Kamis, 04 Juli 2013

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH



BAB   I
PENDAHULUAN

 Karya ilmiah merupakan salah satu produk nalar yang sistimatis dan argumentatif. Kesistimatisan dan keargumentatifan suatu karya ilmiah, selain ketajaman visi dan analisis juga diperlukan suatu pedoman khusus yang disepakati atau ditetapkan. Dengan adanya pedoman memudahkan anggota masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi untuk dapat mengkomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dan/atau hasil penelitian. Pelaporan karya ilmiah diperlukan suatu pedoman tentang pembuatan karya ilmiah, khususnya karya ilmiah tertulis. Pedoman penulisan karya ilmiah ini akan memberikan petunjuk tentang cara menulis karya ilmiah yang berupa makalah, artikel, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Bagi mahasiswa yang melaksanakan tugas akhir di IAIN Sultan Amai Gorontalo.
.

A. Makalah, Artikel, dan Laporan Penelitian

Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas  inisiatif sendiri  untuk disajikan  dalam  forum  ilmiah.  Contoh  sampul  makalah  dapat dilihat pada Lampiran 1.
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang didesain untuk dipublikasikan dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan projek. Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis skripsi sangat dianjurkan menuliskan kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jumal. Tatacara penulisan artikel ilmiah diuraikan pada Bab III buku pedoman ini. Sedangkan contoh format artikel untuk jurnal dapat dilihat pada Lampiran 2
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Contoh sampul laporan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3

 

B. Skripsi

Skripsi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa program Sarjana (SI) pada akhir studinya. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi mereka yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, atau hasil kerja pengembangan (projek).
Skripsi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari pendekatan yang digunakan, penelitian lapangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah suatu penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistitik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
Kajian pustaka adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian  disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlakukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
Kerja pengembangan adalah kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Skripsi  yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda. Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan.

C. Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Secara umum, perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dari aspek kuantitatif, secara literal dapat dikatakan bahwa disertasi lebih berat bobot akademisnya daripada tesis dan tesis lebih berat bobot akademisnya daripada skripsi. Ketentuan ini hanya dapat diberlakukan untuk jenis karya ilmiah yang sama (sama-sama hasil penelitian kuantitatif atau sama-sama hasil penelitian kualitatif) dan dalam bidang studi yang sama pula (misalnya sama-sama tentang bahasa atau sama-sama tentang ekonomi). Artinya, disertasi mencakup bahasan yang lebih luas dari pada tesis, dan tesis mencakup bahasan yang lebih luas atau lebih dalam daripada skripsi. Namun ukuran kuantitas ini tidak dapat diberlakukan jika skripsi, tesis, dan disertasi dibanding-bandingkan antar bidang studi atau antar jenis penelitian. Oleh karena itu perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif, tetapi lebih banyak dilihat dari aspek kualitatif.                                                                              
Pada dasarnya, aspek-aspek kualitatif yang membedakan skripsi, tesis, dan disertasi  dapat dikemukakan secara konseptual, namun sulit untuk dikemukakan secara operasional. Berikut dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan skripsi, tesis, dan disertasi, terutama yang merupakan hasil penelitian kuantitatif

1. Aspek Permasalahan                                                         

Penulis disertasi dituntut untuk mengarahkan permasalahan yang dibahas dalam  disertasinya agar temuannya dapat memberikan sumbangan "asli" bagi ilmu pengetahuan, sedangkan penulis tesis diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Sumbangan yang demikian itu tidak dituntut dari penulis skripsi.
Identifikasi masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas informasi dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan, akan tetapi identifikasi masalah untuk tesis terlebih lagi untuk disertasi perlu didasarkan atas teori-teori yang berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji. Masalah yang dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah-masalah yang bersifat penerapan ilmu, sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.

2. Aspek Kajian Pustaka

Dalam mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis skripsi hanya diharapkan untuk menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama. Penulis tesis tidak hanya diharapkan mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus menyebutkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain yang sejenis. Penulis       disertasi diharapkan dapat (a) mengidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas, (b) mengemukakan pendapat pribadinya setiap kali membahas hasil-hasil penelitian lain yang dikajinya, (c) menggunakan kepustakaan dari disiplin ilmu lain yang dapat memberikan implikasi terhadap penelitian yang dilakukan, dan (d) memaparkan hasil pustakanya dalam kerangka berpikir yang konseptual dengan cara yang sistematis. Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka pada skripsi seyogyanya menggunakan sumber primer dan dapat juga menggunakan sumber sekunder, namun pustaka yang menjadi bahan acuan dalam tesis diharapkan berasal dari sumber-sumber primer (hasil-hasil penelitian dalam laporan penelitian, seminar hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian). Untuk disertasi, penggunaan sumber primer merupakan keharusan.

3. Aspek Metodologi Penelitian

Penulis skripsi dituntut untuk menyebutkan apakah sudah ada upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang valid. Bagi penulis tesis, penyebutan adanya upaya saja tidak cukup. Dia harus menyertakan bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk menyatakan bahwa instrumen pengumpul data yang digunakan cukup valid. Bagi penulis disertasi, bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat diterima sebagai bukti-bukti yang tepat. Dalam skripsi, penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data tidak harus dikemukakan, sedangkan dalam tesis dan terlebih lagi dalam disertasi penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data harus dikemukakan, beserta alasan-alasannya, sejauh mana penyimpangan tersebut, dan sejauh mana penyimpangan tersebut masih dapat ditoleransi. Asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam skripsi tidak harus diverifikasi dan tidak harus disebutkan keterbatasan keberlakuannya, sedangkan asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam tesis, terlebih lagi dalam disertasi, harus diusahakan verifikasinya dan juga harus dikemukakan keterbatasan keberlakuannya. Dalam penelitian kuantitatif, skripsi dapat mencakup satu variabel saja, tesis dua variabel atau lebih, sedangkan disertasi harus mencakup lebih dari dua variabel. Namun kriteria ini harus disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian kualitatif, skripsi dapat ditulis berdasarkan studi kasus tunggal dan dalam satu lokasi saja, sedangkan tesis dan terutama disertasi seyogyanya didasarkan pada studi multikasus dan multisitus.

4. Aspek Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Dalam tesis dan disertasi, hasil penelitian yang dikemukakan, selain didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, juga harus dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang sejenis. Oleh karena itu dalam tesis dan disertasi perlu ada bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil penelitian. Bab yang berisi pembahasan hasil penelitian diletakkan sesudah bab yang berisi sajian hasil analisis data, sebelum bab yang berisi kesimpulan dan saran. Pengajuan saran pada bagian akhir skripsi tidak harus dilengkapi dengan argumentasi yang didukung oleh hasil penelitian, sedangkan saran-saran yang dikemukakan dalam tesis dan disertasi harus dilengkapi dengan argumentasi yang didukung oleh hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian skripsi yang ditulis dalam bentuk artikel hendaknya diarahkan untuk dapat diterbitkan dalam jumal ilmiah yang bermutu, sedangkan hasil penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah yang bermutu.

5. Aspek Kemandirian

Selain didasarkan pada keempat aspek tersebut, skripsi, tesis, dan disertasi juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan disertasi lebih mandiri dari pada tesis, dan proses penelitian dan penulisan tesis lebih mandiri daripada skripsi. Secara kuantitatif dapat diilustrasikan sebagai,, berikut. Untuk disertasi kira-kira 90% dari naskah tersebut adalah karya asli mahasiswa penulisnya, sedangkan sisanya (10%) merupakan cerminan dari bantuan, bimbingan, serta arahan para dosen pembimbing. Untuk tesis, persentase karya asli mahasiswa bisa lebih kecil daripada disertasi; dan untuk skripsi, persentase karya asli mahasiswa bisa lebih kecil daripada tesis.

 

D. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah

Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi, tesis, dan disertasi wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Contoh isi dan format pernyataannya dapat dilihat pada
Lampiran 4
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta ijin kepada pemilik bahan tersebut, Permintaan ijin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan.
Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan  Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.

























BAB II
SISTIMATIKA  SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI

Skripsi, tesis, dan disertasi dalam pedoman ini diklasifikasi ke dalam empat jenis yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian kualitatif, hasil penelitian kuantitatif, hasil kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan. Keempat macam skripsi, tesis, dan disertasi pada umumnya terbagi pada tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir

A. Isi Bagian Awal

Bagian awal pada dasarnya sama untuk keempat jenis dari skripsi, tesis dan disertasi. Sehungga penjelasan tentang isi bagian awal ini tidak akan disinggung lagi pada uraian selanjutnya  Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal dari keempat jenis karya ilmiah tersebut adalah:
                  · Halaman Sampul
                  · Lembar Logo
                  · Halaman Judul
                  · Lembar Persetujuan
      a) Lembar persetujuan pembimbing
      b) Lembar persetujuan dan pengesahan
                  · Abstrak (untuk disertasi perlu ditambahkan abstrak dalam bahasa Inggris)
                  · Kata Pengantar
                  · Daftar Isi
                  · DaftarTabel
                  · Daftar Gambar
                  · Daftar Lampiran
                  · Daftar Lainnya

Halaman Sampul

Halaman sampul berisi: judul secara lengkap, lambang IAIN Sultan Amai Gorontalo dengan diameter 3 cm, kata skripsi, tesis, atau disertasi, nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), dan diikuti dengan nama lengkapUniversitas, Institut, sekolah tinggi, jurusan, program studi dan waktu (bulan-tahun) lulus ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Ukuran huruf yang digunakan adalah 12-16 point. Contoh halaman sampul dapat dilihat pada Lampiran 4.

 

Lembar Logo

Lembar logo hanya berisi lambang IAIN dengan ukuran diameter 8 cm. Contoh logo IAIN Sultan Amai Gorontalo dapat dilihat pada Lampiran 5

Halaman Judul

Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya sama dengan halaman sampul. Halaman judul lembar yang kedua memuat: (1) judul skripsi, tesis, atau disertasi secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital, (2) teks Skripsi diajukan kepada IAIN Sultan Amai Gorontalo untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana..., Tesis diajukan kepada STAIN/IAIN Gorontalo untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Magister Pendidikan..., atau Disertasi diajukan kepada STAIN/IAIN Gorontalo untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Doktor (3) nama dan nomor induk mahasiswa, diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari nama dan NIM, (4) nama lengkap STAIN/IAIN, fakultas, dan jurusan diketik dengan huruf kapital, (5) bulan (diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama) dan tahun lulus ujian. Contoh halaman judul dapat dilihat pada lamp.6.

Lembar Persetujuan

Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan yang pertama memuat persetujuan dari para pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks Skripsi oleh... ini telah disetujui untuk diuji, Tesis oleh... ini telah disetujui untuk  diuji,  Disertasi   oleh  ini  telah disetujui untuk diuji, (2) nama lengkap  dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing I dan Pembimbing II (serta Pembimbing III untuk disertasi). Contoh lembar persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 7
Lembar persetujuan yang kedua berisi pengesahan skripsi oleh para penguji, ketua jurusan, dan Ketua/Dekan. Pengesahan tesis dan disertasi oleh para penguji dan direktur PPS. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para penguji pada saat berlangsungnya ujian.Dalam lembar persetujuan dosen penguji dicantumkan tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP dari masing-masing dewan penguji dan ketua/dekan, ketua jurusan/program studi (untuk skripsi) atau direktur PPS (untuk tesis) Contoh lembar persetujuan dosen penguji ini dapat dilihat dalam lampiran 8

Abstrak

Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak, ditepi kiri dengan urutan. nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah nama, diakhiri dengan titik.Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuafi huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi, tesis, atau disertasi ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan (tidak boleh disingkat), nama fakultas/jurusan, nama STAIN/IAIN, dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan nama dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar akademiknya, serta pembimbing untuk disertasi. Dalam abstrak dicantumkan katakunci yang ditempatkan di bawah nama dosen pembimbing. kata kunci berkisar antara tiga sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk mengantisipasi pene-rapan komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul skripsi,tesis,atau disertasi beserta abstraknya dengan mudah. Dalam, teks abstrak disajjkan secara padat inti sari skripsi, tesis, atau disertasi yang mencakup latarbelakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan.hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan,.Teks didalam abstrak diketik dengan spasi tunggal (satu spasi}, panjangnya tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Contoh format abstrak dapat dilihat pada Lampiran 9

Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak-pihak lain yang telahmembantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi.Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata peng-antar diketik dengan spasi ganda .(dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang.

Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab yang disertai derigan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital sedangkan judul subbab dan anak subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi. Contoh halaman daftar isi dapat dilihat pada Lampiran 10.

Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar tabel dapat dilihat pada Lampiran 11

Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar gambar dapat dilihat pada Lampiran 11

Daftar Lampiran
Daftar lampiran mernuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada Lampiran 12

Daftar Lainnya
Jika dalam suatu skripsi, tesis, atau disertasi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau lambang-lambang yang digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik, bahasa, transliterasi dan sebagainya), maka perlu ada daftar khusus mengenai tambang-lambang atau tanda-tanda tersebut.

B. Isi Bagian Inti
            Pada bagian ini diuraikan isi masing-masing bagian inti dari keempat jenis dari (skripsi, tesis, dan disertasi).
1. Skripsi, Tesis, Disertasi Kualitatif
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri alamiahnya.
Laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat memenuhi maksud yang tercermin dalam fokus oenelitian.
Gaya penulisan laporan penelitian kualitatif tidak menggunakan model tunggal. Gaya penulisan dapat bersifat formal, informal, atau gabungan keduanya. Laporan yang ditulis dengan gaya formal memuat hal-hal pokok pada bagian awal, kemudian menunjukkan aspek-aspek yang dianggap penting yang dipaparkan beserta contoh-contoh dan data. Laporan bergaya informal, misalnya berisi paparan sebuah cerita yang diakhiri dengan kesimpulan.
Sistematika isi bagian inti skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian kualitatif seperti berikut:

Komposisi Skripsi/Tesis kualitatif

BAB I   PENDAHULUAN
A.       Konteks Penelitian atau Latar Belakang
B.       Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C.       Tujuan Penelitian
D.       Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN  TEORI
A.    . . . . . . . . . . . .
B.     . . . . . . . . . . . .
BAB  III METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
B.     Kehadiran Peneliti
C.     Lokasi Penelitian
D.    Sumber Data
E.     Prosedur Pengumpulan Data
F.      Analisis Data
G.    Pengecekan Keabsahan Temuan
H.  Tahap-tahap Penelitian
BAB IV  PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB V  PEMBAHASAN
BAB VI  PENUTUP
Catatan : Untuk skripsi bab IV dan V digabung

Penjelasan setiap bagian inti sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian yang dilakukan.Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang penelitian, fokus peneletian, tujuan penelitian, landasan teori, dan kegunaan penelitian.
Konteks Penelitian (Latar Belakang)
Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanya-an-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan
Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah sangat dibutuhkan.
Bab II Kajian Teori
Kajian teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu "teori".

Bab III Metode Penelitian
Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara opersional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometodologi atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis. studi kasus. Grounded theory. interaktif. ekologis. Partisipatoris penelitian tindakan atau penelitian kelas
Kehadiran Peneliti
Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh pegamat partisipan atau pengamat penuh Di samping itu perlu disebutkan partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebut apakah kehadiran peneliti diketahui statusnva sebagai peneliti oleh subyek atau informan
Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru Peneliti kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti. Peneliti kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan si peneliti pernah bekerja di situ atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.
Sumber Data
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, dan teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snow ball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.
Prosedur Pengumpulan Data
Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data: validitas dan struktur. Validitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki validitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki validitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.
Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika.
Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke latar lain {transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability).

Tahap-tahap Penelitian
Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan.

Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian
Bab III memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab II. Uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi. Paparan data yang memuat informasi yang berasal dari pengamatan dan wawancara yang dianggap menonjol dapat dilihat pada Contoh 1 dan Contoh 2.

Contoh 1
Paparan Informasi dari Wawancara
Masyarakat di desa Pandansari Lor memiliki tradisi gotong-royong yang kuat, antara lain dilaksanakannya "mingguan" dan "gugur gunung" yang dipimpin oleh pamong desa. Hal ini diceritakan oleh Pak Marso, seorang tokoh masyarakat setempat yang juga salah satu keturunan ketujuh dari "Bedah Krawang" di desa ini, sebagai berikut.
"Mingguan" yang dilaksanakan tanpa upah untuk kepentingan desa diwajibkan bagi pemilik tanah gogol tiap minggu untuk memperbaiki tempat-tempat seperti jalan, sungai, atau kuburan. Sedangkan "gugur gunung" berlaku untuk semua penduduk di desa ini. "Mingguan" dan "gugur gunung" telah dilaksanakan secara turun-temurun sejak merdeka.
Dari keterangan Pak Marso ini dapat disimpulkan bahwa ikatan sosial warga desa Pandansari Lor kuat sekali dan sudah mengakar cukup lama.

Contoh 2
Paparan informasi dari Pengamatan
Pengaturan tempat duduk yang terpisah juga terjadi ketika dilaksanakan pengajian di rumah Pak lkhsan. Berikut ini petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut.
Semua jamaah sedang duduk di ruang tamu dan ruang keluarga, di atas permadani. lbu-ibu yang sebagian adalah istri-istri dosen menempati ruang tengah, dekat kamar tidur. Ada sembilan orang ibu yang duduk di tempat itu.
Dengan demikian terdapat norma yang ketat di daerah ini, khususnya yang menyangkut pergaulan antara pria dan wanita.
            Untuk skrisi bab IV dan Bab V digabung menjadi satu bab

Bab V Pembahasan
Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori-teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory). Untuk tesis dan disertasi perlu dilengkapi dengan implikasi dari temuan penelitian.
Bab VI Penutup
Penutup memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi yang diajukan. Dalam penelitian kualitatif, temuan pokok atau kesimpulan harus menunjukkan "makna" temuan-temuan tersebut.

Komposisi Skripsi, Tesis, Disertasi Kuantitatif
Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis.Karena kompleksnya materi yanc disajikan, maka laporan penelitian kuantitatif perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.
Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi terutama ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademik.Laporan untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan objektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau suatu kelompok masyarakat akademik. Berdasarkan pemikiran di atas, isi dan sistematika skripsi, tesis, dan disertasi sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Sebagaiamana halnya dengan kualitatif.
            Isi bagian inti penelitian kuantitatif meliputi:

BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
B.   Rumusan Masalah
C.   Definisi Istilah atau Definisi Operasional
D.  Tujuan Penelitian
E.   Hipotesis Penelitian (jika ada)
F.    Kegunaan Penelitian
G.  Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
H.  Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
BAB  II  KAJIAN PUSTAKA
A........................
B........................
C........................

BAB III  METODE  PENELITIAN


A.    Rancangan Penelitian
B.     Populasi dan Sampel
C.     Instrumen Penelitian
D.    Pengumpulan Data
E.     Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Hipotesis
BAB V  PEMBAHASAN
A........................
B........................
C...............
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Catatan untuk skripsi bab IV dan V digabung

Penjelasan isi bagaian inti

Bagian inti dari skripsi, tesis, disertasi terdiri dari enam bab, yaitu Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Penutup. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada bahasan berikut.

Bab I Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi, tesis, disertasi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) hipotesis penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) asumsi penelitian, (7) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, dan (8) definisi istilah/operasional.

Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti Di dalam latar belakang masalah  ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
Hipotesis Penelitian
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang ditetiti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup yang dimaksudkan pada bagian ini adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
Definisi Istilah/Operasional
Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul pebedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan  Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam sknpsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian.
Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasional dari variabel "prestasi aritmatika" adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

Bab II Kajian Pustaka
Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Bab II (Kajian Pustaka). Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti.
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab 1. Untuk dapat memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan datam konteks permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang dikaji.
Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Bab III Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.
Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survei, atau penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara .variabel-variabel tersebut.
Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian ekperimental.  Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek, tergantung pada cara pengambilan datanya.
Penjetasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampeling dipilih benar-benar dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.
Instrumen Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penetitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tes, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen.Apabita instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan alat yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-tangkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis anaiisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu. Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misainya SPSS for Windows.

Bab IV Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis.
Deskripsi Data
Kata "deskripsi data" bukan merupakan judul subbab karena pada bagian ini diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi freknensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Materi yang disajikan dalam Bab IV dari skripsi, tesis, atau disertasi adalah temuan-temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara singkat namun bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran (apabila diperlukan). Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, label, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang hal tersebut masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
Pengujian Hipotesis
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik.
            Untuk skripsi bab IV dan bab V digabung menjadi satu bab
Bab V Pembahasan
Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan di dalam Bab IV mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah (1 menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2, menafsirkan temuan-temuan penelitian, (3) mengintegrasikan temuan penetitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks, khasanah ilmu.yang lebih tuas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang telah ada di dalam Bab II. Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya bila didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini. Pembahasan justru akan menjadi Iebih menarik jika di dalamnya dicanturnkan juga temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu memberikan penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya memang lebih akurat.  Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonmetodologis, seperti adanya intervensi variabe! lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut mengenai letak ketidaksempurnaan instrumen yang dipakai. Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang ada akan menjadi
salah satu pijakan untuk menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori harus disertai dengan rumusan teori baru. Apabila uraian tentang hasil penelitian (Bab IV) dan pembahasan (Bab V) terlalu pendek, maka Bab V dapat digabungkan ke dalam Bab IV sehingga "Pembahasan" hanya menjadi subbab. Kemudian, secara otomatis Bab VI (Penutup) akan menjadi Bab V.

Bab VI Penutup
Pada Bab VI atau bab terakhir dari skripsi, tesis, dan disertasi dimuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran.

Kesimpulan
Isi kesimpulan perielitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoieh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.
Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik  Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.

Komposisi Skripsi, Tesis, Disertasi Kajian Pustaka
Skripsi, tesis, dan disertasi hasil kajian pustaka merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah/topik kajian. Skripsi, tesis, dan disertasi jenis ini berisi satu topik yang memuat beberapa gagasan dan/atau proposisi yang berkaitan yang harus didukung oleh data yang diperoleh dari sumber pustaka.
Sumber pustaka untuk bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, diskusi ilmiah, atau terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Bahan-bahan pustaka harus dibahas secara kritis dan mendalam dalam rangka mendukung gagasan dan/atau proposisi untuk menghasilkan kesimpulan dan saran. Sistematika isi bagian inti skripsi, tesis, dan disertasi hasil kajian pustaka sebagai berikut:

BAB I   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Kajian
D.    Kegunaan Kajian
E.     Metode Kajian
F.      Definisi Istilah
BAB II dan Bab-bab selanjutnya masing-masing berisi gagasan pokok diteruskan dengan kajian mendalam dan diakhiri dengan rangkuman pembahasan dan implikasi. Judul bab disesuaikan dengan materi yang dibahas. Bab inti dari skripsi, tesis, dan disertasi diakhiri dengan Bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Contoh komposisi  kajian pustaka dapat dilahat pada lampiran 20
Penjelasan isi bagian inti
Jumlah bab dalam bagian inti dari skripsi, tesis, dan disertasi hasil kajian pustaka bisa bervariasi, tergantung pada banyaknya gagasan dalam satu topik yang akan dibahas. Umumnya, untuk keperluan penulisan skripsi, tesis, dan disertasi jumlah bab yang ada sebanyak lima buah. Judul bab beserta isinya akan diuraikan pada bahasan berikut.
Bab I  Pendahuluan
Paling tidak ada enam hal yang perlu dikemukakan secara singkat dan jelas pada bab Pendahuluan ini, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan kajian, (4)  kegunaan kajian, (5) metode kajian, dan (6) definisi istilah.
Latar Betakang Masalah
Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari koran, majalah, buku, jumal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Gambaran umum ini dapat bersifat mendukung atau menunjang pendapat peneliti ataupun bersifat tidak mendukung atau menolak harapan peneliti. Selain itu juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman masalah, misalnya mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting, dan perlu ditelaah.
Rumusan Masalah
Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan. Uraian tersebut didukung berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang dikaji, yang mencakup aspek yang dikaji, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji serta disajikan secara sistematis dan terpadu. Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), yang memuat variabel/hubungan antarvariabel yang akan dikaji. Kata tanya yang digunakan berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan, siapa, dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas.
Tujuan Kajian
Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang ditakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubu-ngan yang relevan dengan masalah.yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal (dalam suatu bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja.
Kegunaan Kajian
Pada bagian ini penulis memberikan gambaran yang jelas dan realistis mengenai kegunaan atau manfaat hasil pemecahan masalah. Manfaat yang diuraikan dapat dikaitkan dengan peneliti, lembaga tempat kajian dilakukan, organisasi profesi, pengembangan ilmu, pendidikan, pemecahan masalah yang mendesak, pengambilan keputusan atau kebijakan, dan sebagainya.
Metode Kajian
Metode kajian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan penulis sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan-anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka berpikir. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat dalam judul kajian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan antarvariabel. Selanjutnya dilakukan analisis variabel dengan mengajukan pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan antar variabel. Analisis ini diperlukan untuk menyusun alur berpikir dalam memecahkan masalah. Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian hendaknya didasarkan atas kajian teori dan khasanah ilmu, yaitu paradigma, teori, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan dengan masalah yang dibahas.
Definisi Istilah
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang memerlukan uraian, misalnya alat peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau tempat, nilai, sikap, penghasilan, keadaan atau kondisi, keadaan sosial ekonomi, status, dan sebagainya.

Bab II dan Bab-bab Selanjutnya
Dari masing-masing pertanyaan diidentifikasi alternatif model-model pemecahan masalah atau jawabannya. Dari setiap alternatif pemecahan masalah atau jawaban pertanyaan di-identifikasi konsep-konsep yang relevan yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif pemecahan masalah atau jawaban yang tepat. Lebih lanjut, masing-masing konsep dijabarkan lagi menjadi subkonsep berdasarkan keperluan, misalnya berdasarkan makna atau segi lainnya.
Pada hakikatnya peninjauan konsep menjadi subkonsep-subkonsep dilakukan untuk menyusun alur berpikir dalam pengkajian masalah. Hal ini dilakukan terhadap semua konsep yang ada. Berdasarkan uraian ini disusun bab-bab yang diperlukan. Masing-masing bab diberi judul yang sesuai.
Bahan-bahan untuk pembahasan konsep dan subkonsep dicari dan dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu dari buku, tulisan dalam jurnal, majalah ilmiah, makalah, atau sumber-sumberyang lain.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Bab II dan bab-bab selanjutnya berisi uraian masalah secara rinci, alternatif model pemecahan masalah, dan pemecahan masalahnya. Bagian ini  merupakan  hasil  pemikiran  atau  ide  yang  baru  dari  peneliti  mengenai  masalah  yang dibahas. Seyogyanya tercermin di sini penguasaan peneliti mengenai bidang ilmu yang relevan dengan permasalahan. Analisis dan pemecahan masalah yang dilatarbelakangi penguasaan materi keilmuan akan tajam dan komprehensif. Juga perlu tercermin di sini gagasan dan wawasan peneliti yang tajam dalam mengkaji masalah.
Perlu dipelihara konsistensi cara berpikir sejak awal pembahasan. Gagasan dan buah pikiran penulis harus disajikan dalam bentuk alur-alur pikir yang logis sehingga mudah ditangkap maknanya.

Bab Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang harus taat-asas dengan uraian kerangka pemikiran terdahulu dan tidak bertentangan. Kesimpulan dan saran dinyatakan secara terpisah.
Kesimpulan merupakan pemyataan siingkat dan tepat yang dirangkum dari hasil kajian dan pembahasan. Saran dibuat berkaitan dengan hasil kajian/pembahasan yang telah dilakukan.
Saran ditujukan baik kepada para penelitian bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan atau mengembangkan kajian yang sudah  diselesaikan maupun kepada pihak lain yang nnemanfaatkan hasil kajian ini. Saran dapat mengenai aspek yang mungkin diteliti lebih lanjut atau hal-hal yang perlu diperbaiki atau di tingkatkarn Saran bukan merupakan suatu keharusan.

Komposisi Skripsi, Tesis, Disertasi Hasil Kerja Pengembangan
Skripsi, tesis, dan disertasi yang disusun berdasarkan hasil kerja pengembangan (projek) terdiri atas dua bagian, yaitu: Bagian I: Memuat kajian analisis pengembangan projek. Kajian analisis ini dituangkan dalam 5 bab seperti teriihat dalam format Bagian I . Bagian II  Memuat produk yang dihasilkan dan kegiatan pengembangan seperti telah dispesifikasi dalam Bagian I. Bagian I dan Bagian II disusun dalam naskah terpisah, sedangkan penjilidannya dapat disatukan. Isi bagian inti adalah:

BAB I  PENDAHULUAN   
A.  Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Tujuan Pengembangan
D.  Spesifikasi Produk yang Diharapkan
E.   Pentingnya Pengembangan
F.   Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 
G.  Defenisi Istilah
H.                     Sistimatika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.  …….
B.  …..
C.  ……...      '    
BAB III   METODE PENGEMBANGAN 
A.  Model Pengembangan
B.  Prosedur Pengembangan
C.  Uji Coba Produk     
1.    DesainUji coba
2.    Subjek Coba
3.    Jenis Data
4.    Instrumen Pengumpulan Data
5.    Teknik Analisis Data                
BAB IV HAS1L PENGEMBANGAN                    
A.  Penyajian Data Uji Coba
B.  Analisis Data
C.  Revisi Prodak      .                         -
BAB V  KAJIAN DAN SARAN                      .      .
A.  Kajian Produk yang Telah Direvisi
B.  Saran Pemanfaatan, Diseminasi.dan Pengembangan Produk Lebih.Lanjut
:
Penjelasan isi bagian inti   
Paparan inti skripsi, tesis.dan disertasi hasil kerja pengembahgan projek dituangkan dalam 5 bab. Secara berurutan, Bab I mengemukakan uraian-uraian pendahuluan. Bab II memaparkan hasil kajian teori-teori dan temuan-temuan empiris yang relevan dengan projek yang dikembangkan, Bab III memaparkan metode yang digunakan oleh pengembang untuk menghasilkan projek, Bab IV memaparkan hasil-hasil pengembangan, dan Bab V memaparkan kajian hasll pengembangan untuk keperluan pemanfaatan dan disminasi.
LatarBelakangMasalah
Latar belakang masalah mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali dengan identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi kejanggalan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Altematif yang ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah.

Rumusan Masalah         

Sebagai penegasan dan apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan. Rumusan masalah pengembangan projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat.jelas, dan diungkapkan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disertai dengan altematif pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa altematif itu yang dipilih sebagai cara pemecahan yang paling tepat terhdap masalah yang ada.   
Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari. masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan altematif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke pencapaian kondisl ideal seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.
Spesifikasi Produk yang Diharapkan                
Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan, Karakteristik produk mencakup semua identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum model, paket pembelajaran, buku teks, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah.pelatihan.penataran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Arab memiliki spesifikasi yang berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya dapat ditemukan komponen yang sama.

Pentingnya Pengembangan

            Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian konmdisi yang ideal, sedangkan pentingnya pengembangan mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan kata lain, pentingnya pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan

Asumsi dan keterbatasan Pengembangan

            Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan sifat produk yang dihasilkan. Asumsi hendaknya diangkat dari teori yang telah teruji, pandangan ahli, dan data empiris yang sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan.
Keterbatasan pengembangan mengungkapkan keterbatasan produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Produk ini dimaksudkan supaya para pemakai hati-hati berdasarkan dengan pijakan yang dipakai oleh pengembang.

Defenisi Istilah

            Bagain ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas dipakai dalam pengembangan produk yang diinginkan, baik dari isi prosedur, model yang dipakai dalam pengembangan. Istilah-istilah yang jelaskan adalah yang memungkinkan pembaca berbeda penafsiran dengan yang dimaksudkan oleh pengembang. Dalam definisi diusakan secara seoprasional mungkin.

Sistimatika Penulisan

            Urauan pada bagaian ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara pengorganisasian keseluruhan skripsi, tesis dan disertasi, baik untuk bagian pertama, yang memuat kajian analisis, maupun bagian kedua yang memuat produk yang dihasilkan oleh pengembang.

Bab II Kajian Pustaka
            Babgian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai dasar pijakan dalam menganalisis masalah yang dihadapi dalam pengembangan produk. Kerangka acuan disusun secara komprehensip yang terkait dengan upaya pemecahan masalah.

Bab III Metode Pengembangan
            Metode pengembangan hendaknya memuat hal-hal yang berupa model pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji coba produk. Dalah hal uji coba produk perlu diungkapkan desain uji coba, subyek coba, jenis data, instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.
Model Pengembangan
            Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model prosedural adalah adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analisis yang merinci komponen-komponen produk yang akan dikembangkan, serta keterkaitannya antar komopnen. Model teoritik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa

Prosedur Pengembangan   

Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan. Apabila model pengembangannya adalah prosedural maka prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah -langkah seperti yang tertihat dalami modelnya. Model pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak secara langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang dilalui sampai  ke produk yang dispesifikasi. 01eh karena itu, perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.

Uji Coba Produk       

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dan produkyang dihasilkan.  Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen perigumpulan data, dan teknik anatisis data. Desain Uji Coba secara lengkap Uji coba pruduk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan.yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil.dan uji lapangan.  Dalam kegiatan pengembangan, pengembang mungkin hanya.melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai.uji lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui.uji coba
Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk. tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap




Subyek Coba. Karakteristik subjek Uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap termasuk cara pemilihan subjek coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk, ahli.di bidang perangcangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat SI (untuk skripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus disertai identifikasi.karakteristiknya seeara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan.
Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik lainnya yang sesuai.
Jenis Data.
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan atau daya tarik dari produk yang dihasilkan, Dalam konteks ini sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk atau hanya untuk melihat tingkat efisiensinya atau keduanya  Keputusan ini tergantung pada pemecahan masalah yang telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan. efisiensi, daya tarik, atau ketiganya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai  kecermatan isi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atausecara kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai produk.
Instrumen  Pengumpulan Data.
Bagian ini mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika menggunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai kesahihan dan keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.
Teknik Analisis Data.
Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganalisis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya Apabila teknik analisis yangdigunakan sudah cukupdikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal maka  uraian perlu lebi rinci

Bab lV Hasil Pengembangan

Bab ini paling tidak mengungkapkan tiga butir penting, yaitu penyajian data uji coba, analisis data, dan revisi produk berdasarkan hasil analisis data.

Penyajian Data Uji Coba

Semua data yang dikumpulkan dari kegiatan uji coba produk disajikan dalam bagian ini  Penyajian data sebaiknya dituangkan dalam bentuk label, bagan, atau gambar yang dapat dikomunikasikan dengan jelas. Sebelum dianalisis, data ini perlu diklasifikasi berdasarkan  jenisnya dan komponen produk yang dikembangkan. Klasifikasi ini akan amat berguna untuk keperluan revisi produk itu.
Analisis Data
Bagian ini mengungkapkan secara rinci hasil analisis data uji coba. Penyaiian hasil analisis data perlu dibatasi pada hal-hal yang sifatnya faktual, tanpa interpretasi pengembang. Kesimpulan: hasil analisis perlu dikemukakan dalam bagian akhir dari butir ini. Kesimpulan yang digunakan sebagai dasar data melakukan revisi produk.

Revisi Produk

Kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis  data tentang  produk yang diuji cobakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan apakah produk itu perlu direvisi atau tidak  Keputusan merevisi produk hendaknya disertai dengan pembenaran bahwa setelah direvisi produk itu akan menjadi lebih efektif, efisien, dan atau menarik. Komponen-komponen yang direvisi dari hasil revisinya harus secara jelas dikemukakan dalam bagian ini.

Bab V  Penutup
            Ada dua butir penting yang perlu dikemukakan dalam bab ini, yaitu kajian terhadap produk yang telah direvisi dan saran pemanfaatan, desiminasi serta pengembangan produk lebih lanjut.

Kajian Produk yang telah direvisi

Wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah direvisi perlu dikaji secara objektif dan tuntas. Kajian harus didasarkan pada landasan teoritik yang telah dibahas dalam bab II dan hasil kajiannya mengarah kepada peluang dimanfaatkannya produk untuk pemecahan masalah yang ada
            Kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan produk hendaknya dideskripsikan secara lengkap dengan tinjauan secara komprehensip terhadap kaitan antara produk dengan masalah yang ingin dipecahkan. Peluang muncunya masalah lain dari pemanfaatan produk juga perlu diidentifikasi, dan sekaligus disertai preskripsi bagaimana mengantisipasi permasalahan baru itu.
Saran Pemanfaatan. Diseminasim dan Pengembangan Produk Lebih lanjut
            Pengajuan saran dalam bagian ini diarahkan ketiga sisi yaitu saran untuk keperluan pemanfaatan produk, saran untuk diseminasi produk ke sasaran yang lebih luas dan saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.
            Setiap saran hendaknya didasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti yang telah dibahas dalam butir sebelumnya. Pengungkapannya hendaknya menggunakan pernyataan pernyataan yang jelas dan diusahakan agar saran yang satu secara eksplisit berbeda dari saran lainnya. Argumentasi juga perlu disertakan dalam setiap saran yang diajukan.                        

C. Isi Bagian Akhir

Hal-hal yang perlu dimasukkan ke daiam bagian ini adalah yang mendukuncj atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu ada pada bagian akhir adalah (a) daftar rujukan, (b) pernyataan keaslian tulisan, (c) lampiran-lampiran, dan (d) riwayat hidup.

DaftarRujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan ke dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam teks skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dibahas pada Bagian IV, Teknik Penulisan, dalam pedoman ini. Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks.Untuk skripsi, tesis, disertasi, artikel, dan laporan penelitian, daftar bahan pustaka yang ditulis  hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang tepat adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka. Contoh daftar rujukan dapat dilihat pada Lampiran 12.

Pernyataan Keaslian Tulisan
Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi skripsi, tesis, atau disertasi yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri. Pengambilalihan karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan ini. Contoh pernyataan keaslian tulisan dapat dilihat pada Lampiran 13

Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk skripsi, tesis, dan disertasi, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (bila perlu), hasil perhitungan statistik, surat ijin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan data penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab.

Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi, tesis, atau disertasi hendaknya disajikan secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama tengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencanturnkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi) Contoh riwayat hidup dapat dilihat pada Lampiran 14.


                                         BAB III
SISTIMATIKA MAKALAH, ARTIKEL, DAN LAPORAN PENELITIAN

Bagian ini memuat pedoman yang berkaitan dengan format dan isi makalah panjang dan pendek artikel hasil penelitian dan nonpenelitian, serta laporan penelitian kuantitatif dan kualitatif.

A. Makalah   

1. CiriPokok
Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis dengan dilengkapi penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis.memang perlu diketahui dan diperhatikan. Makalah yang merupakan salah satu jenis karangan ilmiah memiliki ciri atau karakter seperti berikut. Secara umum.ciri-ciri makalah terletak pada sifat keilmiahannya. Artinya, sebagai karangan ilmiah, makalah memiliki.sifat objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan krileria ini.baik tidak suatu makalah dapat diamati dari signifikansi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan kejelasan pengorganisasian pembahasannya: Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat dibedakan menjadi tiga macam: makalah deduktif, makalah induktif.dan makalah campuran. Deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas, Makalah induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Sedangkan makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Datam pelaksanaannya.jenis makalah pertama (makalah deduktif) merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan makalah panjang dan makalah pendek. Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya lebih dari 20 halaman. Bagian ini menyajikan ketentuan tentang penulisan makalah panjang, sedangkan ketentuan tentang penulisan makalah pendek pada dasarnya sama dengan ketentuan penulisan artikel nonpenelitian, kecuali abstrak dan kata kunci yang tidak harus ada.
2. Isi dan Sistematika
Secara garis besar makalah panjang terdiri atas tiga bagian: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Isi ketiga bagian tersebut dipaparkan sebagai berikut.
Bagian Awal
Halaman Sampul
Daftar Isi
Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
Bagian Inti
Pendahuluan
Latar Belakang Penulisan Makalah
Masalah atau Topik Bahasan
Tujuan Penulisan Makalah
Teks Utama
             Penutup
Bagian Akhir
Daftar Rujukan
Lampiran (jika ada)

Isi Bagian Awal
Halaman Sampul
Hal-hal yang harus ada pada bagian sampul adalah judul makalah, keperluan atau maksud ditutisnya makalah, nama penulis makalah, dan tempat serta waktu penulisan makalah. Keperluan atau maksud penulisan makalah dapat berupa, misalnya, untuk memenuhi tugas suatu matakuliah yang dibina oleh dosen X. Tempat dan waktu yang dimaksud dapat berisi nama lembaga (Institut, Sekolah Tinggi, fakultas, dan jurusan), nama~kota, serta bulan dan tahun..Contoh sampul makalah dapat dilihat pada Lampiran 14.

Daftar isi.
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah. Melalui daftar isi, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian yang membangun makalah. Selain itu, melalui daftar isi akan dapat diketahui sisternatika penulisan makalah yang digunakan. Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20 halaman. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan:judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar), penulisan judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah. Penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan jarak antar bagian 2 spasi. Contoh daftar isi dapat diperiksa pada Lampiran 3.

Daftar Tabel dan Gambar
Penulisan daftar tabel dan gambar juga dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan dengan cara seperti halnya yang disebutkan pada isi bagian awal skripsi. .Jjika dalam makalah hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah

Isi Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama, danpenutup. Ada tiga macam cara penulisan yang dapat digunakan dalam menulis makalah. Ketiga sistematika penulisan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
(1) Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab).
(2) Penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad.
(3) Penulisan tanpa menggunakan angka ataupun abjad.
Penjelasan tentang ketiga cara penulisan makalah dapat ditemukan pada Bagian IV Teknik Penulisan pedoman ini.

Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan makalah, masalah atau topik bahasan beserta batasannya.dan tujuan penulisan makalah. Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu:
1.  Setiap unsur dari bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai subbagian. Jika penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan angka dan huruf, maka dapat dijumpai judul subbagian seperti-berikut
A. Pendahuluan
1.      Latar Belakang
2.      Masalah atau Topik Bahasan
3.      Tujuan Penulisan Makalah
2. Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan sebagai  subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya sub-subbagian dalam bagian pendahuluan. Untuk menandai pergantian unsur (misalnya, untuk membedakan antara paparan yang berisi latar belakang dengan masalah) cukup dilakukan dengan pergantian paragraf.
Latar Belakang
Butir-butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan makalah adalah hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa paparan teoretis ataupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang penting, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.
Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: (1) dimulai dengan sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) atau teori yang relevan dengan masalah atau topik yang akan ditulis, selanjutnya diikuti dengan paparan yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi; (2) dimulai dengan suatu pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah; (3) dimulai dengan sebuah kutipan dari orang terkenal, ungkapan atau slogan, selanjutnya dihubungkan atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah.
Masalah atau Topik Bahasan
Setelah, bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah atau topik bahasan beserta batasannya. Masalah atau topik bahasan yang dimaksud adalah apa yang akan dibahas dalam makalah. Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, persoalan yang memerlukan pendeskripsian lebih lanjut, dan persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut. Masalah dalam penulisan makalah seringkali disamakan dengan topik (meskipun kedua istilah ini tidak selalu memiliki pengertian yang sama). Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang pertama kali harus ditetapkan dalam penulisan makalah. Artinya, kegiatan penulisan makalah diawali dengan penentuan masalah atau topik makalah, yang selanjutnya diikuti dengan penyusunan garis besar isi makalah (kerangka makalah), pengumpulan bahan penulisan makalah, dan penulisan draft makalah serta revisi draf makalah. Topik dapat ditentukan oleh orang lain atau ditentukan sendiri. Lazimnya, topik makalah yang telah ditentukan bersifat sangat umum, sehingga perlu dilakukan spesifikasi atau pembatasan topik. Pembatasan topik makalah seringkali didasarkan pada pertimbangan kemenarikan dan signifikansinya, serta pertimbangan kemampuan dan kesempatan. Jika topik makalah ditentukan sendiri oleh penulis makalah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. (1) Topik yang dipilih harus ada manfaatnya, baik dari segi praktis ataupun dari segi teoretis, dan layak untuk dibahas.(2) Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis. Dengan dipilihnya topik yang menarik akan sangat membantu dalam proses penulisan makalah. Jika seseorang menulis makalah dengan topik yang tidak menarik, maka usaha yang dilakukan biasanya ala kadarnya dan kurang serius. (3) Topik yang dipilih.haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis. (4) Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan untuk diperoleh
Setelah topik dipilah, selanjutnya perlu dilakukan spesifikasi topik (pembatasan topik) agar tidak terlalu luas. Jika topik yang diangkat terlalu luas, maka. pembahasan topik tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas.
Pembatasan topik makalah dapat dilakukan dengan cara seperti berikut.
(1)   Letakkan topik.pada posisi sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik masih dapat dirinci.
(2)   Daftarlah rincian-rincian top ik itu dan pilihlah salah satu rincian topik tersebut untuk diangkat ke dalam makalah. 
(3)   Ajukan pertanyaan apakah rincian topik yang telah dipilih dapat dirinci lagi.
Topik sering disamakan dengan judul. Pada dasarnya topik tidak sama dengan judul Topik merupakan masalah pokok yang dibicarakan atau dibahas dalam makalah; sedangkan judul merupakan label atau nama dari makalah yang ditulis.
Dalam membuat judul makalah beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan.
(1)    Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat dalam makalah.
(2)    Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentukkalimat. Ltulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik.
(3)    Judul makalah hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah berkisar antara 5 sampai 15 kata.
(4)    Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun judul makalah harus tetap mencerminkan isi makalah.

TujuanPenulisan Makalah
Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut. Perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi ganda: bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi penulis makalah, rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah, khususnya dalam pengumpulan bahan penulisan. Bagi pembaca makalah, perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasj tentang apa yang disampaikan dalam makalah tersebut. Oleh karena itu, rumusan tujuan yang disusun haruslah dapat memberikan gambaran tentang cara menguraikan atau membahas topik yang telah ditentukan. Dengan demikian rumusan tujuan bisa berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup makalah tersebut. Rumusan tujuan ini dapat berupa kalimat kompleks atau dijabarkan dalam bentuk rinci. Contoh: Makalah ini dimaksudkan untuk membahas sejumlah kekeliruan yang acap kali dibuat oleh mahasiswa dalam melakukan observasi pada kegiatan PPL.”

Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi bagaian teks utama sangat bervarasi tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik misalnya, maka ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan makalah. Kemampuan seseorang dalam menulis bagian teks utama makalah merupakan cerminan  tinggi rendahnya kualitas makalah yang disususun. Penulisan bagian teks utama makalah yang baik adalah yang dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar, dan langsung pada persoalan serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pengertian mendalam dan tuntas ini tidak selalu berarti panjang dan bertele-tele. Dalam penulisan teks utama, hindari penggunaan kata-kata tanpa makna dan cara penyampaian yang melingkar-lingkar  Hindari penggunaan kata-kata seperti dan sebagainya dan lain-lain (yang lain itu apa) yang sebesar-besarnya (seberapa besarnya).  '
Penulisan bagian teks utama makalah sangat bervariasi tergantung pada jenis topik yang dibahas. Kegiatan pokok penulisan bagian teks utama adalah membahas topik beserta subtopiknya sesuai dengan tujuan penulisan makalah. Pembahasan topik beserta sub topiknya dapat dilakukan dengan menata dan merangkai bahan yang telah dikumpulkan. Beberapa teknik perangkaian bahan untuk membahas topik beserta   sub topiknya dapat dikemukakan sebagai berikut:
(1)    Mulailah dari ide hal yang bersifat sederhana, khusus menuju hal yang bersifat kompleks/umum atau sebaliknya
(2)    Gunakan teknik metafor, kiasan, perumpamaan, penganalogian, dan perbandingan.
(3)    Gunakan teknik.diagram dan klasifikasi
(4)    Gunakant teknik pemberian contoh.
Penulisan.bagian teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan penulisan makalah berhasil dikumpuikan. Bahan penulisan dapat berupa bahan yang bersifat teoretis yang dtperoleh dari buku teks, laporan penelitian.jurnal, majalah, dan barang cetak lainnya) atau dapat juga dipadukan dengan bahan yang bersifat faktual impiris yang.terdapat dalam kehidupan nyata.                       

Penutup

Bagian penutup berisi.kesimpulan atau rangkuman pembahasan dan saran-saran jika memang dipandang perlu Bagian penutup menandakan  berakhirnya penulisan makalah. Penulisan bagian penutup makalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik barikut.
(1)    Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan tanpa diikuti dengan kesimpulan Hal ini dilakukan karena masih belum cukup  bahan untuk mernberikan .kesimpullan :terhadap masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar pembaca menarik kesimpulan sendiri.
(2)    Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah.
Selain itu pada bagian penutup juga dapat disertakan saran atau rekomendasi sehubungan dengan masalah yang telah dibahas. Saran harus relevan dengan apa yang telah dibahas. Selain itu, saran yang dibuat harus eksplisit, kepada siapa saran ditujukan, dan tindakan atau hal apa yang disarankan.

Isi Bagian Akhir

Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran (jika ada).

Daftar Rujukan

Penjelasan tentang penulisan daftar rujukan dapat diperiksa pada Bagian IV (Teknik Penulisan)dalam pedoman ini.

Lampiran

Bagian lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa data (baik yang berupa angka-angka ataupun yang berupa deskripsi verbal) dan yang dipandang sangat penting tetapi tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknyajuga diberinomorhalaman

B. Artikel

Hasil-hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk kemudian diterbitkan dalam jurnal-jurnal memiliki kelebihan-kelebihan dibanding dengan yang ditulis dalam bentuk laporan teknis resmi. Laporan teknis resmi memang dituntut untuk berisi hal-hal yang menyeluruh dan lengkap sehingga naskahnya cenderung tebal dan direproduksi dalam jumlah yang sangat terbatas, dan akibatnya hanya kalangan yang sangat terbatas saja yang dapat membacanya  Sebaliknya, hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel biasanya dituntut untuk berisi hal-hal yang penting-penting saja oleh karena, setiap kali terbit, sebuah jurnal memuat beberapa artikel sehingga ruang yang tersedia untuk sebuah artikel terbatas. Jurnal yang diterbitkan oleh suatu fakultas/jurusan akan dibaca sedikitnya oleh para dosen (dan karyawan) serta mahasiswa di fakultas tersebut sehingga hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel di jurnal akan memiliki pembaca yang jauh lebih banyak dari pada laporan penelitian teknis resmi. Singkatnya, hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel dalam jumal akan memberikan dampak akademik yang lebih cepat dan luas dari pada laporan teknis resmi.


1. CiriPokok
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam tiga segi, yaitu bahan, sistematika, dan prosedur penulisan. Ciri pokok pertama yang membedakan artikel hasil penelitian dengan laporan penelitian teknis resmi adalah bahan yang ditulis. Artikel hasil penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal yang sangat penting saja. Bagian yang dianggap paling penting untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian adalah temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya. Hal-hal selain ketiga hal tersebut cukup disajikan dalam bentuknya yang serba singkat dan seperlunya. Kajian pustaka lazim disajikan untuk mengawali artikel dan sekaligus merupakan suatu pembahasan tentang rasional pentingnya masalah yang diteliti. Bagian awal ini berfungsi sebagai latar belakang penelitian.
Ciri pokok kedua yang membedakan artikel hasil penelitian dengan laporan penelitian teknis resmi adalah sistematika penulisan yang digunakan. Laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab, sedangkan artikel dan makalah terdiri atas bagian dan subbagian. Bagian dan subbagian tersebut dapat diberi judul atau tanpa judul. Dalam laporan penelitian teknis resmi, kajian pustaka lazimnya disajikan di bagian kedua (Bab II), yakni setelah bagian yang membahas masalah pentingnya penelitian, hipotesis (jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam bagian artikel hasil penelitian, kajian pustaka merupakan bagian awal dari ariikel (tanpa judul subbagian kajian pustaka) yang berfungsi sebagai bagian penting dari latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus berfungsi sebagai pembahasan latar belakang masalah penelitian ditutup dengan rumusan tujuan penelitian. Setelah itu, berturut-turut disajikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian hasil dan temuan penelitian, pembahasan hasil, kesimpulan, dan saran.
Cin pokok ketiga adalah prosedur penulisan artikel hasil penelitian. Ada tiga kemungkinan prosedur penulisan artikel hasil penelitian. Pertama, artikel hasil penelitian ditulis sebelum laporan penelitian teknis resmi secara lengkap dibuat. Tujuannya untuk menjaring masukan-masukan dari pihak pembaca (masyarakat akademik) sebelum peneliti menyelesaikan tulisan lengkapnya dalam bentuk laporan penelitian teknis resmi. Masukan yang diperoleh dari pihak pembaca diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil-hasil/temuan penelitiannya Kedua, artikel hasil penelitian untuk jurnal ditulis setelah laporan penelitian teknis resmi selesai disusun, Prosedur yang kedua ini berlaku karena pada umumnya menulis laporan penelitian teknis resmi merupakan kewajiban, sedangkan penulisan artikelnya hanya bersifat anjuran. Alternatif ketiga, artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal merupakan satu-satunya tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif ketiga ini lazim dilakukan oleh peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri. Bagi penelitian swadana, artikel hasil penelitian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang paling efektif dan efisien.


2. Isi dan Sistematika
Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Penjelasan lebih rinci disajikan pada Bagian IV pedoman ini. Berikut ini disajikan uraian tentang isi artikel hasil penelitian secara umum yang berlaku untuk hasil penelitian kuantitatif ataupun kualitatif.

Judul
Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak tertalu panjang atau terlalu pendek, yaitu antara 5-15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, hanya nama peneliti utama saja yang dicantumkan di bawah judul; nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.
Sponsor
Nama sponsor penelitian ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama, diletakkan di.atas nama lembaga asal peneliti,
Abstrak dan Kata Kunci         
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting  Abstrak memuat masaiah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti, dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga kesimpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan, dan saran tidak disajikan. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa Inggris. Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin ka-   nan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).    :
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah., Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.                           

Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditutis langsung setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit berisi tiga gagasan: (1) latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).
Sebagai kajian pustaka, bagian  ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan -harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakangj atau rasional penelitian hendaknya  sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca kerumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untik penelitian kualitatif di bagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian.
Metode                              
Pada.dasarnya bagian ini menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa subbagian, atau dipilah-pilah menjadi beberapa sub-bagian.Hanya hal-hal yang pokok saja yang disajikan. Uraian rinci tentang rancangan penetitian tidak perlu diberikan.
Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis. Apabila uraian ini disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu antara lain berisi  keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis data.
Penelitian yang menggunakan alat.dan bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan bahannya. Spesifikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat yang digunakan Sedangkan spesifiksi bahan juga perlu diberikan; karena penelitian ulang dapat berbeda dari penelitian perdana apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda
Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan perian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian dan informasi beserta cara-cara menggali data penelitian,  lokasi penelitian, dan lama penelitian. Selain itu juga diberikan uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.

Hasil  
Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah, dan oleh karena itu biasanya merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data; yang dilaporkan adalah hasil bersih. Proses analisis data (seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Hal yang dilaporkan adalah hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis. Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Tabel atau grafik digunakan untukmemperjelas penyajian hasil secara verbal. Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan memilah-milah menjadi subbagian-subbagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian. Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan bagian pembahasan. Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk subtopik-subtopik yang berkaitan  langsung dengan fokus penelitian.

Pembahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhanisi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah (a) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan  bagaimana tujuan penelitian itu dicapai, (b) menafsirkan temuan-temuan; (c) mengintegrasikantemuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan (d) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada.
Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan hasil hasil penelitian secara eksplisit. Misalnya dinyatakan bahwa penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan kognitif anak sampai umur 5 tahun, maka dalam bagian pembahasan haruslah diuraikan pertumbuhan kognitif anak itu sesuai dengan hasil penelitian.
Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya korelasi antara kematangan berpikir dengan lingkungan anak. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa lingkungan dapat memberikan masukan untuk mematangkan proses kognitif anak. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar anak, termasuk sekolah sebagai tempat belajar.
Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan. Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar) teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagaian atau seluruhnya. Penolakan sebagaian dari teori haruslah diseratai dengan  modififikasi teori dan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
Untuk penelitian kualitatif bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti  keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penetitian terhadap temuan dan teori sebelumnya

Kesimpulan dan Saran

            Kesimpulan menyatakan ringkasan dari uraian yang disajikan  pada bagian hasil dan pembahasan  Berdasarkan uraian.pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut Kesimpulan disajikan.da1am bentuk numerikal.
            Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa mengacu kepada tindakan praktis. atau, pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan  Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.

Daftar Rujukan
Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar  rujukan dapat dilihat padaBagian lV,Teknik Penulisan
Ketentuan untuk penulisan artikel nonpenelitian pada dasarnya berlaku juga untukpenulisan makalah pendek (yaitu makalah yang panjangnya tidak lebih dari 20 halaman)  kecuali dalam makalah pendek abstrak dan kata-kata kunci tidak harus ada.

2. Artikel Nonpenelitian
Istilah artikel nonpenelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan merupakan laporan hasil penelitian. .Artikel yang termasuk kategori artikel nonpenelitian  artara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori konsep atau prin
sip mengembangkan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu prodak dan masih banyak jenis yang lain. Karena beragamnya jenis artikel ini maka cara penyajiannya di dalam jurnal sangat bervariasi.
Ketentuan untuk penulisan artikel nonpenelitian pada dasarnya berlaku juga untuk penulisan makalah pendek (yaitu makalah yang panjangnya tidak lebih 20 halaman), kecuali dalam makalah pendek abstrak dan kata kunci tidak harus ada.

Isi dan Sistematika                          

Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Penjelasan lebih rinci disajikan pada Bagian IV pedoman ini. Sebuah artikel nonpenelitian berisi hal-hal yang sangat esensial; karena itu biasariya jumlah halaman yang disediakan tidak banyak (antara 10-20 halaman). Unsur pokok yang harus ada dalam artikel nonpenelitian dan sistematikanya adalah (l) judul artikel, (2) nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian inti, (6) penutup, dan (7) daftar rujukan.

Judul

Judul artikel berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara .tepat inti isi yang terkandung dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam judul artikel hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata-kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri atas 5-15 kata.

Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun.nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika lebih dari dua penulis, hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan dibawah judul; nama penutis lainditulisdalam catatan kaki'
Abstrak dan Kata Kunci
Untuk artikel nonpenelitian, abstrak berisi ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa lnggris.Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk1,2cm).
Kata kunci adaiah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang dibahas dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah. Kata kunci/diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul tulisan beserta abstraknya dengan mudah.

Pendahuluan
Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian, bagian pendahuluan dalam artikel nonpenelitian ,berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian pendahuluan menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka "tergiring" untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya diakhiridengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-,hal pokok yang akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul

Bagian Inti
Judul, judul bagian, dan isi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian sangat bervariasi, tergantung pada topik yang dibahas. Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah pengorganisasian isinya.Uraian yang lebih rinci mengenai cara  .pengorganisasian isi dibahas pada paparan.berikutnya.

Penutup
Istilah penutup:digunakan sebagai judul bagian akhir dari sebuah artikel  nonpenetitian, jika.uraian pada bagian akhir berisi kesimpulan hasil pembahasan pada bagian sebelumnya, perlu dimasukkan pada bagian kesimpulan. Kebanyakan artikel nonpenelitian membutuhkan kesimpulan.
Ada beberapa artikel nonpenelitian yang dilengkapi dengan saran. Sebaiknya saran ditempatkan dalam bagian tersendiri.

DaftarRujukan    
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh aitikel.Daftar rujukan harus lengkap,. Mencakup seluruh bahan pustaka yang tetah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Tata cara penulisan daftar rujukan dibahas pada Bagian IV TeknikPenulisan.

Pengorganisasian Isi        
Pengorganisasiam isi mengacu kepada cara penataan urutan isi yang akan dipaparkan dalam artikel. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta, konsep~prosedur, atau prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda, tergantung pada struktur isinya.
Berikut ini adalah langkah yang perlu dilewati untuk menghasilkan pengorganisasian isi artikel yang baik: (1) mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2) menetapkan:struktur isi, (3).menata isi ke dalam strukturnya, (4) menata urutan isi dan (5) mendeskfipsikan isi megikuti urutan yang telah ditetapkan.
Mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel merupakan langkah paling awal yang perlu dilewati. Isi yang.dimaksud perlu dikaji secara cermat apakah berupa konsep prosedur, atau prinsip Tipe isi dikatakan konsep apabila menekankan uraian tentang "apanya", tipe isi prosedur menekankan "bagaimana", dan tipe isi dikatakan prinsip apabila menekankan ''mengapa”.
Menetapkan struktur isi merupakan lanjutan setelah penetapan tipe isi. Struktur isi mengacu kepada: kaitan antar isi. Penataan isi artikel perlu memperhatikan struktur isinya  Dari struktur isi akan dapat diketahui isi mana yang  selayaknya diuraikan lebih dulu dan isi mana yang diuraikan kemudian.serta seberapa dalam setiap isi perlu diuraikan.
Tipe isi yang berbeda menurut struktur yang berbeda. Apabila isi yang akan di uraikan dalam artikel berupa konsep-konsep maka isi ini sebaiknya ditata ke dalam struktur konseptual. Apabila.isi yang akan diuraikan berupa prosedur maka. penataannya menuntut penggunaan struktur prosudural Apabila isi yang akan diuraikan berupa prinsip-prinsip  tatalah prinsip-prinsip ini ditata ke dalam struktur teoretik
Langka ketiga adalah menata isi ke dalam strukturnya Apabila hasil langkah kedua memilih semua konsep penting yang akan diuraikan dan menatanya menjadi suatu struktur yang bermakna.yang secara jelas menunjukkan keterkaitan antar konsep itu. Langkah keempat adalah menata urutan isi  Penataan ini dilakukan berpijak pada struktur yang telah dibuat pada langkah-ketiga. Pada langkah ini semua konsep, atau prosedur, atau prinsip yang telah dimasukkan dalam strukturnya ditata urutan pemaparannnya. Beberapa ketentuan penataan urutan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Pertama, paparkan struktur isi sedapat mungkin, pada bagian paling awal dari artikel. Struktur isi yang memuat bagian-bagian penting artikel dan kaitan-kaitan antar bagian itu perlu dipaparkan pada bagian awal untuk dijadikan kerangka acuan paparan-isi yang lebih rinci,
Kedua, paparkan bagian isi terpenting di bagian pertama. Pada tahap pemaparan isi yang diambil dan suatu struktur, upayakan memaparkan isi yang paling penting pertama kali. Penting tidaknya bagian isi ditentukan oleh sumbangannya untuk memahami keseluruhan isi artikel. Misalnya, jika konsep-konsep yang akan dipaparkan memiliki hubungan prasyarat belajar, maka konsep-konsep yang mempersyarati sebaiknya dipaparkant terlebih dulu.
Ketiga, sajikan isi secara bertahap dari umum kerinci. isi yang lebih umum. Sebaliknya disajikan mendahulu isi yang lebih rinci. Selain itu, setiap paparan suatu bagian isi sebaiknya selalu ditunjukkan kaitannya dengan bagian isi yang lain.
Setelah langkah pertama sampai keempat dilewati.penulis artikel tinggal membuat paparan isi sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam memaparkan isi upayakan menggunakan tahapan tingkat umum ke rinci secara bertahap. Dengan cara ini, tingkat sajian yang lebih umum akan menjadi pijakan bagian sajian isi yang lebih rinci.

C. Laporan Penelitian
Laporan penelitian ditulis dalam suatu format laporan. Format diartikan sebagai bentuk susunan, atau organisasi suatu laporan, yaitu bagaimana bagian-bagian laporan itu diurutkan dan disusun. Biasanya format laporan penelitian ditentukan oleh lembaga pemberi dana. Peneliti harus menggunakan format penulisan  laporan sesuai dengan  permintaan lembaga pemberi dana atau sesuai dengan jenis penelitian yang disetujui untuk didanai. Pedoman penulisan laporan ini berlaku untuk penyusunan laporan penelitian yang dananya dikelola langsung oleh STAIN Sultan Amai Gorontalo.
Laporan penetitian dapat djsajikan dengan format bebas atau format tetap. Laporan yang ditulis dengan format bebas tidak-dibatasi jumlah babnya serta isi masing-masing babnya. Laporan penelitian dengan format tetap harus mengikuti aturan tertentu mengenai jumlah bab dan isi tiap-tiap bab. Dalam pedoman ini dikemukakan dua cara penulisan laporan, yaitu berdasarkan hasil penelitian kuantitatif dan hasil penelitian kualitatif.

1. Laporan Penetitian Kuantitatif
Laporan penelitian kuantitatif disajikan secara lugas, objektif dan apa adanya. Isi pokoknya adalah apa yang diteliti, bagaimana penelitian dilakukan, hasil-hasil, serta kesimpulan penelitian. Laporan penelitian kuantitatif terdiri atas tiga bagian utama yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal sama dengan bagian awal skripsi, tesis dan disertasi. Hal yang tidak termuat adalah lembar logo, lembar persetujuan

Bagian Inti
Bagian inti laporan penelitian pada prisinsipnya tidak berbeda dengan bagain inti yang ada pada skripsi, tesis dan disertasi

BagianAkhir

Pada bagian akhir laporan penelitian juga sama dengan bagian akhir skripsi, tesis dan disertasi. Hanya yang membedakan pada bagia akhir laporan tidak ada daftar riwayat hidup, tidak ada pernyataan keaslian naskah. Pada bagian akhir laporan dicantumkan SK penunjuk an tim peneliti yang memuat sumber pembiayaan penelitian.

Isi Bagian Awal
Unsur-unsur bagian awal laporan penelitian pada dasarnya sama dengan isibagian awal skripsi, tesis dan disertasi. Bedanya, tidak ada logo dan lembar persetujuan. Unsur-unsur lain yang berbeda diuraikan di bawah ini.

HalamanSampul
Halaman sampul berisi judul, nama peneliti lengkap dengan gelarnya.lambang STAIN Sultan Amai Gorontalo diikuti dengan tulisan Departemen Agama RI  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gorontalo, Lembaga Penelitian diikuti dengan tahun penulisan laporan. Semua huruf dicetak dengan huruf besar. Komposisi huruf dan tataletak masing-masing bagian diatur rata kiri, rapi dan serasi. Contoh halaman sampul dapat dilihat pada Lampiran
Halaman Judul
Isi dan format halaman judul sama dengan halaman sampul.
Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf besar, simetris di batasatas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama peneliti diketik dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi ki'ri, dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun dicanturnkan di antara nama dan judul. Judul dicetak miring diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama setiap..kata dan diakhiri dengan titik. Dibawah judul dicantumkan kata kunci antara 3-5 buah. Abstrak berisi intisari laporan penelitian yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik dan saran yang diajukan. Teks abstrak diketik dengan spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari 2 halaman ukuran kuarto.
Isi Bagian Inti
Pada dasarnya unsur-unsur bagian inti laporan penelitian juga sama dengan isibagian inti skripsi, tesis atau disertasi
Isi Bagian Akhir                                                                                      
Bagian akhir laporan penelitian berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran.

2. Laporan Penelitian Kualitatif
Penulisan laporan penelitian kualitatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan penelitian kualitatif. Karena penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala atau fenomena secara menyeluruhdan kontekstual, maka laporan penelitian kualitatif haruslah mampu memberikan gambaran yang utuh dan kontekstual tehtangtopik yang diteliti
Laporan penelitian kualitatif terdiri atas tiga bagian utama, yakni bagian awal, bagian inti  dari bagian akhir  Bagian awal berisi abstrak  kata pengantar. daftar isi. daftar tabel/Bagan. dan daftar lampiran. Bagian inti laporan berisi paparan tentang keseturuhan aktivitas penelitia yang dilakukan, dan bagian akhir berisi daftar rujukan serta lampiran-lampiran.
Format yang  digunakan dalam menulis laporan penelitiari kualitatif yaitu

BAB  I  PENDAHULUAN
A.    Konteks Penelitian dan Latar Belakang Masalah
B.     Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C.  Tujuan Penelitian
D.  Landasan Teori
E.  Kegunaan Penelitian
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B.  Kehadiran Peneliti
C.  Lokasi Penetitian
D.  Sumber Data
E.  Prosedur Pengumpulan Data
F.  Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
H. Tahap-Tahap Penelitian       '
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
.
Secara garis besar, penulisan laporan penelitian kualitafif dilakukan melalui: dua tahap: tahap perencanaan (prapenulisan) dan tahap penulisan. Ada tiga hal pokok yang pertu diperhatikan dalam tahap prapenulisan.
1)      Menyusun atau menata data ke dalam susunan yang "baik" yang dapat memudahkan dahkan penyusun laporan sewaktu pemprosesan  data berlangsung Penataan data dapat dilakukan sewaktu pemrosesan data berlangsung. Penataan dapat dilakukan dengan model klasifikasi atau dalam bentuk indeks.
2).  Membuat kerangka laporan. Pembuatan kerangka laporaan perlu.dilakukan sedini mungkin. Laporan yang dirancang dengan menggunakan format.tetap memerlukan penataan data yang. tidak sama dengan laporan yang disusun dengan menggunakan format bebas.
3)  Melakukan uji silang (check) antara indeks data dengan kerangka laporan yang disusun. Dalam uji silang ini ada kemungkinan kerangka laporan yang telah disusun akan mengalami perubahan-perubahan. Kegiatan, uji silang akan.sangat membantu kelancaran penulisan laporan penelitian.

Untuk dapat menghasilkan laporan penelitian yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1). Penulis laporan penelitian kualitatif hendaknya berpegang pada prinsip emik,  yakni lebih mengutamakan sudut pandang subjek dalam memahami realita.
2)      Penulisan hendaknya tidak bersifat penafsiran atau evaluatif, kecuali-pada bagian yang mempersoalkan hal tersebut. Penulis laporan harus dapat secara tepat membedakan bagian mana yang. merupakan penyajian data dan bagian mana yang merupakan penafsiran  peneliti terhadap data.
3)      Jangan terlalu banyak menyajikan data. Pada tahap awal penulisan biasanya data penelitian yang dimasukkan sangat banyak, sehingga laporan penelitian menjadi sangat tebal. Pada tahap-tahap selanjutnya, penulis laporan akan mengeluarkan data yang diperlukan sehingga akhirnya hanya data yang diperlukan saja yang dimasukkan dalam laporan penelitian.
4)      Penulis laporan.hendaknya menyusun jadwal penyusunan laporan penelitian secara rinci ,dan melaksanakan jadwal yang telah disusun secara ketat

















          BAB IV

TEKNIK PENULISAN


Bab ini memberikan petunjuk tentang sistematika penulisan, cara merujuk, menulis footnote, menulis daftar rujukan, tabel dan gambar, bahasa dan ejaan, serta pencetakan dan penjilidan. Di samping itu, pada bagian akhir juga diberikan petunjuk praktis teknik penulisan yang meliputi hal-hal yang perlu diperhatikan, dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

A. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang makksudkan dalam bagian ini dibagai atas dua jenis. Jenis pertama kelompok penulisan skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian;  dan jenis kedua penulisan artikel dan makalah. Khusus makalah panjang yang panjangnya lebih dari 20 halaman dapat mengikuti sistematika laporan penelitian.
Perbedaan pokok antara kedua jenis karya ilmiah ini terletak pada susunan bagian-bagiannya. Teks skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab. Bab dan subbab tersebut diberi judul dengan format sesuai dengan peringkatnya. Sedangkan teks artikel dan makalah pendek terdiri atas bagian dan subbagian (tidak ada babnya), dan masing-masing bagian dan subbagian diberi judul sesuai dengan format, sesuai dengan peringkatnya. Bagian pendahuluan dari artikel atau makalah boleh diberi atau tidak diberi judul.

Sistematika Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi, Makalah Panjang, dan Laporan Penelitian       
Penulisan subbab untuk skripsi, tesis, disertasi, makalah panjang, dan laporan penelitian mengikuti pola di bawah:
Penulisan judul bab yang berperingkat 1 diletakkan di tengah dengan tulisan semuanya huruf kapital dan. Peringkat-peringkat selanjutnya dinyatakan dengan huruf dan angka sebagai berikut.
(1)   Peringkat 2 ditunjukkan dengan urutan huruf besar (A, B, C, dst.) memakai titik dan ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(2)   Peringkat 3 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai titik dan ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(3)   Peringkat 4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a, b, c, dst.) memakai titik dan ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(4)   Peringkat 5 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) memakai kurung tutup tanpa titik, ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(1)   Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan dan jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan setara). Butir hierarkis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung seperti (1) dan (a), sedangkan butir nonhierarkis dinyatakan dengan bulit seperti • dan. g Berikut ini contoh butir nonhierarkis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan butir tes.
  kesesuaian isi dengan kisi-kisi tes
▪ cakupan isi
  sebaran isi
       dsb.
Baris pertama pada setiap paragraf baru dimulai 1,2 cm dari tepi kiri. Baris selanjutnya dimulai dari tepi kiri.

Contoh

BAB III
METODE PENELITIAN

Judul bab inii berperingkat I dan ditulis dengan hurf besar semua dengan dicetak tebal (bold) Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.

C. Instrumen Penelitian

Judul subbab ini berperingkat 2 yang ditandai dengan urutan huruf besar memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dan garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris berikutnya dicetak mulai garis tepi.

1.   Alasan Pemilihan Tes
Judul subbab ini berperingkat 3 yang ditandai dengan urutan angka memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dan garis tepi.

a.  Isi Tes
Judul subbab ini berperingkat 4 yang ditandai dengan urutan huruf kecil memakai titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi. Contoh penyajian butir hierarkis dan nonhierarkis dapat dilihat pada Alternatif Pertama.

1)  Tingkat Kesulitan Butir Tes
Judul subbab ini berperingkat 5 yang ditandai dengan urutan angka memakai kurung tutup tanpa titik. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan ditulis dan garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.

Ringkasan penulisan Judul subbab


     BAB III
METODE PENELITIAN

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

C. Instrumen Penelitian

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

1. Alasan Pemilihan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

a.      Tingkat kesulitan Butir Tes
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Sistematika Penulisan Artikel dan Makalah Pendek
Penulisan bagian artikel dan judulnya yang akan dikirimkan untuk dimuat di jurnal ilmiah dan makalah pendek (< 20 halaman) mengikuti tatacara penulisan dengan catatan jumlah peringkatnya dibatasi paling banyak sampai dengan peringkat ke-4 saja, yaitu:
(1)   Peringkat 1 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tengah (judul artikel).
(2)   Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar semua, bold. dan diletakkan di tepi kiri.
(3)   Peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
(4)   Peringkat 4 ditulis dengan huruf besar kecil dengan cetak miring, bold, dan diletakkan di tepi kiri

Contoh

TAKSONOMI PENGAJARAN

Judul artikel (berperingkat1) ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tengah. Jarak antara judul artikel dengan teks di bawahnya adalah 4 spasi.

METODE PENGAJARAN
Judul bagian ini termasuk peringkat 2, ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan ditempatkan rata tepi kiri. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.

Strategi Penyampaian Pengajaran
Judul subbagian ini termasuk peringkat 3, ditulis dengan huruf besar-kecil, bold, dan ditempatkan rata tepi. kiri. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.

Media Pengajaran
Judul subbagian ini berperingkat 4, ditulis dengan huruf besar-kecil, bold, rata tepi kiri, dan dicetak miring. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.

Ringkasan penulisan judul dan bagian-bagian artikel:


TAKSONOMI PENGAJARAN

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

METODE PENGAJARAN

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Strategi Penyampaian Pengajaran

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Media Pengajaran


B. Teknik Rujukan dan Penulisan Daftar Rujukan
Teknik rujukan yang dimaksudkan dalam uraian ini dibagi atas dua teknik yang berbeda penempatannya. Untuk rujukan dengan sistim footnote dipakai untuk skripsi, tesis, dan disertasi dalam lingkungan STAIN/IAIN dan sistim innote dipakai untuk penulisan artikel

1. Cara Merujuk
Dalam pedoman ini sistim perujukan dilakukan dengan dua alternatif. Alternatif pertama menggunakan nama akhir dan tahun di antara tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua penulis tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut diikuti dengan dkk. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya. Alternatif kedua menyebutkan nama/tanpa nama dari bahan sumber rujukan dengan meletakkan nomor jenis superscript setelah teks yang dikutip (langsung atau tidak langsung). Cara ini sering juga disebut dengan sistim footnote.

Cara Marujuk Kutipan Langsung
Kutipan Kurang dari 40 Kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (",..") sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan dilkuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut.
Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu.
Contoh
Soebronto (1990:123) menyimpulkan "ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar".
Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "ada huibungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar" (Soebronto, 1990:123).
           Nama penulis dan titelnya (kalau ada) disebutut secara terpadu dengan teksnya yang diakiri dengan nomor
Contoh
Menurut Soebronto "ada huibungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar"1

Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal ('...'),
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "terdapat kecenderungan semakin banyak 'campur
tangan' pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan" (Soewignyo, 1991:101).

Kutipan 40 Kata atau Lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi  tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh

Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebagai berikut.
The 'placebo effect', which had been verified in previous studies, disappeared when behaviors were studied in this manner. Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when real drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the results to a placebo effect.
Jika dalam kutipan lerdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2 cm dari terkiri garis teks kutipan.

Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.

Contoh:
"Semua pihak yang terlibat dalmi pelaksanaan pendidikan di sekolali ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru" (Manan, 1995:278).

Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik.
Contoh:
"Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar" (Asim, 1995:315).

Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut.
Nama penulis disebut terpadu dalam teks.
Contoh:
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasisvva tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya.
Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat
(Salimin, 1990:13).
           Dari contoh-contoh di atas yang menggunakan cara innote pada prinsipnya dapat juga menggunakan angka secara berurut pada akhir teks dengan catatan tidak lagi menyebutkan tahun dan halaman. Tahun dan halaman dan identitas lain desebutkan secara lengkap pada kaki halaman (footnote)
Catatan Kaki
1.      Catatan Kaki, atau dikenal dengan istilah footnote adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.
2.      Catatan kaki berguna untuk :
  1. Menjelasakan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks ( catatan kaki sumber  atau reference footnote ).
  2. Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks yang mengganggu alur tulisan; atau menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi atau content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya   menggunakan kata-kata “lihat“,“Bandingkan“ dan “ Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam “  dan sebagainya.  Dianjurkan penggunaannya tidak berlebih-lebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.
3.      Catatan kaki sebaiknya tidak melebihi sepertiga halaman. Sekiranya halaman tidak memungkinkan, sebagian dari catatan kaki dapat diletakkan dihalaman berikutnya.
4.      Cara penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut :
  1. Untuk buku, unsur yang diperlukan adalah :Nama pengarang, nama buku, jilid, ( Cet. Atau Ed.; tempat : penerbit, tahun ), halaman ( disingkat h. ) Contohnya :
__________________________________________________________________
1Muhammad bin ‘ Abdillah al-Zarkasyiy, Al-Burhan fi ‘ Ulum al-Qur’an, juz IV ( Cet. I; Cairo: Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1958 M. /1337 H. h. 34 - 35.
__________________________________________________________________
         b.  Artikel dalam surat kabar dan majalah, yang perlu dicantumkan adalah: nama pengarang (kalau ada), judul artikel (di antara tanda kutip), nama surat kabar (huruf italik), nomor edisi, tanggal, dan halaman. Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk atau lainnya, maka yang dicantumkan  adalah judul ( di antara tanda kutip ), kata “ Tajuk “ atau   “ Berita “ di antara kurung siku [   ], nama surat kabar (huruf italik), nomor terbitan, tanggal, dan halaman. Penulisan catatan kaki untuk majalah disamakan dengan penulisan catatan kaki untuk surat kabar. Contohnya :
__________________________________________________________________
            2Sayidiman Suryohadiprojo, “ Tantangan mengatasi Berbagai Kesenjangan, “  Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6.
            3“ PWI Berlakukan Aturan Baru “  [ Berita ], Republika, No. 346/II, 28 Desember, h. 16.
            4Bachrawi Sanusi,  “ Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi, “  Panji  Masyarakat, No. 808, 1 - 10 Nopember 1994, h. 30.
__________________________________________________________________
       c.  Artikel dari ensiklopedia
            Unsur yang perlu dicantumkan adalah : nama penulis entri (jikaada), judul  entri di antara dua tanda kutip, nama editor ensiklopedia (kalau ada), nama ensiklopedia (huruf italik), jilid, data penerbitan (tempat nama, tahun), halaman. Contohnya :
__________________________________________________________________
            5Beatrice Edgel,  “ Conception, “  dalam James Hastings (ed.), Encyclopedia of Religion and Ethis, jilid III (New York: Charles Schribner’ s Son, t.th.), h. 769.

  1. Kutipan dari Undang-undang dan penerbitan resmi pemerintah :
            Unsur yang perlu dicantumkan adalah: instansi yang berwewenang, judul naskah (huruf italik). Jika data dikutip dari sumber sekunder, maka unsur sumber tersebut dicantumkan dengan menambahkan unsur-unsur : nama buku (huruf italik), dan data penerbitan. Jika sumber sekunder tersebut mempunyai penyusun, maka nama penyusun ditempatkan sebelum nama buku dan nama penerbit dimasukkan sebagai data penerbitan. Contoh :
__________________________________________________________________
            6Republik indonesia, Undang-undang Dasar 1945, Bab I, pasal 1.
            7Republik Indonesia,  “ Undang-Undang RI Nomor q Tahun 1985 Tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 15 Tahun 1969,” dalam Undang-Undang Keormasan (Parpol & Golkar) 1985 ( Jakarta: Dharma Bakti, t.th.), h. 4.
            8Republik Indonesia,  “ Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,” dalam S. F. Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara  ( Yokyakarta: Liberty, 1988), h. 198.
__________________________________________________________________
5.      Catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor pernyataan terkait.Penomoran dimulai pada setiap awal bab. Nomor diketik tanpa sela setengah spasi di awal catatan kaki dengan jarak tujuh ketukan dari margin kiri. Contohnya :


__________________________________________________________________
            9 ‘ Ali Rida, Al-Marja’ fi al-Lugat al-‘ Arabiyyah (Cet. III; Beirut: Dar al-Fikr, t.th.), h. 254.
            10Ibid., h. 300.
__________________________________________________________________
6.      Bila catatan kaki lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya diketik di awal margin kiri.
7.      Antara baris terakhir teks dengan nomor catatan kaki diberi garis sepanjang dua puluh ketukan sebagai pembatas. Antara baris terakhir teks dengan garis pembatas itu berjarak dua spasi, sedang jarak antara garis pembatas itu dengan teks catatan kaki berjark dua spasi juga.
8.      Jarak baris terakhir sebuah catatan kaki dengan baris pertama catatan kaki berikutnya adalah dua spasi.
9.      Nama pengarang dalam catatan kaki tetap seperti tercantum dalam karyanya. Tak ada “ pembalikan “ nama seperti dalam Daftar Pustaka.
10.  Pada catatan kaki harus disebutkan halaman buku yang dikutip dengan menggunakan singkatan h. baik untuk satu halaman atau pun lebih. Contohnya :  h. 55 - 67; bukan: hh. 55 - 67.
11. Pemakaian hasil wawancara yang disebutkan dalam teks hendaknya dibatasi karena sifatnya hanya sebagai pelengkap jika penelitian menyangkut masalah yang sudah banyak ditulis. Jika penelitian memang memerlukan wawancara sebagai sumber data utama maka catatan kakinya ditulis dengan menyebutkan nama orang yang diwawancarai dan jabatannya, di ikuti kata   “Wawancara” (diantara tanda petik),  tempat dan tanggal wawancara. Untuk wawancara tidak digunakan op. cit., loc. Cit., dan ibid. sehingga keteerangannya harus diulang terus. Contohnya :
__________________________________________________________________
            11Abdullah Gani, Kepala Desa Maroanging,  “ Wawancara,” Desa Maroanging, Kecamatan Mojong, tanggal 21 Desember 1994.
__________________________________________________________________
12.  Istilah ibid. (singkatan dari ibidem) digunakan untuk menunjuk sumber yang sama yang baru saja disebutkan tanpa ada yang mengantarai keduanya (sama halaman atau tidak). Dalam hal halaman yang dikutip sama, maka nomor halaman tidak dicantumkan lagi. Perlu diibgatkan bahwa kalau kata ibid. terletak di awal catatan kaki, huruf awalnya ditulis dengan huruf besar (Ibid.), sedang bila terletak ditengah kalimat, misalnya sesudah kata-kata “ Disadur dari “ maka huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil (ibid.)
13.  Istilah op. cit. (singkatan dari opere citato) menunjuk kepada sumber yang sama yang telah disebut terdahulu tetapi diantarai oleh sumber lain, dan tidak sama halamannya. Istilah op. cit. ini digunakan sesudah menyebutkan nama pengarang. Jika halaman yang dikutip itu sama, maka digunakan istilah loc. Cit. (singkatan dari loco citato). Contohnya :
__________________________________________________________________
            12Muhammad ‘ Ali al-Sabuniy, Al-Tibyan fi ‘ Ulum al-Qur’an (Cet. I; Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1985), h. 22.
            13Ronny Ngatijo Sumitro, Metoelogi Penelitian Hukum (Cet. I; Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 35.
            14Ibid., h.  40.
            15Muhammad ‘Ali al-Sabuniy, op. cit., h. 30.
            16Ronny Ngatijo Sumitro, loc. Cit.
__________________________________________________________________
14. Sering terjadi dua karya atau lebih dari seorang penulis dipergunakan dalam sebuah bab. Untuk menghindari kesulitan dan kekeliruan, maka sebelum op. cit. dan loc. Cit.  dicantumkan sandi untuk masing-masing karya tersebut. Sandi diambil dari kata yang terdapat dalam judul karya dan diapit oleh tanda petik. Contohnya (lanjutan dari contoh di atas) :
__________________________________________________________________
            17Muhammad ‘ Ali al-Sabuniy, Rawa’ I  al-Bayan fi Tafsir al-Ahkam min al-Qur’an, jilid I (t.tp.: Dar al-Fikr, t.th.), h. 57.
            18Ronny Ngatijo Sumitro, loc. Cit.
            19Muhammad ‘ Ali al-Sabuniy,  “ Rawa’ I’ ,” loc. Cit.
__________________________________________________________________
            Dalam catatan kaki no. 19 di atas kata “Rawa’ I’” adalah sandi untuk menghindarkan kebingungan, karena sandi tersebut segera menegaskan sumber yang dipakai untuk pernyataan yang ditunjuk oleh catatan kaki itu.
            Alternatif lainnya dapat pula digunakan dalam kasus seperti ini, singkatan loc. Cit. dan op. cit. tidak digunakan, melainkan menyebutkan sandi buku (yang diketik dengan huruf italik, tanpa tanda kutip) setelah nama pengarang, diikuti oleh nomor halaman. Contoh :
__________________________________________________________________
            20Muhammad’ Ali al-Sabuniy, Al-Tibyan, h. 54.
__________________________________________________________________
            Uraian tentang teknik pengetikan footnote dari berbagai sumber rujukan, khususnya dari internet dapat menyesuaikan dengan tata cara penulisan pada contoh penulisan daftar rujukan. 

2. Cara Menulis Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicanturnkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar Rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam Daftar Rujukan secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dan satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama.
Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.

Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis.dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).

Contoh:
Strunk, W..Jr & White, E.B.1979. The Elements of Slyle (3rd ed.). New York: Macmillan

Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dan Pilihan  Satu-satunya ke Satu-  satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.

Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.

Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues- 1985. Allanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K.1985b. Planning Career Ladder Lessons from the States. Atlanta, GA: Career Ladder Cleariinghouse.

Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara nama penulis dan tahun penerbitan.

Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education T'eachmg English as a second Language. New York: Praeger.
Aminuddin (Ed.). 1990.  Pengembangan Penelitian  Kualitatif dalam  Bidang  Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Hartley, J.T, Harker, J.O. & Walsh, D.A. 1980. Contemporary Issues and New Directions in Adult Development of Learning and Memory'. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s: Psychological issues  (hlm. 239-252). Washington, D.C.: American Psychological Association.
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitalif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan dlikuti dengan tahun dan judul artikel yang dilulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut.

Contoh:
Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi. Forum Penelitian 1(1): 33-47.

Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya di daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROMnya dalam kurung.

Contoh:
Krashen. S., Long, M. & Scarcella, R. 1979. Age. Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quartrly,13:573-82 (CD-ROM: 'l'ESOl. Quarterly Digital, 1997).

Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.

Contoh:
Gardner, H. 1981. Do Babies Sing a Universal Song?  Psycho1ogy Today, hlm. 70-76. Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Kominikasi Data. Info Kompoter, IV (4); 46-48.
Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm.6
Rujukan dan Koran Tanpa Penulls
Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.

Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen dilulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit

Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, Judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa tahun.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

Rujukan Berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti dengan pernyataan sknpsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perquruan tinggi.                              :
Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP MALANG.
Rujukan Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah ditulis dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan "Makalah disajikan dalam .."., nama perternuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.

Contoh:
Huda, N; 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-Negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

Rujukan dari internet berupa Karya Individual
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock, S.,Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals. 1990-95. The Calm before the Storm, (Online),(http;//journalecs. soton.ac.uk/survey/ survey.html, diakses 12 Juni 1996)

Rujukan dari internet berupa Artikel dari Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Griffith, A.I.  1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Edu­cation Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. I, (http://olam.ed.asu. edu/epaa/, diakses 12Februaril997).
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal llmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000),

Rujukan dari internet berupa Bahan Diskusi
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan. tahun. topik bahan diskusi. nama bahan diskusi {diceiak mirind) dencian diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Dis­cussion List, (Online), (NETTRATN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 No­pember 1995).

Rujukan dari internet berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi ba­han (dicetak minrig). nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh:
Davis, A. (a.davis@iiwts.edu.ail).  10 Juiii 1996. Learning lo Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter (huntera@usq.edu.au).  '
Naga, Dali S. (ikip-)kt@indo.net.id). I Ok-tober 1997. Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn. or. id).                                       ' '

TABEL DAN GAMBAR
Penulisan Tabel
Penggunaan label dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menyajikan data statistik dalam kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan klasifi­kasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat, dan mencari hubungan-hubungannya.
Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide. Memasukkan terlalu banyak data datam suatu label dapat mengurangi nilai penyajian label. lebih baik menggunakan banyak label daripada menggunakan sedikit label yang isinya terlalu padat. Tabel yang baik harus dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya secara efektif.
Jika suatu label cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka label harus ditempakan pada halaman tersendiri; dan jika tabel cukup pendek (kurang dari sete­ngah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks. Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan di atas label. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perujukan. Jika label lebih dari satu halaman, maka bagian kepala label (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjulnya. Akhir label pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horisontal. Pada halaman berikulnya, tulis-kan Lanjutan Tabel... pada tepi kiri, tiga spasi dari garis horisontal teratas label. Hanya huruf pertama kata label ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata "Ta­bel" ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul label. Judul label ini ditulis dengan hu­ruf besar pada huruf pertama setiap kata kecuali kata hubung. Jika judul label lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi. Judul label tanpa diakhiri tanda tilik. Berilah jarak 3 spasi antara teks sebelum label dan teks sesudah tabel. dengan angka Arab sebagai identitas tabel yang menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab yang bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab nomor urut tabel dimulai dari nomor 1.
Contoh:
Tabei 4.1  Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa STAIN Gorontalo, Tahun 1995
Nomor tabel ini menunjukkan bahwa tabel yang berjudui Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa STAIN Gorontalo Tahun 1995 terletak pada Bab IV nomor urut yang pertama. Pengacuan tabel menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata  tabel di atas atau tabel di bawah.
Garis yang paling atas dari tabel diletakkan 3 spasi di bawah nama tabel. Kolom pengepalaan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit dalam harus dicantumkan. Istilah-istilah seperti nomor, person, frekuensi, dituliskan dalam bentuk singkatan/lambang: No., %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan menggunakan spasi tunggal. Garis akan digunakan jika dipandang lebih mempermu­dah pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian kiri, tengah, dan kanan tabel tidak diperlukan.
Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli di bawah tabel dengan jarak tiga spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika diperlukan Catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat dalam tabel, gunakan simbol-simbol tertentu dan tulis dalam bentuk superskrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua spasi di bawah sumber, bukan pada hagian bawah halaman.
Contoh:




Tabel  4.11.  Jadwal dan Observasi Pelaksanan Ulangan PAI Catur Wulan 1
SMU
Kelas
Hari/Tgl
Jam
Pengamatan
SMU 1

SMU 2

SMU 3


3
2
3
2
3
2
3
2
3
Senin 11 –10- 1999
Rabu    13-10-1999
Sabtu     9-10-1999
Kamis  14-10-1999
Sabtu   16-10-
07.30-09.00
14.00-15.30
12.30-13.50
11.30-13.00
11.30-
Tertib, agak bising, terang
Tertib, agak bising, terang
Tertib, agak panas
Tertib, agak panas
Kurang tertib, terang
Tertib, terang
Tertib, terang
Tertib, terang
Tertib, terang
Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik berbentuk grafik.
Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti berikut:
(1)   Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara penulisan judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.
(2)   Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.
(3)   Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat me­ngurangi nilai penyajian data.
(4)   Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri.
(5)   Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar
(6)   Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata gambar di atas atau gambar di bawah.
(7)   Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab pada penomoran ta­bel.
Contoh:
sinking
 
upwelling
 
                Kenaikan Air
     2      1     0      1      2         106    m3/detik












                        Bulan
                      I        II       III      IV      V       VI      VII      VIII       IX       X        XI       XII
Gaml)ar2.1   Fluktuasi Kenaikan Air Selama Satu Tahun di Laut Banda dan Laut Arafua
(Sumher: Wyrtki, 1961:139)

C. Bahasa dan Tanda Baca

Penggunaan Bahasa
Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal, dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan mengguna­kan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelil-belit, dan struk­tur paragraf yang runtut.
Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan kalimal pasif. kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang dipakai bukan kami atau saya, melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogyanya digunakan sesedikit mungkin.

Penulisan Tanda Baca
Penulisan tanda baca, kata, dan huruf mengikuti Pedoman Umum Ejaan Ba­hasa Indonesia yang Disempumakan, Pedoman Pembentukan Istilah. dan Kamus (Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U/487, tanggal 9 September 1987). Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu diperhatikan.
Titik (.), koma (,), titik dua (:), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen (%) diketik rapat denqan huruf yanq mendahuluinya.

Tidak Baku
-Sampel dipilih secara rambang .
-Data dianalisis dengan teknik korelasi ,
-Anova ,dan regresi ganda.
 - ...  dengan  teori ; kemudian  ...
  ...  sebagai  berikut :
  Hal itu tidak benar !
  Benarkah hal itu ?
. Jumlahnya sekitar 20 %.

Baku
-Sampel dipilih secara rambaiig.
-Data dianalisis dengan teknik korelasi,
-Anova, dan regresi ganda.
 - ...  dengan  teori;  kemudian  ...
  ...  sebagai  berikut:
  Hal itu tidak benar!
  Benarkah hal itu?
. Jumlahnya sekitar 20%.


Tanda kutip ("...") dan tanda kurung () diketik rapat dengan huruf dari kata atau frasa yang diapit.

Tidak baku

Kelima kelompok " sepadam “.
Tes tersebut dianggap baku ( standardized) 

Baku

Kelima kelompok "sepadam“.
Tes tersebut dianggap baku (standardized)

Tanda hubung (-), tanda pisah (—), dan garis miring (/) diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.

Tidak baku

• Tidak berbelit – belit.                        
  Ini terjadi selama tahun 1942 – 1945.    
• Semua teknik analisis yang dipakai di sini    
— kuantitatifdan kualitatif--- perlu ditinjau..
• Dia tidak / belum mengaku.

Baku

• Tidak berbelit-belit.                         
  Ini terjadi selama tahun 1942-1945.    
• Semua teknik analisis yang dipakai di sini    
—kuantitatif dan kualitatif---perlu ditinjau..
• Dia tidak/belum mengaku.

Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih keci! (<), tambah (+), kurang (-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.

Tidak baku
• p-0,05
• p>0,01
• p<0,01
   a+b=c
   a-b=d


Baku
p =0,05
p >0,01
p <0,01
a + b = c
a : b = d


Akan tetapi, tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan dengan nomor halaman pada rujukan diketik rapat dengan angka yang mendahului dan      mengikutinya.

Tidak baku

• Sadtono (1980 : 10) menyatakan

Baku

Sadtono (1980:10) menyatakan


Pemenggalan kata pada akhir baris (-) disesuaikan dengan suku katanya,

Tidak baku

Masalah ini perlu ditegas
   kan
     • Tidak dilakukan dengan me-
        mbabi-buta

Baku

• Masalah ini perlu dilegas-
   kan
   Tidak dilakukan dengan mem-
    Babi-buta

D. Pencetakan dan Penjilidan

Cara pencetakan berikut ini berlaku untuk penulisan skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, makalah, dan artikel ilmiah. Sedangkan cara penjilidan hanya berlaku untuk skripsi, tesis. dan disertasi.

Pencetakan
Kertas, Bidang Pengetikan, dan Naskah Akhir
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm), kuarto (21 cm x 28 cm), minimal 70 gram untuk skripsi, tesis, dan disertasi dan 60 gram untuk makalah, artikel, dan laporan penelitian. Bidang pengetikan berjarak 4 cm dan tepi kiri kertas, dan 3 cm dari tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah kertas (li­hat Lampiran 17). Tiap halaman hendaknya tidak berisi lebih dari 26 baris (untuk teks dengan spasi ganda). Sebuah paragraf hendaknya tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya memuat kurang dari tiga baris.
Naskah akhir skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian hendaknya dicetak (di-print) dengan printer deskjet, inkjet atau laser.
Jenis Huruf
Karya ilmiah hendaknya diketik dengan komputer, menggunakan program Windows (antara lain Windows 3.11, Windows 95, atau Windows 98/2000), dengan jenis huruf (font) Times New Roman atau sejenisnya, antara lain Times, CG Times, dan Dutch. Jenis huruf ini disebut huruf proporsional, karena jarak antarhuruf ter­gantung pada besar-kecilnya huruf tersebut. Misalnya huruf m berukuran lebih besar dari pada huruf i, sehingga jarak antara dua huruf selalu rapat. Jenis huruf ini amat lazim digunakan pada pencetakan buku, jurnal. majalah, dan surat kabar. Contoh hu­ruf Times New Roman: Teks ini diketik dengan huruf Times New Roman. Bentuk hu­ruf ini mirip dengan huruf Times, Times, dan Dutch (tergantung pada program Win­dows yang digunakan).
Penjelasan tentang pencetakan karya ilmiah dengan huruf nonproporsional seperti
Courier {dan New Couner) dapat dibaca pada Lampiran 20.
Ukuran Huruf
Bagian-bagian suatu bab untuk skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan laporan penelitian menggunakan ukuran huruf yang berbeda seperti berikut.

12 point

10 point
Judul bab, judul subbab, teks induk, abstrak (skripsi, tesis, dan di     sertasi), lampiran, daftar rujukan,
Kutipan blok, abstrak makalah dan artikel, judul tabel, judul ba­gan/gambar, teks tabel, teks bagan/gambar, catatan akhir, catatan kaki, indeks, header, footer

Ukuran huruf untuk huruf Traditional Arabic:
26 point
18 point

16 point
Judul bab,
Judul subbab, judul abstrak, judul daftar rujukan, judul label, judul
Gambar, dan judul indeks
Teks induk, indeks dan yang lain

Modus Huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic), tebal (bold), dan garis bawah (un­derlined) sebagai berikut.
Normal
·        Teks induk. Abstrak, kata-kata kunci, tabel, gambar, bagan, catatan, lampiran
Miring (italic)
·        kata nonindonesia (bahasa asing dan bahasa daerah)
·        istilah yang belum lazim
·        bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh digunakan bold-normal, tetapi boleh italic-boId)
·        contoh  yang disajikan pada teks utama
·        judul subbab peringkat 4 pada Altematif 1
·        judul buku, jurnal, majalah, dan surat kabar dalam teks utama dalam daftar ruju­kan.

Tebal (bold)
·        judul bab
·        Judul subbab (heading)
·        bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic', perhatikan contoh berikut. Amir anak Amat sedang belajar di Akademi Militer

Garis bawah (underline)
Garis bawah (underline) tidak boleh dipergunakan, kecuali dalam hal-hal yang amat khusus. Garis bawah dipergunakan untuk teks yang dicetak dengan huruf mesin ketik (Courier dan Prestige). Pada teks yang dicetak dengan huruf Times New Roman, garis bawah diganti dengan huruf miring (italic).

Spasi
Antarbaris. Artikel ilmiah dicetak dengan spasi 1,5 sedangkan skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan laporan penelitian dicetak dengan spasi 2 (ganda), kecuali keterangan gambar, grafik, lampiran, tabel, dan daftar rujukan dicetak dengan spasi tunggal. Judul bab dicetak turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang ketikan. Jarak antara akhir judul bab dan awal teks adalah 4 spasi. Jarak antara akhir teks dengan subjudul 3 spasi dan jarak antara subjudul dengan awal teks berikutnya 2 spasi (lihat Lampiran 18). Jarak antara paragraf sama dengan jarak antar baris, yaitu 2 spasi un­tuk skripsi dan makalah, dan 1,5 spasi untuk artikel. Jarak antara satu macam bahan pustaka dengan bahan pustaka lain dalam daftar rujukan menggunakan spasi ganda (2 spasi). Contoh lihat pada Lampiran 11.

Antarkata.
Spasi antara dua kata tidak boleh terlalu renggang. Spasi yang dibolehkan maksimal sama dengan ukuran satu huruf. Tepi kanan boleh rata (full justification) atau tidak rata. Jika tepi kanan rata (full justification), harap diupayakan spasi antar kata cukup rapat, Agar spasi antar kata cukup rapat, kata yang terletak di pinggir jika perlu diputus menurut suku katanya (fasilitas hyphenation diaktifkan: 0/7) mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku. Berikut contoh teks dengan spasi antara kata rapat dan kurang rapat.

Salah

Spasi   antar kata  pada   teks  ini  terlalu  lebar  sehingga     tidak tampak rapi dan   menyulitkan  untuk dibaca.   Spasi  antar kata  pada   teks  ini   terlalu lebar   sehingga tidak  tampak   rapi dan   menyulitkan   untuk    dibaca.
Benar
Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan mudah dibaca. Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan mudah dibaca.

Tanda Pisah dan Bulit
Tanda pisah (dash) dalam huruf proporsional (seperti Times New Roman) dinyatakan dengan satu garis panjang (—), dan tidak boleh dinyatakan dengan 2 garis pendek (") seperti pada huruf Courier dan Prestige. Tanda pisah hendaknya rapat (tidak diberi spasi) dengan kata yang mendahului dan mengikutinya. Tanda butir nonhierarkis dengan garis pendek (-) tidak boleh digunakan, dan hendaknya dinyatakan dengan tanda bulit (berbentuk bulat atau persegi: • dan ▪), Perhatikan contoh berikut:
Salah
Semua pendekatan penelitian-kuantitatif dan kualitatif-perlu dikaji penerapannya.
Bagian tersebut tertulis pada halaman 15-20.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam memilih kertas untuk skripsi;
-  jenis
-  ukuran
-  bobot
Benar
Semua pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif perlu dikaji penerapannya.
Bagian tersebut tertulis pada halaman 15-20.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalani inemilih kertas untuk skripsi:
·        Jenis
·        ukuran
·        bobot
Parugraf dan Penomoran                               
Awal paragraf dimulai 1,2 cm dari tepi kiri bidang pengetikan. Sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma, hendaknya diberi satu ketukan kosong. Lambang-lambang huruf Yunani dan yang tidak dapat ditulis dengan komputer hendaknya ditulistangan secara rapi dengan tinta hitam. Bilangan hendaknya ditulis     dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat.
Bagian awal skripsi diberi nomor halaman angka Romawi kecil di tengah bagian bawah, sedangkan nomor halaman pada bagian inti dan bagian penutup skripsi dengan angka Arab di kanan atas, kecuali nomor halaman bab baru yang ditulis di tengah bagian bawah halaman. Nomor halaman untuk lampiran ditulis dengan menggunakan angka Arab, di sudut kanan atas, melanjulkan nomor halaman sebelumnya.

Penjilidan
Ketentuan mengenai penjilidan yang dikemukakan di sini hanya berlaku untuk skripsi, tesis, dan disertasi; sedangkan penjilidan makalah diatur oleh dosen yang memberi tugas. Skripsi, tesis, dan disertasi harus dijilid dengan menggunakan karton tebal. Pada punggung skripsi hendaknya dimuat nama penulis dan judul. Contoh dapat dilihat pada Lampiran 19. Skripsi dijilid sebanyak 3 eksemplar (1 untuk jurusan, 1 untuk perpustakaan pusat, dan 1 untuk arsip penulis). Tesis dijilid sebanyak 5 eksemplar (2 untuk pembimbing, 1 untuk perpustakaan pusat, 1 untuk perpustakaan PPS, dan 1 untuk arsip penulis). Disertasi dijilid  sebanyak 6 eksemplar (3 untuk  pembimbing,  1  untuk perpustakaan  pusat,  1  untuk perpustakaan PPS, dan 1 untuk arsip penulis). Halaman sampul harus dicetak dengan tinta kuning emas di atas dasar kulit yang sesuai dengan warna jurusan.

Hal-Hal Penting Diperhatikan dan Tidak boleh Dilakukan dalam Penulisan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan
·          Berilah jarak 3 spasi antara tabel atau gambar dengan teks sebelum atau sesudahnya.
·          Judul label atau gambar beserta tabel atau gambarnya harus ditempatkan pada halaman yang sama (jika memungkinkan). Penyebutan tabel atau gambar dalam teks menggunakan kata Tabe! ... atau Gambar ... (diberi nomor sebagai identitas).
·          Tepi  kanan teks tidak harus rata, oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa harus dipotong, tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan di bawahnya.
·          Tempatkanlah nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman, kecuali halaman pertama setiap bab dan halaman Bagian Awal. Nomor halaman awal bab dan Bagian Awal ditulis di tengah bagian bawah halaman.
·          Semua nama penulis dalam daftar rujukan harus ditulis, walaupun penulis yang sama
   memiliki beberapa karya yang dijadikan acuan dalam teks.
·            Nama awal dan nama tengah dapat ditulis secara lengkap atau disingkat asal  dilakukan secara konsisten dalam satu daftar rujukan.
·            Daftar Rujukan hanya berisi sumber yang digunakan sebagai acuan dalam teks, dan semua sumber yang dikutip (secara langsung ataupun tidak tangsung) harus ditulis dalam Daftar Rujukan.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan
  Tidak boleh ada bagian yang kosong pada halaman, kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir suatu bab.
  Tidak boleh memotong tabel menjadi dua bagian (dalam dua halaman) jika memang bisa ditempatkan pada halaman yang sama.
  Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai pertanda berakhirnya suatu bab.
  Tidak boleh menempatkan judul subbab dan identitas label pada akhir halaman    (kaki halaman).
  Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-), tetapi menggunakan tanda bu!it    (• atau ▪). Ukuran besar-kecilnya bulit yang digunakan disesuaikan dengan ukuran huruf yang digunakan. Bulit diletakkan di tepi kiri, terpisah satu ketukan dengan huruf yang mengikutinya. Rincian dengan menggunakan angka hanya diperbolehkan jika mengandung pengertian langkah-langkah atau prosedur.
  Tidak boleh menambahkan spasi antarkata dalam satu baris yang bertujuan meratakan   tepi kanan.
  Daftar Rujukan tidak boleh ditempatkan di kaki halaman atau akhir setiap bab.
  Daftar Rujukan hanya boleh dilempatkan setelah bab terakhirdan sebelum lampiran-lampiran (jika ada).










































BAB V
PROSEDUR PENGAJUAN JUDUL, DRAFT, PEMBIMBINGAN, DAN PERBAIKAN PASCA UJIAN

A.    Pengajuan Judul

Mahasiswa yang akan mengajukan judul skripsi perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Judul yang baik adalah judul yang dapat; memberikan gambaran pokok masalah yang menjadi fokus penelitian. tidak terlalu panjang, dan tidak menggunakan kata-kata yang sudah terimplisit dalam tujuan pelaksanaan penelitian, seperti kata-kata studi, urgensi atau pentingnya dan yang semacamnya.
2.      Memilih judul berdasarkan pada permasalahan, bukan judul yang mencari permasalahan.
3.      Judul yang diajukan harus mempertimbang tersedianya referensi teoritis yang akan dijadikan sebagai pijakan dalam menganalisis permasalahan yang diangkat. Selain itu harus mempertimbangkan dukungan tersedianya data di lapangan penelitian.
4.      Judul yang diajukan minimal dua yang dilengkapi dengan argumentasi kondisi riil dan kondisi ideal.
5.      Judul yang diajukan harus sesuai dengan jurusan/program studi mahasiswa yang mengajukan judul.
6.      Untuk menghindari adanya kesamaan judul di antara mahasiswa yang satu program studi, sebaiknya didiskusikan dulu di tingkat jurusan/program studi. Hal ini dimaksudkan untuk meminta saran dan tanggapan untuk perbaikan dan kelayakan judul yang akan diajukan kepada Ketua Jurusan.
7.      Waktu pengajuan judul sebaiknya setelah lulus dari mata kuliah metodologi penelitian dan yang sejenisnya.

B.     Penyusunan Draft.  
Mahasiswa yang akan mengajukan draft hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Bagi mahasiswa yang telah disetujui judulnya dan telah ditentukan pembimbingnya oleh Ketua Jurusan segera menyusun draft dengan mengkonsultasikannya pada pembimbing I dan II.
2.      Draft yang dibuat; formatnya disesuaikan dengan jenis dan sifat skripsi (kualitatif, kuantitatif, kajian teori/kajian kepustakaan, dan pengembangan) yang memuat seperti bagian yang ada pada bab I (Pendahuluan) dan bab III (metode penelitian).
3.      Sebaiknya draft yang disusun sudah dilengkapi dengan kajian teori (bab II sudah selesai). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti mengembangkan analisisnya di lapangan penelitian. Selain itu mempermudah mahasiswa untuk menyusun instrumen penelitiannya.
4.      Draft yang akan diseminarkan harus melalui persetujuan pembimbing dan memperhatikan prasyarat seminar draft yaitu yang bersangkutan minimal lima kali pernah mengikuti seminar proposal dan pernah menjadi moderator atau notulen dalam pelaksanaan seminar. Mahasiswa akan diberikan kartu daftar keikutsertaaannya dalam setiap seminar yang ditandatangani oleh penyelenggara seminar atau pembimbing mahasiswa yang seminar. Bagi mahasiswa yang tampil pertama sampai kelima akan diberikan dispensasi khusus.
5.      Draft yang akan diseminarkan, disiapkan minimal tiga examplar yang utuh untuk pembimbing dan selebihnya dibuat sinopsis/ringkasan draft untuk semua peserta seminar. 
6.      Mahasiswa yang akan seminar meminta kesediaan pembimbinya untuk menghadiri seminar yang bersangkutan.
7.      Seminar dapat dilaksanakan minimal dihadiri oleh 15 peserta seminar yang terdiri atas pembimbing ketua penyelenggara seminar, pembahas utama dari mahasiswa dan peserta seminar lainnya.
8.      Draft yang telah diseminarkan dan dinyatakan laik untuk diteruskan, diberikan kesempatan paling lambat sebulan setelah tanggal seminar untuk melaporkan kepada jurusan tentang perbaikan draft berdasarkan dengan tanggapan dan masukan pada acara seminar.
9.      Bagi mahasiswa yang memelih penelitian lapangan dan pengembangan harus mengkonsultasikan instrumen penelitiannya pada pembimbingnya.

C.    Pembimbingan

Dalam melaksanakan hak dan kewajiban mahasiswa terhadap bimbingan penyusunan skripsi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Mahasiswa berhak memperoleh pelayanan bimbingan dari pembimbing yang telah ditunjuk oleh jurusan berdasarkan dengan SK pembimbing secara umum yang dikeluarkan oleh Ketua STAIN,
2.      Untuk memperlancar tugas-tugas bimbingan penyususnan skripsi mahasiswa, maka pembimbing diberikan wenanang berdasarkan dengan tugas pembimbing I dan II. Pembimbimbing I bertugas untuk mengoreksi subtansi masalah yang dibahas oleh mahasiswa, dan pembimbing II bertugas untuk mengoreksi dan pemberi bimbingan pada aspek bahasa dan metodelogi yang digunakan oleh mahasiswa dalam penulisan naskah skripsinya.
3.      Para pembimbing diharapkan tidak melebihi sebulan pemeriksaan skripsi dari tanggal penyerahan skripsi kepada pembimbing.
4.      Pembimbing I meminta kepada mahasiswa untuk memperlihatkan semua buku atau kopian sumber rujukan. Apabila sumber rujukan berupa kopian paling tidak harus memperlihatkan kopian kulit buku, daftar isi dan halaman yang dikutip. Apabila sumber rujukan berupa referensi yang tidak bisa diphotocopi, maka cukup lewat tulisan tangan dengan menggunakan kartu kutipan (lihan contohnya pada lampiran) dengan membubuhi tanda tangan petugas perpustakann dan stempel perpustakaan. Apabila sumber rujukan dari CD maka diprintout bahan yang dikutip dengan mencantumkan identis CD yang dipakai. Demikian pula kalau rujukan itu diambil dari internet, hendaknya diprint out/didown lock
5.      Setelah pembimbing melihat semua bahan dan dokumen rujukan, maka pembimbing menandatangani format surat keterangan pembuktian (Lihat terlampir) yang akan dilampirkan pada skripsi mahasiswa yang akan ujian munaqasyah. Dengan adanya surat keterangan pembuktian ini, maka mahasiswa tidak perlu lagi membahan bukubuku rujukan dan bukti lainnya pad sidang munaqasyah mahasiswa yang bersangkutan.
6.      Bahan rujukan seperti hadis dan penafsiran ayat-ayat al Quran diusahakan dikutip dari sumber aslinya.
D.    Perbaikan Pasca Ujian
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa yang sudah mengikuti sidang munaqasyah sebagai berikut:
1.      Mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus dengan perbaikan-perbaikan, wajib mencantumkan lembaran naskah yang dikoreksi baik dari pembimbing maupun penguji pada tim penguji dan pembimbing disaat mengajukan perbaikan.
2.      Mahasiswa yang akan meminta tanda tangan pengesahan skripsi, masih tetap wajib membawa kembali lembaran-lembaran yang dikoreksi dan ditunjukkan perbaikanya di dalam naskah skripsi.
3.      Batas waktu perbaikan tergantung pada kesepakatan antara penguji dan mahasiswa yang diuji. Oleh karena itu penguji mencantumkan keepakatan tersebut pada naskah skripsi yang dipakai ujian.
4.      Apabila melewati sebulan dari batas kesepakatan waktu perbaikan antara tim penguji dan mahasiswa tanpa alasan yang tepat, maka dianggap harus mengikuti kembali ujian dengan konsekwensi biaya oleh mahasiswa yang bersangkutan.
5.      Bagi yang sudah melaksanakan kewajiban perbaikan segera menggandakan skripsinya sesuai dengan ketentuan dari jurusan, dan dimasukkan pada jurusan dan perpustakaan. Salah satu prasyarat penyetoran naskah harus memperlihatkan surat bukti bebas peminjaman buku perpustakaan. Pespustakaan akan memberikan surat keterangan penyetoran skripsi yang akan dipakai untuk pengurusan ijazah.
6.      Mahasiswa diwajibkan membuat artikel dari skripsi yang bersangkutan, dan artikel tersebut dimasukkan kepada Ketua P3M STAIN Gorontalo. P3M akan memberikan surat bukti peyerahan artikel yang akan digunakan oleh alumni untuk prasyarat pengurusan ijazah.
7.      Peyelesaian tugas akhir dalam kaitannya dengan pembayaran SPP dihitung pada penyerahan skripsi pada jurusan. Apabila alumni yang bersangkutan terlambat meyerahkan skripsinya dan sudah masuk waktu pembayaran SPP maka mahasiswa masih dikenakan pembayan SPP.
 















BAB  VI
PENUTUP

            Bagian penutup ini kembali lagi menekankan bahwa pedoman penulisan karya ilmiah ini hanya berlaku di lingkungan STAIN Sultan Amai Gorontalo. Pada uraian sebelumnya dijelaskan masalah penulisan Tesis dan Disertasi. Khusus untuk kedua jenis tugas akhir ini mengingat STAIN belum melaksanakan program Pasca Sarjana secara mandiri maka ketentuan dalam pedoman ini menyesuaikan dengan pedoman khusus yang diberlakukan oleh PPS dimana dosen dan karyawan STAIN Sultan Amai mengikuti program Pasca Sarjana. Pedoman penulisan tentang Tesis dan Disertasi sebagai upaya antisipatif apabila STAIN Sultan Amai Gorontalo sudah melaksanakan PPS secara mandiri.
            Bagi mahasiswa program S1 wajib mengikuti pola penulisan karya ilmiah ini khususnya yang berkaitan dengan penulisan artikel, laporan penelitian, dan skripsi. Untuk penulisan makalah disesuaikan dengan petunjuk yang disampaikan oleh dosen yang memberikan tugas.
            Teknik penulisan yang berkaitan dengan rujukan/kutipan, ditekankan kembali bahwa untuk penulisan skripsi dan laporan penelitian tetap menggunakan sistim footnote  dan untuk penulisan artikel menggunakan sistim innote. Untuk penulisan makalah bisa menggunakan sistim footnote atau innote tergantung pada dosen yang memberikan tugas.



















Lampiran: 1  Halaman Sampul Skripsi

4.5 cm dari tepi atas kertqs

IKHTILAF ULAMA DALAM MEMAHAMI

DAN MENAFSIRKAN AL  QUR’AN
TENTANG TAHARA




SKRIPSI











2.5 cm


3 cm





2.


0.5-1 cm



4cm
OLEH
AHMAD KAMAL
NIM 02. 121. 137

1.5 cm





4  cm







SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI  GORONTALO
JURUSAN TARBIYAH  PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DESEMBER 2002
2.5 cm

3 cm dari tepi bawah kertas




LOGO   STAIN GORONTALO




  STAIN
SULTAN AMAI











Lampiran: 2  Halaman Judul Skripsi lembar kedua
4.5 cm dari tepi atas kertqs

IKHTILAF ULAMA DALAM MEMAHAMI

DAN MENAFSIRKAN AL  QUR’AN
TENTANG TAHARA





 

 

SKRIPSI

Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gorontalo
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Tarbiyah



2.5 cm





3,5 cm







3,5 cm

3,5 cm





Oleh
Ahmad  Kamal
NIM 02. 121. 137

1.5 cm





4  cm



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI  GORONTALO
JURUSAN TARBIYAH  PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DESEMBER 2002


2. cm
3 cm dari tepi bawah kertas
Lampiran 8: Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing


PERSETUJUAN  PEMBIMBING



            Pembimbing penulisan skripsi Saudara Edwin  Manangsang, NIM: 96.121.037,  Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama pada Serkolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Sultan Amai Gorontalo, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul   “Prospek Perpustakaan Umum Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Kotamadya Gorontalo“ memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.
            Demikan persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

                                                                 Gorontalo, - - - - - - - - - - - - - - - - -


Pembimbing  I                                             Pembimbing  II*
     
      (_______________)                                     (________________)




*) Atau Pembantu Pembimbing



Lampiran 7: Contoh lembar Pengesahan Skripsi

PENGESAHAN SKRIPSI


            Skripsi yang berjudul  “Prospek Perpustakaan Umum Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Kota Gorontalo, yang disusun oleh saudara Edwin Manangsang, NIM :96.121.037, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gorontalo, telah diuji dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari senin 03 Agustus 2002 M. bertepatan dengan 09 Jumadil Awal 1423 H. dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama, tanpa  dengan (beberapa* ) perbaikan


                                                         Gorontalo,  03  Agustus            2002 M                                               
                                                                            09  Jumadil  Awal  1423  H


DEWAN PENGUJI :


Ketua                    : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( . . . . . . . .. . . . . . . . .)
Sekretaris             : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . .. . . . . . . . .)
Munagisy   I        : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . .. . . . . . . . .)
Munagisy   II       : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . .. . . . . . . . .)
Pembimbing   I     : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . .. . . . . . . . .)
Pembimbing   II    : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( . . . . . . . .. . . . . . . . .)



Diketahui Oleh :
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
( STAIN ) Sultan Amai Gorontalo


(Drs. Muhamad N. Tuli, M.Ag)
NIP :  150  196  131
*) Disesuaikan dengan keadaan.

Lampiran 9:  Contoh Abstrak Skripsi*

ABSTRAK


Rahim, Moh Asdar. 2000. Strategi Pembelajaran dan Perolehan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada SMU Negeri Koti Gorontako. Skripsi Jurusan  Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Sultan Amai Gorontalo Pembimbing: (I) Prof. Dr. H. Abd. Rahman, (II) Dr. H. Mappanganro.

Kata-kata kunci: strategi  pembelajaran, hasil belajar, pendidikan  agama

Kepatuhan dan kepahaman terhadap segala bentuk perintah dan larangan agama dan tanpa mengabaikan aspek pluralitas dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan ekspressi sikap dalam bentuk perilaku yang bernuansa moral agama. Ekspressi sikap keagamaan seperti itu semestinya menjadi dampak pengiring dari tindak pembelajaran pendidikan agama Islam di berbagai tingkatan sekolah khususnya di tingkat SLTA. Namun akhir-akhir ini dengan semakin meningkatnya tindakan-tindakan a moral dan semakin meningkatnya pengunaan obat-obat terlarang di kalangan remaja, masyarakat dan kaum intelektual sering mempertanyakan bagaimana sebenarnya muatan dan sistim pelaksanaan kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas maka diupayakan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kegiatan-kegiatan guru PAI dalam mengejawantahkan kurikulum PAI di sekolah menengah umum negeri, khususnya di wilayah kota Gorontalo dengan melalui suatu penelitian. Faktor-faktor kegiatan PAI yang dijadikan fokus permasalahan meliputi; (1) strategi pengelolaan yang meliputi kegiatan informatif antara guru dan siswa pada tatap muka pertama, (2) kegiatan setiap penyampaian pembelajaran, (3) kegiatan penyusunan pengorganisasian isi pembelajaran PAI; dan (4) proses pelaksanaan evaluasi PAI dalam pemerolehan hasil belajar siswa dalam satu kurun waktu tertentu,
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum tentang bentuk-bentuk, intensitas, dan faktor kemengapaan masing-masing pelaksanaan kegiatan dalam pembelajaran PAI. Hasil temuan tersebut diharapkan menjadi sumbangsih bagi guru PAI untuk lebih meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran PAI, khususnya di SMU Negeri Kota Gorontalo sehingga dampak pengiring PAI dapat membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang tetap taat dan patuh terhadap ajaran agama dan tetap menghargai makna kepluralitasan yang ada di masyarakat. Dari sisi teori dapat menjadi basis untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode wawancara, observasi, angket dan dokumen. Subyek penelitian adalah 10 guru PAI dan 240 siswa yang tersebar di lima SMU Negeri kota Gorontalo
 Dari hasil temuan ini ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Kegiatan strategi pengelolaan pembelajaran berupa kegiatan informatif antara guru dan siswa yang terkait dengan karakteristik siswa dan gambaran umum program mata pelajaran PAI yang diduga dapat mengarahkan kemandirian belajar siswa, ternyata kurang dilakukan oleh sebagian besar responden  dengan alasan pertemuan pertama langsung masuk pada pembelajaran pokok bahasan pertama.
2.      Kegiatan penyampaian pembelajaran yang meliputi tahapan pendahuluan  penyajian inti, dan penutup  pembelajaran yang masing-masing indikatornya dicantumkan dalam rancangan pembelajaran atu PSP ternyata sebagian besar responden kurang konsisten terhadap apa yang tertulis dan yang dikerjakan. Hal ini disebabkan responden tidak terbiasa dengan pengorganisasian waktu dalam melakukan suatu tindakan. Selain itu ternyata responden juga kurang  mengembangkan indikator-indikator dari setiap tahapan pembelajaran.
3.      Pengorganisasian isi pembelajaran baik pada tingkat makro maupun mikro, semua responden tidak ada yang melakukannya dengan alasan pengorganisasian tersebut sudah tersusun dengan baik seperti yang ada di GBPP dan buku teks khususnya yang diterbitkan oleh Departemen Agama.
4.      Perolehan hasil belajar siswa rata-rata baik karena rumusan soal pada umumnya mudah, kebijakan nilai agama tidak boleh di bawah enam, dan pertimba-  ngan akhlak siswa.
5.      Perolehan hasil belajar PAI tidak memiliki konsistensi logis dengan pelaksanaan strategi pembelajan PAI.
Bertitik tolak dari temuan penelitian ini, beberapa saran yang memungkinkan dapat dilakukan oleh guru PAI adalah (1) kebijakan administratif yang pokok bahasan pertama sudah harus disampaikan pada tatap muka pertama, secara operasional waktunya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan iformatif antara guru dan siswa, (2) kegiatan yang terabaikan sebagai bagian dari pendahuluan pembelajaran seperti menarik perhatian, penkomunikasian TPK hendaknya secara rutin dilakukan oleh guru PAI setiap mengajar, ( 3) yang berkaitan dengan penyajian inti seperti pemrosesan informasi materi disarankan kepada guru PAI untuk selalu menyertai dengan contoh-contoh yang jelas yang berkenaan dengan materi, (4) kegiatan yang berkaitan dengan tindak lanjut dari unjuk kerja siswa disarankan kepada guru PAI untuk selalu memberikan tindak lanjut baik berupa remedial maupun pengayaan, (5) berkaitan dengan penilaian hendaknya guru PAI mengembangkan instrumen penilaian sikap dan psikomotorik dan meningkatkan kadar kognitif. 














Lampiran 17:  Contoh Format Artikel untuk Jumal

Pengasuhan Orang Tua dan Interaksi Teman Sebaya dalam

Pengembangan Program Bimbingan Perilaku

Sosial Anak Taman Kanak-kanak


Ernawulan Syaodih*


Abstract: This study involved Kindergarten children and focused on their social behavior development. Parenting and peer interaction were variables to be considered in the program development of guidance services to facilitate child's social behavior development. Findings show that parenting and peer group interaction give a significant contribution to social behavior development. Hypo-thetical guidance program of child's social behavior development has been developed, and some relevant topics of child's social behavior have been for-rnuated derived from the actual child's social behavior. It is recommended that delivery system of guidance program in Kindergarten should be integrated with learning process peer interaction.

Kata kunci: bimbingan guru, pengasuhan orang tua, interaksi teman sebaya, perilaku sosial,tamankanak-kanak.

Taman kanak-kanak dapat dipandang sebagai lembaga yang menjembatani kehidupan anak dari kehidupan keluarga ke kehidupan sekolah. Artinya, di taman kanak-kanak anak didik dibantu untuk dapat menyiapkan diri memasuki dunia sekolah yang lebih luas. Di sekolah dasar, peserta didik tidak hanya memasuki dunia sosialisasi yang lebih luas, tetapi juga menghadapi berbagai karakteristik manusia yang lebih beragam dan berbagai peraturan yang hams ditaati yang banyak berbeda dengan keadaan dalam keluarga.
Dalam menghadapi dunia sekolah yang lebih luas, tidak semua anak mampu menyesuaikan din dengan baik dan tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan bersosialisasi. Hasil ternuan penelitian Ahman (1998) menunjukkanbahwa permasalahan yang sering kali dihadapi anak sekolah dasar kelas awal adalah ketidakmampuan bersosialisasi dan mengendalikan emosi. Apabila permasalahan ini dibiarkan, maka anak akan mengalami kesulitan dalam pencapaian tugas perkembangan berikutnya serta mengalami kesulitan dalam memasuki dunia pergaulan yang…

METODE
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yang artinya bahwa penelitian ini berusaha memperoleh informasi dari keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian ini ditempuh untuk mengetahui pengaruh


 
Emowulan Sycwdih adalah dosen Universitas Pendidikan Indonesw (UPl), Bandung. Argkel mi dwtgkat dari Tesb Magister Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 1999.

Lampiran  3: Contoh Daftar Isi yang Peringkat Juduk Subbabnya Ditandai dengan
                    Kombinasi Huruf-Angka

DAFTAR  ISI
                                                                                                 

ABSTRAK. . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB   I    PENDAHULUAN 

                 A.  Latar Belakang Masalah  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     Fokus Penelitian . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.     Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ..
D.    Pentingnya Penelitian  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
E.     Batasan Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
F.      Asumsi dan Keterbatasan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB  II    LANDASAN TEORI 
A.      Kurikulum Pendidikan Agama Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.      Strategi Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
                 C.   Perolehan Hasil Belajar
BAB  III    METODE  PENELITIAN 
A.    Rancangan Penelitian . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     Lokasi Penelitian  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.     Kehadiran Peneliti  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D.    Subyek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E.     Sumber dan jenis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F.      Teknik Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G.    Cara Pencatatan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
H.    Strategi Pelaksanaan Penelitian  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
I.       Validitas dan Realibilitas. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
J.       Analisi Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
         i
        ii
       iii
       iv
        v
       vi
   1-15
        1
        7
        7
        8
        9
      12
 16-25
      16
      21
      23
26-38
      26
      28
      30
      31
      33
      35
      37
      37
      38
      38
BAB  IV    PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN 
A.    Karakteristik Lokasi Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     Deskripsi Strategi Pembelajaran. .. . . . . . . .  . . . . . . . . . . . .
BAB  V     Pembahasan Hasil temuan
A.    Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran pada Tatap Muka
B.     Penyampaian Tahapan Pembelajaran. .. . . . . . . . . . . . . . . . .
C.     Pengorganisasian Isi Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D.    Perolehan Hasil Belajar. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB  VI   penutup
A.    Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     Saran-Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .
DAFTAR RUJUKAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
 39-58
      39
      49
 59-65
      59
      59
      60
      61
59-62
      59
      62
      63
Lampiran 10: Contoh Daftar Lampiran Tabel dan Gambar

DAFTAR TABEL*


Tabel                                                                                                           Halaman


2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
  4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
Prasyarat Utama dan Pendukung Lima Jenis Hasil Belajar. . . . . .
Tahapan Pembelajaran Konsep. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Fase-Fase Model Pemahaman Konsep. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Model Pilihan Pemahaman Konsep. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Model Data Tak Terorganisir. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Indikator Jenis Ranah Perolehan Belajar. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kriteria Penarikan kesimpulan Hasil temuan observasi dan Angket.
Lokasi Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rincian Nilai Ebtanas SMU Neg. Tahun 1998/1999. . . . . . . . . .
Pengamatan Kegiatan Tatap Muka Pertama. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tahap Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tahap Kegiatan Penyajian Inti Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . .
Tahap Kegiatan Penutupan Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Intensitas penggunaan Metode dan Media. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Indikator Persiapan Evaluasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengaruh Aspek Non Formal Terhadap Penilaian. . . . . . . . . . . . .
Jadwal Pelaksanaan Ulangan Umum Cawu I. . . . . . . . . . . . . . .
Sebaran Soal dan Tingkatan Kognitif. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 
Sebaran butiran soal cawu 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  54
  56
  59
  60
  61
  82
103
104
112
114
120
123
129
133
135
142
144
146
149
151


*Format ini sama dengan daftar gambar






Lampiran 11: Contoh Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                                      Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18

Jadwal Pelaksanaan Observasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

 

Jadwal Pelaksanaan Wawancara. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Pedoman Wawancara. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Angket. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Observasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   . . . . . . . . . . . . .

Daftar Dokumentasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Deskripsi Hasil Wawancara. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Materi Pokok Bahasan al Quran Kelas Dua. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Materi Pokok Bahasan Iman Kepada Kitab-Kitab Allah . . . . . . . .

Program Tahunan (PROTA). .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Program Catur Wulan Satu kelas Dua dan Tiga. . . . . . . . . . . . . . . .

Program Satuan Pelajaran Kelas Dua. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Program Satuan Pelajaran Kelas Tiga. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Keadaan SMU Negeri Watampone.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Hasil Perolehan Nilai Kumulatif .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kode-Kode tema Penelitian. . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Biodata responden. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar Riwayat Hidup . . . . . . . . . . . 
 205

207

208

216

221

224

228

231

238

245

246

248

250

253

254

255

257

258



Lampiran 12: Contoh Daftar Rujukan


DAFTAR RUjuKAn



Al-Abrasyi, M.A.,1961. Al-Tarbiyah fi al-Islamiyah wa Falasifatuha. Mesir: Isa Al-Baby Al-Halaby.

AECT, 1977. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Al-Ahwani, A.F. 1968. Al-Tarbiyah fi al-Islam. Kahirah: Dar al-Ma’arif.

Akhwan, M. 1997. Karakteristik, Tujuan dan Sasaran Pendidikan Islam. Dalam Usa, M. dan Wijdan, A. (Eds), Pendidikan Islam dalam Peradaban         Industrial. Yogyakarta: Aditya media kerja sama dengan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Indonesia.

Ali, M.A.  1981. The use of positive and negative examples during instruction "Some important issues related to the design and development of instructional material. Journal of Instructional Development. 5 (1), 2-7

Allen, D.E., Guy, R.F. dan Edgley, C.K. 1980. Social  Psychology as Social     proccess. Belmont, Cal.: Wadsworth Publishing Company.

Ancok, J. dan Suroso, F.N. 1994. Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anderson, R.C., Spiro, R.J. dan Montaque, W.E. 1977. Schooling and the Acquisition of Knowledge. Hillsdale, N.J.: Laurence Erlbaum Associates.

Anderson, R.C. 1989. The classroom enviroment study teaching for learning. Dalam Ardhana , W, dan Willis V (ed) Reading Instructional Development. Volume three. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. P2LPTK 179

Ansyar, M. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta, Depdikbud, Dikti P2LPTK.

Arikunto, S.1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ausubel, D.P., 1968. Educational Psychology: A Cognitive View. New York: Holt Reinhart and Winston.

Bloom, B.S. (ed). 1956. Taxonomi of Educational Obyectives: The Claasification of Educational Goals. Hand Book I: Cognitive Domain. New York, Longman.


Lampiran 16: Contoh Pernyataan Keaslian Skripsi


PERNYATAAN  KEASLIAN  SKRIPSI




            Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi* ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat dibantu orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka Skripsi* dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.



                                                                                      Gorontalo, ---------------------



                                                                                       Penyusun,




                                                                                       (____________________)
                                                                                        NIM :









*) Disesuaikan untuk Tesis/Disertasi



Lampiran 13: Contoh Daftar Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP


            Ahmad Kamal dilahirkan pada tanggal 28 Desember 1978 di Bualemo. Provinsi Gorontalo. Putra kedua dari enam bersaudara yang dilahirkan oleh pasangan Abdurrahman dan Siti Salama. Pendidikan di SD ditamatkan pada tahun 1991 dan SLTP Paguyaman tahun 1994 dan MAN Limboto tahun pada tahun   Pada tahun 1998 melanjutkan pendidikan ke Jurusan Tarbiyah STAIN Sultan Amai Gorontalo dengan mengambil program studi  Pendidikan Agama Islam. Gelar sarjana pendidikan Islam  diraih pada tahun 2002.
            Selama dalam pendidikan di STAIN Ia pernah diberikan kepercayaan sebagai ketua HMJ Tarbiyah priode tahun 2000-2001. Selain aktif pada pengurusan organisasi intra instituter, ia juga pernah diberikan kepercayaan sebagai salah satu ketua departemen pada kepengurusan HMI Cabang Gorontalo priode 2000-2002. Pada tahun 2002 ia pernah mewakili rramuka Jambore Nasional di Lampung pada tahun 2002.




























Lampiran  14:  Contoh Sampul Makalah


TINJAUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM ASPEK

AQIDAH, IBADAH DAN AKHLAK



MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Ilmu Pendidikan Islam
yang dibina oleh Bapak  Drs  Mohammad, M.Pd.I








Oleh
Aminah Pasambuda
NIM 98.127.048








SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI GORONTALO
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PAI
Agustus 2002





Lampiran  15 : Contoh Sampul Laporan  Penelitian


PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF

BUDAYA GORONTALO










TIM PENELITI
DRS. LAHAJI, M.Ag
DRS.  SYAFRUDDIN
DRS. ABD KARIM











DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI GORONTALO
LEMBAGA PENELITIAN
Agustus 2002



Lampiran 4:  Ukuran Bidang Pengetikan









Tempat nomor
Halaman bab baru
 
 












































4 spasi dari
tepi (marging)
atas pengetikan



2 spasi




4 spasi



2 spasi

2 spasi


3 spasi




2 spasi





3 spasi


2 spasi

 
Lampiran 5: Jarak Antarbaris dan Pengetikan Teks


 



                                             BAB III

                              METODE PENELITIAN








 




A.    Instrumen Penelitian








 
  *…………………………………………………………….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
 


.
1. Alasan Pemilihan Tes


 
  *…………………………………………………………….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
 


a. Isi Tes


 
  *…………………………………………………………….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………






                                                25
                                                       2 cm dari tepi bawah
                                                       kertas


Lampiran 6  Contoh Penjilidan Skripsi






Text Box:     AHMAD KAMAL              IKTILAF ULAMA DALAM MEMAHAMI                      2002
                                                       AL QURAN TENTANG TAHARA                          SKRIPSI



 










































DAFTAR  ISI
                                                                                                
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB   I    PENDAHULUAN 

A.    Makalah, Artikel, dan Laporan Penelitian  . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     Skripsi, Tesis, dan Disertasi…. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.     Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
D.    Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB  II    ISI SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
A.    Isi Bagian Awal. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     Isi Bagian Inti
1.      Skripsi, Tesis, Disertasi. Kualitatif . . . . . . . . . . . . . . .
2.      Skripsi, Tesis, Disertasi Kuantitatif. . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.      Skripsi, Tesis, Disertasi Kajian Pustaka. . . . . . . . . . . . . . .
4.      Skripsi, Tesis, Disertasi Pengembangan. . . . . . . . . . . . . . .
                  C.  Isi Bagian Akhir. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB III SISTIMATIKA MAKALAH, ARTIKEL, DAN LAPORAN   PENELITIAN
A.    Makalah . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     Artikel. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.     Laporan Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

         i
        ii
       iii
     1-5
        1
        1
        2
        4

   6-31
        6
        9
        9
      14
      22
      25
      30

      32

      32
      37
      44
BAB  IV    TEKNIK PENULISAN
A.    Sistimatika Penulisan (Skripsi, Tesis, Disertasi, makalah panjang, dan laporan penelitian) . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . 
B.     Teknik Rujukan dan Penulisan Daftar Rujukan
1.      Cara merujuk .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 
2.      Daftar Rujukan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.      Tabel dan Gambar.
C.     Bahasa dan Tanda baca. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .
D.    Pencetakan dan Penjilidan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E.     Hal-Hal yang Perlu dihindari dan Diperhatikan. . . . . . . .
BAB V  PROSEDUR PENGAJUAN JUDUL, DRAFT, PEMBIM- BINGAN, DAN PERBAIKAN SKRIPSI
A.    Pengajuan Judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     Pengajuan Draft. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.     Pembimbingan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D.    Perbaikan skripsi pasca ujian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB  VI   penutup
Lampiran-lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
48-69

      48
      51
      51
      57
      61
      64
      65
      69
 71-73

      70
      70
      71
      72
      74
      75
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 4
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 7
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 10
Lampiran 12
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Contoh halaman sampul skripsi ………………………
Contoh logo STAIN Gorontalo ………………………
Contoh halaman judul skripsi lembar kedua………….
Contoh lembar persetujuan pembimbing skripsi……..
Contoh lembar pengesahan skripsi……………………
Contoh abstrak untuk skripsi………………………….
Contoh abstrak untuk artikel dalam jurnal……………
Contoh daftar isi skripsi berperingkat hurf dan angka..
Contoh daftar tabel……………………………………
Contoh daftar gambar…………………………………
Contoh daftar lampiran………………………………..
Contoh daftar rujukan…………………………………
Contoh pernytaan keaslian skripsi…………………….
Contoh riwayat hidup…………………………………
Contoh sampul makalah………………………………
Contoh sampul laporan penelitian……………………
Ukuran bidang pengetikan…………………………….
Jarak antar baris dan pengetikan teks…………………
Contoh penjilidan skripsi
Contoh kartu kutipan
Surat keterangan bebas perpustakaan
Surat keterangan penyerahan artikel
Tranliterasi Arab ke Indonesia
75
76
77
78
79
80
80
83
84
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
93
94
95
96





 I. PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
A. PETUNJUK UMUM................................................................................... 2
1. Beban Kredit........................................................................................... 2
2. Sifat dan Ruang Lingkup Skripsi............................................................ 2
3. Pelaksanaan Penyusunan Skripsi............................................................ 4
4. Persyaratan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping............ 5
5. Tugas dan Kewajiban.............................................................................. 5
B. PETUNJUK KHUSUS................................................................................ 7
1. Format Penulisan Proposal..................................................................... 8
a. Bagian Umum Proposal................................................................... 8
b. Bagian Batang Tubuh Proposal....................................................... 8
c. Bagian Akhir Proposal.................................................................... 8
2. Format Penulisan Skripsi....................................................................... 8
a. Bagian Umum Skripsi..................................................................... 8
b. Bagian Batang Tubuh Skripsi......................................................... 9
c. Bagian Akhir Skripsi....................................................................... 9
3. Penjelasan Format.................................................................................. 9
a. Bagian Umum................................................................................. 9
b. Bagian Batang Tubuh..................................................................... 13
c. Bagian Akhir................................................................................... 16
C. TEKNIK PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI............................. 17
1. Aturan Umum......................................................................................... 17
2. Aturan Khusus........................................................................................ 20
D. PENUTUP................................................................................................... 28
1. Ujian / Seminar Proposal, Hasil Penelitian, dan Skripsi........................ 28
2. Cara Penilaian......................................................................................... 28
II. SANKSI............................................................................................................... 30
A. Surat Pernyataan......................................................................................... 30
B. Jenis Sanksi.................................................................................................. 30
2
I. PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
A. PETUNJUK UMUM
1. Beban Kredit
Beban kredit skripsi ditetapkan 4 sks, dengan kerangka isi sebagai berikut :
a. Pembuatan proposal dan ujian proposal.
b. Pelaksanaan penelitian dan ujian hasil penelitian.
c. Penulisan skripsi dan ujian akhir skripsi.
2. Sifat dan Ruang Lingkup Skripsi
Skripsi untuk Program Strata I Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
bersifat penelitian yang sesuai dengan cabang ilmu yang diasuh masing-masing
bagian, artinya disiplin ilmu bagian harus menjadi pokok dasar permasalahan. Ruang
lingkup atau batasan penelitian yang dipakai sebagai acuan adalah semua kegiatan
pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu,
untuk mendapatkan fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan mendapatkan
pengertian baru dan meningkatkan ilmu dan teknologi. Secara mendasar skripsi dibagi
menjadi dua kelompok :
a. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dapat mengendalikan dan
memanipulasi variabel bebas dalam penelitian. Eksperimen mempertimbangkan
variabel perlakuan, variabel kontrol, dan variabel rambang atau kendali.
1) Penelitian eksperimen laboratorium, mempunyai ciri sebagai berikut :
a) Dilaksanakan dalam ruangan terbatas, dengan pengendalian variabel
bebas yang sangat ketat.
b) Mudah dilaksanakan randomisasi.
c) Internal validity tinggi (dapat diterapkan dalam keadaan yang sama,
dengan tingkat keberlakuan yang tinggi).
d) Eksternal validity rendah (tidak dapat digeneralisasi terhadap kondisi yang
berlainan).
e) Bersifat menguji hipotesis atau teori, bukan untuk pemecahan masalah
yang berhubungan dengan praktis.
3
2) Penelitian eksperimen lapangan, mempunyai ciri sebagai berikut :
a) Dilaksanakan dalam lingkungan alami dengan keadaan wajar,
pengendalian variabel bebas maksimal.
b) Sukar melaksanakan randomisasi.
c) Eksternal validity (dapat digeneralisasikan pada populasi).
d) Bersifat menguji hipotesis, teori, atau mencari pemecahan masalah yang
berhubungan dengan praktis.
b. Penelitian ex post facto, mempunyai ciri sebagi berikut:
Penelitian ex post facto adalah penelitian empiris, peneliti tidak dapat
mengendalikan variabel-variabel bebas secara langsung, karena variabel tersebut
telah terjadi atau variabel tersebut tidak dapat dimanipulasi. Ciri-ciri penelitian ex
post facto adalah :
1) Variabel bebas tidak dapat dimanipulasi.
2) Variabel yang diamati hanya akibatnya.
3) Kesimpulan berdasarkan pada suatu prasangka (cenderung untuk memilih apa
yang sebelumnya terjadi sebagai penyebabnya).
4) Kebenaran hipotesis masih diragukan.
5) Randomisasi tidak dapat dilakukan secara sempurna.
6) Objek penelitian dikelompokkan berdasarkan self selection.
7) Dianjurkan untuk menguji beberapa hipotesis alternatif atau hipotesis kontrol
(tidak dibenarkan memihak pada salah satu hipotesis).
c. Penelitian survei, mempunyai ciri sebagai berikut :
Penelitian survei adalah jenis penelitian yang mempelajari populasi (universal)
kecil maupun besar dengan mempergunakan dan mempelajari sampel yang berasal
dari populasi untuk mengungkapkan hal-hal seperti relative incident, penyebaran
(distribution), dan pengaruh timbal balik antar variabel:
1) Variabel sampel harus representatif dan dapat digeneralisasi dalam populasi
tertentu.
2) Melaksanakan teknik sampling bagi populasi yang besar.
3) Jenis data yang dipakai adalah data primer, jika ada data sekunder, tersier
hanya sebagai data pendukung.
d. Penelitian pustaka, mempunyai ciri sebagai berikut :
1) Data yang diperoleh dapat bersifat kuantitas, kualitas atau kedua-duanya.
4
2) Sumber pustaka yang dipakai minimal 25 (dua puluh lima) sumber pustaka
dengan rincian:
a) Text book 2 (dua) s/d 5 (lima) buah buku.
b) Journal minimal 10 buah yang terdiri dari 5 (lima) buah journal non
elektronik dan 5 (lima) journal elektronik (internet).
c) Sumber referensi lain maksimal 5 (lima) buah buku/majalah/ dan lain-lain,
misalnya dari instansi, WHO, Depkes, komunikasi pribadi, tesis, dan
disertasi.
3. Pelaksanaan Penyusunan Skripsi
a. Penyusunan skripsi
Mahasiswa yang akan menyusun skripsi diwajibkan mengikuti tata cara
sebagai berikut :
1) Skripsi diajukan mulai Semester VII dengan judul dan permasalahan yang
sesuai dengan disiplin ilmu kedokteran gigi di masing-masing bagian. Untuk
itu akan diatur pelaksanaannya oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Jaminan Mutu.
2) Mahasiswa yang dapat mengajukan usulan skripsi adalah mahasiswa yang
telah menempuh sekurang-kurangnya 100 sks, dan telah menempuh mata
kuliah Metodologi Penelitian, Biostatistik dan Filsafat Ilmu.
3) Setiap mahasiswa wajib mendapatkan bimbingan 2 s/d 3 orang dosen, terdiri
dari: dosen pembimbing maksimal satu, dan dosen pembimbing pendamping
maksimal 2 orang.
b. Percepatan penyusunan skripsi
Mahasiswa dapat mengajukan usulan penyusunan skripsi sebelum waktunya
(percepatan) apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Mahasiswa telah menempuh 100 sks, dan telah atau sedang menempuh mata
kuliah Metodologi Penelitian, Biostatistik, dan Filsafat Ilmu.
2) Mahasiswa yang pada semester V memiliki Indeks Prestasi Kumulatif ≥ 3,50
atau mahasiswa yang telah lulus seleksi untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Tingkat Nasional dan sejenisnya (Program Kreativitas Mahasiswa
Ilmiah, Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian dsb) atau mahasiswa yang
mengikuti Lomba Karya Tulis Internasional yang disetujui oleh pimpinan
fakultas.
5
Mahasiswa yang telah memenuhi syarat tersebut memberitahukan kepada
Dosen Pembimbing Akademik untuk mendapatkan persetujuan, kemudian
melakukan pendekatan kepada Koordinator Skripsi pada bagian mahasiswa
tersebut akan melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi. Ketua bagian yang
bersangkutan memberikan persetujuan yang dikirim ke Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Jaminan Mutu, untuk diproses lebih lanjut.
4. Persyaratan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
a. Dosen Pembimbing
Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah lektor
dan mempunyai pendidikan minimal S2/ SP1 dari masing-masing bagian.
b. Dosen Pembimbing Pendamping
1) Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah asisten
ahli, pada masing-masing bagian.
2) Dosen tetap Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan jabatan terendah asisten
ahli, pada bagian lain di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
3) Dosen tetap Universitas Gadjah Mada dengan tingkat pendidikan terendah S2,
dan memiliki keahlian relevan atau mendekati dengan kajian yang akan diteliti
mahasiswa.
5. Tugas dan Kewajiban
Dalam pelaksanaan pembuatan skripsi terlibat 7 unsur utama yaitu: ketua
bagian, koordinator skripsi, dosen pembimbing akademik (DPA), pembimbing
skripsi, pembimbing pendamping, dosen penguji, dan mahasiswa dengan tugas dan
kewajiban masing-masing sebagai berikut:
a. Tugas dan kewajiban ketua bagian
1) Menerima daftar mahasiswa yang mengajukan skripsi dari Wakil Dekan I
sesuai dengan kemampuan setiap bagian.
2) Memutuskan Dosen Pembimbing dan Pembimbing Pendamping setelah
diproses oleh koordinator skripsi.
3) Meneruskan daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping beserta daftar
mahasiswa kepada koordinator skripsi.
4) Mengirim kembali daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping beserta
mahasiswa bimbingannya kepada Wakil Dekan I.
5) Bertanggung jawab terhadap kelancaran skripsi.
6
b. Tugas dan kewajiban koordinator skripsi
1) Menerima daftar mahasiswa yang mengajukan skripsi dari ketua bagian
beserta daftar Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
2) Melaksanakan proses pengusulan dan distribusi pembimbing dan pembimbing
pendamping.
3) Membantu jalan keluar kepada Pembimbing dan pembimbing pendamping,
jika ada masalah dalam proses pembuatan skripsi.
4) Koordinasi pelaksanaan pembuatan skripsi.
5) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembuatan skripsi.
c. Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing Akademik
1) Dosen Pembimbing Akademik (DPA) dapat menanyakan kepada Dosen
Pembimbing dan Pembimbing Pendamping Skripsi dengan sepengetahuan
Ketua Bagian dan Koordinator Skripsi yang bersangkutan, jika mahasiswa
mempunyai hambatan dalam pembuatan skripsi.
2) Dosen Pembimbing Akademik dapat mengusulkan kepada Wakil Dekan I,
agar mahasiswa bimbingan akademiknya dipindah dari bimbingan skripsi di
bagian tertentu ke bagian lain atas dasar pertimbangan secara komprehensif.
d. Tugas dan Kewajiban Pembimbing Skripsi
1) Memeriksa dan menentukan kerangka skripsi yang diajukan.
2) Memberi petunjuk tentang cara:
a) Mendapatkan dan menentukan permasalahan dan judul.
b) Memperoleh pustaka yang diperlukan.
c) Mendapatkan bahan dan alat penelitian.
d) Mengerjakan penelitian.
e) Menyusun hasil penelitian.
f) Menganalisis hasil penelitian.
g) Menyimpulkan hasil penelitian.
h) Membuat bagan alir dan jadwal rincian penelitian.
3) Bertanggung jawab penuh pengesahan skripsi.
4) Menandatangani pengesahan skripsi.
5) Duduk sebagai ketua tim penguji.
e. Tugas Pembimbing Pendamping
1) Memberikan bimbingan secara aktif atas pelaksanaan yang digariskan
Pembimbing.
7
2) Memberi pengarahan pelaksanaan teknis pembuatan skripsi sesuai yang
digariskan pembimbing.
3) Membantu pembimbing dalam pelaksanaan penulisan skripsi sesuai yang
digariskan pembimbing.
4) Menandatangani pengesahan skripsi (mendukung persetujuan pembimbing).
5) Berfungsi sebagai sekretaris tim penguji.
f. Tugas Dosen Penguji
1) Menguji kemampuan mahasiswa dalam membuat skripsi.
2) Memberi penilaian yang obyektif terhadap mahasiswa sesuai denagn petunjuk
ujian skripsi.
3) Menyerahkan hasil penilaian dan menerima keputusan ketua penguji.
g. Tugas dan kewajiban mahasiswa
1) Secara aktif mempersiapkan rencana kegiatan penyelesaian skripsi.
2) Menerima penunjukkan tugas skripsi pada bagian yang telah ditentukan.
3) Mengisi formulir pendaftaran untuk pembuatan skripsi yang telah tersedia di
Seksi Pendidikan dan Kemahasiswaan.
4) Membuat bagan alir dengan memperhatikan contoh (Buku Evaluasi
Pelaksanaan Skripsi), agar skripsi tepat pada waktunya. Dianjurkan rencana
kegiatan dapat dilaksanakan kurang dari waktu yang ditentukan.
5) Menepati jadwal pertemuan skripsi yang telah disepakati bersama.
6) Mengikuti petunjuk Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
7) Batas waktu penyelesaian skripsi paling lama 4 (empat) semester untuk setiap
bagian, jika belum selesai dikirim kembali ke Wakil Dekan I untuk diproses
kembali.
8) Diwajibkan melaksanakan seminar/ ujian proposal, seminar/ ujian hasil
penelitian, dan ujian akhir skripsi. Pelaksanaan tersebut diserahkan kepada
kebijaksanaan masing-masing bagian.
B. PETUNJUK KHUSUS
Mahasiswa diwajibkan mengikuti tahapan-tahapan secara runtut atau
berkesinambungan dalam melaksanakan pembuatan skripsi, yaitu: tahap pertama wajib
membuat proposal dan tahap berikutnya membuat skripsi.
8
1. Format Penulisan Proposal
a. Bagian umum proposal
1) Sampul Luar
2) Judul
3) Halaman Pengesahan
4) Daftar Isi
5) Daftar Tabel
6) Daftar Gambar
7) Daftar Lampiran
b. Bagian batang tubuh proposal
1) Pendahuluan
a) Latar Belakang Permasalahan
b) Permasalahan
c) Tujuan Penelitian
d) Manfaat Penelitian
2) Tinjauan Pustaka
3) Landasan Teori dan Hipotesis
4) Metode Penelitian
5) Pembiayaan (jika perlu ditampilkan)
c. Bagian akhir proposal
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
2. Format Penulisan Skripsi
a. Bagian umum skripsi
1) Judul
2) Halaman Persyaratan
3) Halaman Pernyataan Berita Acara Ujian/ Kelulusan
4) Halaman Pengesahan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
5) Halaman Pengesahan Dekan
6) Halaman persembahan (kalau ada)
7) Halaman Pernyataan Keaslian Penelitian
8) Kata Pengantar
9) Daftar Isi
9
10) Daftar Tabel
11) Daftar Gambar
12) Daftar Lampiran
13) Daftar Arti Singkatan
14) Intisari
15) Abstrak
b. Bagian batang tubuh skripsi
1) Pendahuluan
a) Latar Belakang
b) Permasalahan
c) Keaslian Penelitian
d) Tujuan Penelitian
e) Manfaat Penelitian
2) Tinjauan Pustaka
3) Landasan Teori dan Hipotesis
a) Landasan Teori
b) Hipotesis
4) Metode Penelitian
5) Hasil Penelitian dan Pembahasan
a) Hasil Penelitian
b) Pembahasan
6) Kesimpulan dan Saran
a) Kesimpulan
b) Saran
c. Bagian akhir skripsi
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
3. Penjelasan Format Proposal dan Skripsi
a. Bagian umum
1) Sampul luar
Proposal dijilid dengan sampul luar kertas manila berwarna (tahun 2007
warna hijau tua; tahun 2008 warna hitam; tahun 2009 warna abu-abu muda;
10
tahun 2010 warna biru tua; tahun 2011 warna merah tua; tahun 2012 warna
hijau tua). Sampul luar diberi tulisan sama dengan yang tertera pada
halaman judul dan ditulis dengan tinta hitam atau emas.
Skripsi dijilid dengan sampul luar kertas tebal berlapiskan linen polos
berwarna (tahun 2007 warna hijau tua; tahun 2008 warna hitam; tahun 2009
warna abu-abu muda; tahun 2010 warna biru tua; tahun 2011 warna merah
tua; tahun 2012 warna hijau tua). Sampul luar diberi tulisan sama dengan
yang tertera pada halaman judul dan ditulis dengan tinta keemasan (kuning).
Tahun ditentukan oleh tahun kelulusan mahasiswa ujian skripsi.
2) Halaman sampul dalam atau halaman judul
Halaman judul baik pada proposal maupun skripsi harus memuat judul
proposal atau judul skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, nama penulis,
nomor mahasiswa (lengkap), Diknas, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun.
3) Halaman persyaratan
Halaman judul baik pada proposal maupun skripsi harus memuat judul
proposal atau judul skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, tujuan
pembuatan skripsi, nama penulis, nomor mahasiswa, Diknas, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun (contoh
lampiran II).
a) Judul proposal atau judul skripsi, harus menggambarkan dan sesuai
dengan ruang lingkup penelitian, baik dalam segi kuantitas maupun
kualitas sehingga tidak menimbulkan masalah (salah persepsi). Judul
dibuat sesingkat mungkin, dianjurkan terdiri dari sepuluh sampai dua
puluh kata dan tidak ada singkatan.
b) Lambang Universitas Gadjah Mada, bentuk lambang atau simbol harus
sesuai dengan bentuk yang resmi yang dipakai oleh Universitas Gadjah
Mada dengan ukuran garis tengah 6 cm.
c) Nama penulis harus ditulis lengkap dan tidak boleh disingkat, gelar
akademik yang telah diperoleh tidak boleh dicantumkan.
d) Nomor mahasiswa ditulis sesuai dengan kartu mahasiswa.
e) Tujuan pembuatan skripsi ditulis seperti contoh di dalam lampiran.
f) Tahun skripsi adalah tahun saat mahasiswa mempertahankan skripsi
dalam ujian akhir skripsi di depan tim penguji.
11
4) Halaman berita acara ujian/kelulusan
Halaman berita acara ujian/ kelulusan pada skripsi harus memuat judul
skripsi, lambang Universitas Gadjah Mada, nama penulis, nomor mahasiswa,
pernyataan kelulusan, tanda tangan tim penguji, Diknas, Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun.
5) Halaman pengesahan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping
Lembar pengesahan, lambang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
tanggal-bulan-tahun, persetujuan Pembimbing dan Pembimbing Pendamping.
6) Halaman pengesahan Dekan
Lembar pengesahan, lambang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
tanggal-bulan-tahun, persetujuan Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Gadjah Mada.
7) Halaman persembahan (kalau ada)
Penulis diberi keleluasaan untuk mencurahkan hati nuraninya dengan bahasa
tulisan yang tertuang dalam skripsi (maksimal satu halaman). Uraian dalam
halaman persembahan ini, harus disetujui oleh pembimbing. Meletakkan
tulisan dalam halaman persembahan bebas, (di kanan, kiri, tengah, atau
bawah).
8) Halaman pernyataan keaslian penelitian
Penulis harus secara jujur menyatakan keaslian penelitian, penelitian yang
dilakukan bukan merupakan jiplakan/ tiruan (plagiat) dari penelitian
terdahulu.
9) Kata pengantar
Kata pengantar berisi antara lain:
a) Beberapa penjelasan tentang alasan pemilihan masalah penelitian.
b) Ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terlaksananya skripsi.
c) Penjelasan-penjelasan lain, misalnya ada perubahan sedikit dari rencana
semula karena ada masalah atau kekurangan-kekurangan.
d) Kata pengantar tidak berisi kata-kata atau hal-hal yang bersifat ilmiah.
10) Daftar Isi
Berisi tentang gambaran menyeluruh skripsi yang diajukan dalam suatu
urutan butir-butir yang sistematis. Daftar isi diketik dengan jarak satu
setengah spasi, jika ada dalam satu sub bab di ketik satu spasi.
12
11) Daftar tabel
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat tabel. Penomoran tabel
dilakukan secara berurutan dan memuat judul tabel disertai dengan nomor
halaman yang bersangkutan, sedangkan antar baris dalam judul tabel
diketik satu spasi.
12) Daftar gambar
Bagian ini dibuat apabila dalam skripsi terdapat gambar atau grafik.
Memuat urutan dari judul semua gambar, baik yang berupa grafik, foto, dan
bentuk lain. Penulisan antara judul gambar diketik satu setengah spasi,
sedangkan antar baris dalam judul gambar diketik satu spasi.
13) Daftar arti singkatan
Daftar arti singkatan dibuat jika dalam penulisan terdapat lebih dari 5
singkatan istilah yang digunakan lebih dari satu kali. Singkatan disusun
secara alfabetis dan diberi kata perpanjangannya.
14) Intisari
Bagian ini memuat uraian singkat tetapi lengkap tentang:
a) Masalah yang dihadapi, ruang lingkup, serta tujuan yang hendak
dicapai.
b) Metode penelitian yang dipakai.
c) Hasil penelitian.
d) Kesimpulan.
Intisari ditulis tidak lebih dari 4 alinea dan berisi tidak lebih dari 250 kata.
Intisari diketik satu spasi dan harus lengkap memuat tujuan, materi dan
metode penelitian, serta hasil dan kesimpulan. Selain itu tidak disertakan
sitasi pustaka, merupakan empat alinea, dibatasi satu halaman atau sekitar
250 kata. Di bawah baris terakhir, ditulis Kata Kunci (Key Word) yang
terdiri dari beberapa kata (maksimal 6 kata) yang menyatakan ke dalam
indeks mana penelitian dapat dimasukkan. Kata pertama dari kata kunci
disarankan merupakan kata benda, karena kata kunci menyatakan indeks
suatu penelitian atau skripsi. Disarankan urut-urutan kata dalam kata kunci
mengacu pada urut-urutan objek, perlakuan, ubahan dalam penelitian,
bukan merupakan urutan kata muncul dalam judul penelitian.
13
15) Abstract
Abstract adalah sama dengan intisari, tetapi ditulis dalam bahasa Inggris.
Karena abstract merupakan terjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Inggris, dan isi berupa sesuatu yang sudah terjadi, maka
penerjemahan intisari harus menggunakan bentuk past tense.
b. Bagian batang tubuh
Bagian batang tubuh atau bagian utama suatu skripsi ditulis dengan huruf Times
New Roman ukuran 12, berisi:
1) Pendahuluan
Pendahuluan berisi uraian untuk menuju ke pokok persoalan yang
sebenarnya. Pendahuluan berisi:
a) Latar belakang masalah
Bagian ini berisi tentang alasan mengapa masalah yang dikemukakan
perlu diteliti. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu keterangan singkat
baik yang diperoleh dari pustaka maupun pengalaman pribadi yang
berkaitan erat dan melatarbelakangi masalah. Masalah timbul karena ada
kesenjangan antara fakta dan fakta, antara teori dan fakta, dll.
b) Perumusan masalah
Bagian ini memuat penjelasan mengapa masalah itu dipandang menarik,
penting, dan perlu diteliti untuk mencari pemecahannya. Perumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
c) Keaslian penelitian
Keaslian penelitian dikemukakan dengan menunjukkan bahwa masalah
yang dihadapi belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu atau
dinyatakan dengan tegas beda penelitian ini dengan penelitian terdahulu.
d) Tujuan penelitian
Bagian ini berisi penjelasan mengenai hasil yang akan dicapai.
e) Faedah dan manfaat yang diharapkan
Bagian ini berisi uraian faedah dan manfaat hasil penelitian bagi
pembangunan negara dan atau pengembangan serta penerapan ilmu
pengetahuan dan bagi masyarakat.
14
2) Tinjauan Pustaka
Bagian ini memuat uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian
yang didapat oleh penulis atau peneliti terdahulu yang ada hubungannya
dengan penelitian yang dilakukan.
3) Landasan teori dan hipotesis
Bagian ini terdiri dari landasan teori dan rumusan hipotesis.
a) Landasan teori
Landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun sebagai
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan
hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model
matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan
bidang ilmu yang diteliti. Dalam landasan teori tidak diperlukan penulisan
sumber pustaka.
b) Rumusan Hipotesis
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang dijabarkan dari landasan teori
dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, tetapi
masih perlu dibuktikan kebenarannya. Penelitian yang bersifat diskriptif
ada kemungkinan tidak memerlukan hipotesis.
4) Metode penelitian
Cara penelitian merupakan uraian terpadu dan sistematis mengenai cara
mengambil dan menganalisis data yang dikumpulkan. Metode penelitian
terdiri dari :
a) Jenis penelitian
Diterangkan jenis penelitian yang brnar – benar untuk memecahkan
masalah yang terkait dalam penelitianeksperimen, non eksperimen yang
terkait dalam penelitian
b) Identifikasi Variabel
Diterangkan macam – macam variable yang terlibat, minimal dua variable
yaitu variable pengaruh dan variable terpengaruh
c) Definisi operasional
Diterangkan secara jelas definisi operasional variable yang akan dipakai
dalam penelitian sehingga dapat dibaca alat ukur yang akan dipakai dan
data yang didapat.
15
d) Populasi / sampel / subjek / objek penelitian
Diterangkan ruang lingkup sasaran yang akan dicapai, baik yang
melibatkan masyarakat atau individu. Teknik pendekatan mendapatkan
sasaran tersebut perlu dijelaskan secara rinci.
e) Bahan dan alat
Bahan dan alat yang harus disajikan pada laporan terbatas pada bahan
(materi) dan alat utama yang diperlukan untuk penelitian dan harus
disebutkan spesifikasinya. Peneliti diwajibkan menyertakan gambar atau
bagan yang disertai keterangan rinci jika alat dibuat sendiri. Bahan alat
bantu tidak diuraikan dalam laporan.
f) Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian perlu dijelaskan jenis pendekatan yang dipakai untuk
mendapatkan data, melalui pendekatan laboratorium, klinik, survey,
observasi, dll.
g) Analisis data
Data yang didapat dianalisis statistic secara kuantitatif atau kualitatif,
selain itu dapat berupa analisis statistic parametric atau non parametric.
h) Alur Penelitian
Berisi gambar alur atau skema jalannya penelitian.
5) Hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang disusun terpisah
menjadi sub anak judul tersendiri (sub bab).
a) Hasil Penelitian
Bagian yang memuat hal yang diperoleh setelah penelitian dilakukan.
Hasil penelitian hendaknya disajikan dengan jelas, logis, berkaitan yang
satu dengan yang lain dan mengarah pada satu tujuan, sehingga mudah
dimengerti atau dapat memberi jawaban atas permasalahan yang sedang
diselidiki. Hasil penelitian dapat berupa gambar, table, foto, dan grafik
yang kesemuanya harus disertai nomor dan keterangan atau judul yang
jelas, sehingga dapat berdiri sendiri. Hasil dan kesimpulan analisis
statistik hendaknya ditulis secara jelas dan merupakan uraian dari hasil
penelitian.
16
b) Pembahasan
Bagian ini memuat tentang arti penemuan – penemuan yang telah
diperoleh, kelemahan – kelemahan yang ada, hubungan antara satu fakta
dengan fakta yang lain, baik fakta yang telah didapat maupun yang telah
ditemukan oleh peneliti terdahulu. Hipotesis yang telah diuji hendaknya
ditelaah secara kritis menurut alur yang logis, serta dikemukakan aspek –
aspek baru yang penting. Hipotesis yang diajukan dapat diterima atau
ditolak, beserta alasannya.
6) Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran diuraikan dalam anak sub judul yang terpisah.
a) Kesimpulan
Bagian ini memuat tentang keputusan hasil penelitian yang telah
dilakukan, arti hasil analisis yang telah diuraikan dan implikasi lanjut
yang diperlukan. Kesimpulan hendaknya diuraikan secara singkat, jelas,
padat menurut urutan yang sistematis. Kesimpulan itu penting, oleh
karena itu harus disebutkan dalam intisari dan pembahasan.
b) Saran
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, dan
ditujukan kepada para peneliti bidang sejenis yang ingin melanjutkan
atau mengembangkan peneliti yang telah dilakukan. Saran tidak
merupakan keharusan.
c. Bagian Akhir
1) Daftar pustaka
Bagian ini berisi sumber pustaka yang dipergunakan untuk keperluan
penelitian dimaksudkan agar para pembaca dapat menemukan kembali
sumber informasi yang dikemukakan atau menjadi dasar penelitian. Sumber
pustaka dapat berupa buku teks, monograf, majalah ilmiah/ jurnal ilmiah,
makalah seminar, laporan penelitian, website dan lain – lain. Sumber pustaka
hendaknya berasal dari kalangan terbaru. Daftar pustaka tidak bernomor dan
ditulis lengkap dengan menggunakan system nama tahun (system Harvaad)
sesuai urutan alfabetis.
17
2) Lampiran – lampiran
Berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian tetapi tidak perlu
dimasukkan dalam karangan utama, dapat ditulis pada lampiran. Lampiran
tidak perlu mengganggu isi karangan utama. Lampiran dapat berisi : Tabel
utama, perhitungan – perhitungan, bentuk – bentuk kuesioner, peta formulir,
dokumen asli dan lain – lain (bagian ini tidak selalu ada).
C. TEKNIK PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI
1. Aturan Umum
a. Bahan
Proposal dan bahan skripsi dibuat diatas kertas HVS (80 gram) warna putih,
diketik dengan tinta hita, dan dijilid rapi.
b. Ukuran Proposal dan skripsi
Proposal dan skripsi dibuat dengan ukuran kertas kuarto (21 x 28,5cm).
c. Tata cara pengetikan proposal dan skripsi
Pengetikan dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut :
1) Jenis huruf
a) Huruf Times New Roman ukuran 12
b) Huruf miring atau garis bawah dipakai untuk kata yang belum baku
dalam bahasa Indonesia.
2) Jarak baris
Jarak baris dibuat 2 spasi, kecuali kutipan langsung, daftar (table, gambar,
lampiran), dan keterangan gambar, intisari dan daftar pustaka, diketik
dengan jarak 1 spasi ke bawah.
3) Batas Tepi
Kiri 4 cm, atas 4 cm, bawah dan kanan masing – masing 3 cm.
4) Judul bab, sub judul, anak sub judul dan sub anak judul
a) Judul bab harus ditulis dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur
supaya simetris ditengah-tengah dan dicetak tebal, dengan jarak 4 cm
dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.
b) Sub judul ditulis simetris di tengah-tengah, semua kata dimulai dengan
huruf besar (kapital) kecuali kata penghubung dan kata depan, dan
semua dicetak tebal, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama
sesudah sub judul diketik mulai dengan alinea baru.
18
c) Anak sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri dan diberi garis bawah
atau dicetak tebal, tetapi hanya huruf pertama saja yang berupa huruf
besar, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak sub
judul dimulai dengan alinea baru.
d) Sub anak judul ditulis masuk (tab 1,0 cm), tidak diikuti dengan titik
dan diberi garis bawah atau dicetak tebal. Kalimat yang menyusul
kemudian, diketik ke belakang dalam satu baris dengan anak sub judul.
5) Penomoran halaman, gambar, dan table
a) Mulai dari halaman pertama, sesudah sampul depan sampai dengan
daftar lampiran (proposal) dan abstract (skripsi), halaman diberi nomor
urut dengan angka Romawi kecil (I, ii, iii dst).
b) Mulai Bab I sampai dengan halaman daftar pustaka diberi nomor urut
dengan angka Arab (1, 2, 3 dst).
c) Nomor halaman ditempatkan di sebelah tengah bawah untuk awal bab
dan selanjutnya pada bagian kanan bawah.
d) Nomor halaman diketik dengan jarak 1,5 cm dari bawah.
e) Tabel (daftar) diberi nomor urut dengan angka Romawi besar.
f) Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab.
g) Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi
kimia, dan lain-lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam tanda
kurung ( ) dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan.
h) Lampiran tidak diberi nomor halaman tetapi diberi nomor lampiran
dengan huruf Romawi besar_dan judul lampiran pada tepi kiri atas.
6) Bilangan dan satuan
a) Bilangan diketik dengan angka, kecuali bilangan, lambing, atau rumus
kimiawi pada permulaan kalimat harus dieja, misalnya Sepuluh ekor
tikus.
b) Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan dengan titik, misalnya
berat plak gigi 25,5 mg.
c) Satuan ditanyakan dengan singkatan resminya tanpa titik di
belakangnya, misalnya m,g, kg, cal.
19
7) Penulisan kata yang tidak termasuk bahasa Indonesia
Kata-kata asing, kata-kata dari bahasa daerah dan semua kata yang bukan
dari bahasa Indonesia harus dicetak miring (italic). Misalnya : et al.,
sundulen, mottled enamel.
8) Penulisan singkatan kata asing
Dalam penulisan karena keterbatasan tempat atau suatu pertimbangan lain
kadang-kadang diperlukan menyingkat kata. Penyingkatan kata-kata asing
sesuai dengan aturan yang sudah baku, misalnya: dentistry disingkat dent.
9) Lain-lain
a) Bab dan pokok isi harus menggunakan halamn baru.
b) Pengetikan tidak boleh bolak balik.
c) Kesalahan dibentuk sebelum skripsi dijilid.
d) Kalimat pertama setiap alinea diketik mulai tab 1 cm.
d. Bahasa
1) Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baku
dan benar (ada subjek dan predikat), agar lebih sempurna ditambahkan
dengan objek dan keterangan.
2) Bentuk kalimat
Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang kedua
(saya, kita, engkau, dan lainnya), tetapi dibuat berbentuk pasif. Penyajian
ucapan terima kasih pada prakata, kata saya diganti penulis.
3) Istilah
a) Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau sudah di Indonesiakan.
b) Istilah asing ditulis miring atau diberi garis bawah.
4) Kesalahan yang sering terjadi
a) Kata penghubung, seperti, sehingga, dan, sedangkan, tidak boleh untuk
memulai suatu kata.
b) Kata depan misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya,
misalnya diletakkan di depan subyek (akan merusak susunan kalimat).
c) Kata di mana dan dari, sering kurang tepat pemakaiannya, seperti kata
where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia bentuk
yang demikian tidak baku dan tidak boleh digunakan.
20
d) Awalan ke dan di harus dibedakan sebagai awalan kata kerja atau kata
depan (ke dan di untuk kata depan harus dipisahkan dari kata
dasarnya).
e) Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat.
e. Jumlah skripsi
Pada dasarnya jumlah yang ditentukan adalah lima buah (kecuali ada lembaga
di luar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada yang
memerlukannya) masing-masing sebuah untuk :
1. Perpustakaan
2. Penulis
3. Pembimbing
4. Pembimbing Pendamping
5. Bagian
Permohonan skripsi dari lembaga yang memerlukan, harus mengajukan
permohonan kepada Fakultas Kedokteran Gigi.
2. Aturan Khusus
a. Cara Penulisan referensi di dalam naskah (sitasi)
Sitasi ditulis dengan cara menuliskan nama penulis dan tahun terbitan (di dalam
kurung) setelah penulisan kalimat yang disitasi. Nama penulis yang terdiri dari 2
kata atau lebih, hanya disebutkan nama akhirnya saja. Penulis yang lebih dari 2
orang, yang dicantumkan hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan dkk.
Gelar kesarjanaan tidak boleh dicantumkan dalam penulisan.
1) Nama Pengarang yang disitasi dapat ditulis di permulaan, di tengah
atau di akhir kalimat
a) Nama pengarang ditulis pada permulaan kalimat.
Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama akhir
saja, kalau lebih dari 2 orang hanya nama akhir penulis pertama yang
dicacntumkan dan diikuti dengan dkk.
Contoh :
1) Menurut Calvin (1998)..........................
2) Craig dan Powers (2002) menyatakan bahwa....................
21
b) Nama Pengarang ditulis di dalam atau di tengah kalimat.
Pendapat ini sesuai dengan laporan hasil penelitian Finn (1994) yang
menyatakan bahwa erupsi gigi desidui pada anak perempuan lebih
dahulu dari pada anak laki – laki.
c) Nama pengarang ditulis pada akhir kalimat
Material cetak diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu elastis dan
non elastik (Combe, 1992).
2) Nama Pengarang lebih dari dua
Kalau nama pengarang lebih dari dua, cukup dicantumkan nama pengarang
pertama saja, disertai dengan kata et al. Atau dkk. Kata et al., adalah
singkatan dari et alii, yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
sebagai dan kawan-kawan (dkk).
Contoh :
Menurut Meisel dkk. (1996) bensin dapat dibuat dari methanol
.....................................................................................................
Yang membuat tulisan pada contoh berjumlah 4 orang, yaitu :
Meisel, S.L., McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz., P.B.
3) Satu Sitasi, lebih dari satu karangan
Satu kalimat sitasi yang merupakan suatu rangkuman yang mengandung satu
pengertian tetapi dari berbagai nara sumber yang menguraikan hal yang
sama, jika dikutip lebih dari satu nara sumber, maka diantara setiap nama
pengarang beserta tahunnya, diberi tanda titik koma (;). Misalnya : Kondisi
malnutrisi pada anak akan mempengaruhi kecepatan erupsi gigi
dan................. (Finn, 1994; McDonald, 1994).
4) Sitasi dari sitasi
Hal ini boleh dilakukan asalkan dalam keadaan terpaksa atau darurat
(misalnya : publikasi dari pernyataan yang ditulis tidak ketemukan). Hal ini
harus ada izin dari pembimbing.
Contoh :
Menurut Hardy (1989) di dalam buku karangan McDonald (1994) bahwa
erupsi gigi desidui dipengaruhi oleh masukan zat gizi. Kalimat ini dapat
ditulis dengan cara : Erupsi gigi desidui dipengaruhi oleh masukan zat gizi (
22
Hardy, 1989 cit. McDonald, 1990), berarti bahwa penulis tidak membaca
buku asli karangan Hardy (1989).
5) Sitasi dari situs internet
Situs internet yang tidak tercantum tahunnya, maka tahun yang
dicantumkanadalah tanggal, bulan, dan tahun saat mansitasi.
b. Cara Pembuatan table
Tabel merupakan susunan informasi berupa angka-angka, kata-kata atau
kalimat-kalimat pendek atau singkat yang diatur ke dalam kolom dan baris.
Maksud pembuatan tabel adalah untuk meringkas berbagai keteranganyang
diperoleh dari berbagai sumber dan meringkas hasil penelitian, sehingga pembaca
akan lebih sering memahami hasil penelitian.
Tabel ditempatkan di antara kalimat- kalimat yang membahas tabel itu sendiri
dan tabel diletakkan dekat sekali dengan pengantar tabel, agar lebih komunikatif
dalam membacanya. Antara kalimat sebelum dan sesudah tabel harus diberi jarak.
Tabel dibuat dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1) Judul tabel (daftar) ditempatkan diatas tabel (daftar), tanpa diakhiri dengan
tanda titik.
2) Tabel (daftar) tidak boleh dipenggal, kecuali kalau memang terlalu panjang,
sehingga tidak mungkin diktik dalam satu halaman panjang. Halaman
lanjutan tabel (daftar), diberi nomor tabel (daftar) dengan angka Arab dan
kata lanjutan tanpa judul.
3) Kolom – kolom didalam tabel diberi nama dan diberi garis vertikal agar
pemisahan antara kolom yang satu dengan yang lainnya cukup tegas.
4) Bila tabel (daftar) lebih besar dari ukuran lebar kertas sehingga harus dibuat
arah memanjang dari kertas, maka bagian tabel harus diletakkan disebelah
kiri kertas.
5) Garis batas dibuat di atas dan di bawah tabel (daftar) agar terpisah dari uraian
pokok dalam naskah.
6) Tabel (daftar) diketik simetris.
7) Tabel (daftar) yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan
pada lampiran.
8) Keterangan tabel ditulis di bagian bawah tabel.
23
c. Cara pembuatan gambar, grafik, dan foto
Gambar, grafik, foto dan sejenisnya diberi nomor urut tersendiri dengan angka
Arab. Semua gambar dan sejenisnya disebut sebagai gambar (artinya tidak
dibedakan) dan diberi nomor urut (Misal: Gambar 2, dan seterusnya). Pembuatan
gambar pada dasarnya memperhatikan hal – hal berikut:
1) Gambar tidak boleh dipenggal
2) Keterangan gambar dapat pula di tuliskan pada tempat – tempat yang kosong
di dalam gambar atau di bagian bawah gambar. Keterangan gambar jangan
ditulis pada halaman lain.
3) Gambar yang di lukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas
gambar diletakkan disebelah kiri kertas.
4) Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan sewajarnya (jangan terlalu
kurus atau terlalu gemuk).
5) Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan
intrapolasi atau ekstrapolasi.
6) Letak gambar harus diatur simetris.
d. Penulisan pengarang dalam pustaka
Semua penulis harus dicantumkan namanya di dalam daftar pustaka. Sumber
pustaka yang ditulis oleh sebuah lembaga, bukan seseorang, maka lembaga
tersebut dianggap sebagai penulis. Pustaka yang berasal dari suatu sumber yang
nama pengarangnya tidak dicantumkan, maka pada bagian yang seharusnya
dicantumkan nama pengarang, diganti kata anonim.
1) Nama penulis lebih dari satu suku kata
Nama penulis yang terdiri dari 2 kata atau lebih, cara penulisannya ialah
nama akhir diikuti dengan tanda koma, singkatan nama depan, tengah dan
seterusnya.
Contoh :
a) Michael Laudruf ditulis : Laudruf, M.
b) Donald Firgerald Othmer ditulis : Othmer, D.F.
2) Nama dengan garis penghubung
Nama penulis yang dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di
antara dua suku kata, maka keduanya dianggap sebagai satu suku kata, tidak
boleh dibalik.
24
3) Nama yang diikuti dengan singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan itu menjadi
satu dengan suku kata yang ada didepannya.
Contoh :
a) Mawardi A.I., ditulis Mawardi A.I.,
b) William D, Ross Jr, ditulis Ross Jr. W.D.
e. Penulisan daftar pustaka
Sumber pustaka berupa buku teks, monograf, majalah ilmiah/ jurnal ilmiah,
makalah seminar, laporan penelitian, website dan lain-lain, ditulis di dalam daftar
pustaka dengan cara yang berbeda-beda.
1) Pustaka yang berasal dari buku
Pustaka yang berasal dari buku teks pada prinsipnya ditulis dengan urutan:
nama penulis, tahun terbitan, judul buku, edisi, penerbit, kota penerbit dan
halaman. Judul buku dicetak miring. Kota penerbit ditulis hanya satu (yang
pertama disebut).
a) Buku yang ditulis oleh satu orang penulis
Lehner, T.,1992, Immunology of Oral Diseases, 3rd ed., Blackwell
Scientific Publication, Oxford, p. 11-12. Ini berarti:
Nama penulis : T.Lehner
Tahun terbitan : 1992
Judul buku : Immunology of Oral Diseases
Edisi : ke-3
Penerbit : Blackwell Scientific Publication
Kota penerbit : Oxford
Halaman : 11 - 12
b) Buku yang ditulis oleh 2 orang penulis :
Marsh, P., and Martin, M. V., 2000, Oral Microbiology, 4th ed., Wright
Publ., Oxford, p. 35-37.
c) Buku yang ditulis oleh 2 orang penulis:
Craig, R. G., Powers, J.M., and Wataha, J. C., 2000, Dental Materials
Properties and Manipulation, 7th ed., Mosby Inc., St. Louis, p.209-220.
25
2) Pustaka dari suatu abstract atau intisari
Pustaka yang berasal dari abstract atau intisari, dalam daftar pustaka perlu
dinyatakan dengan mencantumkan kata Abstr., atau intisari di dalam tanda
kurung.
Contoh :
Almquist, J. O., and Cunningham, D.C., 1986, Semen traits of beef bull
ejaculated frequently. J. Anim. Sci. 25:916 (Abstr.).
3) Lembaga sebagai penulis
World Health Organization, 1991, Oral Health Surveys, Basic Methods,
Geneva, p.17-21.
Ini berarti: Buku ini tidak dikarang oleh seorang penulis, tak dikenal siapa
pengarangnya. Nama penerbit tidak ada, kota penerbitnya adalah Geneva.
4) Pustaka dari sumber yang tidak diketahui pengarangnya
Sumber pustaka yang nama pengarangnya tidak dicantumkan, maka nama
pengarang ditulis anonim.
Contoh :
Anonim, 2005, Buku Statistik Kesehatan, Direktorat Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, h.15.
5) Buku yang ditulis beberapa penulis dengan editor
a) Craig, R.G., Powers, J. M., (eds.), 2002, Restorative dental materials,
11th ed., Mosby Inc., London, p.89.
b) Levin, R.J., 1984, Absorption from the alimentary tract. In: Physiology
and Biochemistry of the Domestic, Fowl, BM (eds.). Vol.5. Academic
Press, London, p.102.
6) Pustaka dari bab di dalam buku
Vessel, B.S., 1980, Gene enviroment Interaction in Drug Metabolism in
Clinical Pharmacology and Therapeutics, in Turner, p. (ed.): Clinical
Pharmacology and Therapeutics, Macmillan Publishing Co., London, p.63-
69.
Ini berarti: Turner, P. Melakukan editing dari beberapa karangan dalam satu
buku dengan judul : Clinical Pharmacology and Therapeutics, sedang
Vessel, B.S., adalah salah satu pengarang yang karangannya dikutip oleh
Turner, P. Yang terdapat pada halaman 63-69.
26
7) Pustaka dari buku yang diterjemahkan
Amerongen, A.V., 1991, Ludah dan Kelenjar Ludah (terj.), Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, h.37-41.
Ini berarti : buku ini dikarang oleh Amerongen AV dengan bahasa aslinya
adalah bahasa Asing. Buku tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia (penerjemahnya tidak ditulis) dan diterbitkan oleh Gadjah
Mada University Press di Yogyakarta.
8) Buku dan jurnal elektronik
Pustaka yang bersumber dari buku dan jurnal elektronik ditulis di dalam
daftar pustaka dengan susunan: penulis, tahun terbitan, judul buku, penerbit,
kota, alamat website, tanggal mengakses.
Contoh Buku elektronik :
Aghion, P., and Durlauf, S., (eds.), 2005, Handbook of economic growth,
Elsevier: Amsterdam, http://www.elsevierbooks.com. (04/11/2004).
Contoh Jurnal elektronik :
Hamilakis, Y., Pluciennick, M., and Tarlow, S., 2001. Academic
performances, artistic presentations, Assemblage, 6.
http://www.shef.ac.uk/assem/issue6/art_web.html, 08/07/2002.
9) Pustaka yang berasal dari jurnal
Pustaka yang berasal dari jurnal ditulis dengan urutan: nama penulis, tahun
terbitan, judul karangan, nama majalah, volume, nomor, dan halaman. Nama
jurnal dicetak miring dan disingkat sesuai dengan cara menyikat jurnal
menurut Index to Dental Literature terbaru, atau sesuai dengan singkatan
yang terdapat dalam jurnal itu sendiri (tidak diperbolehkan membuat
singkatan sendiri).
Parvinem, T., and Larmas, M., 2002, Age Dependency of Stimulated Salivary
Flow Rate, pH. And Lactobacillus and Yeast Concentration, J.Dent Res.,
9(61): 1052- 1057.
10) Pustaka yang berasal dari makalah seminar
Pustaka yang berasal dari kumpulan makalah seminar ditulis seperti buku
text dengan menambahkan informasi mengenai acara seminar tersebut.
Urutan penulisan adalah: nama penulis, tahun terbitan, judul tulisan, nama
editor, judul kumpulan naskah seminar/ judul seminar, penerbit (bila ada),
kota dan negara, halaman.
27
Contoh:
Bengtsson, S., and Solheim, B.G., 1992, Enforcement of data protection
privacy and security in medical informatics. in : Lun, K.C., (ed), Proceedings
of the 7th world congress on medical informatics, Geneva, 1561 – 1565.
11) Pustaka yang berasal dari laporan penelitian
Pustaka yang berasal dari laporan penelitian, tesis, atau disertasi ditulis
dengan susunan seperti buku, yaitu : nama penulis, tahun terbitan, judul
tulisan, jenis tulisan, penerbit/ institusi: kota, halaman.
Contoh:
Arimbi, B., 2007, Epitelisasi penyembuhan luka pada pemasangan perhiasan
tindik lidah, Tesis, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, h.15.
12) Pustaka dari risalah pada surat kabar
Sumber yang berupa surat kabar ditulis di dalam daftar pustaka dengan
urutan: nama penulis, tahun terbitan, judul tulisan, nama surat kabar, tanggal,
nomor dan halaman yang memuat judul berita tersebut.
Contoh:
Ali-Imran, 2004, Menggosok gigi dengan serabut kelapa cukup efektif bagi
penduduk di pedesaan terpencil, Kedaulatan Rakyat, 8 Agustus 2004. Tahun
ke-59. Nomor 301 : 15.
f. Cara penulisan lampiran
Lampiran dalam penulisan proposal maupun skripsi sangat diperlukan untuk
disajikan atau didokumentasikan secara leluasa. Lampiran kadang-kadang
diperlukan untuk menjelaskan prosedur laboratorium, klinik, kuesioner, skema,
denah, dan surat ijin, jika materi ini disajikan dalam batang tubuh akan
mengganggu kelancaran dalam membaca atau memahami proposal atau skripsi.
Format penulisan lampiran adalah bebas, tidak ada aturan dalam format,
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing materi.
28
D. PENUTUP
1. Ujian/ Seminar Proposal, hasil penelitian dan Skripsi
a. Pelaksanaan ujian
Pelaksanaan seminar dan atau ujian diserahkan pada kebijakan masing-masing
bagian, untuk ujian akhir skripsi, bagian wajib memperhatikan jadwal yudisium
yang disusun Wakil Dekan I.
b. Syarat ujian
Semua bahan seminar dan ujian proposal atau skripsi telah disusun dan
dinyatakan selesai oleh pembimbing dan pembimbing pendamping.
c. Seminar proposal dan seminar hasil penelitian
1) Seminar proposal dihadiri paling sedikit oleh pembimbing, pembimbing
pendamping dan satu dosen tamu.
2) Dapat dihadiri oleh para dosen di bagian masing-masing dengan status
sebagai korektor atau pemberi masukan.
3) Dapat dihadiri para mahasiswa peserta skripsi dari bagian yang
bersangkutan dengan status sebagai pemberi masukan.
d. Ujian proposal, ujian hasil penelitian dan ujian akhir skripsi
1) Ujian dilaksanakan oleh tim penguji yang terdiri atas pembimbing (sebagai
ketua), pembimbing pendamping dan salah seorang penguji tamu.
2) Penguji tamu diatur oleh masing-masing bagian melalui koordinator skripsi.
3) Nilai skripsi merupakan gabungan dari nilai ujian proposal, nilai seminar
hasil penelitian dan ujian akhir skripsi, dengan perbandingan bobot 25% :
25% : 50%
4) Bagi bagian yang tidak melakukan ujian proposal dan hasil penelitian
langsung nilai ujian akhir skripsi merupakan nilai skripsi (bobot 100%).
5) Hasil ujian diumumkan secara terbuka oleh Ketua Tim Penguji segera
setelah ujian selesai.
2. Cara Penilaian
a. Penilaian ujian proposal
Uian proposal penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60
menit diskusi), dan Penilaian proposal ditujukan pada:
1) Materi penulisan proposal dalam aspek: latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis,
metode penelitian dan tata tulis.
29
2) Presentasi dan diskusi (Kemampuan penyajian dan mempertahankan materi
proposal).
3) Nilai proposal ditulis dalam angka (nilai 60-100 dinyatakan lulus; nilai di
bawah 60 dinyatakan tidak lulus).
b. Penilaian ujian hasil penelitian
Ujian hasil penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60 menit
diskusi) dan penilaian hasil penelitian ditujukan dalam presentasi dan diskusi
mengenai:
1) Ketepatan metode penelitian
2) Kesalahan atau kesulitan yang dialami
3) Perubahan metode penelitian
4) Analisis hasil penelitian
5) Nilai ujian hasil penelitian ditulis dalam angka (nilai 60-100 dinyatakan lulus;
nilai di bawah 60 dinyatakan tidak lulus).
c. Penilaian ujian skripsi
Ujian skripsi penelitian berlangsung selama 90 menit (30 menit presentasi, 60
menit diskusi). Penilaian proposal meliputi:
1) Materi penulisan skripsi dalam aspek: latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis,
metode penelitian, analisis hasil, pembahasan, kesimpulan, saran dan tata
tulis.
2) Presentasi dan diskusi (kemampuan penyajian dan mempertahankan materi
skripsi).
3) Nilai ujian skripsi ditulis dalam angka (nilai 60-100), selanjutnya digabung
dengan nilai ujian proposal dan ujian hasil penelitian sesuai dengan bobot
masing-masing, setelah digabung nilai tersebut ditransfer ke nilai huruf
sebagai berikut:
A ≥ 80 --- lulus
B = 70-80 --- lulus
C = 60-69 --- mengulang
D ≤ 60 --- tidak lulus
(contoh lembar penilaian ujian : Lampiran XVI, XVII, XVIII dan XIX)
30
4) Nilai skripsi diserahkan ke Kasi Akademik dan Kemahasiswaan apabila
sudah dibendel dan ditandatangani oleh dosen pembimbing dan pembimbing
pendamping.
II. SANKSI
A. Surat Pernyataan
Sebelum melakukan atau memasuki proses pelaksanaan pembuatan skripsi,
mahasiswa diwajibkan membuat surat pernyataan sanggup menerima sanksi jika
melanggar peraturan skripsi dan etika ilmiah kedokteran gigi.
Adapun surat pernyataan berisikan :
1. Mematuhi peraturan pembuatan skripsi
2. Tidak sebagai plagiator
3. Tidak melanggar hak cipta
4. Tidak melanggar etika penelitian
5. Kesanggupan menerima sanksi
B. Jenis Sanksi
Sanksi diberikan kepada para peserta skripsi melalui tahapan sebagai berikut :
1. Sanksi berupa teguran pertama yang dilakukan oleh pembimbing dan
pembimbing pendamping, dan dilaporkan kepada Koordinator Skripsi dan Ketua
Bagian.
2. Sanksi berupa teguran kedua yang dilakukan oleh Pembimbing dan Pembimbing
Pendamping, dan dilaporkan kepada Koordinator Skripsi, Ketua Bagian dan
Wakil Dekan.
3. Sanksi berupa teguran ketiga yang dilakukan oleh pembimbing dan pembimbing
pendamping, dan dilaporkan kepada Ketua Koordinator Skripsi, Ketua Bagian
dan Dekan.
4. Sanksi hukuman berupa pengembalian peserta kepada Wakil Dekan I, setelah
melalui rapat Pembimbing, Pembimbing Pendamping, Koordinator Skripsi dan
Ketua bagian.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar