tersebut
telah terjadi atau variabel tersebut tidak dapat dimanipulasi. Ciri-ciri penelitian ex
post facto adalah :
1) Variabel bebas tidak dapat dimanipulasi.
2) Variabel yang diamati hanya akibatnya.
3) Kesimpulan berdasarkan pada suatu prasangka (cenderung untuk memilih apa
yang sebelumnya terjadi sebagai penyebabnya).
4) Kebenaran hipotesis masih diragukan.
5) Randomisasi tidak dapat dilakukan secara sempurna.
6) Objek penelitian dikelompokkan berdasarkan self selection.
7) Dianjurkan untuk menguji beberapa hipotesis alternatif atau hipotesis kontrol
(tidak dibenarkan memihak pada salah satu hipotesis).
c. Penelitian survei, mempunyai ciri sebagai berikut :
Penelitian survei adalah jenis penelitian yang mempelajari populasi (universal)
kecil maupun besar dengan mempergunakan dan mempelajari sampel yang berasal
dari populasi untuk mengungkapkan hal-hal seperti relative incident, penyebaran
(distribution), dan pengaruh timbal balik antar variabel:
1) Variabel sampel harus representatif dan dapat digeneralisasi dalam populasi
tertentu.
2) Melaksanakan teknik sampling bagi populasi yang besar.
3) Jenis data yang dipakai adalah data primer, jika ada data sekunder, tersier
hanya sebagai data pendukung.
d. Penelitian pustaka, mempunyai ciri sebagai berikut :
1) Data yang diperoleh dapat bersifat kuantitas, kualitas atau kedua-duanya.
4
2) Sumber pustaka yang dipakai minimal 25 (dua puluh lima) sumber pustaka
dengan rincian:
a) Text book 2 (dua) s/d 5 (lima) buah buku.
b) Journal minimal 10 buah yang terdiri dari 5 (lima) buah journal non
elektronik dan 5 (lima) journal elektronik (internet).
c) Sumber referensi lain maksimal 5 (lima) buah buku/majalah/ dan lain-lain,
misalnya dari instansi, WHO, Depkes, komunikasi pribadi, tesis, dan
disertasi.
3. Pelaksanaan Penyusunan Skripsi
a. Penyusunan skripsi
Mahasiswa yang akan menyusun skripsi diwajibkan mengikuti tata cara
sebagai berikut :
1) Skripsi diajukan mulai Semester VII dengan judul dan permasalahan yang
sesuai dengan disiplin ilmu kedokteran gigi di masing-masing bagian. Untuk
itu akan diatur pelaksanaannya oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Jaminan Mutu.
2) Mahasiswa yang dapat mengajukan usulan skripsi adalah mahasiswa yang
telah menempuh sekurang-kurangnya 100 sks, dan telah menempuh mata
kuliah Metodologi Penelitian, Biostatistik dan Filsafat Ilmu.
3) Setiap mahasiswa wajib mendapatkan bimbingan 2 s/d 3 orang dosen, terdiri
dari: dosen pembimbing maksimal satu, dan dosen pembimbing pendamping
maksimal 2 orang.
b. Percepatan penyusunan skripsi
Mahasiswa dapat mengajukan usulan penyusunan skripsi sebelum waktunya
(percepatan) apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Mahasiswa telah menempuh 100 sks, dan telah atau sedang menempuh mata
kuliah Metodologi Penelitian, Biostatistik, dan Filsafat Ilmu.
2) Mahasiswa yang pada semester V memiliki Indeks Prestasi Kumulatif ≥ 3,50
atau mahasiswa yang telah lulus seleksi untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Tingkat Nasional dan sejenisnya (Program Kreativitas Mahasiswa
Ilmiah, Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian dsb) atau mahasiswa yang
mengikuti Lomba Karya Tulis Internasional yang disetujui oleh pimpinan
fakultas.
5
Mahasiswa yang telah memenuhi syarat tersebut memberitahukan kepada
Dosen Pembimbing Akademik untuk mendapatkan persetujuan, kemudian
melakukan pendekatan kepada Koordinator Skripsi pada bagian mahasiswa
tersebut akan melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi. Ketua bagian yang
bersangkutan memberikan persetujuan yang dikirim ke Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Jaminan Mutu, untuk diproses lebih lanjut.
4. Persyaratan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
a. Dosen Pembimbing
Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah lektor
dan mempunyai pendidikan minimal S2/ SP1 dari masing-masing bagian.
b. Dosen Pembimbing Pendamping
1) Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah asisten
ahli, pada masing-masing bagian.
2) Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah asisten
ahli, pada bagian lain di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
3) Dosen tetap Universitas Gadjah Mada dengan tingkat pendidikan terendah S2,
dan memiliki keahlian relevan atau mendekati dengan kajian yang akan diteliti
mahasiswa.
5. Tugas dan Kewajiban
Dalam pelaksanaan pembuatan skripsi terlibat 7 unsur utama yaitu: ketua
bagian, koordinator skripsi, dosen pembimbing akademik (DPA), pembimbing
skripsi, pembimbing pendamping, dosen penguji, dan mahasiswa dengan tugas dan
kewajiban masing-masing sebagai berikut:
a. Tugas dan kewajiban ketua bagian
1) Menerima daftar mahasiswa yang mengajukan skripsi dari Wakil Dekan I
sesuai dengan kemampuan setiap bagian.
2) Memutuskan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping setelah
diproses oleh koordinator skripsi.
3) Meneruskan daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping beserta daftar
mahasiswa kepada koordinator skripsi.
4) Mengirim kembali daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping beserta
mahasiswa bimbingannya kepada Wakil Dekan I.
5) Bertanggung jawab terhadap kelancaran skripsi.
6
b. Tugas dan kewajiban koordinator skripsi
1) Menerima daftar mahasiswa yang mengajukan skripsi dari ketua bagian
beserta daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
2) Melaksanakan proses pengusulan dan distribusi pembimbing dan pembimbing
pendamping.
3) Membantu jalan keluar kepada Pembimbing dan pembimbing pendamping,
jika ada masalah dalam proses pembuatan skripsi.
4) Koordinasi pelaksanaan pembuatan skripsi.
5) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembuatan skripsi.
c. Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing Akademik
1) Dosen Pembimbing Akademik (DPA) dapat menanyakan kepada Dosen
Pembimbing dan Pembimbing Pendamping Skripsi dengan sepengetahuan
Ketua Bagian dan Koordinator Skripsi yang bersangkutan, jika mahasiswa
mempunyai hambatan dalam pembuatan skripsi.
2) Dosen Pembimbing Akademik dapat mengusulkan kepada Wakil Dekan I,
agar mahasiswa bimbingan akademiknya dipindah dari bimbingan skripsi di
bagian tertentu ke bagian lain atas dasar pertimbangan secara komprehensif.
d. Tugas dan Kewajiban Pembimbing Skripsi
1) Memeriksa dan menentukan kerangka skripsi yang diajukan.
2) Memberi petunjuk tentang cara:
a) Mendapatkan dan menentukan permasalahan dan judul.
b) Memperoleh pustaka yang diperlukan.
c) Mendapatkan bahan dan alat penelitian.
d) Mengerjakan penelitian.
e) Menyusun hasil penelitian.
f) Menganalisis hasil penelitian.
g) Menyimpulkan hasil penelitian.
h) Membuat bagan alir dan jadwal rincian penelitian.
3) Bertanggung jawab penuh pengesahan skripsi.
4) Menandatangani pengesahan skripsi.
5) Duduk sebagai ketua tim penguji.
e. Tugas Pembimbing Pendamping
1) Memberikan bimbingan secara aktif atas pelaksanaan yang digariskan
Pembimbing.
7
2) Memberi pengarahan pelaksanaan teknis pembuatan skripsi sesuai yang
digariskan pembimbing.
3) Membantu pembimbing dalam pelaksanaan penulisan skripsi sesuai yang
digariskan pembimbing.
4) Menandatangani pengesahan skripsi (mendukung persetujuan pembimbing).
5) Berfungsi sebagai sekretaris tim penguji.
f. Tugas Dosen Penguji
1) Menguji kemampuan mahasiswa dalam membuat skripsi.
2) Memberi penilaian yang obyektif terhadap mahasiswa sesuai denagn petunjuk
ujian skripsi.
3) Menyerahkan hasil penilaian dan menerima keputusan ketua penguji.
g. Tugas dan kewajiban mahasiswa
1) Secara aktif mempersiapkan rencana kegiatan penyelesaian skripsi.
2) Menerima penunjukkan tugas skripsi pada bagian yang telah ditentukan.
3) Mengisi formulir pendaftaran untuk pembuatan skripsi yang telah tersedia di
Seksi Pendidikan dan Kemahasiswaan.
4) Membuat bagan alir dengan memperhatikan contoh (Buku Evaluasi
Pelaksanaan Skripsi), agar skripsi tepat pada waktunya. Dianjurkan rencana
kegiatan dapat dilaksanakan kurang dari waktu yang ditentukan.
5) Menepati jadwal pertemuan skripsi yang telah disepakati bersama.
6) Mengikuti petunjuk Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
7) Batas waktu penyelesaian skripsi paling lama 4 (empat) semester untuk setiap
bagian, jika belum selesai dikirim kembali ke Wakil Dekan I untuk diproses
kembali.
8) Diwajibkan melaksanakan seminar/ ujian proposal, seminar/ ujian hasil
penelitian, dan ujian akhir skripsi. Pelaksanaan tersebut diserahkan kepada
kebijaksanaan masing-masing bagian.
B. PETUNJUK KHUSUS
Mahasiswa diwajibkan mengikuti tahapan-tahapan secara runtut atau
berkesinambungan dalam melaksanakan pembuatan skripsi, yaitu: tahap pertama wajib
membuat proposal dan tahap berikutnya membuat skripsi.
8
1. Format Penulisan Proposal
a. Bagian umum proposal
1) Sampul Luar
2) Judul
3) Halaman Pengesahan
4) Daftar Isi
5) Daftar Tabel
6) Daftar Gambar
7) Daftar Lampiran
b. Bagian batang tubuh proposal
1) Pendahuluan
a) Latar Belakang Permasalahan
b) Permasalahan
c) Tujuan Penelitian
d) Manfaat Penelitian
2) Tinjauan Pustaka
3) Landasan Teori dan Hipotesis
4) Metode Penelitian
5) Pembiayaan (jika perlu ditampilkan)
c. Bagian akhir proposal
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
2. Format Penulisan Skripsi
a. Bagian umum skripsi
1) Judul
2) Halaman Persyaratan
3) Halaman Pernyataan Berita Acara Ujian/ Kelulusan
4) Halaman Pengesahan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
5) Halaman Pengesahan Dekan
6) Halaman persembahan (kalau ada)
7) Halaman Pernyataan Keaslian Penelitian
8) Kata Pengantar
9) Daftar Isi
9
10) Daftar Tabel
11) Daftar Gambar
12) Daftar Lampiran
13) Daftar Arti Singkatan
14) Intisari
15) Abstrak
b. Bagian batang tubuh skripsi
1) Pendahuluan
a) Latar Belakang
b) Permasalahan
c) Keaslian Penelitian
d) Tujuan Penelitian
e) Manfaat Penelitian
2) Tinjauan Pustaka
3) Landasan Teori dan Hipotesis
a) Landasan Teori
b) Hipotesis
4) Metode Penelitian
5) Hasil Penelitian dan Pembahasan
a) Hasil Penelitian
b) Pembahasan
6) Kesimpulan dan Saran
a) Kesimpulan
b) Saran
c. Bagian akhir skripsi
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
3. Penjelasan Format Proposal dan Skripsi
a. Bagian umum
1) Sampul luar
Proposal dijilid dengan sampul luar kertas manila berwarna (tahun 2007
warna hijau tua; tahun 2008 warna hitam; tahun 2009 warna abu-abu muda;
10
tahun 2010 warna biru tua; tahun 2011 warna merah tua; tahun 2012 warna
hijau tua). Sampul luar diberi tulisan sama dengan yang tertera pada
halaman judul dan ditulis dengan tinta hitam atau emas.
Skripsi dijilid dengan sampul luar kertas tebal berlapiskan linen polos
berwarna (tahun 2007 warna hijau tua; tahun 2008 warna hitam; tahun 2009
warna abu-abu muda; tahun 2010 warna biru tua; tahun 2011 warna merah
tua; tahun 2012 warna hijau tua). Sampul luar diberi tulisan sama dengan
yang tertera pada halaman judul dan ditulis dengan tinta keemasan (kuning).
Tahun ditentukan oleh tahun kelulusan mahasiswa ujian skripsi.
2) Halaman sampul dalam atau halaman judul
Halaman judul baik pada proposal maupun skripsi harus memuat judul
proposal atau judul skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, nama penulis,
nomor mahasiswa (lengkap), Diknas, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun.
3) Halaman persyaratan
Halaman judul baik pada proposal maupun skripsi harus memuat judul
proposal atau judul skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, tujuan
pembuatan skripsi, nama penulis, nomor mahasiswa, Diknas, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun (contoh
lampiran II).
a) Judul proposal atau judul skripsi, harus menggambarkan dan sesuai
dengan ruang lingkup penelitian, baik dalam segi kuantitas maupun
kualitas sehingga tidak menimbulkan masalah (salah persepsi). Judul
dibuat sesingkat mungkin, dianjurkan terdiri dari sepuluh sampai dua
puluh kata dan tidak ada singkatan.
b) Lambang Universitas Gadjah Mada, bentuk lambang atau simbol harus
sesuai dengan bentuk yang resmi yang dipakai oleh Universitas Gadjah
Mada dengan ukuran garis tengah 6 cm.
c) Nama penulis harus ditulis lengkap dan tidak boleh disingkat, gelar
akademik yang telah diperoleh tidak boleh dicantumkan.
d) Nomor mahasiswa ditulis sesuai dengan kartu mahasiswa.
e) Tujuan pembuatan skripsi ditulis seperti contoh di dalam lampiran.
f) Tahun skripsi adalah tahun saat mahasiswa mempertahankan skripsi
dalam ujian akhir skripsi di depan tim penguji.
11
4) Halaman berita acara ujian/kelulusan
Halaman berita acara ujian/ kelulusan pada skripsi harus memuat judul
skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, nama penulis, nomor mahasiswa,
pernyataan kelulusan, tanda tangan tim penguji, Diknas, Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun.
5) Halaman pengesahan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
Lembar pengesahan, lambang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
tanggal-bulan-tahun, persetujuan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
6) Halaman pengesahan Dekan
Lembar pengesahan, lambang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
tanggal-bulan-tahun, persetujuan Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Gadjah Mada.
7) Halaman persembahan (kalau ada)
Penulis diberi keleluasaan untuk mencurahkan hati nuraninya dengan bahasa
tulisan yang tertuang dalam skripsi (maksimal satu halaman). Uraian dalam
halaman persembahan ini, harus disetujui oleh pembimbing. Meletakkan
tulisan dalam halaman persembahan bebas, (di kanan, kiri, tengah, atau
bawah).
8) Halaman pernyataan keaslian penelitian
Penulis harus secara jujur menyatakan keaslian penelitian, penelitian yang
dilakukan bukan merupakan jiplakan/ tiruan (plagiat) dari penelitian
terdahulu.
9) Kata pengantar
Kata pengantar berisi antara lain:
a) Beberapa penjelasan tentang alasan pemilihan masalah penelitian.
b) Ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terlaksananya skripsi.
c) Penjelasan-penjelasan lain, misalnya ada perubahan sedikit dari rencana
semula karena ada masalah atau kekurangan-kekurangan.
d) Kata pengantar tidak berisi kata-kata atau hal-hal yang bersifat ilmiah.
10) Daftar Isi
Berisi tentang gambaran menyeluruh skripsi yang diajukan dalam suatu
urutan butir-butir yang sistematis. Daftar isi diketik dengan jarak satu
setengah spasi, jika ada dalam satu sub bab di ketik satu spasi.
12
11) Daftar tabel
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat tabel. Penomoran tabel
dilakukan secara berurutan dan memuat judul tabel disertai dengan nomor
halaman yang bersangkutan, sedangkan antar baris dalam judul tabel
diketik satu spasi.
12) Daftar gambar
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat gambar atau grafik.
Memuat urutan dari judul semua gambar, baik yang berupa grafik, foto, dan
bentuk lain. Penulisan antara judul gambar diketik satu setengah spasi,
sedangkan antar baris dalam judul gambar diketik satu spasi.
13) Daftar arti singkatan
Daftar arti singkatan dibuat jika dalam penulisan terdapat lebih dari 5
singkatan istilah yang digunakan lebih dari satu kali. Singkatan disusun
secara alfabetis dan diberi kata perpanjangannya.
14) Intisari
Bagian ini memuat uraian singkat tetapi lengkap tentang:
a) Masalah yang dihadapi, ruang lingkup, serta tujuan yang hendak
dicapai.
b) Metode penelitian yang dipakai.
c) Hasil penelitian.
d) Kesimpulan.
Intisari ditulis tidak lebih dari 4 alinea dan berisi tidak lebih dari 250 kata.
Intisari diketik satu spasi dan harus lengkap memuat tujuan, materi dan
metode penelitian, serta hasil dan kesimpulan. Selain itu tidak disertakan
sitasi pustaka, merupakan empat alinea, dibatasi satu halaman atau sekitar
250 kata. Di bawah baris terakhir, ditulis Kata Kunci (Key Word) yang
terdiri dari beberapa kata (maksimal 6 kata) yang menyatakan ke dalam
indeks mana penelitian dapat dimasukkan. Kata pertama dari kata kunci
disarankan merupakan kata benda, karena kata kunci menyatakan indeks
suatu penelitian atau skripsi. Disarankan urut-urutan kata dalam kata kunci
mengacu pada urut-urutan objek, perlakuan, ubahan dalam penelitian,
bukan merupakan urutan kata muncul dalam judul penelitian.
13
15) Abstract
Abstract adalah sama dengan intisari, tetapi ditulis dalam bahasa Inggris.
Karena abstract merupakan terjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Inggris, dan isi berupa sesuatu yang sudah terjadi, maka
penerjemahan intisari harus menggunakan bentuk past tense.
b. Bagian batang tubuh
Bagian batang tubuh atau bagian utama suatu skripsi ditulis dengan huruf Times
New Roman ukuran 12, berisi:
1) Pendahuluan
Pendahuluan berisi uraian untuk menuju ke pokok persoalan yang
sebenarnya. Pendahuluan berisi:
a) Latar belakang masalah
Bagian ini berisi tentang alasan mengapa masalah yang dikemukakan
perlu diteliti. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu keterangan singkat
baik yang diperoleh dari pustaka maupun pengalaman pribadi yang
berkaitan erat dan melatarbelakangi masalah. Masalah timbul karena ada
kesenjangan antara fakta dan fakta, antara teori dan fakta, dll.
b) Perumusan masalah
Bagian ini memuat penjelasan mengapa masalah itu dipandang menarik,
penting, dan perlu diteliti untuk mencari pemecahannya. Perumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
c) Keaslian penelitian
Keaslian penelitian dikemukakan dengan menunjukkan bahwa masalah
yang dihadapi belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu atau
dinyatakan dengan tegas beda penelitian ini dengan penelitian terdahulu.
d) Tujuan penelitian
Bagian ini berisi penjelasan mengenai hasil yang akan dicapai.
e) Faedah dan manfaat yang diharapkan
Bagian ini berisi uraian faedah dan manfaat hasil penelitian bagi
pembangunan negara dan atau pengembangan serta penerapan ilmu
pengetahuan dan bagi masyarakat.
14
2) Tinjauan Pustaka
Bagian ini memuat uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian
yang didapat oleh penulis atau peneliti terdahulu yang ada hubungannya
dengan penelitian yang dilakukan.
3) Landasan teori dan hipotesis
Bagian ini terdiri dari landasan teori dan rumusan hipotesis.
a) Landasan teori
Landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun sebagai
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan
hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model
matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan
bidang ilmu yang diteliti. Dalam landasan teori tidak diperlukan penulisan
sumber pustaka.
b) Rumusan Hipotesis
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang dijabarkan dari landasan teori
dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, tetapi
masih perlu dibuktikan kebenarannya. Penelitian yang bersifat diskriptif
ada kemungkinan tidak memerlukan hipotesis.
4) Metode penelitian
Cara penelitian merupakan uraian terpadu dan sistematis mengenai cara
mengambil dan menganalisis data yang dikumpulkan. Metode penelitian
terdiri dari :
a) Jenis penelitian
Diterangkan jenis penelitian yang brnar – benar untuk memecahkan
masalah yang terkait dalam penelitianeksperimen, non eksperimen yang
terkait dalam penelitian
b) Identifikasi Variabel
Diterangkan macam – macam variable yang terlibat, minimal dua variable
yaitu variable pengaruh dan variable terpengaruh
c) Definisi operasional
Diterangkan secara jelas definisi operasional variable yang akan dipakai
dalam penelitian sehingga dapat dibaca alat ukur yang akan dipakai dan
data yang didapat.
15
d) Populasi / sampel / subjek / objek penelitian
Diterangkan ruang lingkup sasaran yang akan dicapai, baik yang
melibatkan masyarakat atau individu. Teknik pendekatan mendapatkan
sasaran tersebut perlu dijelaskan secara rinci.
e) Bahan dan alat
Bahan dan alat yang harus disajikan pada laporan terbatas pada bahan
(materi) dan alat utama yang diperlukan untuk penelitian dan harus
disebutkan spesifikasinya. Peneliti diwajibkan menyertakan gambar atau
bagan yang disertai keterangan rinci jika alat dibuat sendiri. Bahan alat
bantu tidak diuraikan dalam laporan.
f) Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian perlu dijelaskan jenis pendekatan yang dipakai untuk
mendapatkan data, melalui pendekatan laboratorium, klinik, survey,
observasi, dll.
g) Analisis data
Data yang didapat dianalisis statistic secara kuantitatif atau kualitatif,
selain itu dapat berupa analisis statistic parametric atau non parametric.
h) Alur Penelitian
Berisi gambar alur atau skema jalannya penelitian.
5) Hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang disusun terpisah
menjadi sub anak judul tersendiri (sub bab).
a) Hasil Penelitian
Bagian yang memuat hal yang diperoleh setelah penelitian dilakukan.
Hasil penelitian hendaknya disajikan dengan jelas, logis, berkaitan yang
satu dengan yang lain dan mengarah pada satu tujuan, sehingga mudah
dimengerti atau dapat memberi jawaban atas permasalahan yang sedang
diselidiki. Hasil penelitian dapat berupa gambar, table, foto, dan grafik
yang kesemuanya harus disertai nomor dan keterangan atau judul yang
jelas, sehingga dapat berdiri sendiri. Hasil dan kesimpulan analisis
statistik hendaknya ditulis secara jelas dan merupakan uraian dari hasil
penelitian.
16
b) Pembahasan
Bagian ini memuat tentang arti penemuan – penemuan yang telah
diperoleh, kelemahan – kelemahan yang ada, hubungan antara satu fakta
dengan fakta yang lain, baik fakta yang telah didapat maupun yang telah
ditemukan oleh peneliti terdahulu. Hipotesis yang telah diuji hendaknya
ditelaah secara kritis menurut alur yang logis, serta dikemukakan aspek –
aspek baru yang penting. Hipotesis yang diajukan dapat diterima atau
ditolak, beserta alasannya.
6) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran diuraikan dalam anak sub judul yang terpisah.
a) Kesimpulan
Bagian ini memuat tentang keputusan hasil penelitian yang telah
dilakukan, arti hasil analisis yang telah diuraikan dan implikasi lanjut
yang diperlukan. Kesimpulan hendaknya diuraikan secara singkat, jelas,
padat menurut urutan yang sistematis. Kesimpulan itu penting, oleh
karena itu harus disebutkan dalam intisari dan pembahasan.
b) Saran
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, dan
ditujukan kepada para peneliti bidang sejenis yang ingin melanjutkan
atau mengembangkan peneliti yang telah dilakukan. Saran tidak
merupakan keharusan.
c. Bagian Akhir
1) Daftar pustaka
Bagian ini berisi sumber pustaka yang dipergunakan untuk keperluan
penelitian dimaksudkan agar para pembaca dapat menemukan kembali
sumber informasi yang dikemukakan atau menjadi dasar penelitian. Sumber
pustaka dapat berupa buku teks, monograf, majalah ilmiah/ jurnal ilmiah,
makalah seminar, laporan penelitian, website dan lain – lain. Sumber pustaka
hendaknya berasal dari kalangan terbaru. Daftar pustaka tidak bernomor dan
ditulis lengkap dengan menggunakan system nama tahun (system Harvaad)
sesuai urutan alfabetis.
17
2) Lampiran – lampiran
Berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian tetapi tidak perlu
dimasukkan dalam karangan utama, dapat ditulis pada lampiran. Lampiran
tidak perlu mengganggu isi karangan utama. Lampiran dapat berisi : Tabel
utama, perhitungan – perhitungan, bentuk – bentuk kuesioner, peta formulir,
dokumen asli dan lain – lain (bagian ini tidak selalu ada).
C. TEKNIK PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI
1. Aturan Umum
a. Bahan
Proposal dan bahan skripsi dibuat diatas kertas HVS (80 gram) warna putih,
diketik dengan tinta hita, dan dijilid rapi.
b. Ukuran Proposal dan skripsi
Proposal dan skripsi dibuat dengan ukuran kertas kuarto (21 x 28,5cm).
c. Tata cara pengetikan proposal dan skripsi
Pengetikan dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut :
1) Jenis huruf
a) Huruf Times New Roman ukuran 12
b) Huruf miring atau garis bawah dipakai untuk kata yang belum baku
dalam bahasa Indonesia.
2) Jarak baris
Jarak baris dibuat 2 spasi, kecuali kutipan langsung, daftar (table, gambar,
lampiran), dan keterangan gambar, intisari dan daftar pustaka, diketik
dengan jarak 1 spasi ke bawah.
3) Batas Tepi
Kiri 4 cm, atas 4 cm, bawah dan kanan masing – masing 3 cm.
4) Judul bab, sub judul, anak sub judul dan sub anak judul
a) Judul bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur
supaya simetris ditengah-tengah dan dicetak tebal, dengan jarak 4 cm
dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.
b) Sub judul ditulis simetris di tengah-tengah, semua kata dimulai dengan
huruf besar (kapital) kecuali kata penghubung dan kata depan, dan
semua dicetak tebal, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama
sesudah sub judul diketik mulai dengan alinea baru.
18
c) Anak sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri dan diberi garis bawah
atau dicetak tebal, tetapi hanya huruf pertama saja yang berupa huruf
besar, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak sub
judul dimulai dengan alinea baru.
d) Sub anak judul ditulis masuk (tab 1,0 cm), tidak diikuti dengan titik
dan diberi garis bawah atau dicetak tebal. Kalimat yang menyusul
kemudian, diketik ke belakang dalam satu baris dengan anak sub judul.
5) Penomoran halaman, gambar, dan table
a) Mulai dari halaman pertama, sesudah sampul depan sampai dengan
daftar lampiran (proposal) dan abstract (skripsi), halaman diberi nomor
urut dengan angka Romawi kecil (I, ii, iii dst).
b) Mulai Bab I sampai dengan halaman daftar pustaka diberi nomor urut
dengan angka Arab (1, 2, 3 dst).
c) Nomor halaman ditempatkan di sebelah tengah bawah untuk awal bab
dan selanjutnya pada bagian kanan bawah.
d) Nomor halaman diketik dengan jarak 1,5 cm dari bawah.
e) Tabel (daftar) diberi nomor urut dengan angka Romawi besar.
f) Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab.
g) Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi
kimia, dan lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam tanda
kurung ( ) dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan.
h) Lampiran tidak diberi nomor halaman tetapi diberi nomor lampiran
dengan huruf Romawi besar_dan judul lampiran pada tepi kiri atas.
6) Bilangan dan satuan
a) Bilangan diketik dengan angka, kecuali bilangan, lambing, atau rumus
kimiawi pada permulaan kalimat harus dieja, misalnya Sepuluh ekor
tikus.
b) Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan dengan titik, misalnya
berat plak gigi 25,5 mg.
c) Satuan ditanyakan dengan singkatan resminya tanpa titik di
belakangnya, misalnya m,g, kg, cal.
19
7) Penulisan kata yang tidak termasuk bahasa Indonesia
Kata-kata asing, kata-kata dari bahasa daerah dan semua kata yang bukan
dari bahasa Indonesia harus dicetak miring (italic). Misalnya : et al.,
sundulen, mottled enamel.
8) Penulisan singkatan kata asing
Dalam penulisan karena keterbatasan tempat atau suatu pertimbangan lain
kadang-kadang diperlukan menyingkat kata. Penyingkatan kata-kata asing
sesuai dengan aturan yang sudah baku, misalnya: dentistry disingkat dent.
9) Lain-lain
a) Bab dan pokok isi harus menggunakan halamn baru.
b) Pengetikan tidak boleh bolak balik.
c) Kesalahan dibentuk sebelum skripsi dijilid.
d) Kalimat pertama setiap alinea diketik mulai tab 1 cm.
d. Bahasa
1) Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baku
dan benar (ada subjek dan predikat), agar lebih sempurna ditambahkan
dengan objek dan keterangan.
2) Bentuk kalimat
Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang kedua
(saya, kita, engkau, dan lainnya), tetapi dibuat berbentuk pasif. Penyajian
ucapan terima kasih pada prakata, kata saya diganti penulis.
3) Istilah
a) Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau sudah di Indonesiakan.
b) Istilah asing ditulis miring atau diberi garis bawah.
4) Kesalahan yang sering terjadi
a) Kata penghubung, seperti, sehingga, dan, sedangkan, tidak boleh untuk
memulai suatu kata.
b) Kata depan misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya,
misalnya diletakkan di depan subyek (akan merusak susunan kalimat).
c) Kata di mana dan dari, sering kurang tepat pemakaiannya, seperti kata
where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia bentuk
yang demikian tidak baku dan tidak boleh digunakan.
20
d) Awalan ke dan di harus dibedakan sebagai awalan kata kerja atau kata
depan (ke dan di untuk kata depan harus dipisahkan dari kata
dasarnya).
e) Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat.
e. Jumlah skripsi
Pada dasarnya jumlah yang ditentukan adalah lima buah (kecuali ada lembaga
di luar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada yang
memerlukannya) masing-masing sebuah untuk :
1. Perpustakaan
2. Penulis
3. Pembimbing
4. Pembimbing Pendamping
5. Bagian
Permohonan skripsi dari lembaga yang memerlukan, harus mengajukan
permohonan kepada Fakultas Kedokteran Gigi.
2. Aturan Khusus
a. Cara Penulisan referensi di dalam naskah (sitasi)
Sitasi ditulis dengan cara menuliskan nama penulis dan tahun terbitan (di dalam
kurung) setelah penulisan kalimat yang disitasi. Nama penulis yang terdiri dari 2
kata atau lebih, hanya disebutkan nama akhirnya saja. Penulis yang lebih dari 2
orang, yang dicantumkan hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan dkk.
Gelar kesarjanaan tidak boleh dicantumkan dalam penulisan.
1) Nama Pengarang yang disitasi dapat ditulis di permulaan, di tengah
atau di akhir kalimat
a) Nama pengarang ditulis pada permulaan kalimat.
Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama akhir
saja, kalau lebih dari 2 orang hanya nama akhir penulis pertama yang
dicacntumkan dan diikuti dengan dkk.
Contoh :
1) Menurut Calvin (1998)..........................
2) Craig dan Powers (2002) menyatakan bahwa....................
21
b) Nama Pengarang ditulis di dalam atau di tengah kalimat.
Pendapat ini sesuai dengan laporan hasil penelitian Finn (1994) yang
menyatakan bahwa erupsi gigi desidui pada anak perempuan lebih
dahulu dari pada anak laki – laki.
c) Nama pengarang ditulis pada akhir kalimat
Material cetak diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu elastis dan
non elastik (Combe, 1992).
2) Nama Pengarang lebih dari dua
Kalau nama pengarang lebih dari dua, cukup dicantumkan nama pengarang
pertama saja, disertai dengan kata et al. Atau dkk. Kata et al., adalah
singkatan dari et alii, yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
sebagai dan kawan-kawan (dkk).
Contoh :
Menurut Meisel dkk. (1996) bensin dapat dibuat dari methanol
.....................................................................................................
Yang membuat tulisan pada contoh berjumlah 4 orang, yaitu :
Meisel, S.L., McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz., P.B.
3) Satu Sitasi, lebih dari satu karangan
Satu kalimat sitasi yang merupakan suatu rangkuman yang mengandung satu
pengertian tetapi dari berbagai nara sumber yang menguraikan hal yang
sama, jika dikutip lebih dari satu nara sumber, maka diantara setiap nama
pengarang beserta tahunnya, diberi tanda titik koma (;). Misalnya : Kondisi
malnutrisi pada anak akan mempengaruhi kecepatan erupsi gigi
dan................. (Finn, 1994; McDonald, 1994).
4) Sitasi dari sitasi
Hal ini boleh dilakukan asalkan dalam keadaan terpaksa atau darurat
(misalnya : publikasi dari pernyataan yang ditulis tidak ketemukan). Hal ini
harus ada izin dari pembimbing.
Contoh :
Menurut Hardy (1989) di dalam buku karangan McDonald (1994) bahwa
erupsi gigi desidui dipengaruhi oleh masukan zat gizi. Kalimat ini dapat
ditulis dengan cara : Erupsi gigi desidui dipengaruhi oleh masukan zat gizi (
22
Hardy, 1989 cit. McDonald, 1990), berarti bahwa penulis tidak membaca
buku asli karangan Hardy (1989).
5) Sitasi dari situs internet
Situs internet yang tidak tercantum tahunnya, maka tahun yang
dicantumkanadalah tanggal, bulan, dan tahun saat mansitasi.
b. Cara Pembuatan table
Tabel merupakan susunan informasi berupa angka-angka, kata-kata atau
kalimat-kalimat pendek atau singkat yang diatur ke dalam kolom dan baris.
Maksud pembuatan tabel adalah untuk meringkas berbagai keteranganyang
diperoleh dari berbagai sumber dan meringkas hasil penelitian, sehingga pembaca
akan lebih sering memahami hasil penelitian.
Tabel ditempatkan di antara kalimat- kalimat yang membahas tabel itu sendiri
dan tabel diletakkan dekat sekali dengan pengantar tabel, agar lebih komunikatif
dalam membacanya. Antara kalimat sebelum dan sesudah tabel harus diberi jarak.
Tabel dibuat dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1) Judul tabel (daftar) ditempatkan diatas tabel (daftar), tanpa diakhiri dengan
tanda titik.
2) Tabel (daftar) tidak boleh dipenggal, kecuali kalau memang terlalu panjang,
sehingga tidak mungkin diktik dalam satu halaman panjang. Halaman
lanjutan tabel (daftar), diberi nomor tabel (daftar) dengan angka Arab dan
kata lanjutan tanpa judul.
3) Kolom – kolom didalam tabel diberi nama dan diberi garis vertikal agar
pemisahan antara kolom yang satu dengan yang lainnya cukup tegas.
4) Bila tabel (daftar) lebih besar dari ukuran lebar kertas sehingga harus dibuat
arah memanjang dari kertas, maka bagian tabel harus diletakkan disebelah
kiri kertas.
5) Garis batas dibuat di atas dan di bawah tabel (daftar) agar terpisah dari uraian
pokok dalam naskah.
6) Tabel (daftar) diketik simetris.
7) Tabel (daftar) yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan
pada lampiran.
8) Keterangan tabel ditulis di bagian bawah tabel.
23
c. Cara pembuatan gambar, grafik, dan foto
Gambar, grafik, foto dan sejenisnya diberi nomor urut tersendiri dengan angka
Arab. Semua gambar dan sejenisnya disebut sebagai gambar (artinya tidak
dibedakan) dan diberi nomor urut (Misal: Gambar 2, dan seterusnya). Pembuatan
gambar pada dasarnya memperhatikan hal – hal berikut:
1) Gambar tidak boleh dipenggal
2) Keterangan gambar dapat pula di tuliskan pada tempat – tempat yang kosong
di dalam gambar atau di bagian bawah gambar. Keterangan gambar jangan
ditulis pada halaman lain.
3) Gambar yang di lukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas
gambar diletakkan disebelah kiri kertas.
4) Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan sewajarnya (jangan terlalu
kurus atau terlalu gemuk).
5) Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan
intrapolasi atau ekstrapolasi.
6) Letak gambar harus diatur simetris.
d. Penulisan pengarang dalam pustaka
Semua penulis harus dicantumkan namanya di dalam daftar pustaka. Sumber
pustaka yang ditulis oleh sebuah lembaga, bukan seseorang, maka lembaga
tersebut dianggap sebagai penulis. Pustaka yang berasal dari suatu sumber yang
nama pengarangnya tidak dicantumkan, maka pada bagian yang seharusnya
dicantumkan nama pengarang, diganti kata anonim.
1) Nama penulis lebih dari satu suku kata
Nama penulis yang terdiri dari 2 kata atau lebih, cara penulisannya ialah
nama akhir diikuti dengan tanda koma, singkatan nama depan, tengah dan
seterusnya.
Contoh :
a) Michael Laudruf ditulis : Laudruf, M.
b) Donald Firgerald Othmer ditulis : Othmer, D.F.
2) Nama dengan garis penghubung
Nama penulis yang dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di
antara dua suku kata, maka keduanya dianggap sebagai satu suku kata, tidak
boleh dibalik.
24
3) Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan itu menjadi
satu dengan suku kata yang ada didepannya.
Contoh :
a) Mawardi A.I., ditulis Mawardi A.I.,
b) William D, Ross Jr, ditulis Ross Jr. W.D.
e. Penulisan daftar pustaka
Sumber pustaka berupa buku teks, monograf, majalah ilmiah/ jurnal ilmiah,
makalah seminar, laporan penelitian, website dan lain-lain, ditulis di dalam daftar
pustaka dengan cara yang berbeda-beda.
1) Pustaka yang berasal dari buku
Pustaka yang berasal dari buku teks pada prinsipnya ditulis dengan urutan:
nama penulis, tahun terbitan, judul buku, edisi, penerbit, kota penerbit dan
halaman. Judul buku dicetak miring. Kota penerbit ditulis hanya satu (yang
pertama disebut).
a) Buku yang ditulis oleh satu orang penulis
Lehner, T.,1992, Immunology of Oral Diseases, 3rd ed., Blackwell
Scientific Publication, Oxford, p. 11-12. Ini berarti:
Nama penulis : T.Lehner
Tahun terbitan : 1992
Judul buku : Immunology of Oral Diseases
Edisi : ke-3
Penerbit : Blackwell Scientific Publication
Kota penerbit : Oxford
Halaman : 11 - 12
b) Buku yang ditulis oleh 2 orang penulis :
Marsh, P., and Martin, M. V., 2000, Oral Microbiology, 4th ed., Wright
Publ., Oxford, p. 35-37.
c) Buku yang ditulis oleh 2 orang penulis:
Craig, R. G., Powers, J.M., and Wataha, J. C., 2000, Dental Materials
Properties and Manipulation, 7th ed., Mosby Inc., St. Louis, p.209-220.
25
2) Pustaka dari suatu abstract atau intisari
Pustaka yang berasal dari abstract atau intisari, dalam daftar pustaka perlu
dinyatakan dengan mencantumkan kata Abstr., atau intisari di dalam tanda
kurung.
Contoh :
Almquist, J. O., and Cunningham, D.C., 1986, Semen traits of beef bull
ejaculated frequently. J. Anim. Sci. 25:916 (Abstr.).
3) Lembaga sebagai penulis
World Health Organization, 1991, Oral Health Surveys, Basic Methods,
Geneva, p.17-21.
Ini berarti: Buku ini tidak dikarang oleh seorang penulis, tak dikenal siapa
pengarangnya. Nama penerbit tidak ada, kota penerbitnya adalah Geneva.
4) Pustaka dari sumber yang tidak diketahui pengarangnya
Sumber pustaka yang nama pengarangnya tidak dicantumkan, maka nama
pengarang ditulis anonim.
Contoh :
Anonim, 2005, Buku Statistik Kesehatan, Direktorat Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, h.15.
5) Buku yang ditulis beberapa penulis dengan editor
a) Craig, R.G., Powers, J. M., (eds.), 2002, Restorative dental materials,
11th ed., Mosby Inc., London, p.89.
b) Levin, R.J., 1984, Absorption from the alimentary tract. In: Physiology
and Biochemistry of the Domestic, Fowl, BM (eds.). Vol.5. Academic
Press, London, p.102.
6) Pustaka dari bab di dalam buku
Vessel, B.S., 1980, Gene enviroment Interaction in Drug Metabolism in
Clinical Pharmacology and Therapeutics, in Turner, p. (ed.): Clinical
Pharmacology and Therapeutics, Macmillan Publishing Co., London, p.63-
69.
Ini berarti: Turner, P. Melakukan editing dari beberapa karangan dalam satu
buku dengan judul : Clinical Pharmacology and Therapeutics, sedang
Vessel, B.S., adalah salah satu pengarang yang karangannya dikutip oleh
Turner, P. Yang terdapat pada halaman 63-69.
26
7) Pustaka dari buku yang diterjemahkan
Amerongen, A.V., 1991, Ludah dan Kelenjar Ludah (terj.), Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, h.37-41.
Ini berarti : buku ini dikarang oleh Amerongen AV dengan bahasa aslinya
adalah bahasa Asing. Buku tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia (penerjemahnya tidak ditulis) dan diterbitkan oleh Gadjah
Mada University Press di Yogyakarta.
8) Buku dan jurnal elektronik
Pustaka yang bersumber dari buku dan jurnal elektronik ditulis di dalam
daftar pustaka dengan susunan: penulis, tahun terbitan, judul buku, penerbit,
kota, alamat website, tanggal mengakses.
Contoh Buku elektronik :
Aghion, P., and Durlauf, S., (eds.), 2005, Handbook of economic growth,
Elsevier: Amsterdam, http://www.elsevierbooks.com. (04/11/2004).
Contoh Jurnal elektronik :
Hamilakis, Y., Pluciennick, M., and Tarlow, S., 2001. Academic
performances, artistic presentations, Assemblage, 6.
http://www.shef.ac.uk/assem/issue6/art_web.html, 08/07/2002.
9) Pustaka yang berasal dari jurnal
Pustaka yang berasal dari jurnal ditulis dengan urutan: nama penulis, tahun
terbitan, judul karangan, nama majalah, volume, nomor, dan halaman. Nama
jurnal dicetak miring dan disingkat sesuai dengan cara menyikat jurnal
menurut Index to Dental Literature terbaru, atau sesuai dengan singkatan
yang terdapat dalam jurnal itu sendiri (tidak diperbolehkan membuat
singkatan sendiri).
Parvinem, T., and Larmas, M., 2002, Age Dependency of Stimulated Salivary
Flow Rate, pH. And Lactobacillus and Yeast Concentration, J.Dent Res.,
9(61): 1052- 1057.
10) Pustaka yang berasal dari makalah seminar
Pustaka yang berasal dari kumpulan makalah seminar ditulis seperti buku
text dengan menambahkan informasi mengenai acara seminar tersebut.
Urutan penulisan adalah: nama penulis, tahun terbitan, judul tulisan, nama
editor, judul kumpulan naskah seminar/ judul seminar, penerbit (bila ada),
kota dan negara, halaman.
27
Contoh:
Bengtsson, S., and Solheim, B.G., 1992, Enforcement of data protection
privacy and security in medical informatics. in : Lun, K.C., (ed), Proceedings
of the 7th world congress on medical informatics, Geneva, 1561 – 1565.
11) Pustaka yang berasal dari laporan penelitian
Pustaka yang berasal dari laporan penelitian, tesis, atau disertasi ditulis
dengan susunan seperti buku, yaitu : nama penulis, tahun terbitan, judul
tulisan, jenis tulisan, penerbit/ institusi: kota, halaman.
Contoh:
Arimbi, B., 2007, Epitelisasi penyembuhan luka pada pemasangan perhiasan
tindik lidah, Tesis, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, h.15.
12) Pustaka dari risalah pada surat kabar
Sumber yang berupa surat kabar ditulis di dalam daftar pustaka dengan
urutan: nama penulis, tahun terbitan, judul tulisan, nama surat kabar, tanggal,
nomor dan halaman yang memuat judul berita tersebut.
Contoh:
Ali-Imran, 2004, Menggosok gigi dengan serabut kelapa cukup efektif bagi
penduduk di pedesaan terpencil, Kedaulatan Rakyat, 8 Agustus 2004. Tahun
ke-59. Nomor 301 : 15.
f. Cara penulisan lampiran
Lampiran dalam penulisan proposal maupun skripsi sangat diperlukan untuk
disajikan atau didokumentasikan secara leluasa. Lampiran kadang-kadang
diperlukan untuk menjelaskan prosedur laboratorium, klinik, kuesioner, skema,
denah, dan surat ijin, jika materi ini disajikan dalam batang tubuh akan
mengganggu kelancaran dalam membaca atau memahami proposal atau skripsi.
Format penulisan lampiran adalah bebas, tidak ada aturan dalam format,
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing materi.
28
D. PENUTUP
1. Ujian/ Seminar Proposal, hasil penelitian dan Skripsi
a. Pelaksanaan ujian
Pelaksanaan seminar dan atau ujian diserahkan pada kebijakan masing-masing
bagian, untuk ujian akhir skripsi, bagian wajib memperhatikan jadwal yudisium
yang disusun Wakil Dekan I.
b. Syarat ujian
Semua bahan seminar dan ujian proposal atau skripsi telah disusun dan
dinyatakan selesai oleh pembimbing dan pembimbing pendamping.
c. Seminar proposal dan seminar hasil penelitian
1) Seminar proposal dihadiri paling sedikit oleh pembimbing, pembimbing
pendamping dan satu dosen tamu.
2) Dapat dihadiri oleh para dosen di bagian masing-masing dengan status
sebagai korektor atau pemberi masukan.
3) Dapat dihadiri para mahasiswa peserta skripsi dari bagian yang
bersangkutan dengan status sebagai pemberi masukan.
d. Ujian proposal, ujian hasil penelitian dan ujian akhir skripsi
1) Ujian dilaksanakan oleh tim penguji yang terdiri atas pembimbing (sebagai
ketua), pembimbing pendamping dan salah seorang penguji tamu.
2) Penguji tamu diatur oleh masing-masing bagian melalui koordinator skripsi.
3) Nilai skripsi merupakan gabungan dari nilai ujian proposal, nilai seminar
hasil penelitian dan ujian akhir skripsi, dengan perbandingan bobot 25% :
25% : 50%
4) Bagi bagian yang tidak melakukan ujian proposal dan hasil penelitian
langsung nilai ujian akhir skripsi merupakan nilai skripsi (bobot 100%).
5) Hasil ujian diumumkan secara terbuka oleh Ketua Tim Penguji segera
setelah ujian selesai.
2. Cara Penilaian
a. Penilaian ujian proposal
Uian proposal penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60
menit diskusi), dan Penilaian proposal ditujukan pada:
1) Materi penulisan proposal dalam aspek: latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis,
metode penelitian dan tata tulis.
29
2) Presentasi dan diskusi (Kemampuan penyajian dan mempertahankan materi
proposal).
3) Nilai proposal ditulis dalam angka (nilai 60-100 dinyatakan lulus; nilai di
bawah 60 dinyatakan tidak lulus).
b. Penilaian ujian hasil penelitian
Ujian hasil penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60 menit
diskusi) dan penilaian hasil penelitian ditujukan dalam presentasi dan diskusi
mengenai:
1) Ketepatan metode penelitian
2) Kesalahan atau kesulitan yang dialami
3) Perubahan metode penelitian
4) Analisis hasil penelitian
5) Nilai ujian hasil penelitian ditulis dalam angka (nilai 60-100 dinyatakan lulus;
nilai di bawah 60 dinyatakan tidak lulus).
c. Penilaian ujian skripsi
Ujian skripsi penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60
menit diskusi). Penilaian proposal meliputi:
1) Materi penulisan skripsi dalam aspek: latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis,
metode penelitian, analisis hasil, pembahasan, kesimpulan, saran dan tata
tulis.
2) Presentasi dan diskusi (kemampuan penyajian dan mempertahankan materi
skripsi).
3) Nilai ujian skripsi ditulis dalam angka (nilai 60-100), selanjutnya digabung
dengan nilai ujian proposal dan ujian hasil penelitian sesuai dengan bobot
masing-masing, setelah digabung nilai tersebut ditransfer ke nilai huruf
sebagai berikut:
A ≥ 80 --- lulus
B = 70-80 --- lulus
C = 60-69 --- mengulang
D ≤ 60 --- tidak lulus
(contoh lembar penilaian ujian : Lampiran XVI, XVII, XVIII dan XIX)
30
4) Nilai skripsi diserahkan ke Kasi Akademik dan Kemahasiswaan apabila
sudah dibendel dan ditandatangani oleh dosen pembimbing dan pembimbing
pendamping.
II. SANKSI
A. Surat Pernyataan
Sebelum melakukan atau memasuki proses pelaksanaan pembuatan skripsi,
mahasiswa diwajibkan membuat surat pernyataan sanggup menerima sanksi jika
melanggar peraturan skripsi dan etika ilmiah kedokteran gigi.
Adapun surat pernyataan berisikan :
1. Mematuhi peraturan pembuatan skripsi
2. Tidak sebagai plagiator
3. Tidak melanggar hak cipta
4. Tidak melanggar etika penelitian
5. Kesanggupan menerima sanksi
B. Jenis Sanksi
Sanksi diberikan kepada para peserta skripsi melalui tahapan sebagai berikut :
1. Sanksi berupa teguran pertama yang dilakukan oleh pembimbing dan
pembimbing pendamping, dan dilaporkan kepada Koordinator Skripsi dan Ketua
Bagian.
2. Sanksi berupa teguran kedua yang dilakukan oleh Pembimbing dan Pembimbing
Pendamping, dan dilaporkan kepada Koordinator Skripsi, Ketua Bagian dan
Wakil Dekan.
3. Sanksi berupa teguran ketiga yang dilakukan oleh pembimbing dan pembimbing
pendamping, dan dilaporkan kepada Ketua Koordinator Skripsi, Ketua Bagian
dan Dekan.
4. Sanksi hukuman berupa pengembalian peserta kepada Wakil Dekan I, setelah
melalui rapat Pembimbing, Pembimbing Pendamping, Koordinator Skripsi dan
Ketua bagian.
A. PETUNJUK UMUM................................................................................... 2
1. Beban Kredit........................................................................................... 2
2. Sifat dan Ruang Lingkup Skripsi............................................................ 2
3. Pelaksanaan Penyusunan Skripsi............................................................ 4
4. Persyaratan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping............ 5
5. Tugas dan Kewajiban.............................................................................. 5
B. PETUNJUK KHUSUS................................................................................ 7
1. Format Penulisan Proposal..................................................................... 8
a. Bagian Umum Proposal................................................................... 8
b. Bagian Batang Tubuh Proposal....................................................... 8
c. Bagian Akhir Proposal.................................................................... 8
2. Format Penulisan Skripsi....................................................................... 8
a. Bagian Umum Skripsi..................................................................... 8
b. Bagian Batang Tubuh Skripsi......................................................... 9
c. Bagian Akhir Skripsi....................................................................... 9
3. Penjelasan Format.................................................................................. 9
a. Bagian Umum................................................................................. 9
b. Bagian Batang Tubuh..................................................................... 13
c. Bagian Akhir................................................................................... 16
C. TEKNIK PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI............................. 17
1. Aturan Umum......................................................................................... 17
2. Aturan Khusus........................................................................................ 20
D. PENUTUP................................................................................................... 28
1. Ujian / Seminar Proposal, Hasil Penelitian, dan Skripsi........................ 28
2. Cara Penilaian......................................................................................... 28
II. SANKSI............................................................................................................... 30
A. Surat Pernyataan......................................................................................... 30
B. Jenis Sanksi.................................................................................................. 30
2
I. PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
A. PETUNJUK UMUM
1. Beban Kredit
Beban kredit skripsi ditetapkan 4 sks, dengan kerangka isi sebagai berikut :
a. Pembuatan proposal dan ujian proposal.
b. Pelaksanaan penelitian dan ujian hasil penelitian.
c. Penulisan skripsi dan ujian akhir skripsi.
2. Sifat dan Ruang Lingkup Skripsi
Skripsi untuk Program Strata I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
bersifat penelitian yang sesuai dengan cabang ilmu yang diasuh masing-masing
bagian, artinya disiplin ilmu bagian harus menjadi pokok dasar permasalahan. Ruang
lingkup atau batasan penelitian yang dipakai sebagai acuan adalah semua kegiatan
pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu,
untuk mendapatkan fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan mendapatkan
pengertian baru dan meningkatkan ilmu dan teknologi. Secara mendasar skripsi dibagi
menjadi dua kelompok :
a. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dapat mengendalikan dan
memanipulasi variabel bebas dalam penelitian. Eksperimen mempertimbangkan
variabel perlakuan, variabel kontrol, dan variabel rambang atau kendali.
1) Penelitian eksperimen laboratorium, mempunyai ciri sebagai berikut :
a) Dilaksanakan dalam ruangan terbatas, dengan pengendalian variabel
bebas yang sangat ketat.
b) Mudah dilaksanakan randomisasi.
c) Internal validity tinggi (dapat diterapkan dalam keadaan yang sama,
dengan tingkat keberlakuan yang tinggi).
d) Eksternal validity rendah (tidak dapat digeneralisasi terhadap kondisi yang
berlainan).
e) Bersifat menguji hipotesis atau teori, bukan untuk pemecahan masalah
yang berhubungan dengan praktis.
3
2) Penelitian eksperimen lapangan, mempunyai ciri sebagai berikut :
a) Dilaksanakan dalam lingkungan alami dengan keadaan wajar,
pengendalian variabel bebas maksimal.
b) Sukar melaksanakan randomisasi.
c) Eksternal validity (dapat digeneralisasikan pada populasi).
d) Bersifat menguji hipotesis, teori, atau mencari pemecahan masalah yang
berhubungan dengan praktis.
b. Penelitian ex post facto, mempunyai ciri sebagi berikut:
Penelitian ex post facto adalah penelitian empiris, peneliti tidak dapat
mengendalikan variabel-variabel bebas secara langsung, karena variabel tersebut
telah terjadi atau variabel tersebut tidak dapat dimanipulasi. Ciri-ciri penelitian ex
post facto adalah :
1) Variabel bebas tidak dapat dimanipulasi.
2) Variabel yang diamati hanya akibatnya.
3) Kesimpulan berdasarkan pada suatu prasangka (cenderung untuk memilih apa
yang sebelumnya terjadi sebagai penyebabnya).
4) Kebenaran hipotesis masih diragukan.
5) Randomisasi tidak dapat dilakukan secara sempurna.
6) Objek penelitian dikelompokkan berdasarkan self selection.
7) Dianjurkan untuk menguji beberapa hipotesis alternatif atau hipotesis kontrol
(tidak dibenarkan memihak pada salah satu hipotesis).
c. Penelitian survei, mempunyai ciri sebagai berikut :
Penelitian survei adalah jenis penelitian yang mempelajari populasi (universal)
kecil maupun besar dengan mempergunakan dan mempelajari sampel yang berasal
dari populasi untuk mengungkapkan hal-hal seperti relative incident, penyebaran
(distribution), dan pengaruh timbal balik antar variabel:
1) Variabel sampel harus representatif dan dapat digeneralisasi dalam populasi
tertentu.
2) Melaksanakan teknik sampling bagi populasi yang besar.
3) Jenis data yang dipakai adalah data primer, jika ada data sekunder, tersier
hanya sebagai data pendukung.
d. Penelitian pustaka, mempunyai ciri sebagai berikut :
1) Data yang diperoleh dapat bersifat kuantitas, kualitas atau kedua-duanya.
4
2) Sumber pustaka yang dipakai minimal 25 (dua puluh lima) sumber pustaka
dengan rincian:
a) Text book 2 (dua) s/d 5 (lima) buah buku.
b) Journal minimal 10 buah yang terdiri dari 5 (lima) buah journal non
elektronik dan 5 (lima) journal elektronik (internet).
c) Sumber referensi lain maksimal 5 (lima) buah buku/majalah/ dan lain-lain,
misalnya dari instansi, WHO, Depkes, komunikasi pribadi, tesis, dan
disertasi.
3. Pelaksanaan Penyusunan Skripsi
a. Penyusunan skripsi
Mahasiswa yang akan menyusun skripsi diwajibkan mengikuti tata cara
sebagai berikut :
1) Skripsi diajukan mulai Semester VII dengan judul dan permasalahan yang
sesuai dengan disiplin ilmu kedokteran gigi di masing-masing bagian. Untuk
itu akan diatur pelaksanaannya oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Jaminan Mutu.
2) Mahasiswa yang dapat mengajukan usulan skripsi adalah mahasiswa yang
telah menempuh sekurang-kurangnya 100 sks, dan telah menempuh mata
kuliah Metodologi Penelitian, Biostatistik dan Filsafat Ilmu.
3) Setiap mahasiswa wajib mendapatkan bimbingan 2 s/d 3 orang dosen, terdiri
dari: dosen pembimbing maksimal satu, dan dosen pembimbing pendamping
maksimal 2 orang.
b. Percepatan penyusunan skripsi
Mahasiswa dapat mengajukan usulan penyusunan skripsi sebelum waktunya
(percepatan) apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Mahasiswa telah menempuh 100 sks, dan telah atau sedang menempuh mata
kuliah Metodologi Penelitian, Biostatistik, dan Filsafat Ilmu.
2) Mahasiswa yang pada semester V memiliki Indeks Prestasi Kumulatif ≥ 3,50
atau mahasiswa yang telah lulus seleksi untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Tingkat Nasional dan sejenisnya (Program Kreativitas Mahasiswa
Ilmiah, Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian dsb) atau mahasiswa yang
mengikuti Lomba Karya Tulis Internasional yang disetujui oleh pimpinan
fakultas.
5
Mahasiswa yang telah memenuhi syarat tersebut memberitahukan kepada
Dosen Pembimbing Akademik untuk mendapatkan persetujuan, kemudian
melakukan pendekatan kepada Koordinator Skripsi pada bagian mahasiswa
tersebut akan melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi. Ketua bagian yang
bersangkutan memberikan persetujuan yang dikirim ke Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Jaminan Mutu, untuk diproses lebih lanjut.
4. Persyaratan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
a. Dosen Pembimbing
Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah lektor
dan mempunyai pendidikan minimal S2/ SP1 dari masing-masing bagian.
b. Dosen Pembimbing Pendamping
1) Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah asisten
ahli, pada masing-masing bagian.
2) Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah asisten
ahli, pada bagian lain di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
3) Dosen tetap Universitas Gadjah Mada dengan tingkat pendidikan terendah S2,
dan memiliki keahlian relevan atau mendekati dengan kajian yang akan diteliti
mahasiswa.
5. Tugas dan Kewajiban
Dalam pelaksanaan pembuatan skripsi terlibat 7 unsur utama yaitu: ketua
bagian, koordinator skripsi, dosen pembimbing akademik (DPA), pembimbing
skripsi, pembimbing pendamping, dosen penguji, dan mahasiswa dengan tugas dan
kewajiban masing-masing sebagai berikut:
a. Tugas dan kewajiban ketua bagian
1) Menerima daftar mahasiswa yang mengajukan skripsi dari Wakil Dekan I
sesuai dengan kemampuan setiap bagian.
2) Memutuskan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping setelah
diproses oleh koordinator skripsi.
3) Meneruskan daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping beserta daftar
mahasiswa kepada koordinator skripsi.
4) Mengirim kembali daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping beserta
mahasiswa bimbingannya kepada Wakil Dekan I.
5) Bertanggung jawab terhadap kelancaran skripsi.
6
b. Tugas dan kewajiban koordinator skripsi
1) Menerima daftar mahasiswa yang mengajukan skripsi dari ketua bagian
beserta daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
2) Melaksanakan proses pengusulan dan distribusi pembimbing dan pembimbing
pendamping.
3) Membantu jalan keluar kepada Pembimbing dan pembimbing pendamping,
jika ada masalah dalam proses pembuatan skripsi.
4) Koordinasi pelaksanaan pembuatan skripsi.
5) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembuatan skripsi.
c. Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing Akademik
1) Dosen Pembimbing Akademik (DPA) dapat menanyakan kepada Dosen
Pembimbing dan Pembimbing Pendamping Skripsi dengan sepengetahuan
Ketua Bagian dan Koordinator Skripsi yang bersangkutan, jika mahasiswa
mempunyai hambatan dalam pembuatan skripsi.
2) Dosen Pembimbing Akademik dapat mengusulkan kepada Wakil Dekan I,
agar mahasiswa bimbingan akademiknya dipindah dari bimbingan skripsi di
bagian tertentu ke bagian lain atas dasar pertimbangan secara komprehensif.
d. Tugas dan Kewajiban Pembimbing Skripsi
1) Memeriksa dan menentukan kerangka skripsi yang diajukan.
2) Memberi petunjuk tentang cara:
a) Mendapatkan dan menentukan permasalahan dan judul.
b) Memperoleh pustaka yang diperlukan.
c) Mendapatkan bahan dan alat penelitian.
d) Mengerjakan penelitian.
e) Menyusun hasil penelitian.
f) Menganalisis hasil penelitian.
g) Menyimpulkan hasil penelitian.
h) Membuat bagan alir dan jadwal rincian penelitian.
3) Bertanggung jawab penuh pengesahan skripsi.
4) Menandatangani pengesahan skripsi.
5) Duduk sebagai ketua tim penguji.
e. Tugas Pembimbing Pendamping
1) Memberikan bimbingan secara aktif atas pelaksanaan yang digariskan
Pembimbing.
7
2) Memberi pengarahan pelaksanaan teknis pembuatan skripsi sesuai yang
digariskan pembimbing.
3) Membantu pembimbing dalam pelaksanaan penulisan skripsi sesuai yang
digariskan pembimbing.
4) Menandatangani pengesahan skripsi (mendukung persetujuan pembimbing).
5) Berfungsi sebagai sekretaris tim penguji.
f. Tugas Dosen Penguji
1) Menguji kemampuan mahasiswa dalam membuat skripsi.
2) Memberi penilaian yang obyektif terhadap mahasiswa sesuai denagn petunjuk
ujian skripsi.
3) Menyerahkan hasil penilaian dan menerima keputusan ketua penguji.
g. Tugas dan kewajiban mahasiswa
1) Secara aktif mempersiapkan rencana kegiatan penyelesaian skripsi.
2) Menerima penunjukkan tugas skripsi pada bagian yang telah ditentukan.
3) Mengisi formulir pendaftaran untuk pembuatan skripsi yang telah tersedia di
Seksi Pendidikan dan Kemahasiswaan.
4) Membuat bagan alir dengan memperhatikan contoh (Buku Evaluasi
Pelaksanaan Skripsi), agar skripsi tepat pada waktunya. Dianjurkan rencana
kegiatan dapat dilaksanakan kurang dari waktu yang ditentukan.
5) Menepati jadwal pertemuan skripsi yang telah disepakati bersama.
6) Mengikuti petunjuk Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
7) Batas waktu penyelesaian skripsi paling lama 4 (empat) semester untuk setiap
bagian, jika belum selesai dikirim kembali ke Wakil Dekan I untuk diproses
kembali.
8) Diwajibkan melaksanakan seminar/ ujian proposal, seminar/ ujian hasil
penelitian, dan ujian akhir skripsi. Pelaksanaan tersebut diserahkan kepada
kebijaksanaan masing-masing bagian.
B. PETUNJUK KHUSUS
Mahasiswa diwajibkan mengikuti tahapan-tahapan secara runtut atau
berkesinambungan dalam melaksanakan pembuatan skripsi, yaitu: tahap pertama wajib
membuat proposal dan tahap berikutnya membuat skripsi.
8
1. Format Penulisan Proposal
a. Bagian umum proposal
1) Sampul Luar
2) Judul
3) Halaman Pengesahan
4) Daftar Isi
5) Daftar Tabel
6) Daftar Gambar
7) Daftar Lampiran
b. Bagian batang tubuh proposal
1) Pendahuluan
a) Latar Belakang Permasalahan
b) Permasalahan
c) Tujuan Penelitian
d) Manfaat Penelitian
2) Tinjauan Pustaka
3) Landasan Teori dan Hipotesis
4) Metode Penelitian
5) Pembiayaan (jika perlu ditampilkan)
c. Bagian akhir proposal
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
2. Format Penulisan Skripsi
a. Bagian umum skripsi
1) Judul
2) Halaman Persyaratan
3) Halaman Pernyataan Berita Acara Ujian/ Kelulusan
4) Halaman Pengesahan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
5) Halaman Pengesahan Dekan
6) Halaman persembahan (kalau ada)
7) Halaman Pernyataan Keaslian Penelitian
8) Kata Pengantar
9) Daftar Isi
9
10) Daftar Tabel
11) Daftar Gambar
12) Daftar Lampiran
13) Daftar Arti Singkatan
14) Intisari
15) Abstrak
b. Bagian batang tubuh skripsi
1) Pendahuluan
a) Latar Belakang
b) Permasalahan
c) Keaslian Penelitian
d) Tujuan Penelitian
e) Manfaat Penelitian
2) Tinjauan Pustaka
3) Landasan Teori dan Hipotesis
a) Landasan Teori
b) Hipotesis
4) Metode Penelitian
5) Hasil Penelitian dan Pembahasan
a) Hasil Penelitian
b) Pembahasan
6) Kesimpulan dan Saran
a) Kesimpulan
b) Saran
c. Bagian akhir skripsi
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
3. Penjelasan Format Proposal dan Skripsi
a. Bagian umum
1) Sampul luar
Proposal dijilid dengan sampul luar kertas manila berwarna (tahun 2007
warna hijau tua; tahun 2008 warna hitam; tahun 2009 warna abu-abu muda;
10
tahun 2010 warna biru tua; tahun 2011 warna merah tua; tahun 2012 warna
hijau tua). Sampul luar diberi tulisan sama dengan yang tertera pada
halaman judul dan ditulis dengan tinta hitam atau emas.
Skripsi dijilid dengan sampul luar kertas tebal berlapiskan linen polos
berwarna (tahun 2007 warna hijau tua; tahun 2008 warna hitam; tahun 2009
warna abu-abu muda; tahun 2010 warna biru tua; tahun 2011 warna merah
tua; tahun 2012 warna hijau tua). Sampul luar diberi tulisan sama dengan
yang tertera pada halaman judul dan ditulis dengan tinta keemasan (kuning).
Tahun ditentukan oleh tahun kelulusan mahasiswa ujian skripsi.
2) Halaman sampul dalam atau halaman judul
Halaman judul baik pada proposal maupun skripsi harus memuat judul
proposal atau judul skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, nama penulis,
nomor mahasiswa (lengkap), Diknas, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun.
3) Halaman persyaratan
Halaman judul baik pada proposal maupun skripsi harus memuat judul
proposal atau judul skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, tujuan
pembuatan skripsi, nama penulis, nomor mahasiswa, Diknas, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun (contoh
lampiran II).
a) Judul proposal atau judul skripsi, harus menggambarkan dan sesuai
dengan ruang lingkup penelitian, baik dalam segi kuantitas maupun
kualitas sehingga tidak menimbulkan masalah (salah persepsi). Judul
dibuat sesingkat mungkin, dianjurkan terdiri dari sepuluh sampai dua
puluh kata dan tidak ada singkatan.
b) Lambang Universitas Gadjah Mada, bentuk lambang atau simbol harus
sesuai dengan bentuk yang resmi yang dipakai oleh Universitas Gadjah
Mada dengan ukuran garis tengah 6 cm.
c) Nama penulis harus ditulis lengkap dan tidak boleh disingkat, gelar
akademik yang telah diperoleh tidak boleh dicantumkan.
d) Nomor mahasiswa ditulis sesuai dengan kartu mahasiswa.
e) Tujuan pembuatan skripsi ditulis seperti contoh di dalam lampiran.
f) Tahun skripsi adalah tahun saat mahasiswa mempertahankan skripsi
dalam ujian akhir skripsi di depan tim penguji.
11
4) Halaman berita acara ujian/kelulusan
Halaman berita acara ujian/ kelulusan pada skripsi harus memuat judul
skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, nama penulis, nomor mahasiswa,
pernyataan kelulusan, tanda tangan tim penguji, Diknas, Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun.
5) Halaman pengesahan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
Lembar pengesahan, lambang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
tanggal-bulan-tahun, persetujuan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
6) Halaman pengesahan Dekan
Lembar pengesahan, lambang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
tanggal-bulan-tahun, persetujuan Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Gadjah Mada.
7) Halaman persembahan (kalau ada)
Penulis diberi keleluasaan untuk mencurahkan hati nuraninya dengan bahasa
tulisan yang tertuang dalam skripsi (maksimal satu halaman). Uraian dalam
halaman persembahan ini, harus disetujui oleh pembimbing. Meletakkan
tulisan dalam halaman persembahan bebas, (di kanan, kiri, tengah, atau
bawah).
8) Halaman pernyataan keaslian penelitian
Penulis harus secara jujur menyatakan keaslian penelitian, penelitian yang
dilakukan bukan merupakan jiplakan/ tiruan (plagiat) dari penelitian
terdahulu.
9) Kata pengantar
Kata pengantar berisi antara lain:
a) Beberapa penjelasan tentang alasan pemilihan masalah penelitian.
b) Ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terlaksananya skripsi.
c) Penjelasan-penjelasan lain, misalnya ada perubahan sedikit dari rencana
semula karena ada masalah atau kekurangan-kekurangan.
d) Kata pengantar tidak berisi kata-kata atau hal-hal yang bersifat ilmiah.
10) Daftar Isi
Berisi tentang gambaran menyeluruh skripsi yang diajukan dalam suatu
urutan butir-butir yang sistematis. Daftar isi diketik dengan jarak satu
setengah spasi, jika ada dalam satu sub bab di ketik satu spasi.
12
11) Daftar tabel
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat tabel. Penomoran tabel
dilakukan secara berurutan dan memuat judul tabel disertai dengan nomor
halaman yang bersangkutan, sedangkan antar baris dalam judul tabel
diketik satu spasi.
12) Daftar gambar
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat gambar atau grafik.
Memuat urutan dari judul semua gambar, baik yang berupa grafik, foto, dan
bentuk lain. Penulisan antara judul gambar diketik satu setengah spasi,
sedangkan antar baris dalam judul gambar diketik satu spasi.
13) Daftar arti singkatan
Daftar arti singkatan dibuat jika dalam penulisan terdapat lebih dari 5
singkatan istilah yang digunakan lebih dari satu kali. Singkatan disusun
secara alfabetis dan diberi kata perpanjangannya.
14) Intisari
Bagian ini memuat uraian singkat tetapi lengkap tentang:
a) Masalah yang dihadapi, ruang lingkup, serta tujuan yang hendak
dicapai.
b) Metode penelitian yang dipakai.
c) Hasil penelitian.
d) Kesimpulan.
Intisari ditulis tidak lebih dari 4 alinea dan berisi tidak lebih dari 250 kata.
Intisari diketik satu spasi dan harus lengkap memuat tujuan, materi dan
metode penelitian, serta hasil dan kesimpulan. Selain itu tidak disertakan
sitasi pustaka, merupakan empat alinea, dibatasi satu halaman atau sekitar
250 kata. Di bawah baris terakhir, ditulis Kata Kunci (Key Word) yang
terdiri dari beberapa kata (maksimal 6 kata) yang menyatakan ke dalam
indeks mana penelitian dapat dimasukkan. Kata pertama dari kata kunci
disarankan merupakan kata benda, karena kata kunci menyatakan indeks
suatu penelitian atau skripsi. Disarankan urut-urutan kata dalam kata kunci
mengacu pada urut-urutan objek, perlakuan, ubahan dalam penelitian,
bukan merupakan urutan kata muncul dalam judul penelitian.
13
15) Abstract
Abstract adalah sama dengan intisari, tetapi ditulis dalam bahasa Inggris.
Karena abstract merupakan terjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Inggris, dan isi berupa sesuatu yang sudah terjadi, maka
penerjemahan intisari harus menggunakan bentuk past tense.
b. Bagian batang tubuh
Bagian batang tubuh atau bagian utama suatu skripsi ditulis dengan huruf Times
New Roman ukuran 12, berisi:
1) Pendahuluan
Pendahuluan berisi uraian untuk menuju ke pokok persoalan yang
sebenarnya. Pendahuluan berisi:
a) Latar belakang masalah
Bagian ini berisi tentang alasan mengapa masalah yang dikemukakan
perlu diteliti. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu keterangan singkat
baik yang diperoleh dari pustaka maupun pengalaman pribadi yang
berkaitan erat dan melatarbelakangi masalah. Masalah timbul karena ada
kesenjangan antara fakta dan fakta, antara teori dan fakta, dll.
b) Perumusan masalah
Bagian ini memuat penjelasan mengapa masalah itu dipandang menarik,
penting, dan perlu diteliti untuk mencari pemecahannya. Perumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
c) Keaslian penelitian
Keaslian penelitian dikemukakan dengan menunjukkan bahwa masalah
yang dihadapi belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu atau
dinyatakan dengan tegas beda penelitian ini dengan penelitian terdahulu.
d) Tujuan penelitian
Bagian ini berisi penjelasan mengenai hasil yang akan dicapai.
e) Faedah dan manfaat yang diharapkan
Bagian ini berisi uraian faedah dan manfaat hasil penelitian bagi
pembangunan negara dan atau pengembangan serta penerapan ilmu
pengetahuan dan bagi masyarakat.
14
2) Tinjauan Pustaka
Bagian ini memuat uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian
yang didapat oleh penulis atau peneliti terdahulu yang ada hubungannya
dengan penelitian yang dilakukan.
3) Landasan teori dan hipotesis
Bagian ini terdiri dari landasan teori dan rumusan hipotesis.
a) Landasan teori
Landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun sebagai
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan
hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model
matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan
bidang ilmu yang diteliti. Dalam landasan teori tidak diperlukan penulisan
sumber pustaka.
b) Rumusan Hipotesis
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang dijabarkan dari landasan teori
dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, tetapi
masih perlu dibuktikan kebenarannya. Penelitian yang bersifat diskriptif
ada kemungkinan tidak memerlukan hipotesis.
4) Metode penelitian
Cara penelitian merupakan uraian terpadu dan sistematis mengenai cara
mengambil dan menganalisis data yang dikumpulkan. Metode penelitian
terdiri dari :
a) Jenis penelitian
Diterangkan jenis penelitian yang brnar – benar untuk memecahkan
masalah yang terkait dalam penelitianeksperimen, non eksperimen yang
terkait dalam penelitian
b) Identifikasi Variabel
Diterangkan macam – macam variable yang terlibat, minimal dua variable
yaitu variable pengaruh dan variable terpengaruh
c) Definisi operasional
Diterangkan secara jelas definisi operasional variable yang akan dipakai
dalam penelitian sehingga dapat dibaca alat ukur yang akan dipakai dan
data yang didapat.
15
d) Populasi / sampel / subjek / objek penelitian
Diterangkan ruang lingkup sasaran yang akan dicapai, baik yang
melibatkan masyarakat atau individu. Teknik pendekatan mendapatkan
sasaran tersebut perlu dijelaskan secara rinci.
e) Bahan dan alat
Bahan dan alat yang harus disajikan pada laporan terbatas pada bahan
(materi) dan alat utama yang diperlukan untuk penelitian dan harus
disebutkan spesifikasinya. Peneliti diwajibkan menyertakan gambar atau
bagan yang disertai keterangan rinci jika alat dibuat sendiri. Bahan alat
bantu tidak diuraikan dalam laporan.
f) Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian perlu dijelaskan jenis pendekatan yang dipakai untuk
mendapatkan data, melalui pendekatan laboratorium, klinik, survey,
observasi, dll.
g) Analisis data
Data yang didapat dianalisis statistic secara kuantitatif atau kualitatif,
selain itu dapat berupa analisis statistic parametric atau non parametric.
h) Alur Penelitian
Berisi gambar alur atau skema jalannya penelitian.
5) Hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang disusun terpisah
menjadi sub anak judul tersendiri (sub bab).
a) Hasil Penelitian
Bagian yang memuat hal yang diperoleh setelah penelitian dilakukan.
Hasil penelitian hendaknya disajikan dengan jelas, logis, berkaitan yang
satu dengan yang lain dan mengarah pada satu tujuan, sehingga mudah
dimengerti atau dapat memberi jawaban atas permasalahan yang sedang
diselidiki. Hasil penelitian dapat berupa gambar, table, foto, dan grafik
yang kesemuanya harus disertai nomor dan keterangan atau judul yang
jelas, sehingga dapat berdiri sendiri. Hasil dan kesimpulan analisis
statistik hendaknya ditulis secara jelas dan merupakan uraian dari hasil
penelitian.
16
b) Pembahasan
Bagian ini memuat tentang arti penemuan – penemuan yang telah
diperoleh, kelemahan – kelemahan yang ada, hubungan antara satu fakta
dengan fakta yang lain, baik fakta yang telah didapat maupun yang telah
ditemukan oleh peneliti terdahulu. Hipotesis yang telah diuji hendaknya
ditelaah secara kritis menurut alur yang logis, serta dikemukakan aspek –
aspek baru yang penting. Hipotesis yang diajukan dapat diterima atau
ditolak, beserta alasannya.
6) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran diuraikan dalam anak sub judul yang terpisah.
a) Kesimpulan
Bagian ini memuat tentang keputusan hasil penelitian yang telah
dilakukan, arti hasil analisis yang telah diuraikan dan implikasi lanjut
yang diperlukan. Kesimpulan hendaknya diuraikan secara singkat, jelas,
padat menurut urutan yang sistematis. Kesimpulan itu penting, oleh
karena itu harus disebutkan dalam intisari dan pembahasan.
b) Saran
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, dan
ditujukan kepada para peneliti bidang sejenis yang ingin melanjutkan
atau mengembangkan peneliti yang telah dilakukan. Saran tidak
merupakan keharusan.
c. Bagian Akhir
1) Daftar pustaka
Bagian ini berisi sumber pustaka yang dipergunakan untuk keperluan
penelitian dimaksudkan agar para pembaca dapat menemukan kembali
sumber informasi yang dikemukakan atau menjadi dasar penelitian. Sumber
pustaka dapat berupa buku teks, monograf, majalah ilmiah/ jurnal ilmiah,
makalah seminar, laporan penelitian, website dan lain – lain. Sumber pustaka
hendaknya berasal dari kalangan terbaru. Daftar pustaka tidak bernomor dan
ditulis lengkap dengan menggunakan system nama tahun (system Harvaad)
sesuai urutan alfabetis.
17
2) Lampiran – lampiran
Berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian tetapi tidak perlu
dimasukkan dalam karangan utama, dapat ditulis pada lampiran. Lampiran
tidak perlu mengganggu isi karangan utama. Lampiran dapat berisi : Tabel
utama, perhitungan – perhitungan, bentuk – bentuk kuesioner, peta formulir,
dokumen asli dan lain – lain (bagian ini tidak selalu ada).
C. TEKNIK PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI
1. Aturan Umum
a. Bahan
Proposal dan bahan skripsi dibuat diatas kertas HVS (80 gram) warna putih,
diketik dengan tinta hita, dan dijilid rapi.
b. Ukuran Proposal dan skripsi
Proposal dan skripsi dibuat dengan ukuran kertas kuarto (21 x 28,5cm).
c. Tata cara pengetikan proposal dan skripsi
Pengetikan dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut :
1) Jenis huruf
a) Huruf Times New Roman ukuran 12
b) Huruf miring atau garis bawah dipakai untuk kata yang belum baku
dalam bahasa Indonesia.
2) Jarak baris
Jarak baris dibuat 2 spasi, kecuali kutipan langsung, daftar (table, gambar,
lampiran), dan keterangan gambar, intisari dan daftar pustaka, diketik
dengan jarak 1 spasi ke bawah.
3) Batas Tepi
Kiri 4 cm, atas 4 cm, bawah dan kanan masing – masing 3 cm.
4) Judul bab, sub judul, anak sub judul dan sub anak judul
a) Judul bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur
supaya simetris ditengah-tengah dan dicetak tebal, dengan jarak 4 cm
dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.
b) Sub judul ditulis simetris di tengah-tengah, semua kata dimulai dengan
huruf besar (kapital) kecuali kata penghubung dan kata depan, dan
semua dicetak tebal, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama
sesudah sub judul diketik mulai dengan alinea baru.
18
c) Anak sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri dan diberi garis bawah
atau dicetak tebal, tetapi hanya huruf pertama saja yang berupa huruf
besar, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak sub
judul dimulai dengan alinea baru.
d) Sub anak judul ditulis masuk (tab 1,0 cm), tidak diikuti dengan titik
dan diberi garis bawah atau dicetak tebal. Kalimat yang menyusul
kemudian, diketik ke belakang dalam satu baris dengan anak sub judul.
5) Penomoran halaman, gambar, dan table
a) Mulai dari halaman pertama, sesudah sampul depan sampai dengan
daftar lampiran (proposal) dan abstract (skripsi), halaman diberi nomor
urut dengan angka Romawi kecil (I, ii, iii dst).
b) Mulai Bab I sampai dengan halaman daftar pustaka diberi nomor urut
dengan angka Arab (1, 2, 3 dst).
c) Nomor halaman ditempatkan di sebelah tengah bawah untuk awal bab
dan selanjutnya pada bagian kanan bawah.
d) Nomor halaman diketik dengan jarak 1,5 cm dari bawah.
e) Tabel (daftar) diberi nomor urut dengan angka Romawi besar.
f) Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab.
g) Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi
kimia, dan lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam tanda
kurung ( ) dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan.
h) Lampiran tidak diberi nomor halaman tetapi diberi nomor lampiran
dengan huruf Romawi besar_dan judul lampiran pada tepi kiri atas.
6) Bilangan dan satuan
a) Bilangan diketik dengan angka, kecuali bilangan, lambing, atau rumus
kimiawi pada permulaan kalimat harus dieja, misalnya Sepuluh ekor
tikus.
b) Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan dengan titik, misalnya
berat plak gigi 25,5 mg.
c) Satuan ditanyakan dengan singkatan resminya tanpa titik di
belakangnya, misalnya m,g, kg, cal.
19
7) Penulisan kata yang tidak termasuk bahasa Indonesia
Kata-kata asing, kata-kata dari bahasa daerah dan semua kata yang bukan
dari bahasa Indonesia harus dicetak miring (italic). Misalnya : et al.,
sundulen, mottled enamel.
8) Penulisan singkatan kata asing
Dalam penulisan karena keterbatasan tempat atau suatu pertimbangan lain
kadang-kadang diperlukan menyingkat kata. Penyingkatan kata-kata asing
sesuai dengan aturan yang sudah baku, misalnya: dentistry disingkat dent.
9) Lain-lain
a) Bab dan pokok isi harus menggunakan halamn baru.
b) Pengetikan tidak boleh bolak balik.
c) Kesalahan dibentuk sebelum skripsi dijilid.
d) Kalimat pertama setiap alinea diketik mulai tab 1 cm.
d. Bahasa
1) Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baku
dan benar (ada subjek dan predikat), agar lebih sempurna ditambahkan
dengan objek dan keterangan.
2) Bentuk kalimat
Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang kedua
(saya, kita, engkau, dan lainnya), tetapi dibuat berbentuk pasif. Penyajian
ucapan terima kasih pada prakata, kata saya diganti penulis.
3) Istilah
a) Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau sudah di Indonesiakan.
b) Istilah asing ditulis miring atau diberi garis bawah.
4) Kesalahan yang sering terjadi
a) Kata penghubung, seperti, sehingga, dan, sedangkan, tidak boleh untuk
memulai suatu kata.
b) Kata depan misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya,
misalnya diletakkan di depan subyek (akan merusak susunan kalimat).
c) Kata di mana dan dari, sering kurang tepat pemakaiannya, seperti kata
where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia bentuk
yang demikian tidak baku dan tidak boleh digunakan.
20
d) Awalan ke dan di harus dibedakan sebagai awalan kata kerja atau kata
depan (ke dan di untuk kata depan harus dipisahkan dari kata
dasarnya).
e) Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat.
e. Jumlah skripsi
Pada dasarnya jumlah yang ditentukan adalah lima buah (kecuali ada lembaga
di luar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada yang
memerlukannya) masing-masing sebuah untuk :
1. Perpustakaan
2. Penulis
3. Pembimbing
4. Pembimbing Pendamping
5. Bagian
Permohonan skripsi dari lembaga yang memerlukan, harus mengajukan
permohonan kepada Fakultas Kedokteran Gigi.
2. Aturan Khusus
a. Cara Penulisan referensi di dalam naskah (sitasi)
Sitasi ditulis dengan cara menuliskan nama penulis dan tahun terbitan (di dalam
kurung) setelah penulisan kalimat yang disitasi. Nama penulis yang terdiri dari 2
kata atau lebih, hanya disebutkan nama akhirnya saja. Penulis yang lebih dari 2
orang, yang dicantumkan hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan dkk.
Gelar kesarjanaan tidak boleh dicantumkan dalam penulisan.
1) Nama Pengarang yang disitasi dapat ditulis di permulaan, di tengah
atau di akhir kalimat
a) Nama pengarang ditulis pada permulaan kalimat.
Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama akhir
saja, kalau lebih dari 2 orang hanya nama akhir penulis pertama yang
dicacntumkan dan diikuti dengan dkk.
Contoh :
1) Menurut Calvin (1998)..........................
2) Craig dan Powers (2002) menyatakan bahwa....................
21
b) Nama Pengarang ditulis di dalam atau di tengah kalimat.
Pendapat ini sesuai dengan laporan hasil penelitian Finn (1994) yang
menyatakan bahwa erupsi gigi desidui pada anak perempuan lebih
dahulu dari pada anak laki – laki.
c) Nama pengarang ditulis pada akhir kalimat
Material cetak diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu elastis dan
non elastik (Combe, 1992).
2) Nama Pengarang lebih dari dua
Kalau nama pengarang lebih dari dua, cukup dicantumkan nama pengarang
pertama saja, disertai dengan kata et al. Atau dkk. Kata et al., adalah
singkatan dari et alii, yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
sebagai dan kawan-kawan (dkk).
Contoh :
Menurut Meisel dkk. (1996) bensin dapat dibuat dari methanol
.....................................................................................................
Yang membuat tulisan pada contoh berjumlah 4 orang, yaitu :
Meisel, S.L., McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz., P.B.
3) Satu Sitasi, lebih dari satu karangan
Satu kalimat sitasi yang merupakan suatu rangkuman yang mengandung satu
pengertian tetapi dari berbagai nara sumber yang menguraikan hal yang
sama, jika dikutip lebih dari satu nara sumber, maka diantara setiap nama
pengarang beserta tahunnya, diberi tanda titik koma (;). Misalnya : Kondisi
malnutrisi pada anak akan mempengaruhi kecepatan erupsi gigi
dan................. (Finn, 1994; McDonald, 1994).
4) Sitasi dari sitasi
Hal ini boleh dilakukan asalkan dalam keadaan terpaksa atau darurat
(misalnya : publikasi dari pernyataan yang ditulis tidak ketemukan). Hal ini
harus ada izin dari pembimbing.
Contoh :
Menurut Hardy (1989) di dalam buku karangan McDonald (1994) bahwa
erupsi gigi desidui dipengaruhi oleh masukan zat gizi. Kalimat ini dapat
ditulis dengan cara : Erupsi gigi desidui dipengaruhi oleh masukan zat gizi (
22
Hardy, 1989 cit. McDonald, 1990), berarti bahwa penulis tidak membaca
buku asli karangan Hardy (1989).
5) Sitasi dari situs internet
Situs internet yang tidak tercantum tahunnya, maka tahun yang
dicantumkanadalah tanggal, bulan, dan tahun saat mansitasi.
b. Cara Pembuatan table
Tabel merupakan susunan informasi berupa angka-angka, kata-kata atau
kalimat-kalimat pendek atau singkat yang diatur ke dalam kolom dan baris.
Maksud pembuatan tabel adalah untuk meringkas berbagai keteranganyang
diperoleh dari berbagai sumber dan meringkas hasil penelitian, sehingga pembaca
akan lebih sering memahami hasil penelitian.
Tabel ditempatkan di antara kalimat- kalimat yang membahas tabel itu sendiri
dan tabel diletakkan dekat sekali dengan pengantar tabel, agar lebih komunikatif
dalam membacanya. Antara kalimat sebelum dan sesudah tabel harus diberi jarak.
Tabel dibuat dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1) Judul tabel (daftar) ditempatkan diatas tabel (daftar), tanpa diakhiri dengan
tanda titik.
2) Tabel (daftar) tidak boleh dipenggal, kecuali kalau memang terlalu panjang,
sehingga tidak mungkin diktik dalam satu halaman panjang. Halaman
lanjutan tabel (daftar), diberi nomor tabel (daftar) dengan angka Arab dan
kata lanjutan tanpa judul.
3) Kolom – kolom didalam tabel diberi nama dan diberi garis vertikal agar
pemisahan antara kolom yang satu dengan yang lainnya cukup tegas.
4) Bila tabel (daftar) lebih besar dari ukuran lebar kertas sehingga harus dibuat
arah memanjang dari kertas, maka bagian tabel harus diletakkan disebelah
kiri kertas.
5) Garis batas dibuat di atas dan di bawah tabel (daftar) agar terpisah dari uraian
pokok dalam naskah.
6) Tabel (daftar) diketik simetris.
7) Tabel (daftar) yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan
pada lampiran.
8) Keterangan tabel ditulis di bagian bawah tabel.
23
c. Cara pembuatan gambar, grafik, dan foto
Gambar, grafik, foto dan sejenisnya diberi nomor urut tersendiri dengan angka
Arab. Semua gambar dan sejenisnya disebut sebagai gambar (artinya tidak
dibedakan) dan diberi nomor urut (Misal: Gambar 2, dan seterusnya). Pembuatan
gambar pada dasarnya memperhatikan hal – hal berikut:
1) Gambar tidak boleh dipenggal
2) Keterangan gambar dapat pula di tuliskan pada tempat – tempat yang kosong
di dalam gambar atau di bagian bawah gambar. Keterangan gambar jangan
ditulis pada halaman lain.
3) Gambar yang di lukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas
gambar diletakkan disebelah kiri kertas.
4) Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan sewajarnya (jangan terlalu
kurus atau terlalu gemuk).
5) Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan
intrapolasi atau ekstrapolasi.
6) Letak gambar harus diatur simetris.
d. Penulisan pengarang dalam pustaka
Semua penulis harus dicantumkan namanya di dalam daftar pustaka. Sumber
pustaka yang ditulis oleh sebuah lembaga, bukan seseorang, maka lembaga
tersebut dianggap sebagai penulis. Pustaka yang berasal dari suatu sumber yang
nama pengarangnya tidak dicantumkan, maka pada bagian yang seharusnya
dicantumkan nama pengarang, diganti kata anonim.
1) Nama penulis lebih dari satu suku kata
Nama penulis yang terdiri dari 2 kata atau lebih, cara penulisannya ialah
nama akhir diikuti dengan tanda koma, singkatan nama depan, tengah dan
seterusnya.
Contoh :
a) Michael Laudruf ditulis : Laudruf, M.
b) Donald Firgerald Othmer ditulis : Othmer, D.F.
2) Nama dengan garis penghubung
Nama penulis yang dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di
antara dua suku kata, maka keduanya dianggap sebagai satu suku kata, tidak
boleh dibalik.
24
3) Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan itu menjadi
satu dengan suku kata yang ada didepannya.
Contoh :
a) Mawardi A.I., ditulis Mawardi A.I.,
b) William D, Ross Jr, ditulis Ross Jr. W.D.
e. Penulisan daftar pustaka
Sumber pustaka berupa buku teks, monograf, majalah ilmiah/ jurnal ilmiah,
makalah seminar, laporan penelitian, website dan lain-lain, ditulis di dalam daftar
pustaka dengan cara yang berbeda-beda.
1) Pustaka yang berasal dari buku
Pustaka yang berasal dari buku teks pada prinsipnya ditulis dengan urutan:
nama penulis, tahun terbitan, judul buku, edisi, penerbit, kota penerbit dan
halaman. Judul buku dicetak miring. Kota penerbit ditulis hanya satu (yang
pertama disebut).
a) Buku yang ditulis oleh satu orang penulis
Lehner, T.,1992, Immunology of Oral Diseases, 3rd ed., Blackwell
Scientific Publication, Oxford, p. 11-12. Ini berarti:
Nama penulis : T.Lehner
Tahun terbitan : 1992
Judul buku : Immunology of Oral Diseases
Edisi : ke-3
Penerbit : Blackwell Scientific Publication
Kota penerbit : Oxford
Halaman : 11 - 12
b) Buku yang ditulis oleh 2 orang penulis :
Marsh, P., and Martin, M. V., 2000, Oral Microbiology, 4th ed., Wright
Publ., Oxford, p. 35-37.
c) Buku yang ditulis oleh 2 orang penulis:
Craig, R. G., Powers, J.M., and Wataha, J. C., 2000, Dental Materials
Properties and Manipulation, 7th ed., Mosby Inc., St. Louis, p.209-220.
25
2) Pustaka dari suatu abstract atau intisari
Pustaka yang berasal dari abstract atau intisari, dalam daftar pustaka perlu
dinyatakan dengan mencantumkan kata Abstr., atau intisari di dalam tanda
kurung.
Contoh :
Almquist, J. O., and Cunningham, D.C., 1986, Semen traits of beef bull
ejaculated frequently. J. Anim. Sci. 25:916 (Abstr.).
3) Lembaga sebagai penulis
World Health Organization, 1991, Oral Health Surveys, Basic Methods,
Geneva, p.17-21.
Ini berarti: Buku ini tidak dikarang oleh seorang penulis, tak dikenal siapa
pengarangnya. Nama penerbit tidak ada, kota penerbitnya adalah Geneva.
4) Pustaka dari sumber yang tidak diketahui pengarangnya
Sumber pustaka yang nama pengarangnya tidak dicantumkan, maka nama
pengarang ditulis anonim.
Contoh :
Anonim, 2005, Buku Statistik Kesehatan, Direktorat Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, h.15.
5) Buku yang ditulis beberapa penulis dengan editor
a) Craig, R.G., Powers, J. M., (eds.), 2002, Restorative dental materials,
11th ed., Mosby Inc., London, p.89.
b) Levin, R.J., 1984, Absorption from the alimentary tract. In: Physiology
and Biochemistry of the Domestic, Fowl, BM (eds.). Vol.5. Academic
Press, London, p.102.
6) Pustaka dari bab di dalam buku
Vessel, B.S., 1980, Gene enviroment Interaction in Drug Metabolism in
Clinical Pharmacology and Therapeutics, in Turner, p. (ed.): Clinical
Pharmacology and Therapeutics, Macmillan Publishing Co., London, p.63-
69.
Ini berarti: Turner, P. Melakukan editing dari beberapa karangan dalam satu
buku dengan judul : Clinical Pharmacology and Therapeutics, sedang
Vessel, B.S., adalah salah satu pengarang yang karangannya dikutip oleh
Turner, P. Yang terdapat pada halaman 63-69.
26
7) Pustaka dari buku yang diterjemahkan
Amerongen, A.V., 1991, Ludah dan Kelenjar Ludah (terj.), Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, h.37-41.
Ini berarti : buku ini dikarang oleh Amerongen AV dengan bahasa aslinya
adalah bahasa Asing. Buku tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia (penerjemahnya tidak ditulis) dan diterbitkan oleh Gadjah
Mada University Press di Yogyakarta.
8) Buku dan jurnal elektronik
Pustaka yang bersumber dari buku dan jurnal elektronik ditulis di dalam
daftar pustaka dengan susunan: penulis, tahun terbitan, judul buku, penerbit,
kota, alamat website, tanggal mengakses.
Contoh Buku elektronik :
Aghion, P., and Durlauf, S., (eds.), 2005, Handbook of economic growth,
Elsevier: Amsterdam, http://www.elsevierbooks.com. (04/11/2004).
Contoh Jurnal elektronik :
Hamilakis, Y., Pluciennick, M., and Tarlow, S., 2001. Academic
performances, artistic presentations, Assemblage, 6.
http://www.shef.ac.uk/assem/issue6/art_web.html, 08/07/2002.
9) Pustaka yang berasal dari jurnal
Pustaka yang berasal dari jurnal ditulis dengan urutan: nama penulis, tahun
terbitan, judul karangan, nama majalah, volume, nomor, dan halaman. Nama
jurnal dicetak miring dan disingkat sesuai dengan cara menyikat jurnal
menurut Index to Dental Literature terbaru, atau sesuai dengan singkatan
yang terdapat dalam jurnal itu sendiri (tidak diperbolehkan membuat
singkatan sendiri).
Parvinem, T., and Larmas, M., 2002, Age Dependency of Stimulated Salivary
Flow Rate, pH. And Lactobacillus and Yeast Concentration, J.Dent Res.,
9(61): 1052- 1057.
10) Pustaka yang berasal dari makalah seminar
Pustaka yang berasal dari kumpulan makalah seminar ditulis seperti buku
text dengan menambahkan informasi mengenai acara seminar tersebut.
Urutan penulisan adalah: nama penulis, tahun terbitan, judul tulisan, nama
editor, judul kumpulan naskah seminar/ judul seminar, penerbit (bila ada),
kota dan negara, halaman.
27
Contoh:
Bengtsson, S., and Solheim, B.G., 1992, Enforcement of data protection
privacy and security in medical informatics. in : Lun, K.C., (ed), Proceedings
of the 7th world congress on medical informatics, Geneva, 1561 – 1565.
11) Pustaka yang berasal dari laporan penelitian
Pustaka yang berasal dari laporan penelitian, tesis, atau disertasi ditulis
dengan susunan seperti buku, yaitu : nama penulis, tahun terbitan, judul
tulisan, jenis tulisan, penerbit/ institusi: kota, halaman.
Contoh:
Arimbi, B., 2007, Epitelisasi penyembuhan luka pada pemasangan perhiasan
tindik lidah, Tesis, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, h.15.
12) Pustaka dari risalah pada surat kabar
Sumber yang berupa surat kabar ditulis di dalam daftar pustaka dengan
urutan: nama penulis, tahun terbitan, judul tulisan, nama surat kabar, tanggal,
nomor dan halaman yang memuat judul berita tersebut.
Contoh:
Ali-Imran, 2004, Menggosok gigi dengan serabut kelapa cukup efektif bagi
penduduk di pedesaan terpencil, Kedaulatan Rakyat, 8 Agustus 2004. Tahun
ke-59. Nomor 301 : 15.
f. Cara penulisan lampiran
Lampiran dalam penulisan proposal maupun skripsi sangat diperlukan untuk
disajikan atau didokumentasikan secara leluasa. Lampiran kadang-kadang
diperlukan untuk menjelaskan prosedur laboratorium, klinik, kuesioner, skema,
denah, dan surat ijin, jika materi ini disajikan dalam batang tubuh akan
mengganggu kelancaran dalam membaca atau memahami proposal atau skripsi.
Format penulisan lampiran adalah bebas, tidak ada aturan dalam format,
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing materi.
28
D. PENUTUP
1. Ujian/ Seminar Proposal, hasil penelitian dan Skripsi
a. Pelaksanaan ujian
Pelaksanaan seminar dan atau ujian diserahkan pada kebijakan masing-masing
bagian, untuk ujian akhir skripsi, bagian wajib memperhatikan jadwal yudisium
yang disusun Wakil Dekan I.
b. Syarat ujian
Semua bahan seminar dan ujian proposal atau skripsi telah disusun dan
dinyatakan selesai oleh pembimbing dan pembimbing pendamping.
c. Seminar proposal dan seminar hasil penelitian
1) Seminar proposal dihadiri paling sedikit oleh pembimbing, pembimbing
pendamping dan satu dosen tamu.
2) Dapat dihadiri oleh para dosen di bagian masing-masing dengan status
sebagai korektor atau pemberi masukan.
3) Dapat dihadiri para mahasiswa peserta skripsi dari bagian yang
bersangkutan dengan status sebagai pemberi masukan.
d. Ujian proposal, ujian hasil penelitian dan ujian akhir skripsi
1) Ujian dilaksanakan oleh tim penguji yang terdiri atas pembimbing (sebagai
ketua), pembimbing pendamping dan salah seorang penguji tamu.
2) Penguji tamu diatur oleh masing-masing bagian melalui koordinator skripsi.
3) Nilai skripsi merupakan gabungan dari nilai ujian proposal, nilai seminar
hasil penelitian dan ujian akhir skripsi, dengan perbandingan bobot 25% :
25% : 50%
4) Bagi bagian yang tidak melakukan ujian proposal dan hasil penelitian
langsung nilai ujian akhir skripsi merupakan nilai skripsi (bobot 100%).
5) Hasil ujian diumumkan secara terbuka oleh Ketua Tim Penguji segera
setelah ujian selesai.
2. Cara Penilaian
a. Penilaian ujian proposal
Uian proposal penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60
menit diskusi), dan Penilaian proposal ditujukan pada:
1) Materi penulisan proposal dalam aspek: latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis,
metode penelitian dan tata tulis.
29
2) Presentasi dan diskusi (Kemampuan penyajian dan mempertahankan materi
proposal).
3) Nilai proposal ditulis dalam angka (nilai 60-100 dinyatakan lulus; nilai di
bawah 60 dinyatakan tidak lulus).
b. Penilaian ujian hasil penelitian
Ujian hasil penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60 menit
diskusi) dan penilaian hasil penelitian ditujukan dalam presentasi dan diskusi
mengenai:
1) Ketepatan metode penelitian
2) Kesalahan atau kesulitan yang dialami
3) Perubahan metode penelitian
4) Analisis hasil penelitian
5) Nilai ujian hasil penelitian ditulis dalam angka (nilai 60-100 dinyatakan lulus;
nilai di bawah 60 dinyatakan tidak lulus).
c. Penilaian ujian skripsi
Ujian skripsi penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60
menit diskusi). Penilaian proposal meliputi:
1) Materi penulisan skripsi dalam aspek: latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis,
metode penelitian, analisis hasil, pembahasan, kesimpulan, saran dan tata
tulis.
2) Presentasi dan diskusi (kemampuan penyajian dan mempertahankan materi
skripsi).
3) Nilai ujian skripsi ditulis dalam angka (nilai 60-100), selanjutnya digabung
dengan nilai ujian proposal dan ujian hasil penelitian sesuai dengan bobot
masing-masing, setelah digabung nilai tersebut ditransfer ke nilai huruf
sebagai berikut:
A ≥ 80 --- lulus
B = 70-80 --- lulus
C = 60-69 --- mengulang
D ≤ 60 --- tidak lulus
(contoh lembar penilaian ujian : Lampiran XVI, XVII, XVIII dan XIX)
30
4) Nilai skripsi diserahkan ke Kasi Akademik dan Kemahasiswaan apabila
sudah dibendel dan ditandatangani oleh dosen pembimbing dan pembimbing
pendamping.
II. SANKSI
A. Surat Pernyataan
Sebelum melakukan atau memasuki proses pelaksanaan pembuatan skripsi,
mahasiswa diwajibkan membuat surat pernyataan sanggup menerima sanksi jika
melanggar peraturan skripsi dan etika ilmiah kedokteran gigi.
Adapun surat pernyataan berisikan :
1. Mematuhi peraturan pembuatan skripsi
2. Tidak sebagai plagiator
3. Tidak melanggar hak cipta
4. Tidak melanggar etika penelitian
5. Kesanggupan menerima sanksi
B. Jenis Sanksi
Sanksi diberikan kepada para peserta skripsi melalui tahapan sebagai berikut :
1. Sanksi berupa teguran pertama yang dilakukan oleh pembimbing dan
pembimbing pendamping, dan dilaporkan kepada Koordinator Skripsi dan Ketua
Bagian.
2. Sanksi berupa teguran kedua yang dilakukan oleh Pembimbing dan Pembimbing
Pendamping, dan dilaporkan kepada Koordinator Skripsi, Ketua Bagian dan
Wakil Dekan.
3. Sanksi berupa teguran ketiga yang dilakukan oleh pembimbing dan pembimbing
pendamping, dan dilaporkan kepada Ketua Koordinator Skripsi, Ketua Bagian
dan Dekan.
4. Sanksi hukuman berupa pengembalian peserta kepada Wakil Dekan I, setelah
melalui rapat Pembimbing, Pembimbing Pendamping, Koordinator Skripsi dan
Ketua bagian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar